NovelToon NovelToon
Emily:Ketika Cinta Harus Memilih

Emily:Ketika Cinta Harus Memilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:58.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Novi Zoviza

Sekuel (Mommy untuk baby Arsha)

Pricillia Myliarno Ricardo gadis cantik berusia 24 tahun.Dibuang ibu kandung saat kecil dan di rawat oleh wanita yang ia anggap adalah ibu kandungnya.

Dan jatuh cinta pada seorang pria tampan namun semua yang ia rasakan harus sirna setelah kejadian satu malam yang merubah hidupnya.

Yuk simak ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17. Kekesalan Maya

Yovan akhirnya pulang ke Indonesia tanpa membawa serta Emily dan Kafka. Meski berat meninggalkan sang pujaan hati di negara lain tapi ia harus mengurus perusahaaannya yang ada di tanah air.

Meski tadi sempat ada drama antara dirinya dan Kafka yang tidak mau ditinggal. Pada akhirnya Kafka mau mengizinkannya ke Indonesia. Jujur Yovan juga merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasa Kafka. Tapi ia berusaha untuk bersabar hingga Emily siap untuk menikah dengannya. Ia dan Emily sudah sepakat akan melaksanakan pernikahan mereka tiga bulan lagi. Emily menolak rencananya yang akan melamarnya satu minggu lagi.

Yovan memasuki mobilnya setelah sampai di bandara Soekarno-Hatta. Pria itu duduk di kursi penumpang sementara itu Rendy duduk di belakang kemudi mengendarai mobilnya.

"Rendy... kita langsung ke perusahaan," ucap Yovan.

"Baik Pak..," jawab Rendy mengangguk patuh.Pria itu melajukan mobil menuju perusahaaan.

Yovan mengirim pesan pada Emily jika ia sudah sampai di Indonesia. Ia sudah berjanji pada Emily untuk memberikan kabar sang kekasih saat ia sampai di disini.

Yovan menghela nafas beratnya, baru beberapa jam ia sudah merindukan sang kekasih bagaimana jika berhari-hari?. Ia rasanya tidak akan sanggup berjauhan terlalu lama berjauhan dengan Emily apalagi ada Kafka sang buah hati yang saat ini menjadi pelengkap kebahagiaannya.

Sesampainya di kantor Yovan langsung menuju ruangannya. Sebenernya ia ingin sekali langsung pulang ke apartemennya tapi karena ada beberapa berkas yang harus ia tandatangani mengharuskannya untuk datang ke kantor saat ini juga.

Namun saat ia akan sampai ke ruangan terlihat dari jauh terjadi keributan di depan ruangannya. Pria itu mengerutkan keningnya, siapa yang berani membuat keributan di depan ruangannya.

"Ada apa ini?," tanya Yovan menatap orang kepercayaannya dan juga seorang wanita.

"Yovan..."

"Maaf Tuan...dia memaksa ingin bertemu dengan Tuan padahal saya sudah mengatakan jika Tuan tidak sedang berada di tempat," ujar orang kepercayaan Yovan.

"Hm...kamu kembalilah bekerja!," jawab Yovan pada orang kepercayaan.

"Yovan... aku--

'Kau pergilah!," ucap Yovan pada wanita itu lalu melangkah masuk kedalam ruangannya. Ia tidak memiliki waktu untuk wanita itu. Setelah menandatangani berkas-berkas ini ia akan kembali pulang ke apartemennya.

"Yovan... kamu kenapa sih selalu saja bersikap ketus sama aku. Yovan kamu dengar aku tidak sih?," ucap wanita itu mengikuti Yovan dari belakang meski sudah di tahan oleh Rendy.

Yovan melirik pada Rendy dan dengan lirikan matanya meminta asistennya itu untuk membawa wanita itu keluar. Ia benar-benar kesal kenapa begitu banyak wanita yang mengejarnya sementara ia sendiri mengemis cinta pada Emily.

"Yovan...aku datang untuk menemuimu dan aku tidak terima diperlakukan seperti ini. Aku akan membuatmu menyesalinya," teriak wanita itu saat akan di seret oleh Rendy keluar dari ruangan Yovan.

Yovan hanya menatap dengan tatapan datarnya pada wanita itu yang tidak lain adalah Maura. Ia benar benar jengah dengan wanita ini yang terus saja menganggunya. Setahunya beberapa hari yang lalu ia bertemu wanita ini di pesawat, entah kapan kembalinya wanita ini ke sini.

"Rendy...saya tidak ingin dia datang lagi ke sini," ucap Yovan setelah Rendy berhasil mengusir wanita itu.

"Baik Pak...saya juga sudah meminta pada security untuk tidak lagi mengizinkan wanita itu untuk masuk kedalam perusahaaan ini," jawab Rendy.

Yovan mengangguk pelan sembari memeriksa tumpukan berkas yang akan ia tandatangani. Ini yang ia suka dari kerja Rendy, tanpa harus diperintahkan terlebih dahulu pria itu sudah tahu apa keinginannya.

"Silahkan pulang duluan Rendy, besok kamu bisa kembali mulai bekerja seperti biasanya," ucap Yovan.

"Tapi bagaimana dengan anda Tuan?," tanya Rendy. Tidak mungkin ia meninggalkan atasannya di kantor sementara ia pulang.

"Saya sebentar lagi juga akan pulang. Minta sopir perusahaaan untuk mengantarmu pulang," jawab Yovan. Ia tahu asistennya itu lelah setelah melakukan perjalanan apalagi selama di Valencia, ia menyerahkan pekerjaannya pada Rendy sepenuhnya karena ia harus menemani Kafka di rumah sakit.

