Kisah dari seorang Dokter cantik dengan segudang prestasi dan juga kisah kehidupan yang penuh lika-liku.
Bilqis Agata, dokter muda ini juga memiliki kisah asmara yang cukup rumit.
bagaimana seorang Bilqis menjalani kehidupan nya setelah kepergian sang suami yang baru saja menikahi nya untuk selamanya setelah gugur dalam tugas di negara lain yang saat itu sedang terjadi bencana alam.
lalu bagaimana Bilqis menghadapi masa depan nya. mampukah dia menata hidup dan bagaimana jadinya ketika cinta pertama nya saat masih sekolah menengah pertama hadir kembali.
ikuti kisah BILQIS AGATA.
***maaf banyak typo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Callme_Nadlia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
"Sah" suara menggema disebuah taman yang disulap menjadi istana bunga sebagai tempat berlangsungnya proses Akad nikah Abi dan Bela. terlihat kedua keluarga tersenyum haru. begitu pula para sahabat kedua mempelai kecuali si dokter cantik, Bilqis.
Bilqis saat ini sedang berada di sebuah kamar bersama seorang wanita lansia. tadi sebelum acara akad nikah dimulai, wanita tua yang juga ternyata neneknya Bela mendadak sakit. mungkin karena kelelahan karena sejak dua hari kemarin ikut acara yang diadakan di mansion anaknya tersebut.
nenek Ida merupakan adik dari nenek nya Bilqis. meski begitu mereka sangat dekat sejak Bilqis kecil, jadi tidak heran jika Sekarang Bilqis lebih memilih menemani nenek Ida dan menyaksikan akad nikah Bela dan Abi melalui latar proyektor yang tadi juga dipersiapkan secara mendadak di kamar itu agar nenek Ida dan Bilqis bisa menyaksikan siaran langsung nya.
Bilqis yang selalu standby membawa stetoskop nya langsung memeriksa kondisi sang nenek. dan terbukti bahwa nek Ida hanya kelelahan.
"nek, adek pernah bilang kan kalo makan manisnya di kurangin" tanya Bilqis dengan memicingkan mata kearah sang nenek.
"nenek itu sama persis kayak Oma, kalo di bilangin jangan makan manis banyak banyak masih bandel, nanti kalo gulanya naik siapa yang merasa sakitnya, nenek kan" omel Bilqis tanpa memberi kesempatan nenek Ida menyahut
"jangan di kira adek jarang jengukin nenek, adek bakal berhenti buat mastiin kondisi nenek ya, ada aunty loh yang jadi mata mata adek, nenek itu adalah orang kedua yang paling adek sayang setelah Oma. jadi adek mohon jaga kesehatan nenek. kalo nenek sakit nanti gak bisa hadir di acara nikahnya adek. cukup Oma aja yang udah ninggalin adek" ucap Bilqis dengan mata berkaca-kaca
"sayang, hei kenapa mau nangis begitu" tanya nek Ida membuat Bilqis langsung terisak
"adek lihat nenek, nenek sehat kan. gula nenek aman kan, jadi jangan sedih. nenek hanya kelelahan. kan tadi adek yang bilang nenek cuma kelelahan" ucap sang nenek yang membuat Bilqis berhenti menangis.
Adek!?. merupakan panggilan masa kecil Bilqis di keluarga mereka.. Oma Hani adalah ibu dari mama Diana, dan kakak dari Nenek Ida. memang sejak Bilqis masih sekolah dasar, nenek Ida sering berkunjung ke kediaman Hermawan, karena saat itu Bilqis selalu menangis ketika rindu dengan sang Oma yang berada di Palembang yang memang berasal dari sana dan nenek Ida lah yang menjadi penghibur agar Bilqis bisa tenang.
"adek udah dewasa, tapi masih cengeng, udah pernah nikah pula. gak malu sayang" goda nenek Ida dan Bilqis hanya memonyongkan bibirnya sangat terlihat imut dan menggemaskan.
"emang adek gak boleh nek, Bela aja yang lebih tua dari Adek boleh boleh aja manja sama nenek, kenapa adek gak boleh" tanya Bilqis
"kamu ini, anak itu kan memang seperti itu sifatnya walau sama siapapun, lah kamu manja gini cuma sama nenek, kak Bima dan istrinya, sama bela dan mama kamu." jelas nek Ida
"ternyata sifat keras kepala adek berasal dari Tante sama ibu ya" ujar mama Diana yang baru masuk ke kamar itu setelah tadi memberikan selamat kepada kedua mempelai di halaman belakang.
"kamu keluar gih, temuin Bela sama Abi. kasih selamat cepet" perintah Mama Diana. dan Bilqis lalu menatap sang nenek
"tenang kali, mama yang siap jagain nenek kamu, sekarang kamu keluar dan oh ya itu make up di benerin dulu." lanjutnya
Bilqis lalu melangkah ke meja rias memeriksa penampilan nya.
