Sebuah ramalan kemunculan raja iblis berhasil membuat dunia kacau balau akibat kemunculan para monster, makhluk mistis serta fenomena alam baru.
Untungnya manusia masih memiliki secercah harapan. Mereka adalah para manusia yang berhasil membangkitkan kekuatan hebat, mereka disebut Awakening.
Akan tetapi, apakah secercah cahaya itu dapat mengalahkan kegelapan yang begitu besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galaxy_k1910, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cannibal Child 2
Malam hari, daerah Gunung Tua, kota Ujung Batu.
Di sebuah rumah makan yang buka 24 jam, terlihat Angelina, awakening yang mampu membuka portal tengah duduk dan memakan daging sapi dan kentang tumbuk.
Srek!
Pintu kaca rumah makan terbuka otomatis, memperlihatkan seorang pria dengan seragam berlambang Federasi Awakening berlari ke arah Angelina.
Wajahnya terlihat pucat Pasih seolah habis melihat hantu.
"Gawat, Angelina! Korban dari Cannibal Child kembali ditemukan!"
Tangan Angelina yang hendak memasukkan potongan daging terhenti. "Huh?"
"Guildmaster memintamu untuk segera membuka portal agar para polisi dan tentara bisa mengamankan kota ini sesegera mungkin."
Angelina melirik piringnya sekilas. "Aku akan ke sana 10 menit lagi. Oh ya, Anton, katakan pada para polisi untuk segera memberitahu masyarakat waspada dan tetap diam di rumah."
Pria yang di panggil Anton itu mengangguk. "Baik!!"
5 menit sudah berlalu.
Angelina mendesah pelan sambil meletakkan garpunya. Suara langkah kaki beberapa pengunjung menggema di lantai rumah makan yang mulai sepi.
Beberapa pengunjung yang tersisa tampak tak acuh, tenggelam dalam makanan atau obrolan pelan, belum menyadari betapa genting situasi di luar sana.
Mereka semua adalah penduduk biasa yang merasa aman karena rumah mereka berdekatan dengan kantor Federasi di kota Ujung Batu.
"Cannibal Child, huh?" gumam Angelina pelan, nyaris seperti berbicara pada dirinya sendiri.
Tangan kirinya mengusap lambang kecil yang terukir di balik sarung tangannya, simbol kekuatan yang memberinya kemampuan membuka portal. Tapi di balik kemampuan itu, ada beban yang tak bisa dia abaikan.
Setelah beberapa detik, Angelina berdiri dan melangkah keluar dari restoran.
Udara malam kota Ujung Batu terasa dingin menusuk kulit, aroma hujan yang akan datang mengisi hidungnya. Langit gelap tanpa bintang, hanya cahaya bulan seakan ikut memberi peringatan bencana yang akan datang.
Tap!
Tap!
Angelina berjalan menuju lapangan terbuka di dekat gedung Federasi, tempat biasanya dia membuka portal. Di kejauhan, dia bisa mendengar sirene yang mulai bersahutan, tanda bahwa aparat keamanan sedang bergerak cepat sesuai instruksi. Suasana malam yang tenang kini dipenuhi kegelisahan.
"Hm? Bukankah aku mengatakan pada Anton untuk menyuruh para polisi mengevakuasi para warga?"
Angelina sedikit kebingungan.
Wanita itu pun menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat kedua tangannya.
Ruang di depannya mulai bergetar halus, diikuti oleh cahaya redup yang memancar dari telapak tangannya. Pelan-pelan, muncul 4 titik bercahaya berwarna kemerahan.
Keempat cahaya itu mulai membentuk sebuah pusaran di bagian tengah lalu bergerak menjauh, membuat portal menjadi lebih besar agar bisa dilewati oleh kendaraan militer dan petugas.
Mata hijaunya menatap portal yang sudah terbuka sepenuhnya, kilatan kemerahan yang menyeruak dari dalamnya seperti pusaran bintang.
"Sudah selesai, sekarang giliran mereka," bisiknya pelan.
Portal itu sudah Angelina atur untuk terbuka di lapangan dekat dengan gedung Federasi di ibu kota.
Ketika Angelina baru saja berbalik untuk kembali ke rumah makan, sebuah suara serak dan pelan terdengar dari balik semak-semak.
"Angelina..."
Dia terhenti. Jantungnya berdebar kencang.
Suara itu ... bukan suara yang seharusnya berada di sana. Suara itu terdengar akrab, tapi juga salah. Angelina menggertakkan giginya, menguatkan dirinya untuk menoleh.