"Baiklah Tuan, kalau begitu saya permisi dulu," ucap Rendy lalu meninggalkan Yovan sendirian di ruangannya.

Yovan hanya mengangguk pelan lalu larut dalam pekerjaannya. Beberapa hari ia meninggalkan perusahaan dan lihatlah sekarang begitu banyak pekerjaan yang terbengkalai. Sepertinya keputusannya untuk segera pulang harus ia tunda. Ada beberapa berkas yang dibutuhkan besok untuk meeting dan harus ia periksa terlebih dahulu.

Memiliki perusahaaan yang besar membuat waktunya tersita oleh pekerjaan. Dan selama enam tahun belakangan ini ia sibuk mengembangkan bisnisnya di bidang kuliner dan itu cukup membuahkan hasil dan kini sudah memiliki beberapa cabang di berbagai daerah.

Rencananya jika ia sudah menikah nantinya, ia akan menyerahkan bisnisnya itu pada Emily untuk di kelola. Dulunya sebelum kecelakaan itu terjadi Emily pernah berkeinginan untuk membuka usaha kuliner yang ramah di kantong dengan rasa yang tidak jauh berbeda dengan restoran bintang lima. Oleh karena itu selama ia mencari keberadaan Emily , diam diam ia membangun usaha itu dengan bantuan sepupunya.

Teringat akan Emily, pria itu tiba-tiba saja merindukan sang kekasih. Yovan mengambil ponselnya dan menatap gambar Emily dan Kafka yang ia ambil satu hari yang lalu dan ia jadikan wallpaper ponselnya. Pria itu tersenyum lebar saat menerima balasan pesan dari Emily dan lengkap dengan foto Emily yang sedang bersama Kafka.

Sementara itu di kediaman kedua orangtua Yovan, Maya terlihat uring-uringan karena sekian lama anaknya tidak kunjung menemukan keberadaan calon menantunya yang kabur entahlah kemana. Ia yakin sekali ada sesuatu yang terjadi sehingga Emily memilih pergi.

"Mas...kamu harus selidiki apa yang terjadi pada Yovan dan Emily enam tahun yang lalu sebelum kecelakaan itu terjadi. Aku yakin sekali ada sesuatu hal yang membuat Emily pergi begitu saja," ucap Maya pada sang suami yang hari ini tidak pergi ke kantor.

"Sudahlah sayang. Jika mereka berjodoh sejauh apapun Emily pergi mereka pasti akan bertemu juga. Dan kamu tahu sendiri bukan jika Yovan tidak suka di selidiki kehidupannya," jawab Alang yang fokus pada layar televisi.

"Tapi sampai kapan Mas aku menunggu. Lihat anak kamu itu masih saja terlihat santai saja meski sudah aku usir dari sini," gerutu Maya mengerucutkan bibirnya kedepan.

Alang terkekeh geli mendengar gerutuan sang istri. Ia tahu saat ini istrinya itu tengah merindukan anaknya.

"Jika kami merindukan Yovan, kamu bisa datang ke perusahaannya sayan," ucap Alang melirik sang istri yang tampak berwajah masam.

"Aku tidak merindukannya tapi merindukan calon menantuku. Aku takut setelah sekian lama pergi, Emily sudah menikah dengan pria lain. Ia sudah enam tahun berlalu Mas, apapun bisa terjadi," jawab Maya.

"Maya sayang... percayalah jodoh itu tidak akan kemana-mana sejauh apapun ia pergi karena yang namanya tulang rusuk itu tidak akan tertukar," ucap Alang dengan lembut.

"Ngomongnya memang mudah Mas tapi kenyataannya tidak seperti itu," jawab Maya.

"Kenapa kamu tidak selidiki ke keluarga Dirgantara, barangkali mereka tahu keberadaan Emily. Tidak mungkin mereka tidak tahu karena mereka bersikap tenang saja," ucap Alang.

Seketika senyuman terbit di bibir Maya."Kamu benar Mas. Harusnya aku melakukannya sejak lama," jawab Maya segera berdiri dari duduknya.

Alang mengggeleng pelan melihat kelakuan istrinya itu. Sama akan halnya sang istri ia juga kesal dengan Yovan.

...****************...

1
Ana
next kak semangat 💪
Bandar Jayalampung
crazy up Thor . knpa jrg up 🙏 pengen liat reaksi nya mama emely saat ktmu emely
Anita Afriyanti 21
/Drool//Drool/
Nizma Mauli
Lumayan
Ana
emang anakmu nakal mama maya 😅😅
Amina Rengil
lanjut thor
Kak Yuniah
hahaha...kasian nenek Maya cucunya ketakutan wkwkwk
Arifin
lanjut thor
Ana
next
Serongga Oktober
lanjutannya thor
Maya Lara Faderik
Aneh
ayli
sepupu jauh? tapi kenapa mamanya Yovan nggak kenal Maura??
Lusi Hariyani
mbok yao cptan d halalkan yovan&emily kakak author...
Ana
next
Sriandayani
Chan cio kok enggak terpikir u Mecari dalang dari kejadian yg membuat mereka berdua berbuat zina n peristiwa kecelakaan mereka
Sriandayani
nenarik
Nur Azizah
cocokkk bangtt pokoknaa kak author the best
Ana
yovan tuh kurang tegas ke Maura
Elsa Yunita
jangan2 tu cewe yg bikin kecelakaan
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!