"masih cantik, siap lah" puji nya pada dirinya sendiri lalu berjalan menuju pintu kamar yang terbuka karena Mama Diana sengaja tidak menutup nya
di sisi lain Ari yang datang sedikit terlambat dan untungnya pas di acara ijab qobul di ucapkan oleh Ayah Bela yang sebagai wali nya.
dan sekarang Ari seperti orang bingung karena seseorang yang dia harapkan tapi tidak menampakkan dirinya sejak tadi, dan kemudian deringan ponsel membuatnya menjauh dari kerumunan untuk menerima panggilan itu.
tak lama, Ari melangkah ke arah Abi dan Bela untuk pamit pulang dan akan hadir nanti di acara resepsi pernikahan, ada meeting penting yang mengharuskan Ari untuk segera ke kantor.
setelah Ari baru saja melajukan mobilnya, Bilqis turun dengan kebaya cantik yang melekat di tubuhnya.
untuk acara akad ini memang tidak di mengharuskan mereka yang di tunjuk menjadi Bridesmaids untuk bertugas, karena itu memang permintaan dari pihak mempelai yang begitu terlihat enjoy dalam acara mereka. ya sepertinya Bridesmaids di acara ini paling simpel tugasnya. hanya membantu Bela seadanya dan acara mereka juga tidak terlalu heboh seperti di acara pernikahan orang lain.
"wah selamat sayangnya Iqis" ucap Bilqis lalu memeluk Bela cukup erat dengan mata berkaca-kaca
"terima kasih sayangnya Bela, ih kenapa kok mau nangis begitu" ucap Bela membalas pelukan Bilqis karena melihat mata Bilqis yang berkaca-kaca menatap nya
"aku ingat waktu aku akad sama Mas Alif" lirihnya dengan masih memeluk Bela
"yah, kok sedih di acara bahagia begini sih" keluh Bela dan melepaskan pelukan mereka.
diusapnya air mata dipipi Bilqis, "udah cantik, manis, dokter pula pasti sudah move-on dong. makanya buka hati lagi ya, jangan terlalu larut sayang" jawab Bela dalam ajang curhat dadakan di sela acara akad nikah ini. lucu memang karena Bilqis seakan lupa sedang berada di mana.
tepukan pelan di bahunya menyadarkan Bilqis dari kegiatan mereka yang menjadi perhatian dari para tamu, meski mereka tidak mengetahui apa yang keduanya bicarakan tapi para tamu terlihat tersenyum karena melihat keharmonisan persahabatan mereka.
"aku tahu kalian ngomongin apa, jadi sekarang lupakan ya.. nanti malam kita harus tugas buat pengantin" ucap Desi mencair kan suasana.
"iya, dan kalian akan aku bikin sibuk nanti dengan gaun yang akan aku gunain"
"gila Weh, 4 pasang gaun.. kamu mau fashion show atau resepsi" heboh Agnes dan mereka semua tertawa di atas pelaminan.
Bilqis mendekati Abi yang tersenyum melihat keempat nya saling bercanda, saling mendukung dalam situasi apapun, dan Abi yang melihat Bilqis mendekat langsung menatapnya dengan senyum nya.
"selamat ya kak Abi, tolong jagain sahabat ku, jangan sakiti dia. tolong bahagiakan Bela, apapun keadaannya baik dalam masa kekurangan atau kelebihan nya. aku percaya kak Bi, sekali lagi selamat"be ucap Bilqis tersenyum manis lalu menyalami tangan Abi dan setelah itu Bilqis pamit untuk turun dari pelaminan menghampiri sang kakak yang senantiasa bersama sang pawang, si kakak ipar cantiknya.
Agnes dan Desi juga ikut turun tapi mereka memilih bergabung bersama para Bridesmaids lainnya yang disediakan meja khusus untuk mereka.
Bilqis terlihat menikmati acara ini, dan sempat merasa heran karena tidak menemukan Ari di acara yang begitu penting ini. mungkin Ari memang tidak datang itulah pikirnya
🌹🌹🌹
"kamu jangan terlalu agresif nak, jangan terlalu menunjukkan bahwa kamu memiliki rasa yang lebih terhadap Bilqis. dia terlihat tidak nyaman jika papa tangkap dari cerita kamu" ucapan sang ayah tadi malam. membuat Ari berfikir untuk menjauh sedikit terhadap nya agar Bilqis tidak terganggu
ya, setelah dari apartemen Bilqis. Ari tidak ikut ke sana karena harus ke kantor untuk meeting bersama klien. dan setelah itu Ari langsung menuju acara pesta lajang Abi di sebuah hotel lalu kemudian langsung pulang ke mansion Mahardhika.
sedangkan Zidan dan Rian memutuskan menginap di rumah Abi atas permintaan Abi sendiri karena mereka melakukan pesta lajang bersama groomsmen lainnya.