Alya Revalina merupakan teman sekolah Rangga Setyawan semasa pendidikan SMA. Rangga selalu mengganggu Alya, Ia melakukan hal Itu sebab Rangga sangat menyukai Alya. Namun Alya yang bersikap datar membuat rangga merasa marah. pernah suatu hari, ketika mendekati kelulusan, Rangga memaksa Alya untuk datang ke rumahnya, Hal tidak terduga terjadi. Rangga memaksa Alya untuk melakukan hubungan intim namun Alya menolak. Meskipun Alya menolak, hal tersebut tetap terjadi. Hubungan terlarang itupun terjadi. Semenjak kejadian tersebut Alya pun hilang tanpa jejak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Samuel Christian Sitinjak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hotel Milik Rangga
Pesawat yang akan dinaiki Rangga dan Alya telah tiba. Para penumpang diberitahu untuk bersiap-siap. Alya dan Rangga kini sudah menaiki pesawat.
Mereka memesan tiket eksekutif dan duduk bersampingan.
"Apakah kamu gugup?," tanya Rangga.
"Untuk apa gugup? aku sudah terbiasa naik pesawat bang," kata Alya.
"Baguslah," kata Rangga.
Perjalanan menuju kota x tempat pembangunan pabrik tersebut hanya menghabiskan waktu sekitar 45 menit saja jika menggunakan pesawat terbang.
Didalam pesawat tersebut Rangga dan Alya tidak banyak berbicara karena takut mengganggu penumpang yang lain.
Dilain sisi, Tania sudah berada dikantor Rangga.
"Pak Rangganya ada mbak?," tanya Tania kepada Dinda.
"Maaf mbak, pak Rangga sedang ada urusan pekerjaan keluar kota," kata Dinda.
"Urusan keluar kota? kapan dia berangkat mbak?," tanya Tania.
"Pagi ini mbak, saya sendiri yang memesankan tiket pesawatnya," kata Dinda.
"Apa? pagi ini? dengan siapa dia perginya?," tanya Tania.
"Mohon maaf mbak, itu merupakan privasi kami, saya tidak dapat memberitahukannya kepada siapapun," kata Dinda.
"Baik mbak, saya mengerti," kata Tania.
Kenapa dia tidak memberi tahuku kalau ada urusan pekerjaan keluar kota? sungguh aneh. Batin Tania.
Tania meninggalkan Dinda.
Pesawat yang dinaiki Rangga dan Alya telah sampai tujuan dengan selamat. Mereka beristirahat sebentar disalah satu ruang tunggu, baru kemudian berangkat menuju hotel yang dituju.
Tiba-tiba ponsel Rangga berdering.
Panggilan telepon dari Tania? aku tidak mungkin mengangkat panggilan ini didekat Alya. Alya akan mengetahui kalau aku memiliki kekasih. Batin Rangga.
"Al, aku pergi kekamar mandi sebentar ya," kata Rangga.
"Iya bang," kata Alya.
"Halo sayang," kata Rangga mengangkat telepon Tania dikamar mandi.
"Halo sayang, kamu kemana saja sih? dari tadi dihubungi tidak bisa, dikirimi pesan tidak dibalas," kata Tania.
"Maaf sayang, ponselku tadi dicas," kata Rangga memberi penjelasan.
"Seharian kemarin kamu juga tidak ada kabar. Kamu sibuk apa sih sayang, sampai-sampai tidak ingat aku," kata Tania.
"Iya sayang, aku salah. Maaf ya," kata Rangga.
"Iya, aku maafin," kata Tania.
Tania tidak lagi memperdebatkan masalah perasaannya.
"Kamu sekarang ada dimana?," tanya Alya.
"Aku sedang diluar kota sayang. Aku ada pekerjaan penting. Pekerjaan ini juga yang membuatku tidak dapat memberi kabar kepadamu," kata Rangga.
"Kamu sama siapa disana?," tanya Tania.
Aku tidak mungkin memberi tahu Tania kalau aku disini bersama Alya. Dia pasti akan kesal dan cemburu. Batin Rangga.
"Aku bekerja disini bersama para staf dikantor sayang," kata Rangga.
"Sungguh?," tanya Tania.
"Iya sayang, kamu tidak percaya?," kata Rangga.
"Iya, aku percaya," kata Tania.
"Terima kasih sayang kalau kamu percaya denganku," kata Rangga.
"Sampai berapa lama kamu disana?," tanya Tania.
"Kalau itu aku tidak tahu sayang, aku saja baru sampai," kata Rangga.
"Selama disana, kamu jangan lirik-lirik perempuan lain ya," kata Tania.
"Tidak akan sayang, tidak akan ada selain kamu yang bisa meluluhkan hati aku," kata Rangga merayu.
"Jangan lupa untuk selalu memberi kabar!," kata Tania.
