Kehidupan Zevanya hancur, semenjak dirinya bertemu dengan seorang pria yang bernama Reynald. Pria itu menyebabkan dirinya harus mendekam didalam penjara yang dingin. Bahkan Zevanya harus menerima hukuman mati, setelah dirinya tertangkap tangan oleh polisi Bandara membawa sejumlah heroin dan pil ekstasi di koper miliknya.
Apakah Reynald , kekasihnya itu dengan sengaja menjebaknya? Ataukah ada orang lain yang ingin memisahkan cinta mereka?
Apakah dendam dalam diri Zevanya terbalaskan, setelah dirinya selamat dari eksekusi mati yang dijatuhkan oleh pengadilan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Azalea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEBERAPA PANTAS
Zee menatap makanan yang terhidang didepannya dengan mata berbinar. Dia benar-benar merasa lapar, karena belum makan apapun sejak kemaren.
Makanan itu dipesan oleh Reynald melalui layanan delivery. Setelah pesanan itu datang, Reynald segera menatanya di meja makan.
Hidangan yang menggugah selera. Jarang jarang Zee makan makanan lezat dan mahal seperti saat ini. Dan, Rey memesan makanan itu dalam jumlah yang banyak.
"Makanlah, kamu pasti lapar!" ujar Reynald.
"Terimakasih," Zee tersenyum malu-malu. Tanpa basi basi, Zee langsung menyantap makanan itu dengan lahap.
Merasa dirinya jadi pusat perhatian, Zee menghentikan makannya.
"Maaf, Aku seperti orang kelaparan, ya!" Zee merasa malu sendiri.
"Tidak juga, tidak masalah. Aku suka melihatmu seperti ini, apa adanya." Puji Reynald. Membuat Zee semakin salah tingkah.
"Kamu tidak makan yang lain, hanya kentang goreng?" Tanya Zee heran.
"Mm...aku tidak makan makanan yang berlemak."
"Ohhh...pantas.." Zee tersenyum membayangkan body Reynald yang kekar dibalik kaos putih yang dia kenakan. Pria itu sangat menjaga pola makannya.
"Kamu ada jadwal ke kampus hari ini, Zee?"tanya Rey, sambil menghabiskan minumannya.
"Tidak, hanya menunggu jadwal wisuda, besok ada file yang harus ku ambil dari Prof. Rolland." Papar Zee.
"Prof. Rolland, beliau dosen pembimbingmu?"
"Iya... Beliau dosen yang baik, tidak pernah mempersulit ku.”
"Aku tahu,” Reynald manggut-manggut.
"Kau mengenalnya?"
"Ya, beliau pernah memberi materi di kelasku, selama 1 semester."
"Oh..." Zee mengangguk.
Zee menyelesaikan makannya. Dan segera membereskan meja makan. Kemudian mencuci peralatan makan di wastafel.
Zee berjalan ke arah ruang tengah, dia tidak melihat Reynald disana. Kemudian Zee masuk ke kamar Reynald dan duduk didepan meja rias, sambil memainkan ponselnya.
Dua puluh menit kemudian Reynald keluar dari kamar mandi, hanya memakai handuk yang menutupi tubuh bawahnya. Zee tak sengaja melihatnya dari cermin.
Jantungnya berdebar kencang menyaksikan pemandangan langka yang baru pertama kali dia lihat. Dada yang bidang, perut kotak- kotak, menambah kesan maskulin kekasihnya. Rambut basah dan tubuh yang belum sempurna kering, membuat pria itu terlihat sexy.
Pikiran Zee, traveling kemana-mana, wajahnya memerah. Sialnya pria itu mendekat ke arahnya dan memeluk pundak Zee dari belakang.
"Lagi mikirin apa, … mm?"Reynald menyandarkan dagunya di pundak sebelah kiri Zevanya. Sesekali dia mengecup pipi Zee lembut.
"Rey ... Pake baju dulu sana, aku risih tau." Zee berusaha melepaskan diri dari pelukan Reynald.
Reynald tak bergeming, tangan dingin dan basah itu mengusap tangannya perlahan. Zee meremang tubuhnya bergetar seperti aliran listrik yang menjalar di sekujur tubuhnya.
Reynald melepaskan pelukannya, kemudian berputar ke hadapan Zevanya.
Zevanya terkesiap. Godaan itu begitu nyata.
