Secret Of Paralyzed Husband

Secret Of Paralyzed Husband

Pengantin Pengganti

“Aku tidak mau, Bu! Tolong jangan paksa aku untuk menikah dengan pria itu!” teriak Audrey saat Ibu tirinya, Brianna. Wanita paruh baya itu terus menyeret Audrey dengan kuat di bawah derasnya hujan yang turun.

Audrey Barnes Colvin 25 tahun adalah anak tertua dari Keluarga Colvin . Saat ibunya meninggal, ayahnya Dax Barnes mengambil alih semua harta ibunya dan menikah lagi dan lebih ironisnya, ayah Audrey sudah mempunyai anak dari hubungan gelap bersama Brianna, Ibu tirinya.

Kini, Audrey harus tinggal seperti di neraka bersama ayahnya, ibu tirinya dan adik tirinya yang bernama Callie Barnes.

“Kamu harus menggantikan Adikmu, kamu tahu kan, ini adalah kesempatan untukmu membalas semua kebaikan Barnes Colvin yang sudah merawatmu selama ini. Sebagai gantinya, kamu harus menikah dengan Asher dari keluarga Eadric, Audrey!” Brianna, terus menarik gadis yang meraung-raung itu.

Audrey menangis semakin keras, merasakan air mata yang bercampur dengan tetesan hujan yang tak henti-hentinya membasahi pipinya. Tubuhnya kedinginan, basah kuyup, tapi ia tidak peduli. Ia hanya ingin melarikan diri dari situasi ini, dari perjodohan yang ia anggap sebagai mimpi buruk.

“Kenapa harus aku, Bu? Aku bukanlah boneka yang bisa Ibu mainkan seperti itu, aku tidak mau menikah dengan pria lumpuh yang kejam itu! Kenapa tidak anakmu saja yang menikah?” Audrey berteriak, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman kuat Brianna. Namun, ibu tirinya tersebut sama sekali tidak melunak.

Audrey menyadari jika Asher 30 Tahun itu adalah pria yang kejam. Banyak isu yang beredar di media yang mengatakan jika Asher adalah pria bengis. Bukan hanya kejam dan bengis, Asher juga merupakan anak haram dari keluarga Eadric. Pria itu dikabarkan menghilang setelah insiden kecelakaan mobil dan Asher diusir dari keluarga Eadric.

Satu minggu yang lalu, Asher mengutus utusannya untuk menyampaikan kabar jika perjodohan antara Audrey dan Asher akan dilangsungkan.

Mengingat ada perjanjian dengan orang tua Brianna dari Ibu tirinya. Namun, Ibu tiri Audrey yang mengetahui jika Asher adalah pria cacat, miskin dan tak berguna, Brianna meminta Audrey untuk menggantikan Callie.

“Hoho ... Kakak, lebih baik kau turuti saja sebelum ayah datang dan memberikan pecutan pada tubuhmu. Lagian, aku yang populer ini mana bisa menikah dengan pria cacat seperti Asher?” Callie datang dan mulai mencibir dengan sikapnya yang angkuh.

Audrey menatap Callie dengan geram, merasa marah dan kesal dengan sikap adik tirinya yang selalu memandang rendah pada orang lain.

“Kau... Memang Adik yang tidak punya rasa empati!” Audrey mengerang.

Audrey tidak bisa menahan diri lagi, ia melampiaskan kemarahannya dengan melemparkan tinjunya ke arah Callie. Namun, tindakan itu langsung dihentikan oleh Brianna yang menyabet tangan Audrey dengan keras.

“Jangan mencoba melawan saudara sendiri, Audrey! Kau harus memahami posisimu dan mematuhi keputusan ini. Pernikahanmu dengan Asher akan membawa kebaikan bagi keluarga ini dan Callie pun bisa menikmati hidup mewah yang layak,” sahut Brianna dengan dingin.

Audrey merasa semakin terjepit. Ia tahu ia tidak punya pilihan lain selain menyerahkan diri pada takdir yang sudah ditentukan oleh ibu tirinya. Ia merasa terasing, tak dihargai, dan dijadikan korban demi kepentingan orang lain.

Tetapi, Audrey juga merasa bertanggung jawab pada keluarganya, bahkan jika keluarga itu bukanlah keluarga kandungnya.

“Aku tidak mau!” tolak Audrey dengan tegas.

Plak!

Brianna yang geram dengan sikap Audrey pun melayangkan sebuah tamparan. “Kamu itu memang tidak tahu diri, Audrey! Seharusnya kamu bangga karena ada tuan muda yang ingin menikahimu,” pekik Brianna penuh amarah.

Disaat seperti itu, Dax ayah Audrey pun tiba di kediaman saat dirinya baru saja pulang dari perusahaan dan mendapati kejadian di jalan paving blok. Dax segera turun dari mobil, para bawahan segera memberikan payung dan Dax melangkah ke arah Audrey, Brianna dan juga Callie.

“Apa yang terjadi di sini? Mengapa kalian semua berada di luar?” tanya Dax kepada Brianna.

“Sayang, besok acara pernikahan Audrey dan Asher si cacat itu. Tapi, Audrey ingin melarikan diri. Bukankah kita sudah setuju jika Audrey yang menggantikan Callie?” Brianna mengadu dengan manja kepada suaminya itu.

