NovelToon NovelToon
Rumah Pelangi

Rumah Pelangi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Nikah Kontrak
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: RatihShinbe

Kim Da Mi harus menikahi Yoo Jae Suk, cucu dari presdir Yoo yang sudah berjanji pada kakeknya. Meskipun perasaannya masih tersisa untuk aktor tampan Wi Ha Joon.

Akankah dia mampu menekan perasaannya pada aktor tampan itu, sedangkan dia harus tetap bekerjasama dengannya untuk menangani Rumah Pelangi miliknya?

Yuk simak ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatihShinbe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 5

Da Mi selesai bersiap. Dengan celana jeans dan kemeja berwarna merah muda, dia keluar dari kamar bibinya.

"Heiii, apa kau tidak bawa dress cantik? Ya ampunnn Da Mii...!" keluh Mirae.

Mirae menarik Da Mi ke kamarnya.

"Tidak, tidak mau. Ini saja sudah berwarna merah muda. Sudah terlihat seperti wanita" Da Mi tak mau ganti baju lagi.

"Kau harus ganti, tidak boleh seperti ini, meski dia tidak terlalu terkenal, tapi dia itu aktor tampan, kau harus terlihat manis" Mirae memaksa.

"Tidak mau! " Da Mi teriak di dalam kamar Mirae.

Beberapa menit kemudian, mereka keluar. Da Mi berubah, dia memakai dress dengan jaket jeans. Penampilannya membuatnya terlihat berbeda dari biasanya.

Ha Ni pun menganga menatap ke arahnya.

"Waahhh, Mirae jangan ambil baju itu lagi. Berikan saja pada Da Mi" ucap Ha Ni.

"Ok Mah! " Mirae merasa telah berhasil merubah Da Mi.

"Tidak perlu semanis ini, aku seperti akan kencan" Da Mi kesal.

"Kau memang akan kencan" Yu Na menunjuk ke arah jendela.

Da Mi melihat ke bawah, Ha Joon menunggu sambil bersandar di mobilnya. Tempat tinggal Ha Ni merupakan tempat yang sepi. Ha Joon leluasa keluar dari mobil dan menunggunya di luar.

"Wahhh, kau bilang tidak ada apa-apa diantara kalian, tapi kenapa dia seperti sedang menunggu kekasihnya turun? " ucap Mirae.

"Berhenti menggoda ku, dia hanya ingin menunjukkan sesuatu, kalian dengar kemarin kan? " Da Mi mengambil tas selempangnya.

"Ingat, kau harus membujuknya datang ke acaraku nanti. Katakan acara ku yang satunya lagi, bukan yang besok pagi, itu acara bos ku" Mirae mendorongnya pelan menuju lift.

"Iya, kalau sempat aku akan mengatakannya" jawab Da Mi.

Mirae membulatkan matanya tapi kemudian tersenyum dan melambaikan tangannya.

#

Da Mi turun, dia membuka pintu dan melihat ke arah Ha Joon yang sibuk dengan ponselnya.

"Maaf membuat mu menunggu lama, tadi aku....." Da Mi hendak menjelaskan, namun dia menatap Ha Joon yang terdiam menatapnya.

"Ini.... Mirae yang memaksaku mengenakannya... aku... " Da Mi tak percaya diri.

"Kau terlihat manis, Masuklah! " ucap Ha Joon buru-buru membuka pintu.

Da Mi masuk, Ha Joon memasang wajah riang.

#

Yu Na dan yang lainnya sangat bersemangat melihat dari atas.

"Aku yakin Ha Joon menyukainya" ucap Mirae.

"Itu bagus, biar Da Mi merasakan rasa bahagia walaupun hanya sedikit" ucap Ha Ni.

"Tapi dia bilang dia sangat bahagia berada di ladang" Yu Ri sedikit mengejek.

"Hahaha, eonni memang selalu mengatakan itu. Awalnya aku kira karena Dong Ju, tapi setelah Dong Ju jadi polisi dia tetap senang bekerja di ladang" timpal Yu Na.

"Dong Ju jadi seorang polisi? " Yu Ri membulatkan matanya.

"Hmmm, dia selalu mengantar ku ke tempat kerja. Teman-teman ku suka padanya" ucap Yu Na.

Yu Ri yang sejak dulu menyukainya, tersenyum merasa Dong Ju telah berhasil mewujudkan cita-citanya.

