NovelToon NovelToon
The Constellation : Legenda Zodiak

The Constellation : Legenda Zodiak

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Preman / Penyelamat
Popularitas:274
Nilai: 5
Nama Author: Banu Sahaja

Di Sektor 5, kekuasaan, loyalitas, dan reputasi adalah segalanya. Setelah cedera menghentikan karier balapnya, Galang kembali ke kota asal hanya untuk mendapati jalanan dikuasai oleh 12 geng brutal, dipimpin oleh Blooded Scorpio yang kejam. Ketika sahabatnya, Tama, menjadi korban, Galang terpaksa kembali ke dunia balapan liar dan pertarungan tanpa ampun untuk mencari keadilan. Dengan keterampilan balap dan bela diri yang memukau, ia menantang setiap pemimpin geng, menjadi simbol harapan bagi banyak orang di tengah kekacauan. Namun, musuh terbesar, Draxa, pemimpin Blooded Scorpio, menunggu di puncak konflik yang dipenuhi pengkhianatan dan persatuan tak terduga, memaksa Galang menghadapi bukan hanya Draxa, tetapi juga dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banu Sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Balapan Strategi Kota Malam

Malam itu, Sektor 5 terbungkus dalam gelap yang hanya diterangi oleh lampu jalanan yang berkedip-kedip. Kota ini terasa berbeda, seperti ada sesuatu yang tak terlihat mengintai dari balik setiap sudut. Angin dingin membawa aroma aspal yang basah, menambah nuansa tegang yang melingkupi dojo kecil Galang.

Tama mondar-mandir di halaman, matanya terus melirik ke arah jalan di depan dojo. Ia sudah cemas sejak Reno ‘Flow’ Kencana datang beberapa malam lalu, meninggalkan ancaman samar yang terus menghantui mereka. Galang, di sisi lain, tampak tenang seperti biasa, duduk di dekat motornya sambil memeriksa rantai Honda CBR 1000RR Fireblade-nya.

“Kamu yakin ini bukan jebakan?” tanya Tama akhirnya, memecah keheningan.

“Ini pasti jebakan,” jawab Galang tanpa mengalihkan pandangannya dari motornya. “Tapi kita tidak punya pilihan.”

Tama mendengus, memukul tangannya sendiri dengan frustrasi. “Mereka sengaja ingin kamu kehilangan kendali. Mereka ingin kamu bermain di permainan mereka.”

“Aku tahu,” jawab Galang singkat, lalu berdiri. Ia menatap Tama, matanya memancarkan keyakinan yang tak tergoyahkan. “Tapi jika mereka pikir aku akan menyerah hanya karena tekanan, mereka salah besar.”

 

Suara mesin motor mendekat dari kejauhan, semakin keras dan bergema di udara malam. Galang dan Tama menoleh bersamaan, melihat tiga motor besar meluncur menuju dojo. Lampu depan mereka menyilaukan, tetapi dari bentuk siluetnya, Galang tahu itu adalah anggota Aquarius Wave.

Motor-motor itu berhenti di depan dojo, dan salah satu pengendaranya—seorang pria dengan tubuh jangkung dan jaket kulit abu-abu—turun. Ia membuka helmnya, memperlihatkan wajah tajam dengan senyuman kecil di bibirnya. Galang mengenalnya. Itu Reno.

“Galang,” sapa Reno sambil berjalan mendekat. Suaranya tenang, tetapi ada nada ancaman yang tersembunyi di dalamnya. “Aku harap kau sudah siap.”

Galang menatap Reno tanpa berkata apa-apa. Ia hanya memasang helmnya dan menyalakan Fireblade-nya. Suara mesin motor itu langsung memenuhi udara, seperti raungan predator yang bersiap menyerang.

Reno tertawa kecil. “Bagus. Tapi kali ini, kita tidak akan bermain biasa.” Ia menunjuk ke arah jalan kota yang terbentang di depan mereka. “Lintasan ini adalah jalur kota malam. Jalanan yang penuh dengan tikungan tajam, persimpangan sempit, dan jebakan yang hanya dikenal oleh mereka yang memahaminya. Kalau kau ingin menang, kau harus lebih dari sekadar cepat. Kau harus pintar.”

Tama maju ke arah Reno dengan wajah marah. “Kau mencoba menjebaknya!”

Reno hanya mengangkat bahu. “Ini bukan soal jebakan. Ini soal siapa yang bisa berpikir lebih baik di bawah tekanan.” Ia melirik Galang dengan senyum tipis. “Kau siap, Galang?”

Galang mengangguk pelan. “Aku selalu siap.”

 

Lintasan dimulai dari jalan utama kota, lalu berlanjut ke lorong-lorong sempit yang diapit oleh gedung-gedung tua. Galang dan Reno berdiri sejajar di garis start, sementara dua anggota Aquarius Wave berdiri di sisi jalan, memegang bendera untuk memulai balapan.

“Jangan anggap enteng aku, Galang,” kata Reno sambil mengenakan helmnya. “Aquarius Wave tidak pernah kalah di lintasan ini.”

“Semua orang bisa kalah,” balas Galang dingin.

“Bersiaplah untuk membuktikan itu.”

