NovelToon NovelToon
Menjadi Tuan Muda DiNovel Terburuk

Menjadi Tuan Muda DiNovel Terburuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Harem / Masuk ke dalam novel / Fantasi Isekai
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Merena

Bertransmigrasi kedalam tubuh Tuan Muda di dalam novel.

Sebuah Novel Fantasy terbaik yang pernah ada di dalam sejarah.

Namun kasus terbaik disini hanyalah jika menjadi pembaca, akan menjadi sebaliknya jika harus terjebak di dalam novel tersebut.

Ini adalah kisah tentang seseorang yang terjebak di dalam novel terbaik, tetapi terburuk bagi dirinya karena harus terjebak di dalam novel tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sejarah Cinta Ayah Dan Ibu.

"Maka aku bisa menyebut diriku tuan besar tercepat, bukan?" tanyaku dengan nada bercanda, mencoba meringankan suasana.

"Itu bagus," Ayahku tertawa pelan, suaranya rendah namun terdengar puas.

Kami berdua tertawa, dan ketegangan yang sempat menggelayuti ruangan perlahan memudar. Rasanya aneh, mengingat beberapa saat lalu percakapan kami begitu serius. Namun, suasana hangat yang jarang terjadi antara aku dan Ayah sekarang terasa menyenangkan.

Namun, ada satu pertanyaan yang terus menghantuiku. "Ngomong-ngomong, kenapa aku baru tahu bahwa aku punya seorang paman?" tanyaku tiba-tiba, membiarkan rasa penasaran itu keluar.

Ayah menatapku sejenak, wajahnya yang tenang berubah menjadi lebih serius. "Maksudmu Lucian?" tanya Ayahku, nada suaranya tetap terkendali.

"Siapa lagi?" balasku datar, meski dalam hatiku aku benar-benar ingin tahu lebih banyak tentang pria ini.

"Lucian adalah adikku," Ayahku memulai, suaranya terdengar sedikit lebih lembut. "Tapi kami memiliki ibu yang berbeda." Dia berhenti sejenak, seolah ingin memastikan aku benar-benar mendengarnya. "Dan alasan kenapa dia jarang muncul di sini adalah karena dia kutugaskan untuk menjaga ibumu dari dekat."

Perasaanku mendadak berubah. "Ibu..." gumamku pelan, hampir seperti bisikan. Dalam ingatan Ronan, bayangan ibunya sangat samar—seolah-olah sosoknya hanyalah kabut yang hilang di angin. Bahkan dalam novel Symphony of Shadows yang kuketahui, tidak pernah ada satu kata pun yang menyebutkan tentang ibu Ronan.

Sebuah kehampaan yang terasa mengganjal kini mulai menjelma menjadi rasa penasaran yang kuat. "Di mana ibu sekarang?" tanyaku, suaraku sedikit gemetar.

Ayah menatapku lama, seolah mencoba meraba perasaanku sebelum ia berbicara. "Ronan, pernahkah kau bertanya-tanya mengapa namamu tidak sama denganku, tidak membawa nama Vesper?"

Pertanyaan itu menusuk, membuka bagian dari pikiranku yang mungkin sengaja kuabaikan. Namun aku tetap tenang. "Tidak pernah," jawabku jujur. Bukannya tidak pernah terpikirkan, tetapi sejak aku mengambil alih tubuh Ronan, aku merasa tidak perlu terlalu mendalami hal-hal yang tidak relevan dengan tujuanku. Ronan yang asli juga tidak pernah memperhatikan masalah nama.

Ayahku menarik napas panjang, seakan menghela beban yang telah lama dia pendam. "Kupikir, setidaknya kau pernah memikirkannya. Namun, baiklah. Yang bisa kukatakan adalah, nama Darius yang kau bawa itu berasal dari ibumu." Dia menatapku dengan tatapan yang penuh arti. "Menurutmu, keluarga mana yang menggunakan nama Darius?" tanyanya, seolah mengundangku untuk merenungkan jawaban.

