Sebuah cerita horor yang mengikuti petualangan tiga orang sahabat sejati Maxim, Alexa Dan Leo yang tinggal diDESA BATU CHADAS yang terletak diHOLLAND TENGAH. Pada malam Halloween tiba mereka memutuskan untuk menyelidiki sebuah Rumah Tua yang terkenal angker dan dihuni oleh penyihir yang bernama Hiltja.
Ketiga nya terdorong rasa ingin tahu untuk menemukan bukti yang katanya dirumah tua itu terdapat sebuah kutukan yang berhubungan dengan dunia kegelapan.
Setelah mereka berhasil mengungkapkan misteri rumah tua itu. Mereka menyadari bahwa rumah tua bukan hanya berhantu saja.
Melainkan bisa menghubungkan dunia lain, yaitu dunia manusia dan roh. yang memprediksi tentang kebangkitan roh roh jahat yang bisa membuat manusia diambang kehancuran antara hidup dan mati.
Bagaimana kah kelanjutan kisah ini. Mampukah mereka melindungi manusia dari kehancuran???
Yukk kita baca sama sama dijamin seru...
Pesan moral yang bisa ambil. Dengan ketulusan dalam persahabatan bisa mengalahkan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26. MENUJU KUNCI KETIGA
Langit merah darah semakin pekat, memberikan nuansa suram pada perjalanan Alexa, Maxim, dan Leo. Mereka kini berhadapan dengan sosok penjaga kegelapan kedua, jauh lebih besar dan mengerikan daripada yang pertama.
Tanduk-tanduk tajamnya bersinar di bawah cahaya temaram, sementara matanya yang merah menyala membara memancarkan kebencian yang menusuk.
"Ujian kalian baru dimulai," makhluk itu berbicara dengan suara berat yang menggema.
"Kegelapan telah menyadari keberadaan kalian. Jika ingin kunci terakhir, bersiaplah menghadapi penderitaan yang tak terbayangkan."ucap nya lagi.
Makhluk itu mengangkat cakarnya, dan seketika tanah di sekitar mereka berubah. Reruntuhan kota yang tadinya diam kini bergerak, membentuk labirin menakutkan.
Bayangan-bayangan tak berbentuk mulai bermunculan, mengintai mereka dari balik puing-puing. Seperti kawanan srigala yang akan muncul lagi.
Alexa mengepalkan batu Velka yang bersinar redup di tangannya. "Kita tidak boleh menyerah, kita harus bersama sama,dengan kebersamaan kita pasti bisa. katanya dengan nada tegas.
Leo, meskipun terlihat gugup, mengangkat belatinya. "Aku di sini. Apa pun yang terjadi, kita hadapi bersama. kita harus melawannya. "ucap nya pulak
Maxim menatap penjaga itu dengan tajam. "Kita harus menemukan kelemahannya. Kekuatan saja tidak cukup. Dia terlalu kuat. " ucap Maxim.
Penjaga kegelapan menggeram, mengayunkan cakarnya ke arah mereka. Tanah berguncang hebat, memaksa mereka berpencar untuk menghindari serangan.
"Pisahkan dirimu, maka kau akan kalah!" teriak makhluk itu, tawanya menggema di udara.
Uwahaaahaaa....
Uwahaaahaaa...
Alexa bangkit dengan cepat, mengarahkan batu Velka ke arah makhluk itu. Cahaya terang memancar, memaksa makhluk itu mundur sesaat. Namun, efeknya tak berlangsung lama.
"Cahaya itu tidak mampu untuk mengalahkan ku. " ejek nya sambil membalas serangan.
Maxim dan Leo mencoba menyerangnya dari sisi yang berbeda tapi cakar nya sangat kuat sehingga sulit untuk dikalahkan.
Setiap goresan belati sepertinya tidak mempan untuk melukai tubuh makhluk itu. Kerena jika tergores sikit goresan itu dengan sekejap hilang.
"Kita tidak akan bisa menang kalau seperti ini!" seru Leo khawatir.
Alexa menyadari sesuatu. Batu Velka memang kuat, tetapi kekuatannya tidak bisa digunakan sembarangan.
"Kita harus menyerang bersama-sama! satukan kekuatan kita, dengan kita bersatu pasti semua musuh bisa terkalahkan, ingat pesan Pak Adward.kita tetap bersama dan bersatu. " kata Alexa.
Mereka bertiga segera membentuk formasi segitiga, dengan makhluk penjaga kegelapan di tengah. Alexa mengangkat batu Velka ke udara, memancarkan cahaya yang menyatukan energi mereka.
"Kalian pikir ini akan berhasil?" ejek penjaga itu. Namun, kali ini tawanya terdengar lebih ragu.
Uwahaahaaa...
Uwahaahaaa...
Dengan teriakan penuh semangat, ketiganya menyerang bersamaan. Cahaya dari batu Velka meledak, menyelimuti makhluk kegelapan dalam kilauan menyilaukan.
Duaaaarrr...
Duaaarrrr..
Aaarrrkkk...
Jeritan makhluk itu menggema saat tubuhnya perlahan-lahan berubah menjadi serpihan bayangan.
Mungkin kalian kali ini bisa menang. Tapi bangsa kegelapan tidak akan menyerah, kami akan kembali lebih kuat lagi. "kata makhluk itu sebelum musnah.
Setelah pertarungan sengit, ketiganya jatuh terduduk, terengah engah. Rasa lega terlihat di wajah mereka, meskipun kelelahan juga tak terelakkan.
