Serra Valentino. Gadis itu tidak pernah menduga jika hidupnya akan berubah 180° setelah dijebak oleh kakaknya. Serra melewati satu malam bersama pria asing dan kehilangan mahkotanya yang paling berharga. Namun Serra berada di kamar yang salah. Dia tidur bukan dengan pria hidung belakang yang telah disiapkan oleh kakaknya, melainkan seorang penguasa.
"Menikahlah denganku, aku akan membantumu untuk balas dendam!!"
Serra kemudian menikah dengan laki-laki asing itu. Dan dia membantunya untuk membalas dendam pada keluarganya. Lelaki itu membantu Serra menghancurkan orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya. Namun seiring berjalannya waktu, rahasia besar pun terungkap jika sebenarnya Serra bukanlah putri kandung dari mereka yang selama ini dia anggap sebagai orang tuanya. Melainkan putri dari seorang wanita yang sangat kaya raya dan berpengaruh.
Lalu bagaimana hidup Serra setelah menikah dan menjadi istri seorang penguasa? Kebahagiaan atau penderitaan yang akan dia dapatkan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta Dansa
"AAAHHH....!!"
Teriakan terdengar keras dari salah satu ruangan di sebuah rumah sederhana yang letaknya cukup jauh dari keramaian kota. Air matanya sudah mengering, karena dia teteskan setiap hari.
Sekujur tubuhnya penuh luka, wajah yang dulu begitu cantik kini dipenuhi luka lebam bekas tamparan dan pukulan benda tumpul.
Luka bekas sayatan benda taj*m dan juga sulutan rokok terlihat di beberapa bagian tubuhnya. Paha, lengan, bahu, bahkan di wajahnya pun ada. Nasib buruk benar-benar menimpanya.
"Berteriaklah terus, Sayang. Sampai kau merasa puas, bahkan hingga suaramu habis sekalipun, takkan ada satu orang pun yang akan datang untuk menolongmu." pria itu menyeringai tajam.
Wanita itu yang pastinya adalah Sarah, menatap lelaki di depannya dengan tajam. Dia ingin sekali memb*nuhnya dan mencinc*ng tub*hnya hingga menjadi potongan-potongan kecil. Tapi apalah daya, jangankan untuk melawan apalagi memberinya pelajaran, bahkan untuk bergerak saja ya tidak bisa.
Keadaan Sarah benar-benar memprihatinkan. Sekujur tubuh penuh luka, rambutnya yang dulu begitu indah dan selalu terurai kini terpangkas habis dan hanya menyisahkan 3 centi di kepalanya. Wajah cantiknya dipenuhi luka, mata tampak membengkak dan membiru. Yang lebih mengerikan lagi, bagian bawahnya pernah dimasuki besi panas oleh pria yang menyekapnya ini.
"Jangan menatapku seperti itu sayang, itu terlalu menjijikan!!"
"Kenapa kau tidak langsung membunuhku saja?! Kenapa kau harus menyiksaku seperti ini?!" teriak Sarah penuh emosi.
"Salahmu sendiri, kenapa Kau berani sekali mencari masalah dan gara-gara dengan seorang iblis seperti Lucas Xiao?! Dia membayarku lebih mahal darimu, bahkan tuan Xiao memberiku kuasa untuk melakukan apapun padamu. Jika ingin menyalakan, salahkan dirimu sendiri. Yang sudah begitu bodoh membangunkan seekor Iblis yang sedang tertidur pulas,"
"Wanita sialan itu, kenapa kali ini dia lebih beruntung dariku?!" geram Sarah marah.
Dalam hatinya, Sarah bertekad untuk bisa lepas dari bajingan yang menyekapnya dan keluar dari tempat mengerikan ini. Sedang berpikir keras, dia mencari cara saya bisa segera keluar dari tempat terkutuk ini, dan tiba-tiba dia terpikir sesuatu.
"Ingin buang air besar, bisakah kau lepaskan ikatan ini dulu?" Pinta Sarah.
"Heh, kau pikir aku bodoh?! Jangan Kau pikir aku tidak tahu apa yang ada di kepalamu. Kau ingin melarikan diri dari sini bukan, aku tahu trikmu, Nona!!"
Sarah menghilangkan nafas berat. "Kau bodoh ya? Apa kau ingin aku sampai buang air besar disini, kau ingin membersihkan kotoranku?!" bentak Sarah.
Pria itu mendecih. "Iya, iya. Aku akan melepaskan mu sekarang, tapi jangan coba-coba untuk melarikan diri, atau kau akan tahu sendiri akibatnya!!" ancam pria itu mengingatkan.
"Aku tau!!"
Akhirnya pria itu melepaskan ikatannya pada tangan dan kaki Sarah. Dan situasi itu segera dia manfaatkan untuk menumbangkan pria bertubuh besar itu dengan memukul punggungnya dengan sebuah tongkat base ball hingga tersungkur ke lantai.
"Kau, apa yang kau lakukan?!" Bentak pria itu emosi.
"Aku akan membunuhmu!!" Balas Sarah penuh amarah.
Pria itu menahan besi itu lalu mendorong tubuh Sarah hingga tersungkur ke lantai. Dengan kasar dia menarik tengkuk wanita lalu lalu membenturkan kepalanya sampai berulang-ulang hingga Sarah kehilangan kesadarannya.
Tak ingin wanita itu merepotkannya lagi. Akhirnya dia membuang Sarah begitu saja dipinggiran hutan. Terserah mau dia sadar atau tidak, dia tidak peduli lagi.
