NovelToon NovelToon
Kebebasan Berahasia

Kebebasan Berahasia

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Suami ideal / Office Romance
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Jojo ans

Kanesa Alfira, yang baru saja mengambil keputusan berani untuk mengundurkan diri dari Tano Group setelah enam tahun dedikasi dan kerja keras, merencanakan liburan sebagai penutup perjalanan kariernya. Dia memilih pulau Komodo sebagai destinasi selama dua minggu untuk mereguk kebebasan dan ketenangan. Namun, nasib seolah bermain-main dengannya ketika liburan tersebut justru mempertemukannya dengan mantan suami dan mantan bosnya, Refaldi Tano. Kejadian tak terduga mulai mewarnai masa liburannya, termasuk kabar mengejutkan tentang kehamilan yang mulai berkembang di rahimnya. Situasi semakin rumit dan kacau ketika Kanesa menyadari kenyataan pahit bahwa dia ternyata belum pernah bercerai secara resmi dengan Refaldi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jojo ans, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 2

"Mas Deon, lihat Bu Nesa nggak?" tanya Egal salah seorang office boy

yang biasanya memang membawakan cappuccino untuk Nesa. "Lagi ke ruangan pak Adi, kamu letakkan aja kopinya di atas meja Mbak Nesa nanti saya bilang kalau

kamu yang buat," balas Deon. "Oke, makasih yang Mas," sahut lelaki muda itu dengan ramah. Setelah Egal pergi dari sana, Deon melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Sudah lebih dari 30 menit sejak Nesa memutuskan ke ruangan Direktur dan sampai sekarang belum

kembali.

"Mbak Lis," teriak Deon.

Divisi Operasional siang ini cukup sunyi. Hanya ada ada Deon, Lilis, Miranda, Sania dan Dedi Sementara 5 karyawan yang lain sedang ada tugas di luar kota.

"Kenapa Yon?" tanya Lilis yang masih

sibuk dengan komputernya. "Mbak Nesa udah setengah jam nggak nurun, sepertinya terjadi sesuatu." Lilis langsung meninggalkan mejanya setelah mendengar pembicaraan menarik yang disampaikan rekan kerjanya itu.

"Mulai deh ngerumpi," cibir Sania.

"Ikutan dehh," teriak Miranda sambil lari-lari meninggalkan beberapa kertas yang harusnya segera dia copy. "Aku nggak ikutan ya kali ini, Ac di lantai 7 lagi bermasalah aku mau hubungi tukang Ac buat benerin."

"Heleh, alasan aja kamu Mas, bilang

aja mau ngechat istri."

Sania mendengus. "Ya, sekalianlah."

Mereka terbahak.

"Mungkin nggak sih Mbak Nesa sama Pak adi, sementara bikin anak?"

Semua orang melotot.

"Mulutmu Mir,"seru Lilis. "Ya, mungkin juga," sahut Deon dan

mereka kembali terbahak.

Enak memang ngerumpi di kantor seperti ini apalagi membahas mantan

pasangan fenomenal. Kanesa Alfira dan Refaldi Tano.

Aku menatap gusar lelaki di depan

sana yang sedang fokus dengan komputernya, sudah 20 menit aku dikurung dalam ruangannya. Bahkan ketika Tatiana mengetuk pintu lelaki itu hanya mengatakan bahwa dia

sedang tidak ingin diganggu.

"Pak," seruku lagi.

"Panggil Mas, kita hanya berdua Fira."

Oke, dia memang mamaksaku

memanggilnya dengan sebutan Mas

sejak tadi.

"Oke Mas Adi, tolong biarkan saya mengundurkan diri dan keluar dari rungan ini."

"Aku setuju kamu berhenti dari perusahaan ini kalau kamu nginap di rumah malam ini."

Aku melotot.

"Aku nggak bisa. Kita udah cerai Mas." Gila saja menginap di rumahnya malam ini. Diserang warga sekompleks

baru tahu rasa din. "Hanya nginap aja,nggak ngapa-ngapain," tegasnya.

Aku menghela napas pelan. "Oke, hanya malam ini," putusku akhirnya.

Aku malas berdebat semakin lartia

dengan Mas Adi karena lelaki

itu bisa-bisa menjadi semakin

menyebalkan.

Aku balik ke lantai 6. Para rekan kerja terlihat berpencar kembali ke tempat

mereka masing-masing.

"Jangan berpura-pura, kalian lagi ngerumpiin saya kan?" todongku. Deon yang pertama kali kulihat banya

cengengesan, dasar mereka ini. "Gimana Mbak, pengunduran dirinya disetujui nggak?" tanya Lilis.

Aku mengulas senyum. "Iya dong. Besok mbak udah boleh beres-beres," seruku dengan senang. Wajah mereka tiba-tiba murung.

"Nggak apa-apa, Mbak Dewi bakal jadi

pengganti di sini kok."

Mereka melotot.

