Bohong! Kalau Enggak Cinta

"Arka bukannya ini masih jam kerja kamu ya ? Kok udah pulang?"tanya mama Arka, Sindy

"Iya mas, ada insiden tadi di cafe makanya aku balik dulu"ucap Arka

"Insiden apa ?"tanya Sindy

"Kak Shena sakit ma, sekarang lagi di bawa ke rumah sakit"ucap Arka tak bisa berbohong

"Astaga, Shena sakit apa ka? Ya udah kita ke rumah sakit aja dulu ayok anterin mama"ucap Sindy panik

"Bentar ma, ada beberapa barang yang perlu aku bawa, karena mungkin kak Shena akan lama di rumah sakit nya"ucap Arka

"Barang? Sebenarnya Shena kenapa ka? Kenapa harus lama?"tanya Sindy

"Entahlah ma, nanti mama bisa langsung bicara sama dokter yang menangani kakak"jawab Arka karena takut salah menyampaikan informasi

"Ya udah mama juga mau ambil tas dulu. Panggil mama ya kalau udah siap"ucap Sindy

"Iya ma"ucap Arka

(Sorry Kak, gue harus bilang mama. Karena gimanapun juga gue butuh mama buat urus administrasi rumah sakit Lo. Karena gue tau aset Lo udah tinggal apartemen aja)"Gumam Arka.

Selang beberapa menit, Arka sudah siap dengan barang keperluan untuk di rumah sakit.

"Ma.... Mama .. ayok berangkat"teriak Arka

"Iya ... tunggu "jawab Sindy

"Aku tunggu di mobil ya"teriak Arka

"Udah ih teriak-teriak aja. Ayo"ucap Sindy menyusul langkah Arka

Sesampainya di rumah sakit.

Ceklek,

Shena terbaring lemah, matanya juga masih terpejam.

"Shena.. dengar mama kan? Bangun ya..."ucap Sindy berdiri di sisi shena mengelus lembut pipinya.

Namun tak ada respon sedikitpun dari Shena. Tubuhnya juga tak bergerak sama sekali.

"Arka, mama mau ke ruangan dokter dulu. Kau jangan kemana-mana jagain Shena baik-baik. Kalian berdua sama-sama anak mama okey"ucap Sindy

"Iya ma"jawab Arka duduk di sisi ranjang Shena

Sepeninggal Sindy ,Arka yang duduk memainkan ponselnya itu tiba-tiba mendengar ponsel Shena berdering.

Tertera nama Bimbim di layar ponsel itu

"Ngapain lagi sih ni orang , seneng banget cari gara-gara"ucap Arka geram.

" Halo"ucap Arka mengangkat panggilan itu

" Gue tunggu Lo di markas, kita selesaikan masalah kita secara jantan"tantang Bimbim

"Sorry gue bukan kak Shena "ucap Arka

"Hahhahaha.... Mana si Shena ha? Takut dia angkat telepon dari gue Sampek nyuruh-nyuruh elo"ucap Bimbim

"Terserah Lo ya  temen penghianat! Tapi asal Lo tau kak Shena enggak bakal Dateng. Mau Lo tungguin Sampek berakar juga gak bakal Dateng ngladenin orang macam Lo"ucap Arka.

"Banci emang tu Shena. Mana Shena yang gue kenal dulu ha"ucap Bimbim jumawa

"Tutup mulut Lo, kalau Lo mau tantangin kak Shena Lo lawan gue. Gue gak bakal biarin tangan kak Shena kotor karena gladenin kutu kayak elo"ucap Arka terpancing emosi

"Oke, gue tunggu. Tunjukkin Lo tuh laki bukan banci hahahah"ucap Bimbim

Tuuuuut......

"Sorry kak , gue harus bales Bimbim. Dia enggak boleh semena-mena sama Kakak. Apalagi keadaan Kaka sakit kayak gini"ucap Arka.

