NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi CEO Dingin Itu

Dipaksa Menikahi CEO Dingin Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: lilyxy

Dijual oleh ayah tirinya pada seorang muncikari, Lilyan Lutner dibeli oleh seorang taipan. Xander Sebastian, mencari perawan yang bisa dinikahinya dengan cepat. Bukan tanpa alasan, Xander meminta Lily untuk menjadi istrinya agar ia bisa lepas dari tuntutan sang kakek. Pernikahan yang dijalani Lily kian rumit karena perlakuan dingin Xander kepadanya. Apa pun yang Lily lakukan, menjadi serba salah di mata sang suami. Xander seakan memiliki obsesi dan dendam pribadi pada hidupnya. Bagaimanakah nasib Lily yang harus menjalani pernikahan dengan suami dinginnya? Haruskah ia bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lilyxy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Sesaat Lily bingung dengan telepon yang tiba-tiba itu. Dia bahkan melupakan sejenak tujuan awalnya untuk membatalkan pernikahan. Gadis itu malah sibuk memperhatikan lingkungan sekitar.

"A-aku. Aku ada di... , ah sebentar. Ada apa Tuan? Kenapa mencari ku?" Lily malah balik bertanya.

"Saya diperintahkan oleh Tuan Sebastian untuk menjemput Nona dan membawa Nona ke Mansion nya. Ada harus bersiap-siap malam ini, Nona."

Lily tentu saja bingung dengan agenda apa yang sebetulnya akan dilaksanakan nanti malam. Kenapa dan untuk apa juga dia harus pergi ke mansion dan bersiap-siap.

 Lily jadi menduga kalau agenda yang asisten itu maksudkan adalah malam pertama keduanya. Membayangkannya saja sudah sukses membuat Lily bergidik ngeri.

Lily menggeleng keras sebagai bentuk penolakan. Tentu saja dia tidak ingin menyerahkan mahkotanya yang paling berharga pada es balok berdiri itu.

 Dia tidak mau pria itu menyentuhnya barang seujung kuku pun. Pria itu saja sudah menghinanya sedemikian rupa. Jadi jangan harap Lily akan melayaninya di atas ranjang.

"Maaf, Tuan Asisten, tapi saya tidak ingin pergi ke mansion. Bisakah Anda memberitahu saya di mana Tuan sebastian berada saat ini? Saya ingin menemuinya sekarang juga. Ada hal yang sangat penting yang harus segera saya bicarakan dengannya!"

Terdengar kekehan samar dari seberang telepon yang membuat Lily mengernyitkan dahi. Baginya, orang yang bekerja dengan Xander pasti juga punya tabiat yang tak jauh berbeda.

 "Maaf, Nona. Cukup panggil saya Dario. Jangan Tuan Asisten. Kebetulan Tuan Sebastian ada di kantornya. Saya bisa menjemput Nona sekarang juga untuk mengantarkan Nona ke sana."

"Oh Dario. Baiklah," jawab Lily menanggapi perihal panggilan Asisten Xander. " Tidak, Dario. Aku akan menemui Tuan Sebastian sendiri. Tidak perlu menjemput dan mengantarku. Bisakah kamu memberikan alamat perusahaan Tuan-mu itu padaku sekarang?"

 "Tentu saja bisa Nona Lily. Aku akan mengirimkan alamatnya ke nomor ponselmu sekarang juga. Kalau begitu, Nona bisa menutup teleponnya sekarang agar aku bisa mengirimkan alamatnya. Tolong beritahu aku kalau Nona butuh bantuan. Juga jangan lupa simpan nomorku ini, Nona. Pasti kita akan sering berkomunikasi ke depan." Dario mengingatkan.

 "Baiklah, Dario. Terima kasih. Aku akan menyimpan nomor teleponmu setelah panggilan ini terputus. Aku tunggu alamatnya. Baiklah, aku akan menutup teleponnya sekarang. Terima kasih atas bantuanmu." Lily mematikan ponselnya.