"Kita berhasil, selangkah lagi kita mendapatkan kunci ketiga itu. "gumam Leo sambil tersenyum kecil.
"Belum sepenuhnya, masih banyak lagi didepan rintangan kita. Kita masih harus menemukan kunci terakhir. Dan kota ini tertinggal seperti nya banyak menyimpan rahasia. kita harus waspada." jawab Maxim.
Alexa bangkit, memandangi reruntuhan yang tampak seperti labirin besar. Jauh ditengah kota terlihat menara tinggi dengan cahaya yang meredup. Ia menunjuk kesana. "kita harus kesananya. " katanya
Ketiganya berjalan dengan hati-hati, melewati jalanan yang penuh jebakan. Sepanjang perjalanan mereka selalu menjumpai ukuran ukuran kuno di dinding dinding salah ada sejarah didalam nya.
"Ini seperti peringatan," kata Leo sambil membaca salah satu ukiran. "'Jangan ambil apa yang bukan milikmu, atau kegelapan akan membalas.'"
Maxim mengangguk. menandakan Anda ia mengerti.
"Mungkin dulu kota suka mengambil benda yang bukan milik nya. Sehingga kegelapan marah dan menghancurkan seluruh kota ini. "ucap Maxim menerka.
Di depan menara, mereka menemukan pintu besar dengan tiga lubang kecil. Alexa segera memasukkan dua kunci yang sudah mereka miliki. Cahaya lembut muncul, tetapi pintu itu tetap tertutup.
"Kunci ketiga, belum lengakal. Kita masih harus pergi mencarinya dan harus menemukannya. "ucap Alexa.
Ketika mereka memutar untuk mencari petunjuk, suara langkah kaki mendekat dari belakang.
Sreeettt...
Sreeettt...
Sreeettt... (suara kaki aneh)
Mereka bertiga pun saling pandang dan siap siapa untuk menoleh kebelakang. Tiba-tiba muncul sosok pria berjubah merah dengan wajar sama samar.
"Kalian telah membuat kemajuan dari apa yang aku fikirkan. "katanya dengan nada datar.
"Tetapi aku di sini untuk memastikan kalian tidak melangkah lebih jauh. Inilah akhir dari hidup kalian. " katanya lagi.
"Siapa kau?" Kenapa kamu mau melawan kami juga? tanya Alexa, mencoba terdengar tegas meski hatinya was-was dan takut.
Pria itu tertawa pelan. "Aku adalah penjaga kegelapan yang terakhir. Aku melihat kehancuran kota ini dan kini memastikan tidak ada yang mengulang kesalahan itu lagi. "ucap nya.
Hihihihiiiii...
Hihihihiiiii...
Hihihihiiii... (suara tawa misterius itu).
"Kami berada disini tidak untuk menghancurkan itu, Kami hanya ingin menghentikan kegelapan. "kata Maxim.
Penjaga kegelapan itu menggeleng pelan. "Kalian mungkin punya niat baik, tetapi tindakan kalian bisa membuka kegelapan yang lebih besar."
Alexa merasakan keraguan. "Apa maksudmu? " ucap Alexa dengan cemas.
Pria itu tidak menjawab. Sebaliknya, ia mengangkat tangannya, menciptakan gelombang energi yang mendorong mereka mundur.
"Buktikan bahwa dirimu memang layak untuk mendapatkan kunci ke tiga itu. Hanya yang layak yang bisa mengambil kunci tersebut. "ucap pria dunia kegelapan itu.
Pria berjubah itu bergerak dengan kecepatan yang sulit dipercaya, membaca setiap serangan mereka dengan mudah. Serangan mereka tampak tidak berarti. Cahaya dari batu Velka bahkan tidak dapat mepengaruhinya.
"Kita tidak akan bisa menang kalau seperti ini caranya "kata Leo dengan putus asa.
Alexa teringat ucapan penjaga kegelapan sebelumnya ini bukan tentang kekuatan, tetapi tentang niat. Ia menurunkan batu Velka, mengangkat tangan kosongnya.
"Kami datang ke kota ini bukan untuk menghancurkan, tapi kami datang ke kota ini untuk menyelamatkan, walaupun harus nyawa kami taruhannya." ucap Alexa.
Maxim dan Leo menurunkan senjata mereka, mengikuti Alexa. Mereka berdiri tanpa perlindungan, hanya dengan tekad mereka.
Pria kegelapan itu berhenti, menatap mereka lama. Kemudian ia tersenyum tipis. "Kalian telah membuktikan niat kalian. Kunci ketiga adalah milik kalian."jawab nya.
Pria kegelapan itu menyerahkan kunci ketiga yaitu kunci terakhir, sebuah kunci perak yang bersinar lembut.
"Pergilah, tetapi ingat perjalanan kalian belum selesai. Pengorbanan yang lebih besar akan menunggu kalian. "ucapnya lagi dan kemudian ia menghilang.
Ketiganya memasukkan kunci terakhir ke pintu menara. Tampak cahaya menderang muncul dari ketiga kunci itu. Dan pintu itu telah terbuka.
Babak baru dalam pertualangan mereka melawan kegelapan akan dimulai lagi. Tentunya dengan rintangan yang lebih dahsyat lagi.
(Apakah mereka akan melangkah lebih jauh lagi. Atau mengakhiri nya sampai disini???)
BERSAMBUNG...