menikah sebab perjodohan orang tua. namun setelah hampir delapan tahun belum di karuniai seorang anak.
hingga akhirnya suatu hari sebuah kenyataan membuat hati seorang istri merasa sangat tersakiti.
di antara percaya atau tidak.
simak cerita selengkapnya di cerita ya gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengagum Rahasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
Zaifa sedang duduk di loby perusahaan sembari memainkan ponsel milik nya, sebab ia ingin mengembalikan dres yang telah di berikan oleh Raihan. Bagaimana pun ia tak ada hak untuk menyimpan barang yang bukan milik nya.
Tap tap tap
Zaifa mendongak dan mengerutkan kening karena yang keluar dari lift khusus petinggi itu adalah Niel, bukan Raihan. Dan semakin dekat terlihat ada sebuah lebam di pinggir bibir pria itu. Zaifa menyimpan ponsel nya kemudian berjalan cepat menghampiri pria yang menjadi sahabat pria nya itu.
"kak Niel!" seru Zaifa setelah agak dekat.
Niel yang semula memegangi luka di sudut bibir nya itu terhenti dan terpaku melihat raut khawatir yang terpancar di wajah Zaifa. jantung nya berdetak cepat, entah mengapa ketika melihat wajah Zaifa ia seperti melihat bayang-bayang seseorang.
"kakak kenapa?" tanya Zaifa.
Niel tersenyum tipis kemudian menggeleng kan kepala nya. Ia segera berpamitan pergi saat di belakang sana ia mendengar langkah kaki seseorang. Dan dapat ia pastikan itu pasti lah Raihan. Ia harus segera pergi atau Raihan akan memukul nya lagi.
Zaifa hanya menatap heran ke arah Niel kemudian menatap Raihan yang baru sampai di dekatnya.
"kenapa kau dekat-dekat dengan Niel?" tanya Raihan dengan wajah yang membuat Zaifa ingin menampar pria itu.
"kenapa memang nya?" tanya balik Zaifa.
wajah Raihan bertambah masam, tidak tau kan Zaifa bahwa Raihan tengah di liputi rasa cemburu.
"aku hanya ingin mengembalikan dres ini terima kasih" ucap Zaifa menyerahkan paksa paper bag yang berisi dres yang di kena kan nya tadi pagi.
Raihan ingin menolak namun ternyata Zaifa sudah berlari keluar dari kantor. Membuat Raihan mendengus kesal. Jika tidak ingat asa janji temu dengan orang tua nya mungkin Raihan akan mengejar Zaifa dan membawa wanita itu menginap kembali di hotel. siapa tau saja dia akan menerima sesuatu yang membuat dirinya terbang.
Raihan mencubit dirinya sendiri ketika sadar dirinya sudah berfikir kotor. entah lah, sejak insiden tadi pagi pikirannya seharian ini selalu mesum dan ia tidak dapat mengendalikan diri dan berujung ia yang memukul Niel karena terlampau emosi.
Raihan menuju parkiran dan segera berlalu menuju rumah kediaman orang tua nya. Memang setelah makan siang orang tua Raihan berenca mengunjungi dirinya. Namun, ia menolak karena masih ada Niel di ruangan nya.
Beberapa saat yang lalu....
"entah lah Rai, aku selalu merasa detak jantung ku berdegup kencang saat menatap Zaifa" ungkap Niel yang membuat Raihan emosi.
"bagaimana bisa kau memiliki rasa seperti itu Niel, Zaifa adalah kekasih ku. Baik dulu atau pun seterusnya. Dan selamanya Zaifa adalah kekasih ku. tak kan ku biar kan siapapun merebut nya dariku lagi. Bahkan bila itu kau, sahabat ku sendiri." jelas Raihan penuh penekanan dan menatap tajam Niel.
"Rai dengarkan aku dulu... bukan maksud ku untuk..."
Bugh....
belum sempat Niel menyelesaikan ucapannya tiba-tiba sebuah pukulan di terima nya.
"cukup Niel, kau tau jelas bagaimana aku sangat mencintai Zaifa." teriak Raihan.
"keluar lah sebelum aku semakin marah!" sentak Raihan.
Tak mau membuat masalah akhirnya Niel memilih pergi dan mungkin akan menjelaskan nya lain kali. Karena sungguh bukan berdebar karena cinta yang Niel rasakan setiap kali bersitatap dengan Zaifa... namun entah lah.
Off..
Raihan merutuki kebodohan nya, bagaimana bisa sangat emosi saat mendengar ucapan Niel. Padahal belum sempat Niel menjelaskan apa maksud nya. Raihan mempercepat laju mobil nya karena setelah bertemu dengan kedua orang tua nya ia akan mengunjungi Niel untuk meminta maaf. Bagaimana pun rasa persahabatan mereka sudah seperti saudara. Akan sangat sayang jika retak perkara cinta yang mungkin di miliki oleh kedua nya.
