NovelToon NovelToon
Kebebasan Berahasia

Kebebasan Berahasia

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Suami ideal / Office Romance
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Jojo ans

Kanesa Alfira, yang baru saja mengambil keputusan berani untuk mengundurkan diri dari Tano Group setelah enam tahun dedikasi dan kerja keras, merencanakan liburan sebagai penutup perjalanan kariernya. Dia memilih pulau Komodo sebagai destinasi selama dua minggu untuk mereguk kebebasan dan ketenangan. Namun, nasib seolah bermain-main dengannya ketika liburan tersebut justru mempertemukannya dengan mantan suami dan mantan bosnya, Refaldi Tano. Kejadian tak terduga mulai mewarnai masa liburannya, termasuk kabar mengejutkan tentang kehamilan yang mulai berkembang di rahimnya. Situasi semakin rumit dan kacau ketika Kanesa menyadari kenyataan pahit bahwa dia ternyata belum pernah bercerai secara resmi dengan Refaldi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jojo ans, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 17

"Kamu bukan hanya berpelukan sama

Tatiana, kamu hercumbu Mas, "ucapku pada Mas Adi yang sedang berbicara. Sepertinya aku mulai tidak peduli dengan keberadaan Mama dan Papa karena sudah terlanjur emosi, "Nesa, pelankan nada suaramu," peringat Papa. "Aku nggak pernah bercumbu Fir. Posisi kamu di belakang kami yang membuatnya kelihatan seperti itu." Mata mas Adi menatap nyalang ke arahku. Laki-laki itu sepertinya tidak terima dengan tuduhanku, sama seperti pertama kali aku menuduhnya. Dia berkeras untuk tidak menceraikanku. Aku tertawa.

"Kamu nggak punya bukti untuk meyakinkanku Mas. Sekarang pulang, aku tidak ingin kamu bertanggungjawab." "Nesa!!"

Bukan suara Mas Adi, melainkan Mama. Sepertinya Mama dan Papa juga mulai kesal dengan tingkahku. "Celana dalam yang kudapati di laci meja kerjamu tidak mungkin berbohong. Aku tidak pernah memilikinya Mas." Mama dan Papa menatap dengan tidak percaya padaku yang sudah mulai kehilangan rasa malu. Riar saja semua terkuak, lagi pula Mama dan Papa juga harus tahu kegilaan yang pernah Mas Adi lakukan padaku di masa lalu. Kulihat Mas Adi mengurut pelipisttya.

"Itu untukmu sebagai hadiah anniversary."

Mama dan Papa kembali melotot ketika mendengar ucapan Mas Adi. Aku dan Mas Adi benar-benar sudah gila.

Aku tertawa lagi.

"Kamu pikir aku percaya? Bagaimana bisa dikatakan hadiah sementara bentuknya kelihatan sedikit kusut dan sudah tidak terbungkus. Dan lagi dari sekian banyak hadiah kenapa kamu malah menilih celana dalam Mas?

Kamu udah sinting."

"Mama dan Papa tinggalkan kalian

untuk bicara secara pribadi. Ingat

Nesa, Mama dan Papa tidak akan

setuju kamu mengambil keputusaan

sendiri. Pikirkan juga bayi kalian."

Mama dan Papa meninggalkan

kami sendirian di ruang tamu, mungkin merasa tidak sanggup lagi mendengarkan obrolan gilaku bersama Mas Adi. "Panjang ceritanya, aku butuh kamu untuk mendengar." "Mendengar karangan cerita yang kamu buat Mas? Tidak, terima kasih." "Sekarang pulanglah, aku tidak akan

berubah pikiran kalau tidak ada

bukti."

"Segitu tidak percayakah kamu padaku

hingga meminta bukti seperti itu?" Kulihat mata Mas Adi memerah. Aku diam tak menanggapi hingga lelaki itu mengambil tanganku dan meletakan sesuatu di atas telapak tanganku.