Baru ingin menaruh ponsel milik Shena, tiba-tiba kembali ponsel itu berdering , kini giliran nama jenny terpampang di layar ponsel itu

"Halo"sahut Arka

"Shena? Gimana keadaan Lo?"tanya jenny

"Gue Sp 1 karena elo main ponsel di jam kerja"ucap Arka

"Ha? Ini Arka? Eh enggak.... enggak jangan dong. Eh tapi gue lagi enggak kerja kok"ucap jenny

"Lo enggak kerja ? Kok bisa?"tanya Arka

"Gue lagi boker di kamar mandi, jadi bener gue nggak kerja kan? Lo enggak bisa Sp gue"ucap jenny

"Ih cantik-cantik jorok banget sih Lo ?"umpat Arka

"Berisik!Udah ah ponselnya Lo kasih Shena gue mau ngomong sama dia"ucap jenny

"Kak Shena gak bisa diganggu."ucap Arka

"Pelit banget sih Lo, gue kan pacarnya "ucap jenny

"Lo kira gue gak tau Lo tuh cuma pacar boongan kak Shena"ucap Arka.

"Pacar boongan? Siapa ka?"tanya Sindy masuk ruangan itu.

"Eh mama, bukan kok ma, enggak ada"ucap Arka menyembunyikan ponsel Shena namun tidak mematikan sambungan teleponnya

"Enggak tadi mama enggak salah denger kok"ucap Sindy

"Eh gimana tadi kata dokter ma?"tanya Arka mengalihkan pembicaraan

"Pembengkakan otak, ya bisa dibilang gagar otak tapi masih bisa disembuhkan dengan obat pereda nyeri, dan istirahat otak tapi harus tetap diawasi semua aktivitas nya jangan sampai kelelahan kalau dipaksakan bisa-bisa bertambah parah akan mengalami kebutaan atau amnesia"ucap Sindy

"Sefatal itu ma, Apa perlu dirawat lama ma di rumah sakit?"tanya Arka

"Ya kita lihat perkembangan kondisi kesehatan dia dulu , apa Shena sebelumnya pernah terbentur kepalanya"ucap Sindy

"Iya ma, kak Shena abis kecelakaan waktu nyariin temennya."ucap Arka

"Temen? Yakin temen?"tanya Sindy

"Iya nanti tanya anaknya langsung aja ma kalau dia udah sadar"ucap Arka.

"Kamu kan tau sendiri kakak kamu enggak pernah mau terbuka sama mama, dia jaga jarak sama mama, dia masih anggap mama itu pelakor"ucap Sindy

"Enggak kok ma, kak Shena sebenarnya udah anggap mama sebagai ibunya tapi ya tau sendiri keinginan mandiri yang buat dia cuek sama mama"ucap Arka

"Iya memang agak lain kakak kamu yang satu ini"ucap Sindy tersenyum.

"Mama, yang sabar ya."ucap arka

Tanpa sadar semua pembicaraan antar Sindy dan Arka terdengar jelas di telinga jenny.

Jenny langsung syok mendengar apa yang dialami Shena.

(Apa Shena kecelakaan karena cariin gue? Karena hari dimana Shena kecelakaan adalah hari dimana gue hindari dia dan membawa ibu pergi ke kontrakan itu. Aduuuh bodohnya jenny , ini semua salah Lo kalau udah kayak gini gimana coba. Jenny ...jenny dodol banget sih , cetek banget pikiran Lo Sampek gak bisa mikir konsekuensinya), gumam jenny

Jenny langsung kembali melanjutkan pekerjaannya setelah menuntaskan urusannya di kamar mandi.

"Hey anak baru ,ketiduran Lo di kamar mandi. Males banget kerjanya"ucap Shela

"Huuuusssttt ! Gue boker Lo enggak percaya? Sana Lo masuk , masih gue tinggal bau kentut gue"ucap jenny tak bersalah.

"Dasar cewek sinting"umpat Shela

Jenny tetap berjalan tak memperdulikan umpatan Shela

"Gue suka gaya Lo"ucap Nadia tiba-tiba

"Gaya apa'an? Gaya kentut? Gue beneran boker kenapa sih. Gue kan manusia normal butuh tempat buang ampas juga orang gue juga makan. Kecuali gue pertapa boleh dia ngatain gue"ucap Jenny

"Gak ada saringannya tuh mulut Lo jenny"ucap Nadia tertawa

"Ada banyak kok laring-laring mulut gue berlapis-lapis enggak kekurangan satupun"ucap jenny

Nadia hanya menggelengkan kepalanya mendengar celotehan jenny yang terkesan jadi gadis bar-bar di cafe itu.