NovelToon NovelToon
The Marriage Of Moon And Dew

The Marriage Of Moon And Dew

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: dzataasabrn

Terlahir dari orang tua yang membenci dirinya sejak kecil, Embun Sanubari tumbuh menjadi laki-laki yang pendiam. Di balik sifat lembut dan wajah tampannya, tersimpan begitu banyak rasa sakit di hatinya.

Ia tak pernah bisa mengambil pilihannya sendiri sepanjang hidup lantaran belenggu sang ayah. Hingga saat ia memasuki usia dewasa, sang ayah menjodohkannya dengan gadis yang tak pernah ia temui sebelumnya.

Ia tak akan pernah menyangka bahwa Rembulan Saraswati Sanasesa, istrinya yang angkuh dan misterius itu akan memberikan begitu banyak kejutan di sepanjang hidupnya. Embun Sanubari yang sebelumnya menjalani hidup layaknya boneka, mulai merasakan gelenyar perasaan aneh yang dinamakan cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dzataasabrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

F*cking Rain!

"Kau benar tidak apa-apa pergi sendiri?" Dania, Stefi, dan Queency memandangku dengan tatapan khawatir.

Usai menyelesaikan kelas barusan, mereka bertiga akan pergi ke kelas berikutnya. Sementara itu, aku mengambil kelas yang berbeda dengan mereka dan letaknya berada di gedung lain. Jarak dari gedung tempat kami berdiri saat ini dengan gedung yang harus kudatangi sekitar delapan puluh meter. Oleh karena itu mereka bertiga nampak sangat khawatir padaku karena saat ini sedang hujan deras dan berangin.

"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja." ujarku santai, berusaha menenangkan mereka.

"Kau bisa melewati sisi-sisi gedung agar tidak kehujanan," ujar Dania penuh perhatian. Mereka bertiga menyesal karena tidak ada satupun dari mereka yang membawa payung.

Selain itu, pagi ini benar-benar terik dan cerah. Akupun yakin tidak ada yang mengira bahwa hujan akan turun dengan derasnya di siang hari.

Mereka berpamitan kepadaku dan naik satu lantai untuk pergi ke kelas mereka. Sementara aku menaiki lift untuk turun ke lantai dasar dan pergi ke gedung lain. Selama berada di dalam lift, aku berusaha menghubungi Dany untuk menanyakan apakah dia sedang berada di kampus dan apakah dia memiliki payung yang bisa kupinjam.

Namun, ia tak merespon. Bahkan setelah aku tiba di lantai satu, Dany belum kunjung membalasku dan ia bahkan tidak mengangkat teleponnya. Aku menghela napas dan melirik jam di tanganku. Sepertinya aku akan terlambat jika harus menunggu hujan reda atau bertahan di sini lebih lama.

Aku tidak bisa absen ataupun telat di mata kuliah ini karena dosennya terkenal sangat kejam dan disiplin. Banyak di antara senior kami yang harus mengambil ulang mata kuliah yang sama di tahun selanjutnya lantaran tidak diluluskan hanya karena hal yang mereka anggap sepele.

Aku mengatupkan bibirku seraya menggulung celana jeansku agar tidak terkena cipratan air saat aku berlari nanti. Beberapa mahasiswa yang ada di sekitaran lobby terlihat memperhatikanku dan berbisik-bisik.

Huh! Mereka seolah tak pernah melihat seorang gadis berlari menembus hujan saja!

Aku mengangkat tasku, menggunakannya untuk melindungi kepala dan tubuhku sebelum mulai berlari menuju gedung yang aku tuju. Hujan deras siang hari itu menimpaku tanpa ampun. Merasakan rintiknya langsung seperti ini membuatku menyadari bahwa hujannya jauh lebih deras dari yang aku bayangkan.

Setelah berlari selama hampir 5 menit, aku akhirnya sampai di lobby gedung tersebut. Saat aku menurunkan tasku dari kepala, beberapa liter air yang menggenang di sana turut turun bersamanya. Tubuhku kini benar-benar basah kuyup. Kemeja dan celana jeansku basah dengan sempurna, tak ada bagian yang tidak terjamah oleh air hujan.

Sejujurnya, tak ada gunanya juga aku menggunakan tas sebagai penutup karena angin yang bertiup bersama hujan itu membuat air terus menampar tubuhku dari samping.

Aku berusaha mengibas-ngibaskan kemejaku, berharap air-air yang ada di sana terbuang meski tidak banyak. Aku menggeram saat menyadari kemeja berwarna kuning yang basah itu membuat tubuhku tercetak jelas di baliknya. Aku menutupkan tas itu di dadaku dan berjalan cepat memasuki gedung.

Aku hendak pergi ke kamar mandi untuk mengeringkan kemejaku tetapi aku sudah hampir telat! Dengan enggan akupun berlari kecil ke arah kelas.

Sepanjang jalan, air terus menetes dari baju dan celanaku dan hal itupun mengundang perhatian mahasiswa dan mahasiswi lain. Mereka melihatku seraya berbisik-bisik dengan orang di sekitarnya.