"Inilah yang harusnya ku berikan paginya setelah kejadian malam itu, tapi aku menunggu hingga beberapa bulan untuk menyerahkannya karena sepertinya kamu memang tidak berniat untuk mempercayaiku." "Banyak waktu yang kita habiskan tak juga membuatmu benar-benar mengenalku Kanesa Alfira."

Aku terdiam mendengar ucapan Mas

Adi

"Tontonlah, hubungi aku kalau

berubah pikiran."

Mas Adi beranjak dari sana, aku tidak menahannya karena aku memang tidak berniat melakukannya. Melihat kepergian Mas Adi, ada rasa bersalah

yang menggerogoti perasaanku.

Apakah aku sudah begitu keterlaluan?

4 jam setelah kepergian Mas Adi, aku memberanikan diri untuk mengunci diri di dalam kamar dan menonton video yang tadi diberikan Mas Adi. Tayangan awal yang di dalam video itu terlihat Mas Adi yang sibuk di depan komputer lalu Tatiana datang dengan tangisannya. Perempuan itu tampak rapuh. Entah apa yang mereka bicarakan. Namun aku melihat. bagaimana Mas Adi bertingkah wajar sebagai seorang sahabat. Kemudian Kulihat Mas Adi menghampiri perempuan itu dan memeluknya dan menepuk

pundaknya.

Setelah itu aku muncul dan langsung

berpikiran negatif. Setelah itu

tayangan langsung berpindah pada

video lain pada Tatiana yang berlutut

meminta maaf di depan Mas Adi.

Kok aku nggak pernah tahu?

Eh iya aku kan tidak pernah mau.

mendengarkan penjelasan Mas Adi

karena sudah terlanjur sakit hati. Lalu

tayangan kembali berganti, sepertinya

ini adalah potongan-potongan video

cctv di ruangan Mas Adi.

Terlihat Mas Adi yang sedang

membuka sebuah kotak hadiah

berwarna coklat. Aku mencoba mengamati apa yang dia ucapkan. "Ini ukuran Fira kan? Bisa malu aku kalau nggak cocok? Tapi kayaknya cocok deh aku kan udah sering megang celana dalamnya beberapa kali. Nggak apa-apalah sekali-kali ngasih hadiah antimeanstrean," ucap Mas Adi sembari merentangkan sebuah celatta dalam berenda warna pink pucat. Wajahku tiba-tiba terasa panas.

Jadi selama ini Mas Adi diam-diam

menyentuh celana-celana dalamku?

Gila.

Tiba-tiba terlihat pintu dibuka Mas

Adi gelagapan dan memasukan

celana dalam itu ke dalam laci dengan

sembarangan dan terlihat menggaruk

belakang lehernya. Ternyata yang

masuk ke dalam ruangan adalah Papa

mertua.

"Ngapain kamu?"

"Eh enggak Pa. Hadiah buat Nesa,"

jawab Mas Adi dengan wajah salah

tingkah.

Pipiku tiba-tiba basah tanpa di duga.

Entah apa yang ku tangisi. Aku

memang seringkali gegabah dalam

mengambil keputusan. Lagi pula

besoknya aku malah keguguran.

Aku kaget awalnya karena alat tes

kehamilan yang kucoba kemarinnya

hanya menampakkan satu garis. Namun kata dokter itu wajar karena biasanya ada alat tes yang tidak akurat. Hal itulah yang semakin menambah rasa kecewa hingga akhirnya kuputuskan untuk tetap teguh meminta perceraian dari Mas Adi."

Jadi Mas Adi tidak pernah selingkuh?

Lalu apa yang kulakuan sekarang?

Setelah berpikir beberapa saat,

akhirnya kuputuskan menelepon Mas

Adi.

"Halo," sapaku setelah telepon

tersambung.

"Halo, kenapa? Kamu berubah

pikiran?"

