Jodoh Untuk Gadis Indigo

Bara memencet bel, tak lama penjaga rumah itu tergopoh-gopoh menemui Bara.

"Selamat malam, ada yang bisa saya bantu? " tanya penjaga rumah itu seorang pria paruh baya.

"Apa benar ini dengan rumah Pak Thomas" tanya Bara.

"Benar! Anda siapa ya?" tanya penjaga rumah itu.

"Maaf kami bukan siapa-siapa hanya saja kami berdua ingin bertemu dengan Pak Thomas, apakah bisa? " tanya Bara.

"Saya tanyakan dulu kepada Tuan Thomas" ucapnya.

Bara hanya mengangguk menunggu sang penjaga rumah keluar membawa kabar.

Sementara penjaga rumah itu sebut saja namanya Pak Joko pergi ke dalam rumah. Rumah itu terlihat sangat sepi, sunyi dan seolah tidak ada cahaya di dalamnya.

Terlihat ada satu sudut ruangan yang masih terlihat lampu temaram, Joko menemui seseorang yang tengah duduk di kursi goyang dengan tatapan yang kosong.

"Maaf Tuan, ada dua orang yang ingin bertemu dengan anda" ucap Joko.

"Siapa? Apakah para anak haram yang ingin menemui ku?" tanya pria itu yang tak lain tak bukan adalah Thomas.

"Bukan Nona Mauren ataupun Tuan muda Alexander, Tuan. Saya juga tidak pernah melihat kedua orang itu sebelumnya" jawab Joko.

"Suruh masuk saja dan temui aku di sini" perintah Thomas.

Pria tua itu tak banyak bicara semenjak kejadian yang memilukan menimpa hidupnya. Ia seolah kehilangan cahaya dan semangat hidup, sebelumnya Thomas adalah sosok pria tua yang bersahaja, murah senyum dan sangat humble kepada orang-orang namun setelah raja api menyerang sosok Thomas menjadi sosok yang pemarah dan tak suka kepada semua orang bahkan semua asisten rumah tangganya ia pecat karena menurutnya rumah itu terlalu ramai jadilah kini rumah besar dan mewah itu terlihat suram karena tidak pernah ada yang membersihkan.

Penjaga rumah itu kembali lagi menemui Bara

"Mas dan Mbak disuruh masuk saja" ucapkan Joko.

Bara dan Lilis pun masuk ke dalam rumah diantar oleh Joko menemui Thomas.

"Yang banyak sekali hantu di sini" ucap Bara berbisik kepada Lilis.

Lilis tak menjawab ia hanya menganggukkan kepala saja.

Kini keduanya sudah sampai di dalam rumah, Joko menunjukkan ruangan yang ada lampu temaramnya. Bara dan Lilis tak membuang waktu ia segera berjalan menuju ke ruangan itu.

Ini keduanya sudah sampai dan melihat pria tua yang duduk seorang diri di kursi dengan wajah yang menyiratkan kalau ia memang sedang tidak baik-baik saja.

"Selamat malam Pak, maaf kami mengganggu waktunya" ucap Bara.

Thomas melihat kedua manusia di hadapannya dari atas sampai bawah. Ia lalu mengernyitkan dahi karena sebelumnya ia tidak pernah sama sekali bertemu dengan Bara maupun Lilis.

"Siapa kalian dan ada perlu apa datang ke rumah saya? " tanya Thomas dengan suara yang dingin.

"Seseorang telah menemui kami dan meminta kami untuk menyampaikan sebuah permintaan maaf untuk anda, Pak" ungkap Lilis.

"Siapa orangnya? 'tanya Thomas.

" Lidya" Jawab Lilis.

Saat nama Itu disebut seketika membuat Thomas memelototkan matanya. Nama itu adalah hal yang sangat ia benci bagaikan noda yang sulit untuk dihilangkan dan nama itu adalah nama sebuah kepedihan untuk hidupnya. Thomas tahu bahwa pemilik nama itu sudah mati 4 tahun yang lalu di rumah anaknya.

"Siapa Kalian sebenarnya?" tanya Thomas.

"Kami bukan siapa-siapa Pak, hanya saja kami di mintai tolong oleh seorang nenek tua yang meminta kami menyampaikan sebuah permintaan maaf kepada anda" balas Bara.

"Pelacur itu sudah mati, mana mungkin kalian bisa bertemu dengan dia?? Sudahlah kalian lebih baik pergi saja tidak usah mengarang cerita di depanku" Thomas mengusir kedua manusia di hadapannya.

"Memang Lidya sudah meninggal arwahnya tidak tenang dan menghampiri kami. Kami bisa melihat hal itu" balas Lilis. Besar kemungkinan Thomas percaya dengan apa yang Lilis ucapkan.

Thomas tersenyum tetapi senyuman itu terlihat seperti sebuah ejekan, pria tua itu terlihat sangat menyebalkan namun Lilis tak ingin terlebih dahulu memberikan statement pada seseorang bisa jadi alasan dibalik kemarahan Thomas adalah istrinya sendiri.

