Ayana Amalia seorang gadis berusia 19 tahun yang masih kuliah rela mengorbankan rahimnya untuk mengandung dan menjadi ibu surogasi anak dari seorang pasangan kaya raya untuk menebus hutang keluarganya dan mengobati penyakit ibunya,
namun kesalahan datang Proses ibu surogasinya gagal Ayana malah terikat cinta dengan tuannya hingga mengandung anak tuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nenahh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
periksa kandungan
"Katakan lah," Ilham to the poin, tidak suka bertele-tele.
"Sebelumnya saya minta maaf tuan, bayi tabungnya gagal," Dokter Mira menjelaskan dengan teliti prosedur yang membuat bayi tabungnya gagal.
Ilham hanya terdiam, dan terheran bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mengapa bisa gagal sedangkan tadi pagi tes kehamilan menunjukan dua garis merah.
"Saya tidak memberitahukan kepada nyonya Marta dahulu, biar tuan yang bicara bagaimana pun tuan tau mood istri tuan, masalah bayi tabungnya."
"Baik Dokter, waktu yang tepat saya akan memberi tahu istri saya secepatnya."
"titipkan salam saya untuk nyonya Marta dan nona Ayana, karna saya akan bertugas di Singapura.
"baiklah, apakah jika ingin proses bayi tabung lagi masih bisa?"
"Tentu bisa tuan, mohon maaf saya hanya bisa membantu tuan dan nyonya sampai di sini, jika tuan mau proses bayi tabung lagi, masih banyak spesialis kandungan yang menerimanya.
"Terima kasih dokter atas bantuan serta sarannya,"
"Sama-sama tuan, saya permisi."
Kemudian dokter Mira pergi, sedangkan Ilham termenung sendirian di dalam ruangannya, memikirkan kejadian yang terjadi, atas pertanggung jawaban terhadap Ayana karna itu murni anak mereka berdua, juga tidak bisa berpisah dari Marta karna Marta adalah pilihan orang tuanya.
Langkah mana dulu yang harus ku ambil, satu langkah saja aku membuat kesalahan aku akan kehilangan dua-duanya.
"Aku harus memeriksa kandungan Ayana dahulu untuk memastikan benar adanya kehamilan itu, atau bisa jadi tespeknya salah"
Dia segera pergi dari tempat itu, dengan semua orang yang menyapa ia abaikan.
mengemudikan mobilnya dengan cepat.
"apa yang harus aku katakan di hadapan Marta."
Ilham terus berfikir keras, menyadari kesalahannya telah menyentuh gadis yang sama sekali belum pernah di sentuh siapa pun, gadis yang sedang berjuang demi keluarganya.
"Aaakkhh" Ilham memukul kemudi mobil dengan keras, saat ini dia frustasi memikirkan Ayana.
"bahkan Marta sudah tidak murni saat pertama kalinya aku setubuhi, sedangkan Ayana dia gadis murni yang menjaga kehormatannya."
"andreeeeeee aaakkhh" Ilham tambah kacau saat nama sahabatnya terlintas di pikirannya, ya karna Andre lah dia sudah menyentuh Ayana.
" kalau saja aku tolak minuman dari Andre,"
Tak lama kemudian Ilham sampai di rumahnya, matanya mencari keberadaan dua sosok wanita itu. Terlihat mereka sedang mengobrol di taman, tertawa gembira seperti adik dan Kaka kandung.
Ditemani dengan potongan buah mangga matang yang masih segar.
"Marta, Ayana, kalian disini." gugup
"Iya mas, kamu kenapa, tadi kenapa tiba-tiba pergi." tanya Marta saat melihat gelagat suaminya yang tidak biasa .
"ada yang harus diperbaiki di resto." pura-pura tidak terjadi apa-apa padahal fikirannya sedang merangkai cerita.
"Oh ya, tadi sewaktu aku cek resto, ketemu sama dokter Mira, dia titip salam buat kalian berdua katanya mau pindah ke Singapura bertugas di sana.
"Loh mas, gimna dengan kehamilan Ayana," tanya Marta.
