Setelah ibu mertuanya meninggal, Zara Hafizah dihadapkan pada kenyataan pahit. Suaminya, yakni Jaka telah menceraikannya secara tiba-tiba dan mengusirnya dari rumah. Zara terpaksa membesarkan anaknya yang masih berusia 6 tahun, seorang diri
kehidupan Zara semakin membaik ketika ia memutuskan hijrah dan bekerja di Ibu Kota.
Atas bantuan teman dekatnya,
Suatu hari, Zara bertemu dengan Sagara Mahendra, CEO perusahaan ternama dan duda dengan satu anak. Sagara sedang mencari sosok istri yang dapat menjaga dan mencintai putrinya seperti ibu kandungnya.
Dua orang yang saling membutuhkan tersebut, membuat kesepakatan untuk menikah secara kontrak.
Sagara membutuhkan seorang istri yang bisa menyayangi Maura putrinya dengan tulus.
Dan Zara membutuhkan suami yang ia harap bisa memberinya kehidupan yang lebih baik bagi dirinya serta Aqila putrinya.
Bagaimanakah perjalanan pernikahan mereka selanjutnya, akan kah benih-benih cinta tumbuh di antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Posisi baru untuk Zara
Dua hari mendapatkan perawatan di rumah sakit, akhirnya Zara sudah di perbolehkan untuk pulang. Rupanya Maura sengaja datang untuk menjemput Zara, sedangkan Lala sudah menunggu kepulangan ibunya di rumah bersama Tante Dewi.
Kali ini Nyonya Jelita juga ikut berperan, karena dirinya sudah berjanji pada Maura untuk membantunya agar bisa menjadikan zara sebagai ibu sambungnya.
'Kenapa kau begitu dekat sekali dengan Zara , Nak? Nenek bahagia melihat dirimu saat ini selalu tersenyum ceria. Semoga saja Zara dan Saga berjodoh!' batinnya penuh harap.
Zara sendiri merasa sungkan atas sikap baik, bahkan terlalu baik menurutnya dari seorang gadis kecil yang baru saja di kenalnya, tapi entah kenapa Zara merasa memiliki ikatan batin terhadap Maura.
Saat berada di dalam mobil pun Maura selalu bergelayut manja terhadap Zara, sampai-sampai nyonya Jelita mengabadikan momen tersebut lalu mengirimkan nya kepada putranya.
"Sagara, lihatlah betapa akrab dan dekatnya putrimu terhadap Zara, apakah kau masih belum bisa mengabulkan permintaan putri kecilmu yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu selama ini? jujur Mamah sangat terharu melihat Maura selalu tersenyum, Mamah mohon berikanlah kebahagiaan untuk Maura."
Lalu pesan pun terkirim, berharap Putranya bisa tersentuh dengan apa yang sudah ia katakan, dan hanya doa lah yang selalu Nyonya Jelita panjatkan agar putranya berbesar hati mau menikahi Zara.
Saat Sagara selesai meeting dengan para kliennya, kini ia baru bisa membuka benda pipih miliknya, ia pun buru-buru membuka isi pesan tersebut karena pesan dari Mamahnya.
Sagara sempat tercekat saat ia melihat foto putrinya begitu manja terhadap Zara, dan ia pun langsung termenung.
'Maura putriku, kenapa harus Zara yang kamu pilih Nak? Papah masih belum bisa mengabulkan permintaanmu saat ini, tolong maafkan Papah!' ucapnya dalam hati.
Kemudian Sagara, beralih dengan pekerjaan nya, kini ia sibuk berkutat si depan layar laptop.
Namun entah kenapa terlintas di dalam benaknya wajah Zara yang tersenyum ke arahnya, lagi-lagi Sagara kembali menepuk kedua pipinya.
"Sial, ada apa dengan diriku ini? Kenapa sejak tadi di ruang meeting bahkan sampai sekarang ini pun wajah wanita itu selalu saja menghantuiku? Aarrrkkkhhhh...Damn!" Sagara malah menggebrak meja kerjanya karena kesal.
Jhon buru-buru masuk ke dalam ruangan Tuannya, dan ia menanyakan apa yang telah terjadi padanya.
