Dokter yang hampir dipecat tiba tiba mendapatkan kemampuan supranatural, setelah Jason mendapatkan kemampuan itu, dia tidak hanya mengetahui penyakit pasien dengan akurat tapi dia juga bisa melakukan operasi besar dan operasi kecil setiap hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon azmya cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
"Pertama, batu saluran empedu dengan kolangitis akut. Kedua, pankreatitis akut. Ketiga, batu kandung empedu. Terakhir sepsis."
Tiba tiba seorang dokter magang memberanikan diri untuk bertanya "Jason kenapa kamu begitu yakin kalau pasien menderita batu saluran empedu dengan kolangitis akut?"
Jason melirik sejenak, "Apakah kamu sudah menghafal materi materi yang di pelajari di kampus?"
Dokter magang itu kebingungan, dia menundukkan kepalanya dengan malu.
"Apa itu Reynolds pentad? Coba lafalkan untukku." Jason mengajukan pertanyaan sambil melepas sarung tangan nya.
Mendengar ucapan Jason, Dokter Tino tersadar "Ternyata kamu menggunakan ini untuk mendiagnosis?"
"Reynolds pentad mengacu pada sakit perut, demam, sakit kuning, syok dan perubahan kondisi mental. Asalkan kelima gejala itu muncul secara bersamaan, pasien bisa di diagnosis menderita kolangitis supuratif akut atau di sebut juga saluran empedu dengan kolangitis akut."
Dokter Tino duduk di samping sambil melihat Jason mengobati pasien "Anak ini semakin terampil"
Siang hari, Jason dan Tino pergi ke kantin untuk makan, seorang gadis kecil yang imut menabrak Jason.
"ups sakit sekali."
Jelas jelas gadis ini yang menabrak Jason, namun tak di sangka malah dia yang berseru kesakitan.
Jason tersenyum, lalu berjongkok "Bagian mana yang terbentur?"
Namun saat gadis itu mendongak untuk melihat Jason dia tidak menyembunyikan tergila gilanya. "Wah tampan sekali. Ayah.."
Jason membatu, begitu pula dengan Dokter Tino.
Sejak kapan Jason mempunyai seorang anak?
Jason juga tercengang. Dari mana datang nya gadis kecil ini? Saat Jason hendak menjelaskan terdengar suara yang familiar dari belakang gadis kecil itu.
"Amel, jangan bermain main dengan Dokter, panggil paman."
Jason mendongak dan melihat Kezia. Setelah di hitung hitung sudah hampir satu minggu sejak rahim beserta perlengkapannya di angkat, dia menghampiri Jason dengan piyama rumah sakit sepertinya dia sudah mulai pulih.
"Dokter Jason, dokter di atas mengatakan bahwa aku pulih dengan sangat baik. Aku mungkin akan dipulangkan dalam satu atau dua hari lagi. Terima kasih banyak atas operasiku. Setelah siuman aku dengar dari obstetri bahwa aku mengalami pendarahan hebat selama operasi berlangsung. Kamu yang menyelamatkan ku.
"Tidak masalah, sudah seharusnya dokter melakukan operasi dan menyelamatkan pasien."
Kezia menundukkan kepalanya sambil tersenyum, lalu melirik Jason dengan ragu ragu.
"Kenapa? Apa ada urusan lain? Tanya Jason.
"Setelah aku meninggalkan rumah sakit, apakah aku boleh mentraktir mu makan?"
"Makan? Ibu ingin mentraktir paman tampan makan?" gadis kecil itu menarik tangan Jason bertingkah manja. Gadis itu benar benar tahu cara membantu ibunya berkencan.
Saat mengobrol sebelumnya Jason tahu bahwa Kezia tidak memiliki suami. Bagaimanapun Kezia adalah wanita hebat menurutnya, dia tidak memerlukan seorang pria.
"Ayolah paman mari pergi makan ayam goreng yang super enak."
Jason tidak tega menolak paksaan anak kecil itu, dia buru buru menganggukkan kepalanya. "oke paman setuju."
Sore harinya seorang dokter Unit Gawat Darurat tiba tiba mengambil cuti, karena kekurangan satu tenaga kerja. Setelah berfikir sejenak Dokter Chandra mengutus Jason pergi.
Di ruang konsultasi Jason duduk di depan komputer, sedangkan Dokter Tino duduk di samping Jason. Sesi dimulai pertama pasien masuk sambil memegangi perutnya "Dokter aku sakit perut."
Sakit perut dan keringat dingin, Dokter Tino melirik Jason sejenak, lalu mengarahkan pasien untuk pergi berbaring di ranjang sebelah Jason. Pemeriksaan dimulai.
"Apakah posisi ini sakit?"
"Tidak"
""Bagaimana dengan ini?"