 Setelah obrolan singkat itu, Lily menyimpan nomor pria yang bernama Dario tersebut. Tidak lama setelahnya, sebuah pesan masuk dan Lily membukanya. Pesan itu benar dari Dario yang menunjukan sebuah alamat. Lily segera tahu kalau alamat itu terletak di sebuah komplek perkantoran mewah di New Jersey.

"Ayah David, bisakah Ayah mengantarkan ku ke sini?" tanya Lily mencondongkan tubuhnya ke arah David sambil menunjukan isi pesannya.

Sesaat David yang kini menjadi ayah angkatnya itu membacanya. "Tentu saja bisa, Lily. Apakah kamu bekerja di sana? Kalau ya, itu adalah sesuatu yang sangat hebat. Tidak mudah untuk mendapatkan pekerjaan di tempat-tempat seperti itu."

 Lily menarik tubuhnya dan kembali duduk bersandar di tempat duduknya. "Tidak, Ayah. Aku tidak bekerja di sana. Hanya saja, aku harus segera menemui seseorang di sana. Bisakah kita berangkat sekarang ayah? Aku sedikit terburu-buru."

"Tentu saja, Nak. Ayah akan mengantarmu ke sana dengan cepat dan selamat."

David menyalakan mesin mobilnya dan segera melajukan mobilnya tersebut dengan kecepatan sedang. Sepanjang perjalanan, Lily lebih banyak termenung sambil menatap ke luar jendela.

Pikirannya benar-benar dipenuhi dengan bagaimana cara untuk bernegosiasi dengan pria yang keras kepala itu. Dia sangat ragu dan takut, tapi tetap harus mencobanya.

 Dia khawatir kalau Xander akan marah besar mendengar permintaannya. Mungkin tidak hanya kata-kata saja yang menyakitkan, tapi pria itu bisa saja melukai fisiknya.

Nyali Lily sempat menciut hanya dengan memikirkannya, tapi mengingat kata murahan yang ditujukan padanya, sungguh membuat semangatnya kembali berkobar.

Dirinya mungkin memang bukan berasal dari keluarga mentereng juga tidak punya pekerjaan yang bagus, tapi tidak ada yang boleh menginjak harga dirinya seperti itu.

Dia akan meyakinkan Xander dengan berbagai cara. Lily sudah bersiap dengan segala resiko yang mungkin diterima. Bahkan termasuk cara mencari pengganti uang muka yang sudah Xander berikan.

Lily sudah berpikir sangat jauh, kalau sampai Xander tidak menyetujui sistem pembayaran cicilan. Dia sudah berencana untuk pergi menjual organ tubuhnya, misalnya salah satu ginjal yang dia miliki.

Hanya jalan keluar terakhir itu yang bisa dia pikirkan untuk saat ini. Selama dia tidak perlu lagi berhubungan dengan Xander, maka dia akan rela melakukan apapun.

"Kita sudah sampai, Lily. Cepat masuk dan temui orang itu. Urusanmu sepertinya sangat penting. Jangan membuatnya menunggu."

Lily tersadar dari lamunannya berkat ucapan David. Dia menyadari sudah tiba di depan gedung mewah nan tinggi menjulang itu.

"Baiklah, Ayah."

Lily melihat ke arah agro yang ada di sana dan memberikan uang sedikit lebih banyak untuk David. Namun tentu saja pria paruh baya itu menolaknya.

"Ya Tuhan, Lily. Adakan ayah yang meminta bayaran pada putrinya sendiri ketika mengantarnya ke suatu tempat ?" tanya David tidak percaya. " Bawalah. Aku tidak memerlukan uang itu."

Lily menggeleng dengan cepat. "Tolonglah, Ayah. Aku tidak akan tenang kalau tidak memberikan ini pada ayah. Ayah pasti membutuhkannya. Lagi pula, aku sudah menyita banyak waktu ayah hari ini. Anggap saja ini adalah tanda bakti seorang anak pada ayahnya."

