"Waaa kenapa begini."
Itulah jeritan hati sepasang insan yang di pertemukan di acara perjodohan oleh keluarga mereka yang merupakan mafia terbesar di kota dan membagi kota menjadi dua wilayah. Perjodohan mereka sebagai pewaris adalah kunci perdamaian dan penggabungan dua keluarga mafia yang selalu berselisih dan saling memperebutkan wilayah.
Namun keduanya menjadi sangat bingung dan tidak berani menolak walau mereka ingin menolak karena memiliki kekasih masing masing dan melihat satu sama lain sebagai aib di masa lalu.
Alasannya ketika keduanya sempat melarikan diri dari keluarga mereka karena tidak mau menjadi pewaris sewaktu muda, keduanya bekerja menjadi aktor dan aktris film porno yang selalu tampil bersama dalam setiap syuting.
"Ya, kami mau menikah," ujar keduanya dengan terpaksa demi menjaga perdamaian dua keluarga walau mereka tidak saling mencintai dan hanya tubuh mereka yang saling mengenal satu sama lain.
Mohon di baca dan tinggalkan jejak ya, makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
Keesokan paginya, “ting,” lift terbuka, Dean dan Layla keluar ke lobby untuk sarapan di restoran, ketika keduanya sedang berjalan, tiba tiba “tap,” pundak Dean di pegang seseorang, Dean menoleh,
“Bener....gue bener, apa kabar Dean,”
“Loh John ? lo ngapain di sini ?” tanya Dean.
“Hahaha gue lagi ada proyek di kota ini, oh ya...kenalin ini bini gue,” ujar Dean sambil memperkenalkan seorang wanita yang sedang mengandung di sebelahnya.
“Halo, nama saya Rose,” ujar Rose menjulurkan sebelah tangannya dan tersenyum.
“Eh...Rose ? (menoleh melihat Dean) yang waktu itu ya ?” tanya Dean sambil bersalaman dengan Rose.
“Hehe masih inget lo, iya bener yang waktu itu,” jawab John.
“Katanya mau traktir kalo jadian, mana, payah lo,” balas Dean.
“Oh iyaaa....lupa gue ahahaha,” balas John.
“Oh yang waktu itu kamu bilang ganteng ganteng apes, dia ya beb ?” tanya Rose.
“Iya bener, ganteng ganteng sks belom bayar, apes hahaha,” jawab John.
“Rese lo, jadi lo pada ngejulukin gue gitu ya di belakang,” balas Dean.
“Pfft,” terdengar suara seseorang menahan tawa di belakang Dean, Dean langsung menyikut ke belakang karena tahu yang ada di belakangnya adalah Layla. Tiba tiba Rose memiringkan kepalanya karena melihat ada seseorang di belakang Dean,
“Um Dean, itu siapa ?” tanya Rose sambil menunjuk Layla yang berbalik dan bersembunyi di belakang Dean.
“Um...si..siapa ? emang ada orang ?” tanya Dean sambil berpura pura menoleh.
Rose yang penasaran maju sedikit dan memiringkan kepalanya, matanya langsung membulat dan senyum lebar menghiasi wajahnya yang cantik,
“Eh...Layla...lo Layla kan....apa kabar,” teriak Rose.
“Huh...Layla ? yang waktu itu ke karaoke juga beb ?” tanya John.
“Iya beb, kamu inget kan, itu loh yang bareng aku dan Tania, yang setahun di bawah kita,” jawab Rose.
“Oh iya...inget, yang sempet jadian....ama Steve,” ujar John.
“Uuuuh....apa kabar kak Rose,” ujar Layla yang keluar dari balik tubuh Dean.
“Loh...loh...lo ama Dean ? kok bisa ? lo berdua jadian ? wah keren nih, gimana ketemunya ?” ujar John heboh.
Dean dan Layla mulai berkeringat walau masih pagi dan senyum mereka mulai aneh, Rose langsung maju dan memeluk Layla yang membalas memeluknya,
“Udah berapa bulan kak Rose ?” tanya Layla sambil memegang perut Rose.
“Udah 7 bulan sih, gue ga boleh banyak gerak hehe,” jawab Rose.
“Iya, udah di bilangin ga usah ikut, maksa,” celetuk John.
