seorang anak yang memiliki kelebihan bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam dan hewan-hewan, hingga dia dianggap gila oleh warga desa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 : Liburan (2)
Suara deringan hp membangunkan sari dari tidurnya, setengah sadar sari mengangkat teleponnya.
Sari “assalamualaikum, ibu”
Ayu “ibu sama papa berangkat, oh iya kamu baru bangun ya”
Sari “iya bu, ibu sama papa hati-hati di jalan,
Ayu “iya, assalamualaikum”
Sari “waalaikumsalam”
Sarah “siapa sih kak, pagi-pagi kayak gini telpon”
Sari “ibu dik, papa sama ibu sudah berangkat dari rumah dik”
Sarah “emang jam berapa sih ini kak”
Sari “jam 6 pagi dik”
Sarah “ahhh, tidur lagi ah,”
Sari “katanya kamu mau ikut istrinya pak soleh”
Sarah “oh iya, tapi sedikit malas aku kak”
Sari “bangun-bangun, gak enak kamu yang mau kan semalam”
Sarah “iya-iya”
sari dan sarah bangun untuk mandi, sekalian menjalankan ibadah, setelah selesai sari membangunkan mawar, sedangkan sarah langsung kerumah pak soleh
Sari “mau kemana kamu dik”
Sarah “kerumah pak soleh lah”
Sari “emang kamu berani:
Sarah “berani lah, sarah ini, kakak pikir ini sapa”
Sari “jangan takabur”
Sarah “iya-iya”
Sari “ya sudah hati-hati kamu”
sarah pun pergi kerumah pak soleh, sedang kan sari masih mebangunkan mawar, setelah mawar bangun sari hanya duduk-duduk di depan rumah menunggu mawar untuk ke rumah pak soleh.
Mawar “sudah siap sar, hari ini kita kemana sar”
Sari “kita ke rumah pak soleh dulu, kita sarapan, kalau aku sih mau ikut danu ke ladang, kalau kamu mau ikut, atau istirahat saja dirumah dulu”
Mawar “ah kalo dirumah saja aku boring lah sar”
Sari “ya sudah kamu ikut saja sama aku ke ladang”
Mawar “keladang lagi ya nanti aku ganggu kamu sama danu”
Sari “ya tidak lah, kita kan disini mau liburan”
Mawar “hehehe, tadi malam saja muka kamu cemberut, waktu danu nyuruh kita masuk”
Sari “yah dia saja yang kurang mengerti sih, padahal aku masih rindu”
Mawar “jangan terlalu egois sari, terkadang yang berlebihan itu tidak baik, sama halnya seperti jerry, keputusan danu itu sangat benar, coba kau pikir-pikir lagi”
Sari “hmmm, iya juga ya, makasih ya kak mawar”
Mawar “tidak usah panggil kakak lagi, panggil mawar saja”
Sari “ok, gimana mau ikut ke ladang kan”
Mawar “iya sudah aku ikut deh”
Sari “ya sudah kita kerumah pak soleh, nanti keburu siang”
Mawar “baiklah, ayo capcuss”
sari dan mawar berjalan santai menuju rumah pak soleh, untuk sarapan pagi, setelah sampai langsung makan dan membawa makanan untuk danu yang berada di ladang,
Sari “danu istirahat dulu kita makan cemilan dulu”
Danu “iya sari”
danu segera memberhentikan pekerjaannya langsung ke bale-bale, kali ini danu mengungkapkan sayangnya kepada dari dengan memegang kepala sari sambil sedikit mengacak-ngacak rambut sari”
Sari “aduh jadi berantakan rambut aku”
Danu “hehehe, kan masih bisa di rapikan loh sari”
Mawar “hmmm, masih bisa saja menunjukkan kasih sayang mu danu, walau dalam keadaan ada aku disini”
Danu “hehehe, jangan terlalu diharapkan, dia sudah suka dengan satu orang walau orang itu sudah mencintai orang lain juga, begitu rumit ya percintaan manusia ini”
Mawar terkejut, ekspresi danu biasa saja, seperti tidak ada sedikitpun rasa cemburu
Mawar “kok kamu tau dan”
Danu “semalam kau pancing aku untuk memberitahukan itu, sekarang kamu terkejut, jadi aneh”
sari menutup mulutnya sambil tertawa
Sari “hehehe, sudah-sudah nanti mawar makin bingung danu”
