Follow ig mommy : @Mommy_Ar29
“Kamu lihat penampilan kamu? Astaga, kenapa belum juga berubah sih Kia. Kamu itu cewek loh, perempuan. Kamu lihat Zaskia, dia sekarang menjadi semakin cantik, anggun juga menawan. Ahhh aku semakin jatuh cinta padanya."
Bagai tersambar petir di tengah rintik hujan, saat Kiara mendengar penuturan dari sahabat nya. Yah, William sahabat nya sejak kecil, laki-laki yang ia cintai ternyata memendam perasaan kepada kakak nya, hanya karena kakak nya lebih cantik darinya.
Menjadi seorang gadis yang sejak kecil tidak pernah merasakan masih sayang dari orang tua, membuat Kiara menjadi gadis tomboi dan tak tersentuh.
Sahabat nya yang menjadi cinta pertama nya pun juga akhirnya lebih memilih kakak nya daripada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bastian lucknat
Setelah melakukan fiting baju, Kiara di bawa pulang ke rumah oleh Kai. Bukan ke rumah Kia, namun ke rumah mewah orang tua Kai. Tentu saja ini adalah permintaan sang mama yang menyuruh Kai membawa Kia ke sana.
Sebenar nya, sejak awal yang di jodohkan dengan Kai adalah Zaskia. Dan saat pembatalan perjodohan itu, Iris sedikit kecewa, namun setelah ia menyelidiki siapa Kiara sesungguh nya, ia merasa iba dan simpatik. Akhirnya ia menerima pergantian pengantin itu, Iris dan Rani memang berteman lama, namun Iris masih tidak terlalu tahu tentang masalah demi masalah yang di hadapi Rani.
Iris hanya tahu, bahwa Kiara adalah anak bungsu Rani, tanpa ia tahu kejadian yang sesungguh nya. Sejak kematian suaminya, Rani langsung menutup diri dan akses dengan teman teman nya, bahkan juga keluarga nya. Ia memutuskan membuka lembaran baru dengan kedua anak nya, dan ia baru bertemu lagi dengan Rani beberapa tahun terakhir dan mereka langsung membahas soal perjodohan.
“Heh, manusia kasar, ngapain kita kesini?” tanya Kiara sedikit panik saat mobil yang di tumpangi nya berhenti di rumah mewah yang tidak ia kenali sama sekali.
“Turun,” titah Kai datar dan dingin, ia pun segera membuka self beat nya, lalu keluar dan meninggalkan Kiara begitu saja di dalam mobil.
Kiara begitu kesal terhadap sika Kai, ia pun langsung memukul mukul udara di depan nya, untuk meluapkan emosi yang sejak tadi sudah menumpuk di relung hatinya.
Ting!
‘Jangan membuat malu. Berlaku lah sopan kepada keluarga tuan Krish.’
Satu pesan yang masuk dari mama Rani membuat Kiara langsung menghela nafas nya kasar. Ia baru tahu bahwa ternyata mama nya tahu bahwa dirinya di bawa ke rumah keluarga Kai. Kiara tidak bisa kabur atau menghindar, namun ia juga bingung dengan apa yang harus ia lakukan saat ini.
“Kiara,” suara laki laki yang ia cari tadi kini muncul lagi, membuat amarah nya kembali memuncak. Eh, tapi tunggu. Mengapa suara itu bisa ada disini? Batin Kiara.
Ia pun segera menoleh dan melihat laki alki itu tengah menyengir kuda menatap nya. Memastikan bahwa itu bukan mimpi atau khayalan, Kiara pun segera turun dari mobil. Ia sengaja membuka pintu mobil dengan sedikit kasar agar mengenai laki laki tersebut.
Brak!
“Aahh, ampun Ra!” keluh nya memegang perut, karena tak siap dengan serangan Kiara.
“Ampun Ra,’ cibir Kiara menirukan suara nya, “Setan kamu ya Bas! Bisa bisa nya kamu menyuruh ku membeli barang lucknat kaya gitu, terus kamu tinggal aku pergi! Iiihhhh sumpah ngeselin bangetttt!” jerit Kiara begitu histeris kala mengingat kembali bagaimana kejadian beberapa jam yang lalu antara dirinya dan Kai gara gara barang lucknat pesanan Bastian.
“Hehehe, sorry Ra. Aku juga di kerjain ternyata,” kata Bastian menyengir tanpa dosa.
“Bodo amat! Pokok nya kamu bener bener ngeselin pake banget banget!” seru nya dan terus memukul mukul kepala Bastian dengan tas nya, membuat Bastian mengaduh kesakitan. Namun hanya sebentar, karena berikut nya, Bastian semakin berusaha menghindar, dan terjadilah aksi kejar kejaran antara Kiara dan Bastian di halaman rumah itu.
"Ra, ampun Ra udah cukup!"
"Gak ada cukup yak! aku masih kesel banget sama kamu! Asal kamu tahu ya gara gara benda sialan itu, aku jadi malu dan juga sampai di katain mesuum!"
"Huahahaha, siapa yang ngatain? hahaha, lagian kamu kenapa mau beli, nih ya Ra, kalau aku jadi kamu, aku gak akan mau beliin."
"Bastiann setannn!" jerit Kiara semakin emosi saat melihat Bastian semakin tertawa terbahak- bahak.
“Ehheemm!” Seketika, Kiara dan Bastian menghentikan aksinya. Nafas keduanya masih terengah sambil menatap pada laki laki yang tengah bersedekap tangan di daada dan bersandar di sebuah pilar yang berada di teras rumah itu. Entah mengapa, kini kiara merasa bahwa tatapan Kai saat itu terasa begitu menusuk.
buat author semangat nulis nya