Satu psikopat mampu menebar teror pembunuhan berantai, bagaimana jika ada enam psikopat berkumpul dalam satu tempat?
Sekelompok mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari kota Jakarta memutusan untuk liburan semester ke sebuah kota Kyoto dinegara matahari terbit, Jepang.
Mereka diajak oleh salah satu teman mereka, yang merupakan seorang blasteran Jepang bernama Ayana dan adiknya Yuki. mereka kemudian bertemu dengan seorang pemuda tampan asal Jepang yang mengajak mereka untuk mengunjungi sebuah kabin mewah ditengah hutan, kaki gunung Kurama.
Sekelompok remaja tersebut tidak tahu bahwa terdapat sebuah misteri dari hutan lebat tersebut, penduduk sekitar percaya bahwa pada saat kabut tebal turun dan menutupi isi hutan maka saat itupun para tentara Jepang jaman dulu keluar untuk mencari potongan tubuh mereka yang terpisah akibat terkena ledakan sebuah bom, penduduk desa meyakini hutan tersebut telah dikutuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SemyAngelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Doni lalu menerjang dan mendorong tubuh Genji sedangkan Rizal menerjang Yamada, namun Rizal bukanlah tandingan dari Yamada karena ia malah terbanting kebelakang, sedangkan Doni berhasil membuat Genji terdorong ke dinding lalu berhasil keluar dari ruangan tersebut, ia pun terhenti karena melihat Rizal yang tertinggal.
“Pergilah jangan pedulikan aku, cepat cari bantuan!” ujar Rizal.
“Baiklah, tapi lain kali kebodohan itu jangan dipelihara! Harusnya kau ikuti aku dan bukannya malah menerjang si monster itu” ujar Doni sambil bersiap untuk lari.
“Sialan kau Doni” ujar Rizal pasrah.
Genji pun segera bangun lalu menendang wajah Rizal, ia pun kemudian menarik tubuh dari pemuda itu untuk berdiri, setelah berdiri Genji segera menarik tangan kanan Rizal lalu memutar kebelakang punggungnya kemudian membawanya keluar ruangan tersebut. Doni pun masih berada diluar ruangan tak jauh dari tempat ia sebelumnya keluar, ia pun terlihat terdiam sambil mengangkat kedua tangannya keatas udara, karena dicegat dan ditodong menggunakan sebuah panah crossbrow oleh Kabuya.
“Dasar kolonial Jepang sialan” ujar Rizal.
“Mereka bukan kolonial tapi orang gila” jawab Doni.
Genji pun mengarahkan pisau daging ke arah leher Rizal dan dengan cepat menyayatnya,
“Rizaaalll” ujar Doni histeris dan ia pun langsung berlari kearah Genji dan Rizal, Doni pun menyerang Genji namun pukulannya berhasil ditangkis dan perutnya pun ditikam oleh sebuah pisau yang dibawa oleh Genji.
Doni yang sudah tidak berdaya pun dihampiri oleh Genji yang kemudian menarik rambutnya, hingga membuat kepalanya menengadah keatas. Lalu dengan cepat menyayat leher Doni dengan pisau hingga tewas seketika, beberapa saat kemudian tiba-tiba muncul seorang perempuan dari arah belakang yang kemudian berteriak histeris, suaranya menggema bersamaan dengan bau anyir yang menyeruak di udara.
Dilorong gelap yang hanya diterangi oleh cahaya berwarna orange yang menempel ditembok, dengan jarak 100 cm dari satu lampu ke lampu lain tersebut, perempuan itu berteriak histeris setelah menyaksikan mayat dari kedua teman laki-lakinya yang tewas dengan leher yang menganga, perempuan tersebut adalah Mendi dan dirinya tengah lari dari kejaran Yukana, akan tetapi dia tak bisa lari lagi karena tercegat oleh Genji dan Kabuya.
Dari dalam ruangan tiba-tiba muncul Yamada yang kemudian menarik pundak Mendi lalu mencekiknya sampai tubuh gadis tersebut terangkat keatas udara, tulang lehernya pun dipatahkan hingga gadis tersebut pun tewas seketika.
“Dia milikku!” ujar Yukana kesal.
“Maaf, aku ganti lain kali” ujar Genji yang tersenyum terpaksa.
sedangkan dikamar lain, dua orang laki-laki terbangun karena dikejutkan oleh suara jeritan yang tidak asing lagi bagi mereka, dua laki-laki tersebut adalah Andika dan Rey. Keadaan mereka pun sama yakni terikat, dengan posisi tubuh mereka yang tergantung dengan tangan diikat keatas menahan tubuh mereka.