"Kalian pikir saya percaya?? Dasar penipu" Thomas malah menghina kedua orang itu.

"Lidya datang kepada kami, 4 tahun dia mencari-cari orang untuk bisa menyampaikan permintaan maafnya kepada anda tetapi baru kali ini kami bertemu. Bapak pikir dari mana kami bisa tahu orang yang bernama Lidya itu kalau bukan arwahnya sendiri yang mendatangi kami" Papar Bara.

"Pergi!! Dan jika benar kalian bisa melihat pelacur itu maka katakan bahwa aku sangat membencinya. Wanita hina, neraka untuknya" Thomas malah mengata-ngatai Lidya.

"Maaf pak sebelumnya jika kami lancang, apa hubungan anda dengan wanita yang bernama Lidya? " tanya Lilis.

"Dia mantan istriku yang tidak tahu diri. Istri yang menjajakan selangkangannya untuk pria lain. 45 tahun pernikahan kami apa yang dia berikan?? Dia memberikan sebuah pengkhianatan yang begitu besar bahkan keempat anak yang dia lahirkan itu bukan anakku, tetapi anak dari pria lain entah itu tukang ledeng, tukang septic tank atau tukang apalah aku tak tahu yang jelas wanita itu haram untuk dimaafkan. Jika pun dia menjadi setan di luaran sana biarkan saja, biarkan dia gentayangan sampai kiamat aku tidak sudi untuk memaafkan dia" Akhirnya Thomas pun jujur mengakui bahwa Lidya adalah mantan istrinya.

Mendengar penuturan Thomas yang berapi-api membuat Bara dan Lilis mengerti kenapa sosok Lidya sampai bergentayangan di hari tuanya karena ia membuat kesalahan yang begitu besar setelah tega mengkhianati cinta sang suami.

"Kami tidak tahu masalah apa yang ada dalam keluarga Bapak, kami datang kemari hanya ingin menyampaikan permintaan Lidya itu saja tidak lebih. Jika kami mengganggu maafkan kami, kami Permisi" ucap Bara menarik tangan Lilis lalu pergi dari hadapan Thomas.

Thomas melihat kepergian kedua orang itu dengan Tatapan yang entah

"Aku membencimu Lidya sampai kapanpun" ucap Thomas dengan air mata yang mengalir .

45 tahun yang lalu tepat Thomas dan Lidya menikah. Pernikahan itu sangat diharapkan oleh Thomas karena ia begitu mencintai Lidya seorang.

Sesudah berumahtangga Thomas menjelma menjadi sosok pria workaholic karena ia tidak mau Lidya kekurangan ekonomi. Dirinya ingin Lidya selalu bahagia hidup dengan Thomas.

Awalnya tidak ada masalah namun akibat sering pergi ke luar negeri ataupun luar kota dalam waktu yang berminggu-minggu membuat Lidya merasa bosan dan kesepian. Lidya butuh belaian dan kehangatan di ranjang. Batinnya selalu ingin di isi namun apa daya Thomas selalu sibuk bahkan pulang hanya tiga hari lalu pergi lagi.

Sampailah malam itu ada seorang tukang ledeng yang di perintahkan untuk membenarkan keran air yang rusak. Lidya merasa resah dengan tubuh tukang ledeng itu sebut saja namanya Supomo karena terlihat begitu berotot dan jangan lupakan tonjolan di selah pahanya tercetak dari balik celana levis yang Supomo kenakan.

Malam itu entah bagaimana Lidya melakukan hubungan terlarang dengan Supomo bahkan sampai beberapa kali sampai Lidya hamil anak pertama yang bernama Edmund, namun Lidya memberikan nama belakang Thomas dan tidak terbongkar.

Perselingkuhan yang kedua Lidya lakukan dengan seorang pria masih teman Thomas, sebut saja nama pria itu Arie. Arie menawarkan hubungan penuh gelora kepada Lidya sampai ia hamil anak kedua yaitu Alexander.

Perselingkuhan yang ketiga dengan keamanan komplek karena pria itu sebut saja Bambang sangat jago di ranjang membuat Lidya selalu merasa terpuaskan bahkan perselingkuhan dengan Bambang berlangsung bertahun-tahun sampai menghasilkan anak yang di beri nama Edward.

Dan yang terakhir Lidya selingkuh dengan adik tirinya yang bernama Sigit sampai hamil anak keempat yang bernama Mauren.

Bangkai tak selamanya akan mampu di sembunyikan, kebohongan itu pun akhir terkuak dengan pertama kalinya sewaktu Edmund anak tertuanya gagal ginjal. Ketika Thomas ingin mendonorkan ternyata tidak cocok.

Thomas meminta Lidya yang melakukan chek ginjal namun hasilnya juga Lidya tak cocok karena ginjal Edmund sama dengan ginjal Supomo.