****
Berbeda dengan Raihan, saat ini Zaifa sedang menikmati menu makan malam yang ia beli di rumah makan prasmanan yang ia lewati saat pulang dari kantor. Menu ikan patin goreng dengan bihun tumis menjadi pilihan nya tadi. Dan ternyata sesuai ekspektasi rasanya sungguh nikmat, terbukti dari makanan itu yang telah habis tanpa sisa.
"akhirnya kenyang" ucap Zaifa.
Ia membuang bungkus nasi itu kemudian duduk di sofa tunggal dan menyalakan televisi. Namun, setelah beberapa saat mengganti-ganti channel tidak ada acara yang menarik perhatian nya.
Ia pun mengambil ponsel nya di meja dan mulai berselancar di media sosial milik nya. Terlihat ada satu unggahan yang menarik perhatian nya. Unggahan Niel yang membuat Zaifa terpaku. Sebuah foto seorang gadis kecil yang sangat cantik. Memiliki satu lesung pipi di bagian kanan dan sebuah tahu lalat kecil yang ada di ujung dagu.
Deg,,
Tangan Zaifa bergetar. Ia segera mengambil foto itu kemudian meletakkan ponsel nya. Segera berlalu menuju kamar dan membuka lemari pakaian nya. Ia mengobrak abrik semua isi lemari hingga ia terhenti saat melihat sebuah map plastik yang terletak di bawah baju nya.
Ia segera mengambil map plastik itu dan membuka semua isinya. Ia mencari-cari letak sebuah album. namun, tidak di temukan nya. Zaifa kemudian mencari lagi ke bagian lemari yang belum di buka nya. namun nihil, tidak ada apapun di sana.
Zaifa mencari ke segala bagian rumah, di setiap sudut yang memungkinkan ia menyimpan buku berisi foto kenangan miliknya. Hingga hampir satu jam belum di temukan album yang di carinya. Zaifa yang kelelahan akhirnya tertidur di ranjang kecil milik nya.
tak perlu waktu lama, Zaifa langsung terlelap karena sangking lelah nya.
Tak jauh dari Zaifa tertidur, di atas meja yang tertutup beberapa laporan terdapat sebuah album foto yang terbuka. album foto itu terbuka tepat di gambar yang sama persis seperti gambar yang di unggah oleh Niel.
***
"jadi siapa gadis itu nak?" tanya seorang wanita setengah baya itu kepada anaknya.
mereka baru saja menyelesaikan makan malam dan kini sedang berkumpul di ruang keluarga. Raihan tak menjawab, ia malah melirik ke arah jam dinding besar di ruangan itu. sudah pukul setengah sepuluh malam. bisa di pastikan ia gagal datang ke rumah Niel.
"Raihan..." panggil wanita itu lembut, wanita yang tak lain ada Ranti, ibu kandung Raihan.
"iya ma" Jawab Raihan.
sebenarnya ia mendengar apa yang di ucap kan oleh mama nya. Namun mengalihkan pembicaraan adalah hoby nya. Ia terlalu malas jika harus mengatakan hal pribadi kepada siapa pun termasuk orang tuannya. pengalaman masa lalu yang di jadikan nya pembelajaran.
"Rai mau istirahat dulu, capek" putus Raihan kemudian beranjak.
Sang mama menatap punggung anak nya dengan sendu. Ia menoleh ketika merasakan sebuah pelukan hangat dari samping. Ia tersenyum tipis melihat suami nya yang sedang menatap nya hangat.
"biarkan dulu ma. papa masih merasa bahwa Raihan masih kecewa dengan kita" ucap suaminya.
Sementara di lantai atas, Raihan telah mengganti pakaian nya dengan piyama. Ia merebahkan tubuhnya sembari memainkan ponsel yang seharian ini tak ia lihat barang sekejap.
Terdapat pemberitahuan seseorang baru saja mengunggah foto. Ia segera mengklik pemberitahuan itu karena mengenal akun yang baru saja mengunggah foto.
ia memperbesar foto yang baru saja di unggah oleh Niel, orang lain mungkin tak tahu siapa yang telah di unggah oleh Niel, tapi Raihan paham foto siapa yang telah di jadikan foto sampul terbaru oleh Niel.
"Niel" desis Raihan geram.
samawa....
pnysln mmng sllu dtng trlmbat ,hrsnya mnkmti msa tua brsma kluarga mlh hrs hdp d pnjra...
smga pa bewok bnr2 tobat....