Apa pun itu, perihal patah hati selalu menjadi bagian kehidupan yang paling rumit untuk diselesaikan.
Tentang kehilangan yang sulit menemukan pengganti, tentang perasaan yang masih tertinggal pada tubuh seseorang yang sudah lama beranjak, tentang berusaha mengumpulkan rasa percaya yang sudah hancur berkeping-keping, tentang bertahan dari rindu-rindu yang menyerang setiap malam, serta tentang berjuang menemukan keikhlasan yang paling dalam.
Kamu akan tetap kebasahan bila kamu tak menghindar dari derasnya hujan dan mencari tempat berteduh. Kamu akan tetap kedinginan bila kamu tak berpindah dari bawah langit malam dan menghangatkan diri di dekat perapian. Demikian pun luka, kamu akan tetap merasa kesakitan bila kamu tak pernah meneteskan obat dan membalutnya perlahan.
Jangan menunggu orang lain datang membawakanmu penawar, tapi raciklah penawarmu sendiri, Jangan menunggu orang lain datang membawakanmu kebahagiaan, tapi jemputlah kebahagiaanmu sendiri.
Kamu tak boleh terpuruk selamanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1
"Dasar perempuan murahan! Sudah jelek, barangmu juga bau bangkai! Cih, jijik aku sama kamu, dan gak bakalan sudi nyentuh kamu lagi. Dasar benalu, parasit, babi, bodoh!" Umpatan umpatan kasar terus keluar dari mulutnya Bimo pada Laras istrinya. Perempuan sebatang kara yang selalu dia rendahkan selama pernikahan mereka. Di mata Bimo, Laras tidak pernah ada baiknya, tidak pernah benar dan selalu di siksa lahir batinnya.
"Cukup, hentikan ucapan kamu yang tak punya hati itu. Ceraikan aku itu jauh lebih baik, aku sudah lelah terus kamu perlakukan hina begini. Untuk apa kita bertahan kalau hidupku selalu kamu hina dan sakiti. Sudah tidak mencukupi tapi mulutmu sedikitpun tidak punya etika. Ceraikan aku sekarang juga, Bimo!" Teriak Laras yang sudah tidak tahan lagi dengan sikap suaminya yang kasar. Bertahun tahun pernikahan mereka, sekalipun Bimo tak pernah bersikap baik pada Laras. Awalnya Laras bertahan, karena masih berharap Bimo bisa berubah. Namun yang terjadi justru sikap Bimo semakin menjadi dan semaunya.
"Hahahaaaaa, cerai katamu. Perempuan kere dan jelek sepertimu minta cerai? Hahahahaaaa!" Bimo justru mengejek Laras dengan tatapan merendahkan, bagi Bimo Laras hanyalah perempuan yang pantas untuk di tindas dan dimanfaatkan.
"Bisa apa kamu tanpa aku, Laras? Apa apa masih minta sama aku, sok sokan minta cerai, cih!" Sambung Bimo dengan wajah penuh kebencian dan tatapan jijik.
"Gak usah mikirin mau apa dan bagaimana hidupku nanti, karena itu urusanku bukan urusanmu. Aku hanya ingin hidup tenang dan lepas dari laki laki bajingan sepertimu. Urus selingkuhan kamu itu, aku tak perduli." Jawab Laras dengan dada naik turun karena emosi yang meluap.
"Yakin mau cerai?" Ejek Bimo dengan bibir terangkat.
"Ya, dan sekarang juga pergilah dari hadapanku. Ini rumah ibuku, kamu tidak punya hak apa apa disini, pergilah dan jangan pernah kamu injakan kakimu lagi di sini!" Sahut Laras tegas, sekuat tenaga menahan rasa sesak di dadanya.
"Oke, aku akan turuti mau kamu. Tapi urus sendiri surat cerainya, aku tidak sudi buang buang uang untuk hal yang gak penting!" Balas Bimo acuh, dengan langkah lebar Bimo meninggalkan rumah Laras tanpa perasaan bersalah. Bimo pikir, Laras tidak akan bisa mengurus surat cerai karena tidak punya uang. Laki laki yang sudah menikah siri di perantauan itu sangat menyepelekan perasaan istrinya yang seharusnya dia jaga dan lindungi sepenuh hatinya. Apalagi di pernikahan mereka sudah ada anak yang kini sudah beranjak remaja. Kaluna, anak perempuan yang memiliki wajah sangat mirip dengan Bimo, dan juga memiliki riwayat anak berkebutuhan khusus.
Laras menghapus air matanya yang terus menderas seiring rasa sakit yang kian menganga di lubuk hatinya. Bayangan bayangan pertengkaran dirinya dan Bimo terus berkelebat di setiap malamnya. Laras hanya bisa memendamnya sendiri, menyimpan semua luka dan deritanya sendirian. Karena, Laras tak lagi punya siapa siapa di dunia ini. Hatinya hancur, hidupnya penuh tekanan. Kesulitan demi kesulitan Laras lalu berdua bersama buah hatinya. Meskipun Kaluna terlahir berbeda, namun bagi Laras Kaluna tetaplah istimewa dan anak yang di cintai dan di kasihinya sepenuh hati dan jiwanya.
Sudah dua bulan, Bimo tak lagi ada kabar. Bahkan ingat anaknya pun tidak. Laras sudah tak lagi perduli. Dengan tekad dan keyakinannya, Laras berjuang sekeras mungkin untuk bisa mencukupi kebutuhan dirinya dan anaknya seorang diri dengan kerja banting tulang. Apa saja dia kerjakan, dari yang disuruh bantu bantu tetangga juga temannya bersih bersih. Laras juga jualan online jilbab, dan juga aksesoris untuk wanita. Bahkan Laras juga berjualan bunga hias yang dia pajang di depan rumahnya yang tak begitu luas.
Laras berusaha keras untuk tetap bisa menghasilkan dengan tetap bisa memantau anak istimewanya. Sejak Kaluna sudah menstruasi, Laras memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di pabrik. Laras tak tega meninggalkan Kaluna sendirian tanpa pengawasan. Meskipun sulit, Laras berusaha yakin, jika akan selalu ada pertolongan dari Tuhan bagi hambanya yang ikhlas menjalani garis takdir NYA.
diihh .. khayalan nya terlalu tinggi pake segala ingin ibu nya tinggal disitu .. hadeuuhh .. dasar ga tau malu .. semoga aja Laras bisa melindungi diri nya dan Luna ..