Bagaimana perasaanmu selalu dituduh mandul dan selalu diselingkuhi bahkan sang suami terus membawa pulang wanita yang berbeda-beda setiap harinya.
Hingga saat sudah tidak kuat lagi akhirnya Rialina menggugat cerai suaminya, sang suami yang mendengar itu tentu senang bukan main dan tanpa pikir panjang langsung menandatangani surat cerai itu.
Ayo simak kelanjutan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Para ibu-ibu tadi pun segera pergi setelah melihat Farel yang melirik ke arah mereka. Sadar akan posisi mereka Realina dan Farel pun menjauhkan diri, setelah itu keadaan menjadi canggung. Pipi Realina merah dan panas setelah sadar dengan kejadian tadi.
Keadaan saat ini Realina malu sendiri mendengar ucapan ibu-ibu tadi, apa kata ibu-ibu tadi? pengantin baru? padahal mereka berdua hanya kakak ipar dan adik ipar saja tidak lebih. Sedangkan Farel, dia mencoba mengendalikan ritme jantungnya yang berdetak bertambah gila.
"Ekhmm...ayo kita lanjut belanjanya banyak barang yang belum kita beli" ucap Farel sok dingin untuk menutupi kecanggungannya.
"I...iya ayo" Realina segera berjalan cepat meninggalkan Farel jauh di belakang.
Setelah kejadian itu mereka belanja dengan keadaan canggung walaupun begitu semua bahan yang dibutuhkan mereka sudah mereka dapatkan semuanya. Saat di meja kasir mereka malah berebut untuk membayar belanjaan membuat kasir bingung harus mengambil kartu kredit siapa.
"Rea biar aku saja yang membayar dan masukkan kembali kartu kredit kamu ke dalam dompet."
"Enggak mas biar aku saja, masa aku tinggalnya numpang di apartemen kamu bahan makanan pun kamu yang bayar kan enggak adil" dua-duanya tidak ada yang mau mengalah sama sekali.
"Maaf pembayaran akan menggunakan kartu kredit siapa?"
"Saya mbak" ucap mereka serentak.
"Haduh lama banget sih padahal tinggal bayar aja tapi lamanya minta ampun" gerutu orang yang mengantri di belakang mereka.
"Iya lama banget padahal antriannya udah panjang banget, kenapa sih enggak cepat-cepat." timpal orang lain yang juga sedang mengantri.
"Maaf mas mbak kalian harus cepat membuat keputusan pembayaran ini dengan kartu siapa karena antrian di belakang anda sudah sangat mengular" tegur kasir dengan sopan.
"Pakai kartu say..." Realina akan mengulurkan kartunya tapi ditahan oleh Farel.
"Bayarnya pakai kartu saya saja" Farel meletakkan kartu kreditnya di meja kasir, kasir pun dengan cepat memproses pembayarannya.
Sesudah selesai mereka segera keluar dari supermarket dengan tangan Farel yang membawa banyak kantung belanjaan di tangannya, sedangkan Realina hanya membawa beberapa kantung saja.
"Seharusnya yang bayar tadi aku saja, aku jadi enggak enak sama kamu mas."
"Sudah enggak papa enggak usah enggak enak gitu seperti sama siapa aja."
"Jangan seperti itu dong mas aku malah seperti memanfaatkan kamu karena kamu baik, bagaimana kalau kamu bisa minta satu permintaan kepadaku."
"Satu permintaan ya?" diangguki oleh Realina.
"Bagaimana kalau setiap hari kamu membuatkan aku makan siang, apakah kamu mau dan tidak keberatan?"
"Mau mas, aku juga enggak keberatan cuman masakin kamu makan siang mah gampang."
Tidak terasa mereka berdua berjalan hingga sudah sampai depan unit apartemen. Realina yang membukakan pintu apartemen untuk masuk.
"Akhirnya sampai juga, belanjaan ini mau ditaruh di mana?"
"Taruh di atas meja pantry aja mas nanti biar aku masukkan ke dalam kulkas dan menatanya dengan rapi."
"Apakah kamu perlu bantuan untuk menatanya? aku bisa membantu kalau cuma menata sayur ke kulkas" tawar Farel.
"Tidak usah mas, kamu duduk saja biar aku saja yang menatanya."
