Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.
Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - Menemui Mayra
Esok harinya, Rayyan berangkat ke kota Mayra pagi buta. Ia ingin bertemu dan menebus kesalahannya beberapa tahun lalu. Kejadian malam itu membuat Mayra hamil dan harus berjuang tanpa dirinya. Meskipun awalnya Rayyan tak berniat menyentuh Mayra namun rasa cemburunya akhirnya mengalahkan keegoisannya.
Tepat pukul 8 pagi, Rayyan mendatangi kediaman Mayra. Tak lama dirinya mengetuk, pintu terbuka. Ratih berdiri dengan wajah penuh amarah tetapi mencoba tenang dan sabar. "Mau apa lagi kamu kemari?"
"Ibu, aku ke sini ingin meminta maaf dan membawa Mayra kembali ke rumah," ucap Rayyan penuh serius.
"Ibu tidak mengizinkan kamu membawa mereka," tegas Ratih.
"Bu, aku memang sudah melakukan kesalahan besar. Aku sungguh menyesal, aku ingin memperbaiki semuanya," jelas Rayyan dengan pelan.
"Ibu, sangat sakit hati atas perlakuanmu kepada Mayra," ungkap Ratih.
"Aku minta maaf, Bu. Aku janji tidak akan menyakiti Mayra," ujar Rayyan dengan sungguh-sungguh.
"Kamu ke sini karena Mayra sudah memiliki anak, 'kan?" tuding Ratih membuat Rayyan terdiam.
"Jika Mayra tidak mengandung anakmu, belum tentu kamu datang meminta maaf dan mengajak Mayra kembali," singgung Ratih.
Rayyan tak dapat berkata apa-apa. Kehadiran Rama adalah alasannya bertanggung jawab, meskipun ia juga merindukan Mayra. Hampir tiap hari bayangan istrinya terlintas, hidupnya tak merasa nyaman dan tenang walaupun Intan selalu di dekatnya.
"Siapa yang....?" pertanyaan Mayra seketika terhenti melihat sosok Rayyan dihadapannya.
"Mayra!" lirih Rayyan menatap istrinya dari jarak beberapa meter.
"Bukankah aku sudah mengatakan tidak mau kembali padamu, Mas!" tegas Mayra.
"Mayra, aku tahu selama pernikahan kita aku tidak menjadi suami yang baik. Aku mohon kali ini berikan kesempatan aku untuk memperbaikinya, kita bangun keluarga sempurna," ujar Rayyan berharap Mayra menerimanya.
"Bagaimana dengan kekasihmu?" Mayra menyinggung sosok Intan.
"Kami sudah lama putus, saat ini aku tidak lagi dekat dengan siapapun," jelas Rayyan. Sebenarnya Mayra telah mengetahui jika Rayyan memang sudah mengakhiri hubungan bersama Intan dari Oma Salsa.
"Aku tidak percaya!" ucap Mayra tegas.
"Mama, apa benar paman ini adalah papaku?" Rama tiba-tiba muncul menghampiri Rayyan dan berdiri di sebelahnya.
"Iya, Rama!" Rayyan gegas menyahut, ia melemparkan senyumannya kepada bocah itu.
Rama yang senang, memeluk Rayyan dan berkata, "Hore, akhirnya aku punya Papa!"
Mayra menarik tangan Rama menjauh dari Rayyan. "Kamu salah orang, Nak!"
"Mama!" Rama tampak terkejut.
"Masuk ke kamar, jangan keluar sebelum Mama memanggilmu!" titah Mayra.
"Aku mau bersama papa, Ma!" ucap Rama hampir menangis.
"Belum waktunya!" kata Mayra.
"Ayo Rama, kita ke kamar!" Ratih mengajak cucunya dan terpaksa Rama mengikutinya.
"Mayra, aku tahu kamu begitu sangat marah padaku. Maaf, aku tidak mencarimu waktu itu!" jelas Rayyan.
"Aku tidak marah denganmu, Mas. Aku juga lega kamu mau mengakui kesalahanmu dan kamu juga bersedia menerima Rama. Hanya saja aku belum siap untuk kembali padamu," ujar Mayra.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Rayyan.
"Menjauhlah dari kehidupan kami, selama ini kami sudah merasa tenang," jawab Mayra.
"Mayra, apa kamu tidak kasihan dengan Rama? Dia membutuhkan aku," ujar Rayyan.
"Selama ini kami baik-baik saja," singgung Mayra membuat Rayyan terdiam.
"Jadi, aku mohon pergilah dari kehidupan kami!" kata Mayra.
"Aku tidak bisa, May!" Rayyan menggelengkan kepalanya.
"Mas Rayyan tetap akan baik-baik saja tanpa kami," ucap Mayra.
Rayyan mencoba sabar menghadapi sikap dingin Mayra, ia pun memilih pergi. Mungkin belum tepat waktunya merebut hati Mayra kembali.
Mayra menutup pintunya lalu ia melangkah ke kamar putranya. Rama bergegas turun dari ranjang dan menghampiri Mayra, "Papa belum pulang 'kan, Bu?"
"Dia sudah pulang," ucap Mayra.
"Kenapa cepat sekali? Apa dia tidak menyayangiku?" Rama tampak sedih.
"Dia menyayangimu, cuma papa kamu mau berangkat kerja. Jadi, kamu harus sabar dan mengerti dirinya," kata Mayra agar putranya paham dengan maksud dan tujuannya.
"Lalu kapan papa akan membawa kita dan tinggal bersama-sama?" tanya Rama.
"Mama tidak tahu, pastinya kamu jangan terlalu banyak berharap," jawab Mayra.
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