#

Ha Joon berlari ke kursi kemudi. Dia duduk dan bersiap menyalakan mesin mobil. Namun sekali lagi menatap ke arah Da Mi yang kesulitan memasang sabuk pengaman. Ha Joon tersenyum kemudian membantunya.

"Begini! " ucap Ha Joon.

Wajah mereka berdekatan, Da Mi mundur sedemikian rupa agar mereka tak terlalu dekat.

Ha Joon merasa Da Mi menghindarinya , dia pun cepat-cepat duduk di kursinya dengan benar.

"Ayo! " ucap Ha Joon.

Mereka pun pergi. Dalam perjalanan Da Mi membahas isi perjanjian kerjasama mereka.

"Tentang isi perjanjian kerjasama kita, aku rasa kau juga harus ikut membuat point point nya. Jangan sampai nantinya kau merasa perjanjian itu berat sebelah" ucap Da Mi.

"Ok, kau kirimkan saja dulu rancangannya. Aku akan menambahkan jika ada yang aku inginkan" jawab Ha Joon.

Sampai di pintu utama, Ha Joon terdiam menganga.

"Wahhh, penuh sekali" gumam Da Mi.

"Iya kau benar" jawab Ha Joon.

"Bagaimana kamu bisa keluar dari mobil jika sepenuh ini? " Da Mi melihat ke sekeliling.

Ha Joon menatap ke arah Da Mi yang melihat keadaan. Dia merasa sudah mengecewakan Da Mi.

"Maaf, aku pikir karena ini bukan hari libur takkan ada orang, tapi ternyata tetap saja penuh" ucap Ha Joon.

"Tidak apa-apa, kita bisa pulang" ucap Da Mi.

"Tidak, tunggu sampai malam. Mungkin saja jika mendekati tengah malam akan sedikit sepi" ucap Ha Joon.

"Tapi.... " Da Mi ragu.

"Aku mohon! " Ha Joon mengerutkan dahinya.

Da Mi merasa tak enak karena Ha Joon memohon.

"Tidak usah memohon. Ayo kita tunggu" jawab Da Mi.

"Sini, aku lihat rancangan perjanjiannya" Ha Joon langsung mengambil ponsel Da Mi dari tangannya.

Sekali lagi mereka membicarakan isi perjanjian mereka.

"Kenapa rumah pelangi? "

Tiba-tiba Ha Joon menanyakan.

"Apa? " Da Mi cukup terkejut dengan pertanyaannya.

"Kenapa kamu mau membangun rumah pelangi? Kau petani sawi, kau bisa saja membuat pabrik kimchi, aku tahu kapasitas mu tentang hal semacam itu" Ha Joon menatapnya.

Da Mi terdiam sejenak.

"Ini keinginan kakek ku, sebagian dari apa yang dia berikan padaku harus aku bangunkan rumah pelangi ini. Rumah tempat anak-anak disabilitas berlindung dari dunia yang kata kakek ku sangat kejam"

Da Mi bicara seraya menatap ponselnya. Ha Joon memperhatikannya.

"Dia lebih suka menolong orang lain dibandingkan menolong keluarganya" ucap Da Mi.

Kata-katanya terdengar seolah dia sangat bangga dengan apa yang dilakukan kakeknya. Kemudian Da Mi tersenyum.

"Dia orang yang baik" ucap Ha Joon.

Da Mi menatap, kemudian tersenyum lagi.

"Ya, dia orang yang baik" ucap Da Mi.

"Apa bunga kesukaan mu? " tanya Ha Joon.

Mata Da Mi membulat. Ha Joon terus melontarkan pertanyaan yang di luar dugaan.

"Apa? " Da Mi ingin memperjelas.

"Bunga kesukaan mu, aku tidak suka jasmine. Baunya membuatku pusing, aku dan teman ku tak suka, kami akan menghindari bau jasmine entah dimana itu berada" ucap Ha Joon.

Da Mi sedikit bingung dan bertanya dalam hatinya, mengapa Ha Joon tiba-tiba menceritakan ketidaksukaannya.

"Kau suka mawar? " Ha Joon bertanya lagi.

"Tidak, aku tidak suka bunga. Maksud ku....aku suka, tapi tidak terlalu suka. Biasa saja" jelas Da Mi.

Dia menjadi salah tingkah karena ingin tertawa dengan semua ucapan Ha Joon.