Mas Adi langsung menodongku dengan

pertanyaan seperti itu.

Aku tiba-tiba langsung merasa gugup.

"Ehm, Nggak. Aku salah tekan."

Dengan cepat ku matikan sambungan.

telepon. Astaga kenapa aku sangat

gugup, biasanya tidak seperti itu.

Apakah karena aku baru saja

mengetahui fakta bahwa sebenarnya

Mas Adi tidak selingkuh.

Ponselku berdering.

Aku menoleh dan melihat nama Mas

Adi yang tertera jelas di sana. Ku

biarkan hingga suara deringannya

berakhir.

Mantan Bos

Saya tahu kamu berubah pikiran, Aku

selalu menunggu kamu kembali Fir.

Sial. Mas Adi terlalu pede.

To Mantan Bos

Jangan Ge'er kamu Mas.

Besok kita bicara, aku berbaik hati

mendengar penjelasan kamu.

Tak lama setelah itu aku melihat

halasan dari Mas Adi

Mantan Bos

lya sayang, tya.

ketemunya di mana?

Seketika aku merasa mual mendengar

ucapan Mas Adi

To Mantan Bos

Di depan toko Roti tempat kita bicara

setelah USG beberapa waktu lalu.

Mantan Bos

Oh oke sayang.

Aku tidak membalas lagi.

Aku tersenyum, kenapa hidupku

begitu lucu?

Jadi kalau aku tidak bertemu lagi

dengan Mas Adi dan sampai hamil

begini apakah aku masih terus

membencinya dan menganggap dia

mengkhianatiku?

Ah, dunia ini lucu,

Aku bangun tidur dengan keadaan

mata yang membengkak, semalam aku

tidak bisa tidur karena memikirkan.

beberapa hal. Apalagi semalam aku

ngidam

ini sekali mie instan buatan

Mas Adi Anakku memang tahu cara

mengerjai ibunya.

"Nesa," teriak Mama dari luar.

"Iya Ma," balasku sembari turun dari

ranjang

"Ini tetangga bawain mangga muda,

itu pohon mangganya Tante tyam

tiba-tiba roboh, buahnya banyak tapi

masih muda. Katanya, tante Iyam ingat

banget kamu suka mangga muda."

Kulihat sebaskom mangga yang

nampak begitu menggiurkan..

"Sarapan dulu!" peringat Mama.

"Oh iya Nes, kemarin gimana kamu

sama Adi? Nggak lama Mama lihat dia

pulang, kamu nggak ngusir dia kan?"

"Aku usir Ma," jawabku dengan wajah

sedikit menyesal.

"Keterlaluan kamu," kesal Mama.

Iya aku sendiri aku kalau aku memang

sudah sangat keterlaluan.

"Terus gimana kelanjutan hubungan

kalian?"

"Aku udah nonton video bukti kalau

Mas Adi nggak selingkuh, ya menurut

Mama aku harus gimana?"

Kulihat mama mendengus.

"Itu kan, Mama udah bilangin

dengerin dulu penjelasan suami kamu,

eh kamunya malah ngeyel suka-suka

sendiri."

"Iya aku tahu aku salah Ma, semalam

aku kirim pesan sama Mas Adi supaya

kita ketemu dan menyelesaikan

masalah ini."

"Tapi kamu nggak minta cerai lagi

kan?" tanya Mama dengan mata

menyelidik.

"Ya enggaklah."

"Ya nggak usah ngegas gitu. Tahu yang

masih sayang." ejek Mama.Aku mengabaikan ejekan itu dan mengambil alih baskom berisi mangga itu dari tangan mama dan membawanya ke dapur.

1
Kakashi Hatake
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Jojo ans: baik, besok aku update ya😇❤️
total 1 replies
Yami CB
Ada apa thor, kok masih lama update? Aku berharap cerita ini tidak berhenti sampai di tengah jalan.
Jojo ans: besok update kok😇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!