Di balik semak, samar-samar, terlihat sosok seorang anak kecil. Tubuhnya kurus dengan pakaian compang-camping, dan di tangannya, bercak darah segar terlihat mengalir perlahan.
Mata anak itu menatap kosong ke arah Angelina.
Siapa sangka dia akan langsung muncul di sini. Cannibal Child.
Angelina mulai menyadari kepergian Anton yang hilang entah ke mana.
"Jangan bilang dia bisa—" pikir Angelina.
Tapi sebelum dia bisa menyelesaikan kalimat di dalam kepalanya, anak itu berlari ke arah portal dengan kecepatan yang tak terduga. Sang Cannibal Child melompat, tepat ketika Angelina melangkah mundur untuk menjaga portal di belakangnya.
Sring!
"Anak ini!"
Sang Cannibal Child berhasil menggores pipi mulus Angelina. Tentunya wanita itu tak tinggal diam. Dia melayangkan tendangan keras pada perut sang lawan.
Buugh!
Angelina tahu ini akan menjadi pertarungan yang tidak mudah.
Cannibal Child, seorang buronan yang sempat bertarung dengan Angelina 3 tahun lalu. Walau usianya saat itu baru berusia 10 tahu, kemampuan pisau anak itu setara dengan tentara profesional.
"Ah~ aku lapar," gumam sang Cannibal Child.
Mata kosong anak itu melirik ke arah rumah makan terdekat. Dia merasakan ada beberapa manusia di dalam sana.
Tap!
"Tidak akan aku biarkan!"
Whuus!
Ruang yang berada di depan Cannibal Child bergerak dan langsung membuka portal. Di saat yang bersamaan muncul portal lain di depan Angelina.
Wanita itu dengan sigap melayangkan pukulan keras ke arah kepala Cannibal Child yang baru saja keluar dari portal.
Buugh!
Bruk!
Badan anak kecil itu terlempar masuk kembali ke dalam portal dan mendarat di tanah dengan kasar. Anak laki-laki itu meringis sakit.
"Ah~ aku tidak suka kasar pada anak-anak," ujar Angelina sambil mengibaskan tangannya pelan.
Anak kecil bertubuh kurus itu kembali berdiri. Dengan darah yang merembes keluar dari hidung dan mulutnya, ia menatap Angelina dengan tatapan kesal.
Teriakan kesal pun terdengar.
Telinga Angelina mendengar suara orang-orang dari dalam rumah makan yang hendak keluar. Dia kemudian melirik anak laki-laki yang sedang berlari ke arahnya.
"Dia sengaja," batin Angelina panik.
Tang!
Bunyi besi bertabrakan terdengar. Angelina mengeluarkan sebuah tongkat besi yang bisa memanjang untuk menahan pisau dapur Cannibal Child. Itu tongkat besi yang sama dengan yang ia berikan pada Ekilah.
Cannibal Child melompat mundur dan dengan cepat melakukan serangan lain.
Whuus!
Angelina membuat portal lain, membuat Cannibal Child melewati dirinya.
Wanita itu tidak bisa langsung membawa Cannibal Child ke jeruji besi karena tiap penjara di negri ini dipasangi sebuah mantra yang membuat para awakening tidak bisa menggunakan kemampuannya.
Tang!
Mata hijau Angelina melirik ke arah sekumpulan orang yang keluar dari rumah makan. Mata sang Cannibal Child pun ikut melirik ke rumah makan.
"Ini kesempatan!"
Buugh!
Angelina memukul wajah anak laki-laki berusia 13 tahun itu dengan keras.
Mungkin terdengar kejam tapi Angelina tak peduli. Di tambah lagi, anak itu bukan orang yang sama dengan yang dulu Angelina lawan.
"Dia mengalami kebangkitan rupanya," batin Angelina melirik tangannya yang kebas.
Tangan kiri Angelina mengambil sebuah alat berbentuk seperti uang koin namun ukurannya sebesar genggaman tangan. Angelina menekan tombol berwarna hijau untuk memanggil bala bantuan.
"Huaa! Sakit!" Sang Cannibal Child berteriak.
"HEI! Apa Yang Terjadi Di Sana!?" Salah satu orang di rumah makan berteriak.
"KEMBALI KE DALAM!" Angelina balas berteriak tak kalah keras.
"Tunggu dulu nona Angelina, apa yang anda lakukan pada anak kecil itu?!"