"Kelihatan ya, aku sudah tidak punya topik untuk kita bicarakan" ucap Ha Joon tersenyum sambil menggaruk kepalanya.

Da Mi tersenyum melihatnya.

Ha Joon terdiam melihat seluruh wajah Da Mi, kemudian matanya berhenti di bibir Da Mi yang terlihat manis saat tersenyum.

"Ini sudah hampir tengah malam" ucap Da Mi.

Ha Joon terbangun dari lamunannya. Dia menatap ke arah luar melihat keadaan.

"Ya, sama sekali tidak berkurang. Ada acara apa ya? " tanya Ha Joon.

"Apa besok tidak ada syuting? " tanya Da Mi ingat ucapan Mirae.

"Ada, dini hari" jawab Ha Joon.

"Lalu kenapa kau tidak pulang dan istirahat. Ini sudah tengah malam" tiba-tiba Da Mi marah.

Ha Joon terkejut, dia menatap Da Mi.

"Ayo pulang! Kamu bisa turunkan aku di persimpangan di depan, lalu pulanglah. Akan terlalu jauh jika mengantarku dulu" ucap Da Mi.

"Tidak, aku akan mengantar mu" Ha Joon menyalakan mobilnya.

Mereka pergi.

"Oh ya, Mirae.... " Da Mi ragu.

"Acaranya? " Ha Joon sudah menerka.

"Kau tahu? " Da Mi cukup terkejut.

"Dia meminta ku datang waktu itu, tapi aku mau kau yang memintanya. Apa yang dia katakan? " Ha Joon menyetir dengan hati-hati.

"Ahhh, kalian mengerjaiku? " ucap Da Mi.

"Tidak, hanya saja, aku ingin bertemu kamu dulu baru aku memberi imbalan padanya dengan datang di acaranya" jelas Ha Joon.

Da Mi merasa canggung mendengar Ha Joon sangat ingin menemuinya.

"Sudah... di sini saja" ucap Da Mi di persimpangan luar daerah rumah bibinya.

"Tidak, sedikit lagi. Jangan turun dulu"

Ha Joon terus berbelok. Da Mi tak bisa memaksanya.

"Sampai! " ucap Ha Joon tepat di depan pintu gedung mereka.

"Kau ini" Da Mi kesal.

"Tunggu! " Ha Joon menarik tas Da Mi.

Jaket Da Mi ikut tertarik, dia pun duduk kembali. Tubuh Ha Joon sedikit maju karena merasa bersalah telah menarik jaketnya. Mereka saling menatap dalam jarak yang cukup dekat.

Da Mi menatap mata Ha Joon yang hitam, tapi Ha Joon malah menatap bibir Da Mi yang merah.

"Aku harus keluar" ucap Da Mi.

Ha Joon terbangun dari lamunannya lagi.

"Maaf! " ucap Ha Joon mundur.

Da Mi keluar, Ha Joon pun ikut keluar.

"Tidak usah mengantar, masuk dan nyalakan lagi mobilnya. Kau harus cepat pulang dan istirahat" ucap Da Mi.

Ha Joon menurut, dia kembali dan menyalakan mobilnya. Tapi kemudian dia tersenyum. Dia berpikir mengapa begitu menurut pada Da Mi.

Ha Joon melihat punggung Da Mi yang kemudian masuk dan hilang setelah pintu tertutup. Dia tersenyum malu dengan pikirannya sendiri.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>

1
Suka Baca
/Slight/
Suka Baca
waduh plot twist nya, hmmm
Suka Baca
siapa ini?
Ini cinta
lanjut
Ini cinta
noh kan nongol lagi
Ini cinta
😲😲😲
Ini cinta
ni orang sebenarnya suka atau gimana sih?
Ini cinta
jdi kurang suka sama episode yang ada Ha joon nya
Ini cinta
seneng ya bikin orang cemburu
Ini cinta
iya bener, galak sama si jae suk
Ini cinta
satu episode langsung ketemu teman lama langsung dijodohkan
Ini cinta
nah loh bapa nya datang mau ngapain?
Suka Baca
nah loh ko tiba-tiba perjodohan
Suka Baca
yang suka ngikutin di sebelumnya ya
Suka Baca
siapa tuh?
Suka Baca
jatuh ke lubang galian sendiri
Suka Baca
hmmmm
Suka Baca
nah itu, bersyukur belum ngapa2 in
Suka Baca
maksa banget
Suka Baca
isengnya kelewatan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!