“Biarin, aku kan mau nemenin kamu beb, masa aku ditinggal sendirian di rumah lagi hamil gini,” balas Rose.
“Iya aku bercanda beb,” balas John merangkul Rose.
Dean dan Layla hanya bisa tersenyum, kemudian Rose mengamati keduanya dan berbisik di telinga John yang menunduk sedikit. Dean dan Layla saling melirik satu sama lain, kemudian John kembali menoleh melihat Dean dan Layla,
“Lo berdua kenal dimana ?” tanya John.
“Panjang ceritanya haha,” jawab Dean.
“Bukan di film pendek berdurasi 30 menit kan ?” tanya John sambil nyengir.
“Deg,” jantung Dean dan Layla langsung berdegup kencang, mereka menelan saliva mereka dan mendadak menjadi kaku,
“Film apa beb ?” tanya Rose.
“Itu loh yang sempet terkenal di kalangan cowo, inget ga yang pake topeng, aku kan pernah kasih liat kamu,” jawab John.
“Oh yang bokep itu ya, um...siapa ya...Carrera Carrera gitu ya namanya,” ujar Rose.
“Tyrel Ruruda dan Helga Carrera,” balas John.
“Iya bener itu (menoleh melihat Dean dan Layla kemudian mengamati mereka) masa sih mereka ?” tanya Rose.
“Coba aja perhatiin, kayaknya bentuk badannya, kontur wajahnya, mirip mirip,” jawab John.
“Apaan sih lo, dari dulu kan gue udah bilang bukan,” ujar Dean.
“Iya, gila kali ya gue di samain ama begituan,” tambah Layla.
“Oh bukan ya, trus lo berdua ketemuan dimana ?” tanya John.
“Kita di jodohin orang tua,” jawab keduanya kompak.
“Oh gitu,” balas John berpikir.
“Oh iya beb, waktu itu Sharon sering di bilang Helga Carrera,” ujar Rose.
“Hmm bener juga sih, ama Sharon emang mirip dia, si Steve juga sering di salah sangka ama cewe cewe kalau dia Tyrel Ruruda,” balas John.
“Mungkin emang bener kali (sorry ya Sharon, Steve),” ujar Dean.
“Iya, mereka emang mirip (sorry banget ya Sharon, Steve),” tambah Layla.
“Yang ini bukan videonya,” celetuk seorang gadis di sebelah ke empatnya.
Dean dan Layla menoleh, gadis yang berdiri di sebelah mereka adalah Rena yang sedang memiringkan smartphone miliknya dan layarnya menayangkan, “oh....Helga,” “enak...Tyrel.” Tangan Dean langsung bergerak secepat kilat menyambar smartphone Rena kemudian mematikan tayangannya.
“Ih kakak, balikin,” ujar Rena.
“Ntar, lagian ngapain kamu disini,” ujar Dean.
“Aku mau bicara ama kakak ku yang ganteng dan calon kakak ipar ku yang cantik hehehe,” ujar Rena tersenyum sinis.
“Wah kalau gitu sekalian deh, gue ama Rose permisi dulu ya Dean, Layla,” ujar John sambil merangkul Rose.
“Eh ntar dulu,” balas Dean.
“Udah, ade lo kan mau ngomong ama lo, gue masih di kota ini ampe minggu depan, nomor lo masih sama ga ama dulu, ntar kita keluar minum,” ujar John.
“Masih sama, lo juga masih ?” tanya Dean.
“Masih, ntar kita kontek kontekan, kita reunian berempat sambil minum minum,” ujar John.
“Ngaco kamu beb, memangnya aku boleh minum,” balas Rose sambil mendorong pipi John.
“Ah iya lupa, kalau gitu makan makan, udah ya, kita jalan dulu,” balas John berbalik.
“Bye Layla, Dean, sampai ketemu lagi,” ujar Rose melambaikan tangannya.
“B..bye,” balas Layla dan Dean lemas.
Mereka melihat John dan Rose yang saling merangkul satu sama lain berjalan menjauh dari mereka, kemudian keduanya menoleh melihat Rena yang sedang melipat tangan di dadanya sambil tersenyum licik.
“Mari kita bicara empat mata kakak ku yang ganteng dan kakak ipar ku yang cantik,” ujar Rena.