Bukannya masuk ke dalam seorang pria malah membentak balik Angelina dengan nada menuduh. Seorang pelanggan wanita lain merekam kejadian itu secara live di internet.
Angelina berdecak kesal. Inilah alasan kenapa dia tidak suka melawan anak kecil.
Mata Cannibal Child tertuju pada warga biasa itu. Segera anak laki-laki itu berlari ke arah mereka dengan cepat.
"Dasar-"
Whuus!
Angelina langsung membuka portal. Sayangnya refleks anak laki-laki itu sudah berkembang, dia melompat tinggi untuk melewati portal.
Tak tinggal diam, Angelina langsung membuka portal di bawah kakinya. Dalam sekejap mata, Angelina muncul di depan orang-orang itu.
Sring!
Karena kurang sigap ia tak sengaja terkena serangan sang Cannibal Child.
Crat!
Darah segar merembes keluar dari luka sayatan panjang di lengan kanan Angelina. Melihat itu sontak para warga berteriak ketakutan.
Sang Cannibal Child tak tinggal diam. Dia mengejar masuk beberapa warga ke dalam rumah makan. Hal itu membuat Angelina panik bukan main.
Ketika wanita itu hendak masuk sebuah meja terlempar ke arahnya.
Braak!
"Ugh," Angelina meringis.
Tangan dominan yang terluka membuat Angelina kesulitan untuk membuka portal.
"Kyaaa!"
Sambil meneguhkan tekad, Angelina melapisi lukanya dengan energi lalu mengangkat kedua tangannya. Dengan sisa-sisa kekuatannya Angelina membuat sebuah portal berbentuk kotak yang cukup besar tepat di bawah kaki sang Cannibal Child.
Whuus!
Sebagai bentuk serangan terakhir, Cannibal Child melemparkan pisau dapurnya tepat mengenai bahu kanan Angelina.
Portal pun langsung menghilang ketika Cannibal Child masuk ke dalamnya. Para warga yang berkumpul di sudut ruang makan mulai menerka-nerka keadaan.
Buk!
Angelina menyandarkan punggungnya ke dinding rumah makan. Dengan luka sayatan panjang di lengan serta pisau dapur yang masih menancap di bahunya, Angelina kini tidak bisa merasakan tangan kanannya.
Suara sirine ambulan dan polisi mulai terdengar di telinga Angelina.
Wanita itu segera mengambil alat komunikasinya.
"Tes tes! Ini Angelina. Suruh para awakening militer untuk berpatroli di seluruh kota Ujung Batu. Lalu, untuk para tentara, suruh mereka memeriksa tiap rumah warga. Sang Cannibal Child telah berhasil melarikan diri dariku."
Langkah kaki dari sekumpulan orang terdengar. Mereka adalah para tentara dari pangkalan militer terdekat.
Mereka langsung masuk ke dalam mengingat pintu rumah makan sudah hancur akibat lemparan meja oleh Cannibal Child tadi.
"Anda... Nona Angelina!"
Salah satu tentara yang mengenali rupa Angelina itu langsung menyuruh rekannya membawa tim medis.
Mata hijau Angelina melirik ke seorang wanita yang merekam kejadian pertarungannya dengan Cannibal Child tadi.
"Ah, pasti dunia Maya akan ribut," batin Angelina.
Tepat seperti dugaan wanita itu. Video tentang pertarungan antara Angelina melawan Cannibal Child sukses menjadi tranding topik di negara Mandaraka ini.
- Gila! Padahal gua pikir Cannibal Child itu cuman julukan doang. Gak nyangka ternyata memang anak kecil.
- Iya tuh, kalau gak salah dulu berita tentang Cannibal Child gak serame sekarang soalnya yang jadi korban cuman sedikit.
- Buset! Jadi harus makan banyak korban dulu baru viral?! Warganet kemana aja sih? Sibuk sama berita artis-artis gak jelas kah?
- omong-omong yang ngelawan Cannibal Child itu Angelina kan? Wanita yang punya kemampuan buat bikin portal itu loh.
- Bener. Awalnya gua pikir dia hebat tapi ternyata kemampuannya cuman segini.
- Jangan menghina dong, walau fakta sih wkwk.
- Lama kelamaan awakening dari daerah Gunung Tua makin lemah aja ya.
- Jangan lupakan Lonan dong, dia kan dari daerah Gunung Tua juga.
- Halah paling cuman modal tampang doang dia mah!