"Aku baik-baik saja Jhon, hanya...!" tiba-tiba saja perkataannya terputus, sehingga membuat Jhon di buat penasaran.
"Hanya kenapa Tuan?"
"Mamahku dan anakku mendesak ku untuk segera menikahi Zara, menurutmu ini konyol kan?" tanyanya sambil membuang nafas nya secara kasar.
Jhon malah tersenyum tipis atas perkataan dari Tuannya tersebut.
"Konyol apanya Tuan, kalaupun anda suka dengan Nyonya Zara apa salahnya, iya kan? Secara Tuan kan seorang duda sedangkan Nona Zara adalah seorang janda, jadi cocok kan?" balas Jhon mencoba mempengaruhi.
"Kau bilang apa barusan hah? Aku cocok dengan wanita menyebalkan itu? Hey apa kau tidak salah bicara Jhon? Mana mungkin aku mau menikahi wanita yang hanya pegawai biasa!" ucapnya mencoba mengelak.
"Kalau menurut Tuan pekerjaan Nona Zara saat ini sebagai pegawai biasa, mengapa tidak Tuan jadikan pekerjaanya menjadi pekerjaan yang luar biasa?" usulnya malah membuat Sagara bingung
"Maksudmu apa Jhon? Berbicara tuh jangan berbelit-belit!" protes nya sambil melipatkan kedua tangannya di atas dadanya.
Kemudian Jhon mencoba menjelaskan apa yang di maksud dengan perkataanya barusan.
"Saya sudah mengecek CV dari Nona Zara, dan pendidikan terakhirnya adalah seorang Sarjana Akutansi Management, dengan nilai Cumlaude."
Mendengar hal itu Sagara cukup tercengang, pikirnya bahwa Zara hanya memiliki pendidikan yang rendah.
"Kau sedang tidak membohongiku kan Jhon?"
"Ck..ck! Tuan...Tuan, mana berani saya melakukan hal itu terhadap anda, kalau Tuan tidak percaya, saya akan ambil CV aslinya, tunggu sebentar Tuan."
Kemudian Jhon mengambil map coklat di dalam laci meja kerjanya, sebelumnya Jhon cukup tertarik dengan Zara, baginya Zara adalah wanita unik, pemberani serta pekerja keras.
lalu Jhon bergegas kembali menuju Ruangan Sagara, lalu ia menyerahkan CV asli milik Zara.
Kemudian Sagara buru-buru membuka isi map coklat tersebut.
Dan benar saja, apa yang di katakan oleh Jhon tidaklah bohong.
"Nah, sekarang Tuan sudah percaya kan? Sayang sekali jika Nona Zara harus di tempatkan di bagian Housekeeping di Hotel Raflesia." Jhon sengaja melakukan hal ini Agar Tuannya bisa memberikan posisi yang bagus untuk Zara.
"Baiklah Jhon, kalau begitu aku akan memindahkan Zara ke kantor pusat, tepatnya di sini, dan kau cari divisi dan posisi yang tepat untuk Zara, secepatnya kau pindahkan dia, di Hotel Raflesia wanita itu sudah tidak aman!" perintah Saga cukup lantang, kemudian ia tersenyum tipis.
Jhon yang menyaksikan langsung sikap Tuannya, merasa senang karena akhirnya posisi Zara bisa menjadi lebih dekat dengan Tuannya, dan Jhon berharap Zara bisa merubah sifat Tuan Sagara Mahendra yang sangat menyebalkan.
Menjelang malam, Sagara telah mendapatkan kabar dari Mamahnya jika Maura masih berada di rumah Zara, sedangkan Nyonya Jelita lebih memilih pulang lebih dulu, dan ini semua memang sudah di rencanakannya agar putranya menjemput Maura. Dan benar saja, Sagara pun bergegas menjemput putrinya, namun kali ini ia tidak pergi seorang diri, Jhon diminta untuk menemaninya, Sagara masih teringat para penghuni di sekitar tempat tinggalnya Zara, dimana banyak siluman jadi-jadian berkeliaran di sana, kalau seandainya Jhon tahu, pasti dirinya akan tertawa sampai terpingkal-pingkal. Kok bisa Bos super killer dan kejam seperti dirinya takut dengan makhluk seperti itu.