-
-
Malam ketiga yang ia lewatkan di kapal pesiar. Serra sedang bersiap-siap di kamarnya. Rencananya malam ini ia dan Lucas hendak menghadiri pesta kembang api.
Serra tidak pernah bermimpi sebelumnya jika dia akan pergi berlayar dengan sebuah pesiar mewah selama berhari-hari, atau mungkin berminggu-minggu. Karena Lucas mengatakan jika dia ingin lebih lama menikmati perjalanannya. Ini benar-benar pesiar yang mewah. Entah berapa yang pria itu keluarkan untuk membeli tiket pesiar ini. pasti sangat mahal.
Dia memolesi wajah cantiknya dengan polesan make up tipis agar terkesan natural. Tubuh rampingnya dalam balutan Lace dress hitam yang sangat kontras dengan kulit putihnya serta memiliki belahan panjang di paha kirinya.
"Lu, bisakah kau membantuku menaikkan resletingnya?" Pinta Serra pada Lucas.
Pria itu menghampiri Serra lalu menaikan resleting dress-nya. "Malam ini kau pasti akan menjadi wanita tercantik yang hadir di pesta itu." Ucap Lucas sambil menatap Serra dari pantulan cermin. Dia berdiri tepat dibelakang wanitanya itu.
Serra membalas tatapan Lucas. Mereka saling menatap dari cermin. "Memang apa pentingnya menjadi yang tercantik atau tidak, karena itu bukan acara kontes kecantikan." Jawabnya.
Lucas menarik dagu Serra lalu mengecup singkat bibir ranum tipisnya. "Itu menurutmu, tapi tidak menurutku. Apa kau sudah siap?" Serra mengangguk. "Ayo, jangan membuat mama dan yang lain menunggu kita terlalu lama." Ucap Lucas yang kemudian dibalas anggukan oleh Serra.
Serra memeluk lengan suaminya dengan mesra, keduanya berjalan beriringan menuju lokasi pesta dansa dan kembang api.
Setibanya di sana. Mata Hazel Serra melebar setelah melihat pemandangan di dek kapal yang sudah berhiaskan lampu-lampu terang, beberapa pelayan yang berkeliling menawarkan minuman dan panggung tempat penyanyi bersuara bak opera melantunkan lagu romantis di-sana.
Begitu ramai dan begitu romantis. Perlahan Serra dan Lucas memasuki dek kapal dan bergabung di tengah hiruk pikuk nya suasana. Lantai dansa sudah di tempati oleh beberapa orang yang berdansa dengan indahnya. Dan Serra mengenalinya sebagai dansa waltz yang terkenal romantis.
"Yakk!! Wanita jadi-jadian, berhenti mengikutiku!!"
Perhatian keduanya teralihkan oleh teriakan nyaring yang begitu familiar itu. Keduanya segera menoleh ke asal suara dan mendapati si kembar yang sedang dikejar-kejar oleh seorang perempuan jadi-jadian (Banc!)
Tak jauh dari tempat mereka berlarian. Tampak Johan yang sedang tertawa terbahak-bahak menyaksikan kesialan dan nasib buruk mereka berdua. Johan memiliki dendam kesumat pada si kembar karena sering sekali mengerjainya.
"Bagus, kejar terus. Mereka itu masih perjaka tingting jadi masih sangat manis ketika disentuh." Teriak Johan.
"Yakk!! Hyung, kenapa kau malah mendukung mahluk dua alam ini?! Huhuhu, siapa pun tolong selamatkan kami berdua. Huaaa...."
Semua yang hadir di-sana tertawa melihat tingkah dan kelucuan mereka berdua. Mereka sangat terhibur. Sedangkan Serra dan Lucas sama-sama mendengus dan menggelengkan kepala melihat tingkah mereka.
Kemudian Lucas membawa Serra untuk bergabung dengan para pasangan yang sedang berdansa. Lagu I'll be milik Edwin McCain mengalun dengan lembut ke seluruh penjuru dek kapal. Pesta dansa yang sesungguhnya sudah dimulai.
Lucas sedikit membungkuk dengan tangan kiri di belakang tubuhnya dan tangan kanan ia julurkan pada Serra seolah menunggu tangan wanita di depannya menggapai dirinya.
Melihat betapa romantisnya pria di depannya ini membuat Serra tersentuh. Ia mengulurkan tangannya menyambut uluran tangan Lucas yang kemudian menarik tangannya dan menyatukan tubuh mereka berdua.
Mata hitam Lucas yang biasanya selalu terlihat takam menatap lembut manik Hazel Serra yang terlihat gugup oleh perlakuan pria itu. tangan kiri Lucas memeluk pinggang ramping istrinya perlahan dan menautkan kedua tangan kanan mereka dan mengangkatnya ke atas. Lucas membawa Serra berdansa dengannya.
"Ikuti langkahku," bisik Lucas, dia tau jika Serra memang tidak pandai berdansa.
Alunan lagu romantis milik Edwin McCain membuat mereka berdua seolah melupakan segala hal yang terjadi di dalam hidup masing-masing. Seolah mata yang saling berpandangan itu dapat berbicara dan tubuh merekalah yang melakukannya.
Tubuh mereka berdansa ke kanan dan kiri, berputar dan kembali mendekatkan tubuh mereka untuk berdansa lagi. Hingga Serra meletakkan kepalanya pada bahu Lucas. Berpelukan sambil berdansa seperti yang pasangan lainnya lakukan.
-
-
Bersambung.
koreksi..
bukan langkah