"Ih kok mbak Dewi sih," seru Miranda

tidak terima.

Memang banyak karyawan yang tidak

suka dengan mantan sekretaris Mas

Adi itu, karena dia cukup sombong,

banyak memerintah dan suka sekali

mengomplen.

"Doain aja semoga Mbak Dewi udah

tobat," tutur Deon.

Aku tersenyum melihat mereka.

ada rasa sedih tersendiri harus

meninggalkan mereka. Aku sudah

bersama-sama dengan mereka sejak 2

tahun dan mereka adalah rekan kerja

yang menyenangkan.

"Besok Mbak traktir deh."

"Yest" sorak mereka semua.

Aku melepas heels putih itu dari

kakiku dan mengantinya dengan

sendal rumah.

Aku baru sampai di apartemen, setelah menempuh waktu 30 menit perjalanan. Padahal dari kantor ke

apartemen itu tidak terlalu jauh, kalau jalan kaki mungkin membutuhkan waktu 10 menit namun karena aku mengendari mobil bersamaan

dengan kemacetan kota Jakarta, sudah

risikonya.

Saat aku baru saja akan membuka

kulkas untuk mencari air mineral

yang biasa kuletakan di sana, ponselku

berbunyi.

Pak Direktur Calling...

Kenapa lagi lelaki ini?

"Halo," sapaku dengan nada malas

"Aku sudah di depan pintu apartemen

kamu, jangan lupa sama janji kamu."

Kabar buruknya. Aku lupa.

"Saya harus mandi dan-"

"Kamu bisa mandi di rumalı, Aku

tunggu satu menit."

Double sialan! Refaldi Tano ini

memang sudah gila.

Tak ada yang membuka suara, hanya

suara alunan lagu milik Dewa 19 yang

berjudul pupus yang dicover oleh

Hanindya yang terdengar pelan di

dalam mobil ini.

Aku juga malas bersuara, memilih

menikmati udara malam dari kaca

jendela yang sengaja kubuka.

"Bulan depan pertunangan Gisha sama

Daru."

Tiba-tiba Mas Adi membuka suaranya.

Aku menoleh sambil mengangkat alis

seolah sedang bertanya, "lalu?"

"Ya, Aku cuma ngomong siapa tahu

kamu belum tahu bahwa adik ipar

kamu mau tunangan."

"Mantan adik ipar," seruku

mengoreksi.

Mas Adi diam tak menanggapi. Lelaki

ini memang kadang berubah menjadi

dingin, cuek dan kanebo. Sudahlah,

aku juga tak ambil pusing lagi pula aku

sudah terbiasa dengan sikapnya yang

seperti itu.

Tak berapa lama akhirnya kami tiba di

rumah, rumah Mas Adi.

"Kamu mandi duluan, Aku mau ke

ruang kerja dulu," ucapnya datar.

Terserahlah, aku kemudian hendak

menuju kamar tamu namun lenganku

tiba-tiba ditahan olehnya.

"Ke kamar utama. Semua kamar tamu

sudah Aku kunci memakai sidik jari."

Aku melotot.

"Jadi"

"Ya, kita akan tidur di kamar utama,"

sahutnya dan setelahnya pergi

melangkah ke arah ruang kerjanya.

What the Hell?

Mas Adi memang sudah gila. Semoga

ini menjadi malam terakhir aku

berada di rumah ini.

Setelah beberapa saat akhirnya

kuputuskan untuk masuk ke dalam

kamar yang pernah menjadi tempat

tidurku selama 2 tahun. Ah, baunya

masih sama, maskulin bercampur

citrus yang sangat kusuka.

Selesai mandi aku membuka lemari

dan benar saja, pakaianku masih ada.

dan tertata rapi di sana. Sepertinya

Mas Adi ini salah satu pria yang

akan mengoleksi pakaian mantan

istrinya. Tiba-tiba aku tertawa dengan

pemikiranku

sendiri.

"Kenapa ketawa?"

Aku terlonjak dengan pintu yag

tiba-tiba terbuka dan aku yang masih

memakai bathrobe.

"Nggak," teriakku lalu terbirit ke

kamar mandi setelah mengambil

pakaian.

Sudah ku bilang dari awal bahwa Mas

Adi selalu bersikap seolah kami masih

pasangan suami istri dan aku berniat

mengakhiri semua ini.

Aku sudah menyusun strategi setelah

resign aku akan pergi liburan sebelum

kembali ke rutinitas bersama orang

tuaku di Bandung dan mengelolah

bisnis keluarga. Semoga saja kali ini

berhasil, aku benar-benar sangat

berharap menjalani kehidupan normal.

tanpa bayang-bayang Mas Adi dan

keluarganya.

1
Kakashi Hatake
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Jojo ans: baik, besok aku update ya😇❤️
total 1 replies
Yami CB
Ada apa thor, kok masih lama update? Aku berharap cerita ini tidak berhenti sampai di tengah jalan.
Jojo ans: besok update kok😇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!