Setibanya di gang sempit, Sagara cukup ragu untuk melangkahkan kedua kakinya sehingga membuat Jhon keheranan.
"Jhon, sebaiknya kau jalan duluan, aku lebih baik berada di belakangmu!" perintahnya memaksa.
Jhon pun akhirnya menuruti permintaan dari Tuannya, ia bergegas jalan lebih dulu sedangkan Sagara mengekori di belakangnya.
Sagara sendiri sempat mengobrol sambil melangkahkan kakinya perlahan.
"Bagaimana kondisi Rian sekarang Jhon?"
"Sudah mendingan Tuan, hanya saja bekas luka di sekujur tubuhnya belum pulih seratus persen!" jawabnya merasa prihatin akan kondisi Rian.
"Yasudah, biarkan dia beristirahat sampai sembuh total, jangan sampai kau lupa memenuhi semua keperluan nya, karena itu semua adalah tanggung jawabku, berkat dirinya akhirnya kita tahu siapa pelakunya."
"Baik Tuan, anda tenang saja." jawab Jhon meyakinkan Sagara.
Saat Sagara hampir saja tiba di depan rumah sahabatnya Zara, kini Sagara bertemu kembali dengan seorang wanita tepatnya wanita jadi-jadian, yang sedang mencoba kembali menggodanya.
"Hallo, eh Tuan tampan datang lagi! Yuk mojok yuk!" ajak si wanita jadi-jadian tersebut sembari mendekat ke arah Sagara, dan Sagara sempat di buat beringsut dan bergidik ngeri di buatnya.
Beruntungnya Jhon segera menghadang wanita jadi-jadian tersebut yakni dengan melilitkan tangannya di sekitar lehernya, dan kedua tangan wanita jadi-jadian tersebut ia tekuk ke belakang.
"Aduhhh..aduh! Ampun bang, jangan sakiti Mince, please!" rengek nya dengan suara yang manja, sehingga membuat Jhon dan Sagara merasa mual saat mendengarkannya.
Lalu Jhon pun menghempaskan wania jadi-jadian tersebut sehingga terjatuh di atas tanah.
"Awww..awwww.. Mince terluka! Kalian jahat.." keluhnya sembari merapihkan pakaiannya yang sempat berantakan.
"Sekali lagi kau menggoda ataupun menyentuh Tuan Sagara, akan aku patahkan lehermu, dan akan aku cincang tubuhmu, sepertinya para buaya pun tidak akan sudi untuk memakan dagingmu, cuihhh!" ancaman dari Jhon telah membuat Mince gemetar dan memilih untuk kabur.
Sagara merasa sangat lega karena pada akhirnya Jhon bisa mengusir siluman jadi-jadian itu.
"Tuan, apakah karena orang yang tadi sehingga membuat anda tidak berani untuk jalan lebih dulu?" tegurnya dengan rasa penuh curiga.
Kemudian Sagara mencoba menaikan dagunya lalu pandangannya fokus ke depan.
"Kata siapa, kau jangan sok tahu Jhon, sudahlah kita segera pergi menuju Rumah wanita itu, sebelum malam semakin larut!"
Jhon pun mengangguk lalu bergegas mengekori Tuannya.
'Ha..ha..ha! Tuan..oh Tuan! Terlihat jelas dari raut wajahmu jika kau takut dengan wanita jadi-jadian itu!' ucapnya dalam hati, Jhon pun mencoba menahan rasa ingin tertawanya.
Setibanya di depan rumah yang ia tuju, kini Sagara mencoba untuk mengetuk pintu, sebelum pintu ia ketuk, rupanya pintu sudah di buka terlebih dahulu, Sagara pun cukup kaget saat melihat kembali Zara setelah dua hari terakhir ia tidak menemuinya. Saga terus saja memandang wajah Zara, sampai-sampai ia tidak tersadar mengucapkan kata." Cantik."
Zara sempat tercengang atas perkataan dari Tuan Sagara.
Bersambung...
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
sabar saga tunggu halal 😁