NovelToon NovelToon
Unwanted

Unwanted

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Purpledee

Trisha Adalah gadis yang tinggal di sebuah desa di australia, keluarganya sangat ketat dengan pergaulannya, ia bersama sepupunya Freya hanya di perbolehkan bekerja dirumah dan membantu pekerjaan rumah, bahkan ia tidak di perbolehkan untuk bekerja atau pun kuliah. Sampai di suatu ketika Freya membawa kabar bahagia pada Trisha bahwa ia akan menikah dengan seorang lelaki yang berasal dari ibu kota. Kedua keluarga membuat perjodohan itu, dan semuanya mulai di sibukan untuk acara pernikshsn, namun tanpa disangka-sangka Trisha bertemu dengan seorang lelaki tampan di sebuah toko kue. Pandangan mereka berdua bertemu, Trisha hanya memandang lelaki itu biasa saja, namun tidak dengan lelaki rupawan bernama Adrian, yang ternyata lelaki yang akan di jodohkan dengan Frey.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17. Melepas rindu

Suara burung yang saling menyapa di pagi hari mengawali hari Adrian yang bangun pagi mendahului istrinya. Ia meregangkan tubuhnya sambil berjalan menuju parkiran mobil-mobil, dimana ada Izel yang tengah bersantai bersama kopinya. “Ouh, tuan muda bangun terlalu pagi sepertinya. Kau mau pergi kemana sudah rapih seperti ini?” Ledek Izel.

 “Pergi kesuatu tempat…” Adrian menggerakan lehernya kekanan dan kekiri, terdengar suara gemelutuk tulang dari lehernya “Tubuhku terasa sakit semua.” Adrian mengeluh. Izet terkekeh sambil melihat Adrian dari bawah sampai atas. “It’s normal, untuk pengantin baru.”

 “Tidak, bukan karena hal itu… Huft sudahlah.” Adrian masuk kedalam mobil.

 “Eh, kita mau pergi kemana?”

 “Aku memesan beberapa makanan dari temanku, sekarang aku ingin mengambilnya.”

Izel masuk kedalam mobil dan menyalakan mesin mobil. Mobil itu melaju keluar dari mansion.

Satu persatu anggota keluarga Jeradin menaiki mobilnya masing-masing dan menjalani aktifitas mereka. Disisi lain Trisha masih tertidur pulas, meski matahari sudah mulai naik. Hal itu menjadi waktu tidur terlama dan ternyaman setelah ia tinggal di mansion, yaitu tidur sepuasnya. 

 Waktu menunjukan pukul sebelas siang, Suara telpon dari ponsel membuat Trisha terbangun. Tanpa membuka mata Trisha langsung mengangkat telpon itu. “Hallo?”

 “Kau masih tidur?”

 “Mn, kau menggangguku.”

 “Kau tidak turun kebawah untuk sarapan?”

Trisha langsung terperanjat dan melihat jam dinding yang menunjukan pukul sebelas.

 “Sialan, bukankah kau bilang tidak ada acara sarapan keluarga hari ini?” Trisha menggerutu panik. Namun dari sebrang sana terdengar Adrian tertawa dengan puas.

 “Tidak, tidak, tidak ada sarapan hari ini. Aku hanya bercanda.”

 “Kau!”

 “Dengar, sekarang kau bersiap dan temui aku di depan pintu gerbang kedua, oke?”

 “Kenapa?”

 “Oh my god! Please, jangan bertanya dan lakukan apa yang aku katakan, setidaknya kali ini saja.”

 “Kau ini tidak jelas.”

 “Istriku tercinta, datanglah ke pintu gerbang kedua di sebelah timur, aku yakin kau tau dimana letak gerbang kedua, kan?”

 “Iya, tap-”

 “Cepat datang aku tidak mau menunggu lama!”

 TUT…

Adrian memutuskan telpon begitu saja. Setelah tiga puluh menit berlalu, Trisha pun berjalan menuju pintu gerbang kedua yang ada di sebelah timur, ia menyapa seorang petugas keamanan disana, dan petugas itu dengan ramah membukakan pintu gerbang. Trisha nampak terkejut saat melihat Adrian melambaikan tangannya didalam sebuah mobil pajero berwarna hitam, Trisha mengedikkan bahunya sambil memutar bola matanya malas.

 Trisha masuk kedalam mobil itu dan menatap Adrian dengan nanar. “So? Kita mau kemana? Apa kita akan pergi ke suatu tempat?” tanya Trisha sambil merapikan rambutnya. “Kita akan mengunjungi ibu mertuaku.”

 “Aku akan menebas lehermu jika kau bercanda.” Ancam Trisha.