Bayi tabungnya berhasil, kalau mau cek kandungan ke dokter spesialis kandungan yang lain saja, begitu ujarnya." Ilham mengada-ada cerita.
"Oh ya mas nanti sore aku ada job potret mendadak, kamu bisa antar Ayana periksa kandungan.?"
"Oke"
Ilham tersenyum mendengar perkataan Marta, memang ini bukan yang dia inginkan, berdua dengan Ayana.
Begitu pun Ayana dia pun sama senangnya tapi saat ini dia lebih memilih menjauh dari Ilham takut semakin lama semakin terbawa perasaan tentu dirinya sendiri yang akan merasakan sakitnya.
Sore hari Marta sudah berangkat sedari tadi ke tempat pemotretan, Ayana dan Ilham pun sudah berada di rumah sakit.
di depan ruangan periksa, Ilham dan Ayana menunggu giliran namanya di sebut dari beberapa orang yang sedang menunggu untuk di periksa juga di sana.
Ilham memegang bahu Ayana mengisyaratkan agar kepala ayana bersandar di bahunya.
"Mas jangan kaya gini, nanti ada yang melihatmu, bisa rusak nama baikmu."
"apa masalahnya, semua bisa ku beli bahkan dengan mulut manusia-manusia tak bermoral,"
hmmmm susah ya bicara dengan orang kaya, semuanya tentang uang, bahkan mereka bisa membeli dunia ini dengan uang.
"aku merindukanmu baby" ucap Ilham sambil berbisik di telinga Ayana.
Ayana hanya mengerutkan dahi.
"mas aku takut terlalu jauh menyimpan perasaan ini, nanti saat waktunya kamu meninggalkan ku, aku gak tau apa yang harus aku perbuat, bagai manapun kamu milik mbak Marta."
"Kamu juga mencintaiku? dan gak bisa jauh dariku maksudnya?"
"bukan gitu mas, susah ya bicara sama kamu, kamu gak ngerti perasaan aku.
"apapun itu perasaan kamu, satu hal yang perlu kamu tau dan simpan baik-baik dalam fikiran mu, bahwa aku gak akan pernah tinggalin kamu."
Ayana menatap lekat pria di hadapannya, andai Ilham belum beristri sudah pasti dia satu-satunya orang yang paling bahagia di muka bumi ini.
Namun pandangannya selesai ketika terdengar namanya sudah di panggil.
Ilham dan Ayana masuk kedalam ruangan.
"keluhannya apa?" tanya dokter kandungan dihadapannya.
"Saya sudah telat menstruasi dan tadi pagi tespek hasilnya garis dua." Ayana menjelaskan.
"Mari berbaring"
Kemudian Ayana berbaring di bantu dengan suster, dokter mengarahkan agar bajunya sedikit di angkat agar dokter bisa memeriksanya melalui USG.
probe pun di letakkan di permukaan perut Ayana, dokter mencari titik yang jelas untuk rahim Ayana.
"Wah selamat ya tuan istri anda memang mengandung," dokter melirik ke arah Ilham yang sedari tadi memandangi perut Ayana, "lihat ini kantung rahimnya ada dua, dan semuanya bagus, istri tuan mengandung dua bayi,"
Dokter menunjuk monitor, ada dua janin yang terbentuk di rahim Ayana. Masing-masing berkembang dengan baik bagaimana semestinya walaupun belum terbentuk dengan jelas.
Ilham terkejut dan begitu juga Ayana tak kalah terkejut dalam benaknya kenapa proses bayi tabungnya menjadi dua.
kemudian Ayana dan Ilham duduk di hadapan dokter yang sedang memberikan resep vitamin untuk Ayana minum setiap hari.
"Ada yang mau di tanyakan lagi" tanya dokter dengan santun.
"Ya dokter, saya mau menanyakan perihal bayi tabung" ucap Ayana tapi kata-katanya tidak di lanjutkan karena Ilham telah memotong pembicaraan Ayana.
"tidak dokter, tidak ada lagi yang perlu di tanyakan, terima kasih banyak dokter."
Ayana menatap Ilham terheran dengan pria di sisinya.
kemudian mereka keluar mengurus administrasi dan setelah itu mereka pulang.