Mawar “bukan nanti, sekarang juga bingung loh sari, kok danu tau sih, danu apa kamu gak cemburu”
Danu “bukan tidak cemburu, setiap manusia punya cemburu, tetapi ketika kepercayaan itu sudah diberikan sepenuhnya, aku yakin dia menjaga kepercayaan itu buat aku”
Mawar “kalau dia menyia-nyiakan kepercayaan kamu bagaimana”
Danu “aku tinggal bilang, dia bukan yang terbaik untuk ku, tuhan memberikan yang aku butuhkan, bukan yang aku mau”
Mawar “ semudah itu danu”
Danu “iya, ada yang mudah ngapain cari yang sulit”
Mawar “aku salut dengan kamu dan, kamu beruntung sari, mendapatkan seperti danu, jika kamu mengecewakan danu, aku yang akan gantikan kamu”
mawar terang-terangan berbicara hal yang sensitif didepan mereka
Sari “semoga tidak war, aku sudah berjanji dengan alam, dan alam menyaksikannya”
Mawar “memang gila kalian, makin bingung aku”
Danu “sudah-sudah, aku mau lanjut lagi pekerjaan ini, sar kamu ajak mawar ke pohon beringin, lebih tenang disana”
sari mengajak mawar menghilangkan penat di bawah pohong beringin di dekat sungai, mereka berbincang-bincang tentang danu, sedangkan sarah hanya di rumah pak soleh, membantu istrinya pak soleh, hari mulai sore danu menyusul sari dan mawar”
Danu “sari, mawar ayo kita pulang”
Sari “iya danu, mawar ayo kita pulang”
Mawar “ok, tenang juga ya di sini, seperti hilang semua permasalahan yang ada di kepala”
mereka beranjak pulang, karena sudah sore, sesampainya mereka bertiga di rumah sudah disambut dengan sarah, sarah memang sudah dari tadi pulang.
Sarah “hmmm, enak ya, kok lama kali kakak pulang nya”
Mawar “maaf sarah keenakan duduk di bawah pohon beringin, tenang kali kalau duduk di situ, hilang semua penat-penat yang ada didalam kepala”
Sarah “iya awas, nanti malah kepalanya yang hilang, hehehe, bercanda kak”
Sari “hus, sembarang aja kamu ngomong nya sarah”
Sarah “orang bercanda kok kak”
Danu “sudah-sudah, masuk mandi dulu sar, nanti habis magrib aku kesini lagi seperti semalam”
Sari “iya”
mereka melakukan aktivitas seperti semalam, setelah pulang dari rumah pak soleh, danu hanya berdua dengan sari duduk didepan rumah, sedangkan sarah dan mawar tidur,
Danu “mawar sama sarah mana sar”
Sari “mereka sudah tidur”
Danu “oh ya sudah”
Sari “oh iya danu, aku mau tanya benar kamu mau ajak mereka berkemah di hutan”
Danu “iya sar, memang kenapa, kamu khawatir ya”
Sari “iya sih dan, yang aku takutkan harimau datang menghampiri kamu”
Danu “tidak mungkin sari, mereka juga mengerti kok, asal dari kita yang pergi tidak ada pikiran yang buruk”
Sari “mudah-mudahan dan”
Danu “iya”
Sari “dan yang kita bahas tadi siang di bale-bale itu benar dan”
Danu “benar sar, memang kenapa sar”
Sari “tidak apa-apa dan”
Danu “kamu ragu dengan aku ya sar, aku juga sempat ragu, ketika angin membisikan aku tentang kamu di kota, sampai-sampai aku pergi kedalam hutan dan menginap di sarang harimau untuk menenangkan diri”
Sari “ah, yang benar kamu danu, aku juga bingung danu ada yang mau aku tanyakan dengan kamu dan”
Danu “apa itu sar” danu hanya pura-pura tidak tahu
Sari “waktu itu, aku termenung, karena aku rindu dengan kamu, terus aku ingat kata kamu, jika aku rindu sampaikan saja dengan angin, terus aku sampaikan resah dan gelisah di hati ku, tak lama aku mendengar samar-samar suara angin menyampaikan, dia berkata ‘rindu kamu sudah aku sampaikan, danu juga merindukan kamu’ seperti itu aku mendengarnya”