Bendera diturunkan, dan kedua motor melesat bersamaan. Yamaha MT-10 SP milik Reno langsung menunjukkan akselerasi brutalnya, meninggalkan Galang beberapa meter di belakang. Suara mesinnya yang halus tetapi bertenaga menggema di sepanjang jalan, membuat beberapa penonton yang berdiri di pinggir jalan bersorak kagum.

Namun, Galang tidak panik. Ia tahu bahwa ini hanyalah awal. Dengan pengalamannya sebagai pembalap profesional, ia menjaga kecepatan stabil, membiarkan Reno memimpin sementara. Ia memanfaatkan waktu itu untuk mempelajari lintasan, mengamati setiap tikungan dan rintangan di depannya.

 

Jalan pertama adalah lintasan lurus yang diikuti oleh persimpangan tiga arah. Reno meluncur ke kanan tanpa ragu, mengambil jalur sempit yang diapit oleh dinding gedung. Galang mengikutinya dengan hati-hati, menjaga jarak untuk menghindari jebakan yang mungkin telah dipersiapkan.

Ketika mereka mencapai tikungan tajam pertama, Reno menunjukkan keunggulannya. Dengan kelincahan luar biasa, ia memiringkan motornya hingga hampir menyentuh tanah, melibas tikungan itu tanpa kehilangan kecepatan. Galang mengikuti dari belakang, tetapi ia mengambil sudut yang lebih lebar, memanfaatkan momentum untuk menjaga stabilitas motornya.

Di jalur berikutnya, Reno mencoba menghalangi Galang dengan mengambil jalur tengah. Tapi Galang tidak terpengaruh. Ia mempercepat motornya, mengambil sisi luar tikungan dengan presisi sempurna, mendekati Reno dengan cepat.

Sorakan dari anggota Aquarius Wave semakin keras saat mereka melihat kedua motor itu saling mendekat, seperti dua peluru yang berlomba menuju target yang sama.

 

Lintasan semakin sempit, dengan jalur-jalur yang hanya cukup untuk satu motor. Reno mencoba memperlambat motornya di depan Galang, memaksa Galang untuk menyesuaikan kecepatannya. Tapi Galang melihat celah kecil di sisi kanan, dan tanpa ragu, ia meluncur masuk, mendahului Reno dengan gerakan yang sangat terukur.

“Brengsek!” maki Reno di balik helmnya, menekan gas lebih keras untuk mengejar.

Sekarang Galang memimpin, tetapi ia tahu Reno tidak akan menyerah. Yamaha MT-10 SP itu kembali mendekat di lintasan lurus berikutnya, suaranya menggelegar seperti ombak besar yang siap menghantam. Reno mencoba menyalip dari sisi kiri, tetapi Galang menjaga posisinya dengan sempurna, memaksa Reno untuk mengambil jalur lebih lebar di tikungan berikutnya.

 

Jalan terakhir adalah bagian paling berbahaya dari lintasan ini. Sebuah lorong gelap yang diapit oleh dinding beton di kedua sisinya, dengan tikungan tajam di ujungnya. Reno, yang sudah terbiasa dengan lintasan ini, mencoba langkah terakhirnya. Ia mempercepat motornya hingga maksimal, mencoba menyalip Galang dari sisi dalam.

Tetapi Galang sudah memprediksi langkah itu. Dengan refleks yang luar biasa, ia memperlambat motornya sesaat sebelum tikungan, memaksa Reno untuk mengambil jalur yang lebih dalam. Ketika Reno kehilangan keseimbangan sejenak, Galang meluncur keluar dari tikungan dengan kecepatan penuh, meninggalkan lawannya di belakang.

Ketika Galang melintasi garis finis, sorakan meledak dari kerumunan. Reno tiba beberapa detik kemudian, menghentikan motornya dengan kasar. Wajahnya terlihat serius, tetapi tidak ada kemarahan di dalamnya—hanya rasa kagum yang tersirat.

 

Reno turun dari motornya, berjalan ke arah Galang dengan langkah pelan. Ia melepas helmnya, memperlihatkan senyum kecil yang tidak terlihat sebelumnya. “Kau menang,” katanya akhirnya. “Tapi aku tidak akan berhenti di sini.”

Galang menatap Reno dengan tenang. “Kau tahu apa yang harus kau lakukan.”

Reno mengangguk. “Aquarius Wave akan mundur. Untuk sekarang.” Ia menatap Galang lebih lama, seolah mencoba memahami sesuatu. “Tapi kau berbeda dari yang lain. Dan itu membuatku ingin mencoba lagi suatu saat nanti.”

Galang tidak menjawab. Ia menaiki motornya kembali, meninggalkan lintasan tanpa berkata apa-apa. Di dalam dirinya, ia tahu bahwa Reno adalah tipe lawan yang tidak akan pernah benar-benar berhenti. Tetapi untuk malam ini, kemenangan adalah miliknya.

 

1
penadau
keren banget, di tunggu updatenya!
Banu Sahaja: terima kasih 😘💕
total 1 replies
Focarix
Semangat bang cerita nya bagus
Banu Sahaja: terima kasih banyak, tunggu updatean selanjutnya yaa...cerita ini adalah salah satu cara saya untuk pulih
total 1 replies
Sara la pulga
Sumpah keren banget, saya udah nungguin update tiap harinya!
Banu Sahaja: makasih banyak yaa, aku nangis baca komen ini
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!