Oh, yang benar saja? Aku menutupi bagian depan tubuhku dengan tas tapi punggungku sepertinya terlihat jelas oleh mereka.

Aku terus mempercepat langkah, mataku terasa panas, aku benar-benar nyaris menangis karena menahan malu.

Aku hendak membuka pintu kelas itu saat merasakan sesuatu yang hangat melingkupiku. Sebuah sweater telah tersampir sempurna di bahuku. Aku memutar tubuhku dan melihat seseorang yang sangat kukenali sedang berdiri di sana.

Mata hazelnya bergerak-gerak khawatir. Ia memandangku dengan seksama, seolah sedang menelisik adakah yang kurang atau hilang dari diriku. Ekspresi panik Sanu terlihat sangat lucu.

Huh? Sadarlah Bulan! Ini bukan waktunya mengagumi suamimu.

"Kamu yakin tidak mau mengeringkan pakaianmu di kamar mandi? Kamu bisa sakit," ujarnya pelan.

Aku memperhatikan wajah tampannya yang nampak khawatir. Ia kini hanya mengenakan cargo pants berwarna hitam dan kaos polos berwarna putih lantaran ia melepas sweater nya untukku.

"Aku tidak apa-apa," ujarku pelan. Aku hendak berterima kasih saat tanpa sengaja melihat dosen killer itu berjalan ke arahku.

"Aku harus masuk sekarang," ujarku dengan terburu-buru seraya meninggalkan Sanu yang masih berdiri di sana.

Aku mengenakan sweater itu dengan segera dan duduk di bangku kosong yang terletak di sudut ruangan. Oh sial! Aku duduk tepat di sebelah AC!

Aku hendak berpindah kursi saat dosen tersebut berjalan masuk ke dalam kelas dan membanting barang bawaannya di meja, "Buka halaman 29 sekarang," teriaknya dengan garang.

Semua orang kompak membuka buku mereka masing-masing, termasuk diriku. Aku menghela napas berat, siang itu, aku benar-benar menggigil dan tidak dapat berkonsentrasi sama sekali. Sungguh hari yang menyebalkan!

Aku kembali ke apartement dengan badan yang sudah benar-benar menggigil. Aku merasa pusing di sepanjang perjalanan hingga sopirku menyadarinya dan menyarankan untuk membawaku ke dokter. Aku menolak hal tersebut tanpa sadar. Kepalaku serasa ingin pecah hingga yang kubisa hanyalah beringsut di sudut mobil. Aku hanya ingin segera sampai di rumah.

Setibanya aku di apartement, sopirku membantuku untuk naik karena aku seolah kehilangan daya untuk berjalan. Ia mengatakan bahwa aku mengalami demam, namun aku mengatakan bahwa aku baik-baik saja dan menyuruhnya segera pergi.

Dengan tertarih aku berjalan ke arah kamar, semuanya terlihat sepi sehigga kusimpulkan bahwa Sanu belum pulang. Aku melepas sweater yang melekat di tubuhku dengan tangan gemetar. Usai sweater itu terlepas, aku meletakkannya di lantai dengan asal.

Aku membuka kancing bajuku dengan buru-buru saat pandanganku mulai kabur. Aku berpegangan pada pintu kamar mandi saat tubuhku terasa lemas dan tak bertenaga. Beberapa detik setelahnya, semuanya berubah menjadi gelap dan aku jatuh tak sadarkan diri.

1
thieewiee
semangat kk
thieewiee
menyala author Q/Drool/
sisdelb: aaa maacii kaak🥰
total 1 replies
Aisyah Siti
nextt kak
thieewiee
lope lope sebakul buat autor udah crazy up
sisdelb: 😭😭 jadii semangat nulisnya karena pada antusias minta updatee. makasii banyak yaa buat supportnyaaa, lopee sekebon💞
total 1 replies
Culprit Heart
yaampun saras kamu janga Nethink duluuu
Culprit Heart
ya Tuhan😭😭😭 Author beneran isunya tendang pelecehan mulu yaaa
sisdelb: sorryy kaak😭. sejujurnya aku mau bikin reader kita aware aja sama isu sexual abuse karena aku pun pernah ngalamin hal serupa. entah itu orang asing atau orang terdekat, kita pokonya harus selalu aware dan waspada
total 1 replies
Culprit Heart
ati ati kemakan omongan sendiri neng
Culprit Heart
kocak banget😭
Culprit Heart
hahahaha sanuu gemes banget dah
Culprit Heart
wkwk avvvv
Culprit Heart
beneran cowok langka
Culprit Heart
astogenggg naksir ini mah
Culprit Heart
wkwkw jokes bapak bapak bgt jir
..
lanjuut
..
udah lama gk bca cerita author ini. menarik dan bikin penasaran
Culprit Heart
gaya penceritaannya bagus
Culprit Heart
lanjuttt thoorr
Culprit Heart
hahahah ketawanya ang ang ang dong😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!