Danu “hmmm, iya itu benar adanya, kan sudah sering aku beritahu, jika kita mendengarkannya pakai hati bukan pakai telinga, kita akan mendengar suara-suara mereka”
Sari “benar juga ya dan, tapi hanya sekali itu saja dan, seterusnya biasa saja dan”
Danu “suara bisikan itu yang membuat aku masuk kedalam hutan lagi sari, rasa cemburu ku yang besar hampir saja membuat aku hilang akal, untung saja ada pohon beringin dan yang lainnya”
Sari “iya maaf kan aku ya dan”
Danu “bukan kamu yang salah kok sar, aku saja yang sangat cemburu, padahal kamu sudah mempertahankan kepercayaan yang aku beri kepada kamu, maaf kan aku jika aku tidak mau ke kota, maaf kan aku juga aku sudah membuat kamu selalu merindukanmu, dan maaf kan aku juga sudah membuat kamu risau dengan keadaan aku disini, apa kamu terima permintaan maafku ”
Sari “kamu tidak salah danu, aku tau kamu hanya ingin melindungi desa ini dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, aku hanya ingin kamu menerima ini untuk kita berhubungan jarak jauh”
Danu “biak lah aku akan terima hp ini, agar kamu tidak terlalu khawatir dengan aku”
Sari “terimakasih sayang. kamu sudah mau mengerti kerisauan ku selama ini”
Danu “iya bawel ku”
danu langsung sedikit mengacak-acak rambut sari,
Sari “boleh aku menyandar di bahu kamu”
Danu “boleh silahkan bawel ku”
sarah “cie-cie yang lagi mesra-mesraan, ingat sudah malam”
rupanya sarah dari tadi terbangun, melihat pintu belum tertutup jadi sarah menguping pembicaraan danu dan sari
sari “sudah sana, jangan iri ya sarah, wek”
Sarah “dasar, salah juga aku, kalau menasehati orang yang lagi kasmaran, percuma, tapi ingat sudah malam kak, besok papa sama mama sampai jangan sampai kita kesingan, yang ada kita kenapa repetan mama”
Sari “iya juga, benar kamu dik, ya sudah, aku masuk dulu ya dan, nanti aku telpon kamu lagi”
Danu “iya bawel ku”
Sarah “cie-cie panggilannya uda beda”
Danu “hehehe, kamu juga mau di panggil apa sama kakak sarah, apa mau dipanggilkan harimau malam ini”
Sarah “ah, kakak yang ngada-ngada saja kakak ini, sudahlah gak asik”
Danu “iya-iya, si comel ku yang imut” danu sambil mencubit pipi sarah” jangan ngambek ya”
Sarah “ok kakak ku yang ganteng”
Danu “kakak pulang ya, assalamualaikum”
Sari dan sarah “waalaikumsalam”
Sari “hati-hati ya”
Danu “iya”
Waktu mereka sarapan di rumah pak soleh, hp sari berbunyi, ia melihat ibunya nelpon,
Ayu “assalamualaikum, sari ibu sama papa agak telat sampainya, paling siang ibu sama papa sampainya”
Sari “oh ya sudah bu, tidak masalah, yang penting ibu sama papa hati-hati di jalan ya”
Ayu “iya, assalamualaikum”
Sari “waalaikumsalam”
Sarah “siapa kak”
Sari “ibu dik, katanya ibu, siang ibu sama papa baru nyampe karena mereka semalam istirahat di hotel”
Sarah “oh, ya sudah, jadi kita kemana hari ini”
Mawar “ kita di rumah saja, nunggu om sama tante saja”
Sari “benar itu, kalau nanti kita keluar, pas papa sama ibu nyampe kan gak enak”
Sarah “ya sudah kalau gitu”
Sari “oh iya pak soleh, hari ini mau kemana pak”
Pak Soleh “paling mau lihat ladang aja neng, sudah beberapa hari tidak ke ladang neng”
Sari “kami pamit pulang dulu ya pak, mau nyantai dirumah saja, sekalain nunggu papa sama ibu”
Pak Soleh “iya neng”
Mereka bertiga beranjak dari rumah pak soleh kembali kerumah untuk menunggu pak abizar dan ibu ayu, matahari mulai naik tak berselang lama pak abizar dan ibu ayu sudah sampai.
Sarah “itu mobil papa kak”
Sari “iya”
Terparkir lah mobil mewah di depan rumah, pak abizar dan ibu ayu keluar dari mobil.