Aku berpikir keras, mencoba menggali lebih dalam informasi yang pernah kudapat dari ingatan Ronan, serta dari pengetahuanku tentang novel ini. Tiba-tiba, sebuah nama besar muncul di pikiranku. "Kekaisaran," jawabku pelan, dengan nada tidak percaya. "Itu berarti... Ibu berasal dari Kekaisaran?" lanjutku, masih sulit untuk menerima kebenaran yang begitu mengejutkan.

Ayahku mengangguk pelan, matanya berbinar dengan rasa puas karena akhirnya aku menyadari fakta tersebut. "Benar. Keluarga Darius adalah salah satu keluarga Kekaisaran." Dia terdiam sejenak, memberi ruang bagiku untuk mencerna informasi yang baru saja diberikannya. "Namun, sejak awal, keluarga Nightshade tidak pernah berafiliasi dengan wilayah manapun. Kita berdiri sendiri dengan kekuatan kita. Itulah prinsip kita."

Dia melanjutkan dengan suara yang lebih lembut, lebih personal. "Namun, ketika aku masih muda, aku bertemu dengan ibumu. Kami bertemu di tempat yang tak terduga, dan meskipun status kami berbeda jauh, kami jatuh cinta." Ada sedikit senyum di wajahnya saat dia mengenang masa lalu. "Tapi status ibumu saat itu... dia hanyalah seorang putri termuda, tanpa pengaruh atau kuasa yang berarti dalam kekaisaran."

Aku bisa merasakan nada kepedihan di suaranya, meskipun dia berusaha untuk tetap tegar. "Lalu, bagaimana kalian bisa bersama?" tanyaku, mencoba memahami bagaimana cinta mereka bisa bertahan di tengah-tengah perbedaan status yang begitu besar.

Ayah terdiam, matanya menatap ke jendela seolah kembali ke masa-masa kelam yang penuh perjuangan. "Ini mungkin terdengar mengejutkan, tapi demi cinta pada ibumu, aku membunuh ayahku sendiri," katanya pelan, suaranya berat dan dingin. "Aku membunuhnya dengan kedua tanganku, merebut tahta Tuan Besar, dan dengan kekuasaan itu, aku akhirnya bisa melamar ibumu."

Aku menelan ludah, tak menyangka akan mendengar sesuatu yang begitu kelam dan tragis. "Lalu... bagaimana Kekaisaran menerima pernikahan itu?" tanyaku, ingin tahu bagaimana mereka bisa meresmikan hubungan yang tampaknya mustahil.

Wajah Ayah berubah serius lagi, senyum kecil yang sempat muncul kini lenyap. "Kekaisaran akhirnya menerima, tapi tentu saja, dengan syarat." Dia menatapku dalam-dalam, seolah ingin menekankan pentingnya kata-katanya. "Mereka mengizinkan pernikahan kami, tapi sebagai balasannya, keluarga Nightshade harus bersumpah tidak akan pernah memusuhi Kekaisaran. Dan ibumu... dia harus tinggal di Kekaisaran sebagai jaminan dari kesepakatan itu."

Aku merasa marah, namun juga bingung. "Jadi... ibu adalah sandera?" tanyaku, hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar.

Ayahku mengangguk perlahan, rasa bersalah terlihat jelas di wajahnya. "Ya, dia adalah jaminan. Aku mengirim Lucian ke sana untuk melindungi ibumu, memastikan bahwa dia selalu aman." Suaranya terdengar lebih berat, seolah ada beban yang telah lama dia pikul.

Aku terdiam sejenak, merenungkan semua informasi yang baru saja kudapat. Setiap keping cerita mulai menyatu dalam pikiranku, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang betapa rumit dan gelap sejarah keluargaku sebenarnya. "Itu menjelaskan semuanya," kataku pelan.

1
YT FiksiChannel
perasaan tersenyum terus, aku sampai ngeri membayangkannya
Dewi Sartika
bagus banget
Merena: Makasih/Smirk/
total 1 replies
Merena
Sepi Amat/Frown/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!