Lily masih memaksa. "Maaf kalau jumlahnya tidak sesuai dengan waktu yang telah aku ambil dari ayah. Ayah pasti sudah rugi banyak hari ini. Seharusnya Ayah sudah mendapatkan banyak penumpang kalau tidak menemaniku di sungai itu."

David kemudian terkekeh mendengar ucapan Lily. Jangan berkata seperti itu, Nak. Baiklah, Ayah akan mengambilnya agar tidak menjadi beban pikiranmu. Bukankah kamu harus fokus untuk saat ini? Untuk itu,pergilah."

"Telepon Ayah jika kamu memerlukan bantuan. Atau kalau kamu ingin pulang dan tidak mendapatkan taksi, jangan sungkan untuk langsung menghubungi ayah. Ayah akan segera menjemputmu kalau tidak sedang mengantarkan penumpang lain," ucap David akhirnya.

Lily mengulas senyum lega saat David mengambil uang yang dia berikan. Dia tahu supir taksi bukan pekerjaan yang menghasilkan banyak uang. Sulit untuk mendapatkan penumpang saat ini.

David sudah mengantarnya ke tujuan. Ditambah lagi Lily sudah menyita banyak waktu pria paruh baya itu sebelumnya. Tentu saja uang yang diberikan adalah jumlah yang sangat sedikit dibandingkan bantuannya.

"Baiklah, Ayah. Aku akan melakukan semua yang Ayah katakan. Aku pergi dulu, Ayah. Terima kasih untuk hari ini. Ayah benar-benar membuatku merasa lebih baik." Lily tersenyum hangat.

Setelah berpamitan pada David, Lily segera turun dari taksi itu. Dia bahkan melambaikan tangan ke arah ayah angkatnya tersebut yang dibalas dengan lambaian tangan yang sama.

Memastikan taksi itu pergi, baru Lily berbalik menatap ke arah gedung pencakar langit yang luar biasa megahnya. Dia jadi penasaran, siapakah Bastian sebenarnya.

"Ya Tuhan. Apa gedung ini milik pria es itu?" gumam Lily takjub.

Nyali Lily kembali ciut setelah merenda satu per satu kemungkinan yang terjadi. Pria itu sanggup membelinya dengan harga tinggi ditambah begitu banyak pria yang tunduk padanya.

Belum lagi, hotel mewah tempat mereka bertemu. Ditambah mobil super yang selalu dia kendarai. Jangan lupakan asisten bernama Dario yang menghubunginya.

Lily jadi ingin tahu, seberapa berkuasa kah sebetulnya pria yang telah menikahinya itu. Namun, gadis itu menguatkan tekadnya lagi. Dia tidak boleh takut apapun dan tidak bisa juga mundur sekarang.

"Ayo, Lily. Kamu harus berani," ucap gadis itu menyemangati dirinya sendiri.

Lily mengepalkan tangan ke udara sebagai simbol semangat dirinya. Dia kemudian melangkahkan kaki dengan percaya diri menuju gedung dan memasuki lobby lalu bertanya pada resepsionis yang sedang bertugas.

"Dengan Nona Lily? Tuan Sebastian sudah menunggu Anda di ruangannya, Nona. Silahkan pakai masker Anda. Saya akan mengantarkan Anda ke sana."

Belum sempat Lily bertanya pada sang resepsionis, wanita ramah itu sudah lebih dulu menyambutnya dan bahkan menawarkan bantuan.

**

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut bagus sayang upnya lama doubel up thor
Leo Picisan
gk selesai cerita ny
Reni Anjarwani
lanjut thor
Seriati Purba
Biasa
Reni Anjarwani
up yg banyak thor mumpung lg anget2 nya epusodenya
Reni Anjarwani
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!