Sarah “mah mana barang-barangnya biar kami angkat”
Ayu “itu di belakang”
Sari “papa sama ibu langsung masuk aja dulu, istirahat sebentar, baru kita ke rumah pak soleh, karena sudah disiapkan makan siang nya”
Abizar “yah, si soleh lah ini, kebiasaan kayak papa siapa aja”
Sari “itu tadi pesan pak soleh pah, sama sari”
Abizar “ya sudah, angkat sekalian peralatan camping kalau tuh di bagasi mobil”
Sari “iya pah”
Mereka bertiga mengangkat barang-barang yang dibawa, setelah selesai, mereka langsung ke rumah pak soleh, sementara pak soleh da danu sudah di rumah menunggu pak abizar dan ibu ayu.
Ayu “assalamualaikum”
Pak soleh “waalaikumsalam, masuk bu”
Ayu “iya, yah kok sudah siap semua”
Istri Pak Soleh “iya bu sesekali bu, ibu juga jarang-jarang kemari kan”
Ayu “jadi ngerepotin saja”
Abizar “iya ini soleh, lain kali jangan seperti itu ya”
Pak Soleh “yah tidak apa-apa lah pak, benar kata istri saya, orang sesekali nya bapak sama ibu ke sini”
Ayu “terus selama beberapa hari ini mereka makan di mana bu”
Istri Pak Soleh “iya disini lah bu, ya seperti ini, enak bu rame-rame, jarang juga rumah saya rame, sementara anak saya di pesantren bu”
Ayu “kakak, adik, hmmm, pinter ya”
Sari dan sarah pandang-pandangan,
Sarah “habislah kita kak”
Abizar “eh danu, kamu apa kabar”
Danu “sehat pak, kabar bapak sama ibu sehat kan”
Abizar “Alhamdulillah sehat kok”
Pak Soleh “iya sudah pak, ayo kita makan nanti keburu dingin, gak enak nanti pak makanya”
Abizar “iya-iya soleh”
Mereka pun makan bersama, bagaikan keluarga besar, mereka makan di bawah, walau pun masakan desa abizar terlihat begitu lahap makannya, melihat suasana seperti ini, abizar menahan sedihnya, ia teringat masa lajangnya dengan mamat, setelah makan selesai mereka masih berbincang-bincang.
Abizar “oh iya danu nanti sore selepas asar kita ziarah, ke makam bapak mu”
Danu “iya pak”
Abizar “nanti kamu tidak usah ke ladang lagi kamu di rumah saya aja dulu, kuta istirahat di sana saja, sekalian melepas rindu dengan sari, yah mana tau beberapa hari ini kurang hehehe”
Danu “bapak bisa aja bercanda, sudah pak”
Terlihat raut wajah sari terlihat malu ketika papa nya ngeledek anak nya itu,
Ayu “mas ini ada saja, lihat tuh wajah ayu sampai merah”
Abizar “biarin mah, memang papah mau jodoh kan dia dengan danu, papa gak setuju kalau dia dengan orang lain, gimana danu kamu mau kan sama anak bapak yang manis itu”
Danu “hmmm, siapa yang gak mau pak sama sari”
Abizar “gimana soleh, mereka cocok kan, semua nanti papah yang atur sari danu, tapi selesaikan kuliahmu dulu sari”
Sari “iya pah”
Abizar “ya sudah, soleh kami pulang dulu mau istirahat sebentar, terimakasih jamuannya”
Pak Soleh “iya pak, sama-sama”
Abizar “kami pulang ya, assalamualaikum”
Pak Soleh “waalaikumsalam”
Abizar dan keluarganya bersalaman dengan pak soleh dan istrinya, lalu mereka langsung pulang dan beristirahat sambil menunggu sholat ashar.
Abizar dan ayu beristirahat di kamarnya sedangkan sari dan danu duduk di teras rumah, sarah lagi asik telponan di ruang tamu sedangkan mawar golek-golek di kamarnya.
