Ceritanya berkisar pada dua sahabat, Amara dan Diana, yang sudah lama bersahabat sejak masa sekolah. Mereka berbagi segala hal, mulai dari kebahagiaan hingga kesedihan. Namun, semuanya berubah ketika Amara menikah dengan seorang pria kaya dan tampan bernama Rafael. Diana yang semula sangat mendukung pernikahan sahabatnya, diam-diam mulai merasa cemburu terhadap kebahagiaan Amara. Ia merasa hidupnya mulai terlambat, tidak ada pria yang menarik, dan banyak keinginannya yang belum tercapai.
Tanpa diketahui Amara, Diana mulai mendekati Rafael secara diam-diam, mencari celah untuk memanfaatkan kedekatannya dengan suami sahabatnya. Seiring berjalannya waktu, persahabatan mereka mulai retak. Amara, yang semula tidak pernah merasa khawatir dengan Diana, mulai merasakan ada yang aneh dengan tingkah sahabatnya. Ternyata, di balik kebaikan dan dukungan Diana, ada keinginan untuk merebut Rafael dari Amara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Rafael sedang fokus mengerjakan pekerjaan nya dia berkutat di depan komputer,namun beberapa menit kemudian ponsel nya berbunyi menandakan ada seseorang yang menelpon nya,dia melihat ponsel nya yang terus berdering,tertera nama diana di sana,dia menghela nafas panjang,lalu dia berfokus kembali kepada komputernya,mengabaikan ponsel yang terus berdering.
Dua menit tiga menit ponsel masih terus berdering sudah 20 kali diana menelpon,dia menghembuskan nafas nya dengan kasar,"ada apa lagi dia ini!"gumam nya dengan kesal,
dengan perasaan jengkel,dia mengangkat telpon dari sang istri ,belum sempat rafael berbicara diana sudah mendahului nya,"mas....mas...ibu,mas,dia....dia..."
"dia apa diana kenapa dengan ibu ku berkata lah yang benar!"potong rafael dengan geram,"dia jatuh di kamar mandi mas...."lirih diana di sebrang sana dengan suara serak menahan tangis,tubuh rafael langsung menegang,jantung nya berdetak lebih cepat,"apa?sekarang kalian dimana?"
"kami sudah di rumah sakit terdekat mas..."belum seledai diana bicara rafael sudah memutuskan nya secara sepihak,dia bergegas berjalan keruangan dimana ferdi dan amara berada,dia akan meminta ijin untuk pulang lebih awal.
tanpa mengetuk pintu rafael langsung membuka nya,hatinya begitu panas saat melihat amara dan ferdi sedang duduk saling berhadapan dan bercanda ria,walaupun amara yang sering tertawa ,
Amara dan ferdi menengok ke arah pintu,rafael terdiam mematung hati nya sangat panas,dia cemburu saat melihat amara semakin hari semakin dekat dengan ferdi,
"kenapa tidak mengetuk pintu terlebih dahulu?anda tahu sopan santun?"ucap ferdi dengan berang,
Rafael terkesiap,dia meminta maaf kepada ferdi,dia meminta ijin untuk pulang sekarang,karena sang mama sedang berada di rumah sakit.
Amara membulatkan matanya,"mama tuti"lirih nya ,rafael yang mendengarnya langsung beralih pandangan menatap amara,ada tatapan penuh harap di sorot mata rafael,
"yasudah silahkan,semoga ibu mu cepat sembuh!"ucap ferdi dengan nada dingin,rafael mengangguk,dengan cepat dia pergi,saat ingin melangkah dia menengok terlebih dahulu kepada amara,dengan cepat amara mengalihkan pandangan ke arah lain.
rafael mengemudi dengan ugal ugalan,dia benar benar sangat panik,dia begitu menyayangi sosok wanita yang telah melahirkan dirinya,
Setibanya di rumah sakit, Rafael berlari ke ruang UGD, hanya untuk mendapati sang ibu sudah tidak sadarkan diri. Dokter kemudian menyampaikan kabar bahwa Mama Tuti mengalami stroke ringan, yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dan stres. Rafael menyalahkan dirinya sendiri karena merasa terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga kurang memperhatikan kesehatan ibunya.
"diana apa kamu tidak memerhatikan mama?kenapa dia bisa terjatuh?"tanya rafael dengan begitu panik seolah olah dia menyalahkan diana atas ibu nya,
Mendengar itu diana kaget dia mengerutkan dahi nya,dan sedikit mendengus,"apasih mas!mama kamy selama tinggal di rumah kita dia enak ya mas,dia sudah seperti ratu,bahkan semuanya aku yang melayani nya.bisa bisa nya kamu berkata itu mas!"
"mas hanya bertanya diana!"ucap nya dengan prustasi,dia benar benar mencemaskan sang mama,
Sang papa yang baru datang berjalan dengan tergesa gesa,dia memandang marah kepada sang putra dan menantu nya,"kenapa mama bisa terjatuh?"ucap nya tegas,rafael menggeleng lemah,
Melihat itu yanto menghela napas,"sudahlah mungkin ini hanya kecelakaan,biar mama papa yang urus,kalo di rumah dengan papa ada asisten yang bisa melayani mama kamu dengan benar"sindir yanto dengan menatap sekilas menantu baru nya itu.