“Ga akan gue balikin nih smartphone,” ujar Dean sambil memegang smartphone milik Rena.
“Tenang aja kak, film itu ada di laptop dan komputer ku, tinggal klik seantero jagad langsung buka filmnya termasuk papa dan om Franky, kalian terkenal lagi deh hehe,” ujar Rena tertawa licik.
“A...apa maksudnya ?” tanya Layla.
“Kakak ipar ga usah pura pura, aku sudah tahu semuanya karena aku punya kenalan di sebuah rumah produksi bernama Clover di kota besar,” jawab Rena.
“Kita bukan mereka,” ujar Dean.
“Oh tapi kata orang bernama Jeffrey yang masih bekerja di sana kalian benar kok, dia sudah membeberkan semuanya karena ku ancam sedikit menggunakan keluarga kita hehe,” balas Rena.
“Apa mau kamu Ren ?” tanya Dean.
“Tenang saja kakak ku yang ganteng, saat ini aku masih belum mau apa apa tapi suatu hari nanti aku akan minta sesuatu dari kalian, hari ini kebetulan aku sedang ke daerah sini dan mampir, sekalian memberi tahu kalian kalau rahasia kalian ada di tangan ku hehe,”
“Gulp,” Dean dan Layla menelan saliva mereka, keduanya saling melirik satu sama lain dan menoleh kembali melihat Rena yang terlihat licik dan menang di depan mereka. Rena berbalik dan berniat pergi,
“Sudah ya, aku pergi dulu....oh satu hal lagi, sebaiknya acara hari sabtu kalian di batalkan, aku tidak mau pertunangan kalian terganggu hal hal yang lain,” ujar Rena.
“Hah...kamu tahu apa soal hari sabtu ?” tanya Dean.
Rena berbalik lagi, dia langsung menghampiri Dean dan menatap wajah Dean dari dekat dengan senyum yang menyebalkan,
“Aku tahu rencana kakak dan kakak ipar hari sabtu, kalian mau ketemu dengan orang tua pacar kalian kan ?” tanya Rena.
“Ke..kenapa kamu bisa tahu ?” tanya Layla kaget.
“Apa kemarin kalian tidak sadar kalau aku ada di mall dan ada di dekat kalian ? aku dengar semua pembicaraan kalian, pakai pura pura ke toilet hanya untuk melakukan hal seperti di film, di belakang pacar pacar kalian lagi, kalian memang brengsek hehe....oh satu lagi, kemarin Hans dan satu orang dari keluarga kakak ipar naik ke food court bukan untuk mencari kalian, tapi untuk mencari ku, karena kalian terlalu tegang kalian sampai tidak melihat ada adik imut nan cantik kalian di dekat meja kalian hehehe,” jawab Rena.
“Ta..tapi...sebenarnya kita...”
“Diam kak, aku ga mau dengar, kamu tahu ga kak, ketika kamu kabur, aku yang di jadikan pelampiasan papa untuk mengurus semua bisnis keluarga, usia ku baru 23 tahun sekarang, selama 5 tahun aku di perbudak papa, dari sejak aku sma, jadi tolong ngerti, aku kehilangan masa muda ku gara gara kakak, jadi sekarang gantian kak (menoleh melihat Layla) oh dan tolong suruh adik kakak ipar pulang ke negaranya, dia juga korban sama seperti aku, sampe ketemuan kemarin dia ga mau datang, paham ya kakak ipar,” ujar Rena dengan wajah serius memotong ucapan Dean.
“Kamu punya adik ?” tanya Dean kepada Layla.
“Um...ada, adik laki laki, satu ayah tapi beda ibu, umurnya baru 21 tahun ini,” jawab Layla.
“Ya ya benar, hampir aja aku yang di jodohkan sama dia, jadi tolong, jangan macam macam lagi ya kakak dan kakak ipar tercinta, aku pergi dulu dan ingat, kartu kalian ada di tangan ku, jadi jangan macam macam, silahkan atasi masalah kalian dengan pacar pacar kalian,” ujar Rena.
Rena berbalik dan berjalan, dia melambaikan tangan dengan smartphone di genggamannya. Dean dan Layla hanya bisa mematung melihat adik mereka pergi dari belakang.