Sari “danu apa tanggapan kamu, tentang perkataan papa tadi”
Danu “iya bagus lah, yang kamu harus selesaikan kuliah dulu kan hehehe”
Sari “kamu ini, orang aku lagi serius kok, kamu malah bercanda”
Danu “iya aku serius, iya kalau sekarang pun aku siap, sekarang kamu nya siap tidak, kalau cuma suami seorang petani kuno”
Sari “aku gak masalah, kalau kamu sebagai petani, yang penting kamu sayang dengan aku”
Danu “iya, siap kan saja kuliah kamu, kamu kan pernah janji dengan aku, kalau kau akan merubah anak-anak di desa ini, benarkan”
Sari “iya danu”
Danu “makanya kamu harus fokus kuliah dulu ya, kamu hanya bisa telepon aku waktu malam, itu pun sehabis shalat isya”
Sari “iya”
Danu “kalau kamu melanggar janji ini, aku akan kembalikan hp ini dengan kamu”
Sari “iya loh sayang, danu aku ingin kayak seperti dulu, duduk berdua di pohon beringin, lihat harimau, terus main di sungai, dan naik motor berdua lihat layar tancap”
Danu “iya, nanti ya kalau ada waktu aku akan penuhi semuanya”
Kepala sari langsung bersandar di pundaknya danu,
Sari “dan kalau kita menikah nanti kamu mau punya anak berapa dari aku”
Danu “mulai dek ngomongnya yang aneh-aneh”
Sari “siapa yang aneh, ini kan cuma pertanyaan lih danu, biar aku mempersiapkan diri aku”
Danu “iya loh bawel ku, kalau aku sih mau berapapun, yang penting kamu tidak repot untuk mengurusnya, walau kita berdua sama-sama mengurusnya, tapi kan kamu yang selalu sering dengan anak-anak kita nanti”
Tiba-tiba sarah langsung menyambar perkataan danu dan sari,
Sarah “mentang-mentang sudah di restui sama papa, kakak sudah cerita mau minta berapa anak, kuliah dulu woy”
Saring langsung beranjak dari duduknya mengejar sarah,
Sari “dasar ikut campur aja kamu ya”
Sarah “mah, pah , lihat ini kak sari”
Sari “hus. Papa sama ibu lagi tidur kasihan mereka lagi istirahat”
Sarah “ iya-iya”
Mawar “ada apa ini”
Sari “gak ada apa-apa cuma bercanda, biasa sarah ganggu orang lagi pacaran”
Mawar “memang lah kalian berdua ini, kalau gak berantem gak senang, aku beberapa hari disini ikut kalian macam sudah kayak keluarga, aku senang banget”
Sari “sudah-sudah, kita di luar saja yuk”
Sarah “iya”
Mereka bertiga pun duduk di teras rumah, sambil bercanda, suara adzan ashar sudah terdengar waktunya sholat sudah masuk
Sari “dik bangunkan papa dan ibu”
Sarah “iya kak”
Mereka sholat ashar berjamaah, setelah sholat ashar mereka langsung berziarah ke makam bapaknya danu, setelah selesai mereka kembali ke rumah, sesampainya di rumah ayu menginstruksikan agar sarah, sari dan mawar membantu di dapur untuk masak makan malam sedangkan abizar dan danu duduk di ruang tamu sambil berbincang-bincang.
Abizar “danu nanti malam kamu tidur di sini saja ya, kan besok kalian harus pergi ke hutan untuk camping”
Danu “iya pak”
Abizar “sekalian ada yang harus om ceritakan ke kamu”
Danu “iya pak”
Sari “ini kopi nya pak”
Abizar “makasih ya”
Sari “diminum tuh ya dan, aku yang buat loh”
Danu “iya”
Setelah selesai danu mengambil barang-barang di rumahnya lalu balik ke rumah pak abizar, mereka melakukan ibadah magrib dan isya bersama bahkan makan juga bersama, mereka seperti keluarga yang sangat harmonis, didalamnya ada candaan, ada gurauan, masa-masa ini membuat abizar tak ingin mengakhirinya, para wanita sudah masuk kekamar semua, tinggal danu dan abizar, sebelum tidur abizar menceritakan tentang persahabatan dia dengan bapak nya danu. Malam itu sangat hening dan kesediaan hadir dari danu dan abizar
Danu “terimakasih pak bapak sudah menceritakannya semua, walau danu terkadang mendengar bisikan-bisikan dari alam, terkadang ada yang harus danu tau dari mereka dan harus tau dari manusia”
Abizar ”bapak mengerti, bapak percaya semua yang danu miliki, pesan bapak tetap jaga hutan ini”
Danu “iya pak, sekali lagi terimakasih sudah percaya dengan saya”
Abizar “iya anak ku”
Sebelum danu pamit untuk tidur danu memeluk pak abizar,
Danu “om, bapak tidak pernah cerita ini semua”
Abizar “sudah-sudah, istirahat lah kamu, besok kalian akan menempuh perjalanan lumayan capek, om sudah menganggap kamu sebagai anak om”
Danu “makasih om”
Danu tidak bisa menahan kerinduannya kepada bapaknya, sehingga menetes air matanya, Abizar menahan sedih nya agar dia bisa menguatkan danu.