Ditempat lain.
Yuki pun berhasil keluar dari dalam kurungan besi tersebut lalu segera membuka ikatan tali pada kaki Akira, namun dia kebingungan karena untuk membebaskan Akira dan Ririn dibutuhkan sebuah kunci lagi, sedangkan Yuki hanya memiliki kunci kandang yang mengurungnya, ia pun juga tidak bisa keluar dari dalam ruangan tersebut karena terlalu takut dengan suara kegaduhan diluar, ia tahu bahwa beberapa teman-temannya mungkin sudah terbunuh karena mendengar suara dari jeritan mereka.
Yuki hanya bisa menangis sambil memeluk Ririn, ia berharap kakak dan kekasihnya Andika baik-baik saja. Akira pun berusaha untuk menenangkan kedua gadis tersebut dan mulai merencanakan sesuatu, beberapa menit kemudian, terdengar suara dari kunci pintu ruangan yang dibuka dan seorang gadis memakai sebuah jas hujan bening, masuk sambil membawa sebuah gergaji mesin berbetuk bundar.
Gadis tersebut tidak lain adalah Tsubasa dan ketika gadis tersebut masuk, semua terlihat masih sama dan Yuki kini sudah berada didalam kurungan besi kembali.
“Kau menipuku, siapa kalian sebenarnya dan kenapa kalian melakukan ini terhadap kami?” ujar Akira marah.
“Siapa kami? Kami biasa disebut sebagai psikopat dan aku menyukai julukan itu” ujar Tsubasa menyeringai.
“Kalian kan yang telah meneror dengan cerita-cerita mitos tentang hantu pembunuh?” ujar Akira.
Mendengar itu gadis tersebut hanya tertawa lalu segera menyalakan mesin gergajinya,
“Sebelum kau membunuh kami, beritahu aku dulu siapa kalian dan apa yang terjadi dengan tiga teman yang kau laporkan menghilang?”
Tsubasa pun mematikan kembali mesin gergajinya, kemudian ia pun duduk dilantai sambil menghadap ke arah Akira, ia pun menceritakan kejadian yang sebenarnya dan apa saja yang telah terjadi kepada ketiga orang tersebut, dan ternyata saat gadis tersebut melaporkan bahwa ketiga orang yang ikut berkemah sebelumnya dan tiba-tiba menghilang, mereka sebenarnya bukanlah teman-teman dari Tsubasa.
Siang itu sebuah mobil melaju kearah tengah hutan dan dari dalam mobil keluarlah tiga orang, satu orang laki-laki dan dua orang perempuan.
Seorang laki-laki berusia 25 tahun, memakai kacamata bening bernama Takeshi dan sepupunya bernama Nana berusia 17 tahun dan satu orang lagi yang merupakan sahabatnya yang berusia sama dengan Nana, bernama Hina.
Mereka pun mengikuti sebuah jalur rahasia dari sebuah brosur, yang mengharuskan mereka untuk membuka sebuah website dan masuk untuk mendaftar dan kemudian baru akan diarahkan, ke tempat tujuan mereka yakni tempat perkemahan.
Beberapa saat kemudian, ketiga orang tersebut sampai lalu mereka pun disambut oleh Ryu dan Tsubasa. Mereka pun kemudian membangun sebuah tenda sambil mengobrol dan mengenalkan diri, rupanya kedua perempuan tersebut adalah siswi yang pernah diselamatkan oleh Ryu dari sekelompok gangster disebuah gang dulu. Malamnya Ryu dan Tsubasa pun ikut mendirikan sebuah tenda dan menyalakan sebuah api unggun.
Tsubasa pun membawa Nana untuk mencari kayu bakar dihutan, lalu Tsubasa tiba-tiba memukulkan sebuah batang kayu ke kepala Nana hingga gadis tersebut pun pingsan, sialnya hal tersebut dipergoki oleh Hina yang tiba-tiba muncul dan menyusul mereka untuk meminta ditemani karena ingin buang air kecil, Hina yang melihat kejadian tersebut pun terkejut dan berteriak ketakutan.
Tsubasa pun segera mengeluarkan sebuah pisau lipat dari sakunya, melihat hal itu sontak membuat Hina akhirnya lari dan masuk kedalam hutan, tapi tiba-tiba saja kakinya terjerat oleh sebuah tali jebakan pemburu hingga membuat tubuh gadis tersebut pun terangkat keatas udara dengan kepala menghadap kebawah.