 “Hidupku milikmu sayang, lagi pula kenapa aku harus bercanda. Aku mendapatkan mobil ini dari Izel. Keluargaku tidak akan pernah membiarkan aku pergi kemana-mana tanpa supir. Kau mengertikan? kau tau Sekuat apa aturan di keluargaku? Jadi… jika kau suatu saat nanti membutuhkan bantuan kau harus mengatakannya padaku dulu.” Trisha menunduk mendengar perkataan Adrian, lalu Adrian meraih sesuatu dari arah sampingnya. “Sandwich. Aku tau kau belum sarapan.”

 “Terima kasih.” Trisha menggigit sandwich itu dengan gigitan besar. “Bagaimana dengan pekerjaanmu?” tambah Trisha. “Aku sudah meminta izin. Aku bilang aku sedang sakit, jadi mereka mengijinkan aku untuk tidak masuk bekerja.

 “Kau berbohong?”

 “Tidak akan ada yang terjadi, percayalah.”

Tidak memakan waktu satu jam, mereka sampai di sebuah apartemen mewah di tengah kota malbroune. Pandangan Trisha menyisir setiap sudut sebelum Adrian menariknya kedalam Lift. Lantai 35, lantai paling atas di apartemen mewah itu. “Adrian, ibuku tidak bisa tinggal disini dan begitu juga bibiku, tidak mungkin mereka tinggal disini.” kata Trisha, “Pamanmu yang menginginkan ini. Dia yang memilih tempat ini. Apartemen ini salah satu milik kakekku, jadi ya… begitulah.”

 Mereka berdua berhenti di sebuah pintu, dan Adrian menekan bel rumah itu dengan santai. “Lihat saja,” kata Adrian. Trisha nampak gugup saat menunggu seseorang didalam apartemen itu membukakan pintu. Adrian tersenyum, lalu mencubit pipi Trisha gemas.”Jangan sentuh-”

 Pintu itu terbuka, Trisha mendapati ibunya membuka pintu. “Ibu!” ia berhambur kepelukan sang ibu sambil menangis seperti anak kecil yang sangat merindukan ibunya. “Bagaimana kabarmu nak?” tanya Alya. “Aku sangat merindukan ibu,” ujar Trisha disela tangisnya. Ayla mengecup pipi putrinya itu beberapa kali. “Sayangku, putriku.”

 “Ayo nak masuklah.”

Adrian dan Trisha pun masuk. Trisha nampak terperangah dengan kemewahan apartemen itu, dan bibi Cylin menyambutnya  di ruang tengah. “Bibi,” Trisha berhambur kepelukan bibinya. “Bagaimana kabarmu nak?”

 “Aku baik bi, bagaimana dengan bibi.”

 “Bibi baik-baik saja.”

Adrian melempar senyum pada bibi Cyline. “Selamat datang nak.” Sapanya. “Aku harap kalian nyaman tinggal disini.” kata Adrian. “Ini sudah lebih dari cukup nak.”

 “Bibi dimana Fr-”

 “Aku disini, Trish.” Freya datang dari arah dapur, Trisha berlari kecil dan memeluk Freya dengan penuh kerinduan. “Aku dangat merindukanmu, Frey.” kata Trisha. Freya menghapus air mata Trisha dengan lembut.

 Adrian yang melihat itu nampak menundukan kepalanya, dan sesekali melihat Freya dan Trisha. “Selamat datang,” kata Freya. Mereka berdua melemparkan senyuman canggung. “Terima kasih.”

Trisha menggandeng Freya dan ibunya. “Bibi aku ingin membicarakan sesuatu dengan mereka,” kata Freya meminta Izin. “Tentu saja” Trisha membawa mereka ke balkon, sementara Adrian hanya berbincang-bincang dengan bibi Cylin di ruang tengah.

Kebahagiaan nampak jelas di wajah Trisha yang terus tersenyum, begitu pun dengan ibunya dan juga Freya. “Bagaimana perjalanan kalian menuju Malebroune, ceritakan padaku.” pinta Trisha penasaran. Namun keduannya nampak tersenyum pahit. “Ada apa?” tanya Trisha. “Apa kau ingin menceritakannya, Frey?” tanya Alya. Trisha menoleh pada Freya, seolah-olah mereka nampak menyembunyikan sesuatu darinya. “Katakan padaku! Ada apa?” tanya Trisha tak sabaran.

“Nak, orang orang desa terus mengatakan jika mereka tidak menyukai Freya, mereka mengucilkan Freya disana dan menyebarkan gosip yang tidak-tidak tentangnya.” ujar Alya. Freya mengangguk mendengar penjelasan ibunya lalu menoleh pada Freya yang nampak menunduk. “Aku mengerti, mereka semua pasti menggunjingkan keluarga kita.” kata Trisha. “Kau benar, tapi mereka membicaran aku sampai titi dimana mereka menyebutku sebagai seorang pelacur.” 