"Emang tidak papa?"
"Tidak apa sudah sana kamu duduk di depan televisi dan menonton acara yang kamu suka, aku tahu kok kamu capek seharian ini."
"Tapi kan kamu juga baru sembuh dan baru pulang dari rumah sakit."
"Sudah dibilangin suruh duduk aja susah banget sih" dengan pelan Realina mendorong bahu Farel hingga sampai di ruang televisi lalu memaksanya untuk duduk.
"Nah sudah duduk diam saja disini lalu menonton televisi, aku tinggal masak dulu."
"Disuruh duduk dan lihat televisi saja susah banget baru dipaksa baru mau" gerutu Realina sambil berjalan pergi ke dapur.
Farel tersenyum mendengar gerutuan Realina, dia senang karena akhirnya bisa dekat seperti saat ini dengan Realina setelah pernikahan Keanu dan Realina terjadi. Farel selalu menjaga jarak selama itu karena dia tidak mau perasaan yang sudah dia kubur dalam-dalam muncul kembali dan menghancurkan pernikahan adiknya itu.
Tapi sekarang dia bisa mengejar cintanya itu mulai dari sekarang dan mendapatkan wanita yang dia cintai. Membayangkan bisa menikahi Realina saja sudah membuat Farel tersenyum-senyum sendiri.
Sedangkan di dapur Realina sibuk memasak tumis kangkung, menggoreng tempe serta memasak udang saus mentega yang semuanya dapat menggugah selera siapa saja yang melihat dan mencium bau masakannya. Sampai Farel pun yang berada televisi pun datang ke dapur karena mencium bau masakan Realina.
"Wah harum sekali masakan kamu Rea."
"Eh mas kamu kok kesini lagi?" kaget Realina yang melihat Farel sudah berada di sampingnya.
"Aku enggak tahan sama bau masakan kamu yang sangat menggugah selera, apakah belum matang?"
"Sebentar lagi akan matang kamu bisa menunggunya di ruang televisi nanti aku akan panggil kalau sudah matang, kamu sudah lapar sekali ya mas?"
"Sedikit."
"Sabar ya sebentar lagi, kalau gitu kamu tunggu di meja makan" Farel mengangguk semangat lalu dia menunggu di meja makan.
Tidak lama kemudian Realina mulai menghidangkan makanannya di meja makan. perut Farel yang melihat makanan pun menjadi keroncongan.
"Wah sepertinya enak semua masakan kamu."
"Coba saja mas, ayo kita makan" Farel mengangguk dan mulai mengambil piringnya.
"Sini aku ambilkan makanannya mas" Farel terdiam sejenak walaupun begitu dia dengan senang memberikan piring yang sudah ada di tangannya.
"Nasinya segini apakah cukup?" Farel mengangguk.
"Kamu mau pakai apa mas?" tanya Realina lagi.
"Aku mau pakai semuanya, aku ingin merasakan semua masakan kamu."
Dengan sigap Realina mengambil semua sayur dan lauk yang ada di meja makan. Setelah memberikan piring Farel baru Realina mengambil makanan untuk dirinya sendiri.
"Emm...ini enak banget rasanya seperti masakan bintang lima" puji Farel ketika sudah menyuapkan satu sendok makanan ke mulutnya.
"Kamu bisa aja mas muji orang, nanti kalau kamu mujinya seperti itu aku bisa besar kepala loh."
"Aku berkata jujur tidak berbohong sama sekali, kamu tahu rasanya masakan kamu langsung cocok di lidah aku padahal lidahku ini sangat susah untuk langsung cocok dengan masakan selain ibu."
"Syukurlah kalau kamu cocok sama masakan aku, aku jadi senang mendengarnya. Oh iya mas besok aku akan mengambil persyaratan untuk gugatan perceraian di rumah mas Keanu."
"Kamu ke sananya jangan sendiri aku akan menemani kamu."
"Tidak usah mas pasti besok kamu sibuk sekali karena kan kemarin kamu enggak ke kantor sama sekali kamu cuman bekerja dari rumah sakit karena menjaga aku."
"Aku besok sepertinya tidak banyak pekerjaan jadi aku besok bisa menemani kamu ke rumah Keanu."