Dax menatap geram kepada Audrey yang terduduk, dia segera melepaskan ikat pinggangnya. Melihat hal itu, Audrey merangkak memegangi kaki Ayah-nya dengan tersedu-sedu di bawah derasnya air hujan.

“Ayah, tolong jangan paksa aku menikah dengan pria yang tidak kukenal! Aku tidak mau menikah dengan Asher,” Audrey memohon dengan suara yang penuh ketakutan di bawah kaki ayahnya.

Dax menatap tajam ke arah putri pertamanya itu. Suara hujan yang deras dan gejolak emosi semakin meningkat. “Cetas!” sebuah pecutan ikat pinggang melayang ke punggung Audrey.

“Aaakkhh! Sakit, Ayah. Tolong hentikan!” Audrey menjerit ketika ikat pinggang ayahnya dengan membabi buta menghantam punggung Audrey.

“Anak tidak berguna. Katakan lagi jika kamu menolak untuk menggantikan Callie, maka akan ku patahkan kakimu agar tidak dapat berjalan,” cetus Dax dengan murka terus melayangkan ikat pinggangnya.

“Baik Ayah, aku akan menggantikan Callie,” jawab Audrey di sela tangisannya.

“Bagus. Sekarang, masuk ke dalam. Ingat Audrey, jangan coba-coba kabur. Karena besok kamu akan menikah!” bentak Dax.

Audrey berdiri dengan gemetar di balik pintu gerbang yang setelah itu ditutup oleh Brianna. Air mata terus mengalir di pipinya, tetapi dia tahu dia harus tetap berani menghadapi takdir yang telah ditetapkan untuknya.

Audrey masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai, masih merasakan kesakitan di punggungnya akibat pukulan ikat pinggang ayahnya.

“Tuhan, kuatkan aku,” gumam Audrey, Dia mengusap air mata dengan punggung tangannya.

Pagi hari, Audrey yang sudah mengenakan gaun pengantin menatap wajahnya yang muram di pantulan cermin. Walaupun beberapa pelayan mengatakan jika hari ini Audrey terlihat cantik, tidak berarti jika hati Audrey bahagia, itu semua jelas tergambar di wajah Audrey yang begitu sedih.

“Wow, kau terlihat sangat mengagumkan, Audrey,” ucap Callie dari ambang pintu.

Audrey menatap sendu ke arah Callie melalui pantulan cermin. Melihat wajah muram yang diperlihatkan kepadanya, Callie melangkah ke arah Audrey.

Callie, wanita itu mencengkram pipi Audrey dengan kuat, raut wajah wanita itu tampak berang dengan tatapannya menusuk ke dalam mata Audrey. “Kenapa wajahmu begitu sedih, hah? Ingat, Audrey, kau harus tersenyum karena hari ini adalah hari bahagiamu. Dan satu lagi, jangan sampai penyamaranmu diketahui oleh Asher. Jika kamu tidak ingin semua barang-barang ibumu akan ku bakar dan aku akan meminta ayah untuk menghentikan pengobatan nenekmu yang sudah mau mampus itu!” ancam Callie.

“Ba---baik, tapi kamu harus janji jika kamu akan menyimpan barang-barang peninggalan ibuku dan tolong, jangan sakiti Nenekku,” jawab Audrey terbata takut.

Callie tersenyum sinis. “Tentu. Tapi ... itu tergantung dirimu.”

“Hei, apakah kalian sudah siap? Kita harus siap-siap ke tempat pemberkatan pernikahan!” Brianna mengintip dari ambang pintu.

“Ya, aku sudah siap,” jawab Audrey lemas, dia segera berdiri. Berlalu dari ruangan make-up.

Setiba di tempat pemberkatan janji suci, suasana megah dan mewah terhampar di hadapan Audrey. Sementara musik pengiring pernikahan mulai memainkan melodi yang lembut, Audrey dipandu untuk berjalan perlahan menuju altar. Sesampainya di depan seorang tokoh agama, Audrey tidak menemukan mempelai pria di sana. Audrey berdiri dengan kebingungan mencari-cari sosok yang akan dia nikahi nanti.

“Apakah Asher si anak haram itu tidak datang?”

“Sepertinya demikian. Karena aku dengar, pria itu memiliki wajah yang hancur dan selamanya dia akan terus berada di atas kursi roda.”

“Sungguh mempelai wanita yang malang. Jika aku jadi wanita itu, aku lebih baik mati daripada menikah dengan pria cacat, anak haram yang diusir!”

Audrey menggigit bibir bawahnya gelisah ketika dia mendengar bisik-bisik para tamu undangan. Sementara Callie, Dax, dan Brianna tersenyum sinis menatap ke arah Audrey.

“Ibu, kurasa, orang cacat itu tidak akan hadir. Itu berarti, Asher melanggar perjanjian dan harus membayar denda,” bisik Callie kepada Brianna.

“Mana bisa orang cacat itu membayar denda? Dia kan, pria buangan yang cacat!” cibir Brianna.

“Hahaha... Kasihan sekali Audrey, sudah dipastikan hidupnya akan bertambah sengsara.” Callie terkekeh penuh cemoohan.

“Wah! Lihat, mempelai pria sudah tiba!” seru para undangan, mereka begitu heboh saat melihat kedatangan Asher.

Terpopuler

Comments

Jihan Hwang

Jihan Hwang

hai aku mampir...
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/

2024-11-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!