“Apa? Apa yang katakan? Jangan bicara seperti itu.”

“Ya, apakah kau mengerti sekarang? Kita pindah kesini karena hal itu, Ayah meminta bantuan pada tuan Runo agar kami bisa pindah. Ayahku sudah malu karena aku.”

Trisha terkekeh tidak habis fikir. “Sudah, sekarang kita masuk.” ajak Ayla. Trisha dan ibunya bangkit tapi tidak dengan Freya yang enggan untuk masuk kedalam. “Frey? Ayo.”

 “Aku lebih baik disini.”

 “Apa yang kau katakan? Ayo!”

Trisha mengulur kan tangannya dan Freya menyambutnya dengan ragu. Mereka berkumpul di ruang tengah. Namun tiba-tiba saja kepala Alya terasa pening “Ibu? Ibu pusing lagi?” tanya Trisha Khawatir. “Biar aku ambilkan obat bibi.” kata Freya lalu pergi. “Hari ini kita ke rumah sakit ya?” bujuk Trisha. 

 “Itu bagus, bu. AKu bisa mengantar ibu kerumah sakit.” tambah Adrian.

 “Tidak usah, nanti juga hilang sendiri sakitnya.” Alya tersenyum tidak ingin Trisha mengkhawatirkannya.

 “Em, aku ingin kekamar mandi sebentar.” izin Adrian

 “Iya, silahkan.” kata Cylin mempersilahkan.

Adrian pergi, menuju kamar mandi dekat dapur, namun tak sengaja ia bertemu dengan Freya. “Freya!” seru Adrian. “Iya?” jawab Freya. Pergi ke kamar mandi hanyalah sebuah alasan agar dia bisa bicara secara pribadi dengan Freya, untuk menyelesaikan kesalah pahaman. “Aku sebenarnya ingin menemuimu, ada yang ingin aku bicarakan.” kata Adrian.

 “Baiklah.” kata Freya canggung.

 “Ya… Aku minta maaf sebesar besarnya padamu. Aku tidak ingin ada kesalah pahaman di antara kita. Karena kita keluarga sekarang.”

 “T-tidak tidak. Kau tidak perlu meminta maaf. Aku menumpahkan kopi pada hari itu karena kegugupanku.”

 “Tidak, tidak ada hubungannya dengan kejadian itu. Sebenarnya saat hari lamaran itu bukan pertama kalinya aku melihat Trisha, itulah kenapa aku memilih Trisha.  ”

 Freya nampak tidak mengerti apa yang Adrian katakan, “Bukan pertama kalinya?” ulang Freya. “Pertama kali aku bertemu dengan Trisha di sebuah toko, kami bahkan bertengkar kecil saat itu. Aku jatuh cinta padanya saat pertama kali bertemu dengannya.”

 Freya terdiam kaku, wajahnya nampak Syok. “Apa dia tidak memberi tahumu?” tanya Adrian. Trisha menggeleng gugup, lalu tersenyum pahit “T-tidak, tentu saja dia memberitahuku. Aku pikir kau ingin mengatakan apa. Kau tidak perlu Khawatir, tidak ada masalah di antara kita.” kata Freya.

 “Baiklah, terima kasih.”

Adrian pun pergi, tapi Freya masih terdiam ia tidak menyangka jika Trisha pernah bertemu dengan Adrian sebelumnya, dan tidak mengataka apa pun tentang semua itu padanya.

...○○○...

To Be Countinue...

1
Wahid Hidayat
Biasa
Wahid Hidayat
Buruk
miilieaa
belum bisa move on dari Andrian /Sob/
miilieaa: ditunggu novel berikutnya kak /Heart/
PURPLEDEE ( ig: _deepurple ): wahh makasih dh mampir kak 😭💜
total 2 replies
Ika Nurpitasari
ceritanya menarik kak, aku juga mampir🌟🌟🙏🙏
PURPLEDEE ( ig: _deepurple ): makasih dh mampir kak🤗
total 1 replies
Manik🌼
1 iklan untuk kamu🥰
PURPLEDEE ( ig: _deepurple ): mkasih kak😍
total 1 replies
Manik🌼
waduh lama amat ya🙈
Manik🌼
aku mampir ya
Manik🌼: sama samaa🥰🏵️
PURPLEDEE ( ig: _deepurple ): makasih dh mampir kak🤗
total 2 replies
PURPLEDEE ( ig: _deepurple )
makasih dh mampur kak💜🤗
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: semangat✌
total 1 replies
miilieaa
mau tau visual nya viona dong thor
miilieaa: ditunggu yaa thor /Heart/
PURPLEDEE ( ig: _deepurple ): oke, nanti aku spil kak para character nya kak👍🏼
total 2 replies
miilieaa
wah karya baru yaa thor 🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!