Mendengar itu emosi diana terpancing,dia melotot ke arah mertuanya itu,"ya bagus,bawalah mama pergi,lagian ngapain sih masih punya suami sibuk banget mau tinggal sama anak nya yang udah punya keluarga sendiri!"
"diana!bicara apa kamu ini!"bentak rafael kepada diana,diana hanya memutar bola matanya dengan malas,dia benar benar tidak habis fikir dengan keluarga suami nya itu,dan diana benar benar tertipu dia kira rafael kaya raya namun nyata nya haya orang tua nya yang kaya,aslinya rafael nol besar.
Diana langsung mendengus dan pergi begitu saja melewati suami dan mertuanya itu,melihat itu rafael menghembuskan nafas nya dengan kasar.
"rafael kamu benar benar salah ambil jalan,kenapa kamu membuang perempuan sebaik dan sesopan amara demi wanita yang sama sekali tidak pernah menghargai mu dan keluarga mu sendiri"lirih yanto dengan mendudukan bokong nya di kursi yang sudah tersedia.
"aku khilaf pah"jawab rafel dengan lemah,
-----
seminggu kemudian,di kediaman rafael ,sekarang hanya ada diana dan rafael,diana sudah merasakan kebebasan di rumah nya sendiri ,sementara rafael setiap harinya selalu di bayangi oleh rasa penyesalan yang entah sampai kapan akan berakhir,
Sedangkan amara semakin hari semakin dekat dengan ferdi bahkan ferdi sikap nya tidak sedingin dulu,ferdi sudah memperlihatkan sisi lembut dan perhatian nya kepada amara,dan sekarang amara sudah mempelajari seluruh perusahaan dan yang lainnya,saat nya ferdi pergi undur diri,namun amara menahan nya,dia ingin tetap ferdi berada di sisi nya,namun ferdi merasa malu,akan tetapi sang oma memaksa ferdi untuk tetap membimbing amara terus,akhirnya ferdi mengalah .
"dasar pengadu."ucap ferdi dengan mengacak acak rambut amara,mendengar itu amara terkekeh,"biarin " jawab maira dengan menjulurkan lidah nya kepada ferdi,
liana yang menyaksikan itu dari atas merasa sakit hatinya,bahkan liana sudah terang terangan kepada sang adik bahwa dia menyukai ferdi,membuat liana merasa marah kepada adik nya itu.
Liana turun dari tangga dengan tergesa gesa,"amara ikut aku sebentara"ucap nya dingin lalu pergi kearah taman belakang,
Amara merasa bingung dengan sikap sang kaka,dia merasakan akan ada sesuatu hal yang akan terjadi,"tunggu ya mas,aku menyusul kakak ku dulu"ucap amara dengan langgsung berlari kecil menyusul sang kakak di taman belakang,
liana sedang berdiri sambil memainkan bunga yang berjajar di dalam pot,amara sekarang sedang berdiri tepat di belakang sang kaka,liana yang menyadari sang adik ada di sini dia membalikan badan nya ,"kenapa kamu menelpon oma supaya ferdi tetap berada di kantor bersamamu?"tanya nya dengan nada dingin,
"aku...aku hanya belum terbiasa jika harus menghadapi nya sendirian kak!"jawab amara dengan sedikit gugup,
Liana menyunggingkan senyum nya,"aku tahu kamu begitu manja amara,tapi kenapa kamu mencari kesempatan di dalam kesempitan?"ucap nya dengan berjalan mengelilingi amara yang diam mematung ,
"maksud kaka apa?"lirih nya
liana diam tepat di depan amara,tangan nya dia lipat di dada"bukanya kamu tahu aku menyukai ferdi?tapi kenapa kamu seolah olah ingin merebut dia dari diriku?aku tahu kami tidak ada hubungan apa apa,bahkan kami tidak dekat sedekat dirimu dengan dirinya,tapi kenapa kamu malah keenakan seperti ini berhenti jadi orang manja amara,masa sudah menjadi janda masih manja!"ucap liana dengan sangat pedas,
amara menandang sang kakak dengan tidak percaya,kakak yang selama ini dia kenal sebagai panutan dan selalu melindunginya dari siapapun kini berubah menjadi membenci nya hanya karena seorang pria
"kak...."lirih nya dengan air mata yang sudah turun,
"diam..."ucap liana dengan mengangkat tangan,
"kamu telah merebut dia dari ku!kamu dan diana sama saja,perebut,bedanya diana merebut suami mu dan kamu merebut pria impian ku!"ucap nya lagi,
Liana menatap sang adik dengan tatapan nyalang,setelah itu dia pergi begitu saja meninggalkan sang adik sendirian di dana.
Amara masih diam mematung di sana sendirian,dia terisak ,pikiran nya terus terekam kata kata sang kaka barusan,"kak....aku tidak bermaksud seperti itu"lirih nya dengan menghapus air matanya dengan kasar,....