"Iya sayang, pasti!," kata Rangga.
"Kalau begitu aku tutup ya teleponnya. Kamu baik-baik disana, semangat kerjanya," kata Tania.
"Iya sayang, aku pasti semangat kerjanya," kata Rangga mengakhiri sambungan telepon.
Untung saja Tania tidak marah karena aku tidak menghubunginya. Iya ya, kenapa aku sama sekali tidak ingat untuk memberi kabar kepada Tania? kacau. Batin Rangga.
Rangga kembali ketempat dimana Alya menunggunya disana.
"Kamu lama menungguku ya?," tanya Rangga.
"Tidak kok bang," kata Alya.
"Baguslah," kata Rangga.
"Kapan orang suruhan abang akan menjemput kita?," tanya Alya.
"Aku yakin tidak akan lama lagi," kata Rangga.
Tebakan Rangga ternyata benar. Tidak lama setelahnya, ada dua orang yang menghampiri mereka. Kedua orang itu dengan sigap membawa barang-barang milik Alya dan Rangga menuju mobil.
Orang suruhan Rangga itu kemudian membawa Rangga dan Alya menuju hotel milik keluarga Rangga.
Sesampainya dihotel Alya dan Rangga disambut dengan sangat baik oleh beberapa pelayan hotel. Alya bahkan bingung kenapa mereka menyambut dirinya dan Rangga dengan sangat baik.
"Mari pak saya antar menuju kamar!," kata pelayan hotel.
"Terima kasih," kata Rangga.
Ternyata Rangga sebelumnya sudah memesan agar dirinya dan Alya mendapatkan kamar dengan pelayanan terbaik dihotel itu. Rangga memesan dua kamar, satu untuknya dan satu lagi untuk Alya.
"Silahkan pak, ini kamarnya," kata pelayan hotel.
"Kamar saya yang mana mas?," tanya Alya.
"Kamar ibu yang ini," kata pelayan hotel menunjukkan kamar yang akan ditempati Alya.
"Kamar saya berhadap-hadapan dengan kamar bapak ini?," tanya Alya kepada pelayan hotel.
"Betul sekali bu. Ini permintaan dari pak Rangga sendiri," kata pelayan hotel.
Alya melirik Rangga.
"Aku memilih kamar ini agar kita bisa dengan mudah berkomunikasi satu sama lain," kata Rangga.
Alya tidak banyak protes dan menurut saja kepada Rangga.
Pelayan hotel meninggalkan mereka kedua dan melanjutkan tugasnya.
"Aku masuk duluan bang," kata Alya.
"Iya Al," kata Rangga.
Alya memasuki kamar tersebut dengan barang bawaannya.
"Luas sekali kamarnya. Fasilitasnya juga sangat lengkap. Ini pasti kamar suite room," gumam Alya.
Alya membereskan barang bawaannya. Ia meletakkan pakaian dan koper didalam lemari. Ia menyimpan semua keperluannya dengan rapi. Berbeda dengan Alya, Rangga segera merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan membiarkan barang bawaannya tergeletak begitu saja.
Setelah membereskan barang bawaannya, Alya membuka ponselnya. Ia melihat ada panggilan tidak terjawab dan panggilan itu berasal dari Arief. Ia segera menghubungi balik kakaknya itu.
"Halo bang, abang tadi menghubungiku ya?," tanya Alya.
"Iya Al, abang mau bertanya apakah kamu sudah sampai tujuan?," kata Arief.
"Sudah bang, aku sudah berada dihotel sekarang. Ini aku hendak beristirahat," kata Alya.
"Benarkah? ternyata cepat juga ya," kata Arief.
"Iya bang," kata Alya.
"Kalau begitu kamu beristirahat saja, abang tutup ya teleponnya," kata Arief.
"Iya bang," kata Alya.
Alya menutup ponselnya. Ia kemudian menidurkan dirinya diatas ranjang.
Tidak terasa, waktu sudah sore. Alya sudah terbangun dari tidurnya. Ia melihat arah jarum jam tangannya yang kini menunjukkan pukul 16:00 sore.
"Aku melewatkan makan siang," gumam Alya yang sedari tidur dengan sangat pulas.
Alya membuka sebuah bungkusan yang berisi beberapa makanan ringan sebagai cemilan.
Ia menghidupkan televisi dan menonton serial cartoon kesukaannya.
Dikamarnya, Rangga terlihat memainkan ponselnya. Ia juga baru saja terbangun dari tidurnya.
Perut Rangga terasa keroncongan karena melewatkan makan siang hari ini. Ia kemudian meminta pelayan hotel membuatkan makanan.
Tidak lupa Rangga memesan makanan untuk Alya juga. Pelayan hotel yang menerima perintah dari Rangga segera melakukan apa yang diperintah oleh atasannya tersebut.
takut khilaf aja Thor 🙏