"Aduh sakit, sangat sakit."
Pasien adalah seorang pria paruh baya berusia empat puluh tahunan. Jason menemukan bahwa seluruh pankreasnya membengkak secara signifikan. Sepertinya pasien menderita edema pankreatitis.
Setelah Dokter Tino memapah pasien kembali ke kursi, Jason lalu bertanya "Sudah berapa lama rasa sakit ini berlangsung?"
"Sudah dari tadi pagi, subuh hari juga aku mual dan sangat tidak enak badan."
"Makanan apa yang kamu makan kemarin?"
"Aku makan hotpot, lalu malam nya barbekyu dan minum bir."
Jason menggelengkan kepalanya penyakit yang di sebabkan oleh minum bir lagi. Selesai pengobatan yang pertama akhirnya lanjut lagi ke pasien kedua.
Pasien kedua datang, mereka adalah pasangan tua berusia enam puluh tahunan.
Siapa yang datang untuk berobat? Tanya Dokter Tino.
Orang tua itu menunjuk istrinya sambil duduk "Dia, dia terus terusan bilang perutnya tidak nyaman."
Dokter Tino bangkit untu mengenakan sarung tangan lalu dia mulai menekan perut bibi tua itu. Setelah memeriksa Dokter Tino berkata "Titik sakit bukan di area pencernaan, sepertinya masalah muncul di rahim dan sekitarnya."
Jason mengangguk lalu menuliskan formulir pemeriksaan medis USG transvaginal, CT scan, beri tahu staf departemen obstetri untuk datang melakukan kolposkopi.
Setelah beberapa saat dokter ratna datang, saat melihat Jason langsung tertegun. Wah kamu sudah mulai bertugas?
"Dokter Ratna pasien mempunyai gejala sakit perut tetapi titik sakitnya tidak di area pencernaan, hati, kantong empedu, pankreas dan limpa. Hipotesis awal adalah ada masalah dengan rahim."
Setelah mendengar ini Dokter Ratna membawa orang itu ke ruang pemeriksaan namun hasilnya tidak terlalu bagus. Singkatnya orang tua itu di curigai mengidap kanker serviks.
"Dokter aku ini mengidap penyakit apa? Kanker?"
Jason juga tidak mengatakan nya secara langsung. Dia hanya berkata "Untuk saat ini, masih di curigai ada kemungkinan begitu, bibi harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis ini. Aku menyarankan untuk memanggil anak anak kalian kalau sampai dirawat agar mereka bisa merawat kalian."
Mendengar hal itu orang tua malah terlihat sedih.
"Kenapa?"
"Putra dan putri kami sibuk, aku juga termasuk anggota keluarga katakan saja padaku tidak perlu menghubungi mereka."
"Mana bisa begitu? masa anak anaknya tidak diberi tahu."
Setelah hasil nya keluar akhirnya bibi itu di diagnosis kanker serviks. "Bibi kamu menderita kanker serviks jadi harus di operasi. Bibi sudah enam puluh lima tahun bisa di bilang operasi ini sangat berbahaya. Kalian masih tidak mau menyuruh anak anak untuk datang?"
"Baik aku akan menelepon putriku, dan dokter yang mengatakan penyakitku."
Setelah menelepon anaknya Sinta dia hanya mengatakan besok atau lusa akan datang ke rumah sakit.
Bibi tua itu mengangguk lalu bertanya dengan mata merah "Dokter apakah aku sudah mau mati?"
Jason terdiam. Setelah sekian lama Jason berkata dengan nada yakin "Bibi aku yang akan melakukan operasi mu, jangan khawatir."
"Terima kasih dokter."
[poin terima kasih +100]
Malam itu Jason kembali ke asrama dan berlatih operasi histerektomi total beserta adneksa.
Keesokan harinya Jason berdiskusi dengan Dokter Ratna.
"Dokter Ratna, bisa tidak kalau aku menjadi dokter bedah utama untuk operasi kali ini?"
Dokter Ratna langsung mengerutkan kening "Boleh, jadwal operasi pukul satu siang. Kamu siap siap sendiri."
Sementara di lain tempat ada seorang lelaki empat puluh tahunan menjadi pengemudi, disebelah nya ada pria paruh baya.
"Tuan Hasan kamu boleh mengemudi lebih lambat."
"Tidak bisa Dokter Edi, ibuku harus di operasi karena kanker serviks. Aku sudah susah payah mengundang dokter andalan, aku tidak berani lama lama lagi. Kalau sampai telat satu menit, bukannya resiko ibuku akan bertambah satu persen?"
"Selain itu, adikku Sinta meneleponku dan bilang kalau ibuku akan di operasi siang ini. Aku sangat cemas."
update yg banyak ya