"Kamu mau memegang nya?"Rey tersenyum menggoda.
"Ish... Rey...aku malu " Zee menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Rey meraih kedua tangan itu dan meletakkan di atas perutnya yang sixpack. Zee terbelalak, nafasnya tertahan saat merasakan otot perut Reynald yang keras. Zee melingkarkan tangannya di pinggang pria itu dan menyandarkan kepalanya di dada Reynald yang bidang, sangat nyaman.
"Ya Tuhan … apakah ini yang dinamakan cinta, dia membuatku nyaman dan merasa bahagia." Bisik Zee dalam hati.
"ZEVANYA MEGHAN, … I LOVE YOU !"
Kata-kata sakti itu terucap dari mulut Reynald. Zee menengadahkan wajahnya.
"I LOVE YOU, MORE...Mr. Wilson !"Jawab Zee tersenyum tanpa keraguan.
Zee memberanikan diri mencium bibir prianya dan melumatnya dengan lembut. Reynald tak mau kalah, membalas ciuman itu dengan mesra.
"Mm... sudah ahli rupanya," goda Reynald tersenyum.
"Anda Suhunya, Mr. Wilson " keduanya tertawa bersama bahagia.
*****
Jam didinding kamar Reynald sudah menunjukkan 03.00 sore. Keduanya sudah berpakaian rapi. Rey mengajak Zee keluar untuk jalan- jalan sore itu.
"Sudah siap, honey! Ayo berangkat!" Ajak Rey.
"Kita mau kemana, Rey?"
"Kemana saja yang kamu mau."
"Kamu tidak malu, jalan denganku, bagaimana kalau teman-teman mu melihat kita?"
"Kenapa harus malu, honey?"
"Rey, aku merasa tidak pantas berada di sampingmu," Zevanya merasa sedikit down, gurat wajahnya menunjukkan rasa kecewa terhadap dirinya sendiri.
Rey menangkup wajah wanita itu dengan kedua tangannya.
"Lihat aku, honey....siapa yang bilang kau tidak pantas? Jangan rendahkan dirimu seperti ini, aku tidak suka!"
Rey menarik tangan Zee keluar dari kamar.
Keduanya berjalan bergandengan menuju lift, dan turun ke basement, tempat mobil Rey berada.
Rey membukakan pintu mobil untuk Zee, dan
Kemudian gadis itu segera masuk kedalamnya. Sementara Reynald berlari kecil menuju kursi kemudi.
Rey menjalankan mobil sportnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan area parkiran apartemen mewahnya.
Tempat pertama yang dituju Reynald adalah sebuah salon kecantikan.
"Ayo, honey..." Rey menarik tangan Zee untuk masuk ke dalam salon kecantikan yang sangat berkelas.
"Ngapain ke tempat ini,Rey?" Zevanya menahan langkahnya untuk tidak masuk ke dalam salon.
"Kamu ingin merasa pantas berjalan bersamaku, bukan?" Reynald memegang wajah tirus didepannya itu dengan tangan kanannya.
Zee mengangguk, dia mengerti maksud Reynald, ia menuruti saja kemauan pria itu.
Seorang kapster menyambut mereka dengan sopan."Ada yang bisa kami bantu Tuan, Nona?"
"Aunty Shandra ada?" Tanya Reynald
"Ada, Tuan! Silahkan masuk, saya akan panggilkan nyonya Sandra!" Ucap pelayan itu ramah.
"Terimakasih," Reynald berjalan melihat-lihat suasana salon kecantikan itu. Reynald sudah memesan ruangan VIP sebelum mereka datang.
Belum sempat pelayan itu masuk, seorang wanita cantik keluar dari sebuah ruangan, usianya kira-kira 50 tahunan, tapi penampilannya masih segar dan terawat.
"Reynald...hei! Sudah lama kamu tidak mengunjungi Aunty, apa kabar, nak?"
Wanita yang dipanggil Aunty Shandra, memeluk Reynald dengan hangat.
"Hallo Aunty,...aku baik, kenalkan ini Zevanya, kekasihku. ... Zee, kenalkan Aunty Shandra, dia adik Daddy ku yang paling bungsu." Reynald saling memperkenalkan keduanya.
Zee tersenyum ramah sembari menyalami Aunty Shandra. Shandra membalasnya dengan hangat. "Ada apa Rey? Kamu mau potong rambut, Aunty lihat rambutmu sudah agak gondrong."
"Bukan aku, Aunty ...tapi Zee, aku mau Aunty membantuku, menjadikan gadis ini, merasa pantas berada di sampingku!"
Aunty Shandra memandangi Zee dari bawah hingga keatas. Kemudian tersenyum manis.
"Oke, Baiklah! Serahkan pada Aunty mu ini, ayo sayang!" Shandra mengajak Zee untuk masuk keruang perawatan kecantikan. Sementara Reynald menunggu di sofa, sambil menyibukkan diri dengan bermain game dengan ponselnya.
Aunty Shandra sangat baik dan ramah, dia menceritakan tentang masa kecil Reynald, dan keluarganya pada Zee. Zee hanya tersenyum menanggapi cerita bibi Reynald tersebut. Dan tertawa ringan jika ada yang lucu.
“Zee, kamu mau tahu sebuah rahasia tentang Reynald?” bisik Shandra.
“Rahasia apa?” Tanya Zee, ikutan berbisik.
“Reynald itu takut dengan buah-buahan yang bernama pi_sang,” ungkap Shandra.
Wanita baya itu sangat baik dan ramah, Zee menyukainya.
"Sebenarnya tanpa di make over pun, kamu sudah cantik Zee, mungkin rambutmu harus Aunty potong sedikit, biar lebih segar." Wanita cantik itu memuji.
"Terserah Aunty saja.,.." kata Zee mengangguk.
Setelah dua jam, melakukan perawatan, Aunty Shandra mengajak Zee keluar menemui Reynald.
"Rey, lihatlah! kau suka?" Aunty Shandra, memamerkan hasil make over nya.
"Cantik," puji Rey.
"Memang dasarnya udah cantik, ...Zee, kamu harus mengangkat wajahmu sedikit, kalau berjalan ...busung kan dada dan tatap kedepan. Kamu harus percaya diri," nasehat Aunty Shandra.
"Terimakasih, Aunty, saya akan mendengar saran anda," jawab Zee sopan.
"Anak yang manis,...Aunty menyukai pilihanmu Rey, jangan kau sia-siakan dia, Oke!” Kata Shandra kemudian.
"Pasti Aunty, terimakasih," Reynald juga memeluk wanita cantik itu hangat.
Setelah dari salon, Rey mengajak Zee ke butik langganan keluarganya. Awalnya Zee menolak, tapi pria itu tidak suka dibantah.
Bahkan Rey memilih sendiri beberapa potong pakaian untuk Zee.
Tanpa mereka sadari, seseorang mengikuti keduanya, dari kejauhan dan sesekali memotret dan melaporkan pada seseorang diujung telpon.
"Tuan, saat ini Tuan muda Reynald sedang di butik langganan keluarga anda, dia bersama seorang wanita."
"Cari tahu siapa wanita itu!"
"Baik, Tuan!"
Sebenarnya, Mr. Wilson tidak begitu mencampuri urusan pribadi anaknya. Tapi suara notifikasi dari mobile banking milik Tuan Roland, mengusik keingintahuannya. Notifikasi yang menunjukkan sejumlah transaksi yang dilakukan Reynald, dengan jumlah yang fantastis, hanya dalam beberapa jam.
Mr. Wilson memerintahkan salah seorang anak buahnya untuk membuntuti Reynald.
Bagaimana tidak, Reynald membelikan wanitanya, pakaian mahal, tas dan sepatu bermerk serta sebuah kalung berlian yang harganya fantastis.
Seorang pria tua, duduk bersandar di kursi kebesarannya, sambil menyaksikan Video yang dikirim anak buahnya. Dia adalah Ronald Wilson, ayah dari Reynald Wilson.
Sebuah pesan masuk ke emailnya.
[Zevanya Meghan, berusia 24 tahun, yatim piatu berasal dari Canberra Australia,. lulusan terbaik Ohio state university, mendapat beasiswa penuh dari pemerintah]
"Jadi wanita itu mempunyai latar belakang yang tidak jelas, ini tidak bisa dibiarkan.” Geram Ronald.
“Reynald sepertinya serius kali ini menjalin hubungan dengan wanita. Tapi sayang wanita itu tidak jelas asal-usulnya." Tuan Reynald merasa kecewa.
BERSAMBUNG
Pingin nangis/Sob//Sob/