Karena kedua orang tuanya penyuntik dana terbesar di kampusnya, Lexa pun menjalani masa pendidikannya dengan sesuka hatinya. Gadis yang memiliki nama lengkap Clara Lexa Viviana ini kerap sekali membuat ulah dan membuat kedua orang tuanya pusing menghadapinya. Karena tak tahan mendapatkan laporan terus menerus dari pihak kampus dan Orang-orang, kedua orang tua Lexa pun memilih menjodohkan Lexa dengan Elvin Zayyan Bagaskara yang tak lain ialah anak dari sahabatnya sekaligus dosen terkiller di kampus Lexa.
Elvin yang terlahir sebagai anak pertama memiliki watak yang keras dan tegas. Bahkan para adik dan keluarganya segan terhadapnya disebabkan dirinya yang sangat berwibawa dan dewasa. Selain berprofesi sebagai dosen, Elvin juga berprofesi sebagai direktur utama di perusahaan keluarganya. Apakah Elvin mampu menghadapi Lexa yang terlahir sebagai anak bungsu dan anak perempuan satu-satunya yang selalu di manja oleh keluarganya? Yuk ikuti terus kisahnya.
Cerita ini 100% Munir fiksi📌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Karena merasa sangat malu, Lexa pun memarahi Elvin suaminya karena menggoda tak mengenal situasi, padahal semua itu di awali olehnya. Lexa benar-benar tidak sadar jika tuduhannya sejatinya hanya mengarah pada dirinya sendiri. Elvin yang sangat tau sikap Lexa hanya diam dan sabar menerima omelan istrinya yang masih labil itu.
"Mas kamu nggak boleh seperti itu lagi," ucap Lexa menatap Elvin dengan tatapan kesalnya namun terlihat lucu di mata Elvin.
"Iya sayang, ya sudah tidurlah. Maaf ya." Akhirnya Elvin mengalah walaupun ia tak salah. Dengan cara meminta maaf Elvin berhasil membuat Lexa berhenti mengomelinya.
Wanita tidak pernah salah. Batin Elvin tersenyum tipis sembari melirik Lexa yang kini sudah tidur membelakanginya.
Karena malam sudah sangat larut dan rasa kantuk sudah tak terbendung, Elvin pun membaringkan tubuhnya di samping Lexa lalu memejamkan matanya. Posisi Elvin saat ini menghadap Lexa yang memunggunginya.
"Hm," dehem Lexa di kalah tidurnya lalu membalikkan tubuhnya menghadap Elvin, membuat Elvin yang belum tertidur nyenyak kembali membuka matanya. Elvin memandang wajah teduh Lexa yang terlihat sangat manis di matanya. Bibir ranumnya berhasil menjadi pusat perhatian Elvin yang kini terlihat ingin mencicipinya.
Sadar Elvin, jangan mengganggu macam yang sedang tidur jika kau ingin tidur nyenyak malam ini. Batin Elvin memperingati dirinya sendiri.
Elvin mengurungkan niatnya untuk mencicipi buah bibir Lexa lalu kembali menutup matanya hingga berhasil masuk ke alam mimpi.
Pagi pun kembali tiba dengan membawa kesegaran udara sejuknya. Karena ini adalah hari sabtu, Lexa pun memutuskan untuk bermalas-malasan di rumahnya bersama kakaknya dan kakak sepupunya. Elvin yang tidak mengajar ataupun ke kantor ikut serta bersama Lexa.
Seperti tujuannya, Lexa selalu saja memperlihatkan kepemilikannya pada Monica. Ia selalu menggoda Elvin di depan semua orang termasuk Monica. Elvin yang sudah mengetahui tabiat Lexa hanya bersikap biasa saja dengan sesekali tersenyum karena ulah Lexa.
"Mas, kita nonton yuk," ajak Lexa dengan nada manjanya membuat hati Monica kepanasan melihat perilaku menyebalkannya itu.
"Ayo," jawab Elvin membuat hati Lexa senang.
"Kami ikut ya," ucap Monica dengan cepat membuat Lexa diam sejenak.
Hm, ada bagusnya juga kalau kak Monica ikut. Aku akan membuatnya seperti nyamuk yang tak punya harga diri. Batin Lexa tersenyum tipis membuat Monica yang memperhatikan wajahnya sedikit curiga.
Apa yang dia pikirkan? Batin Monica mencoba menebak isi kepada Lexa.
"Boleh," ucap Lexa yang seketika membuat Monica bersorak gembira.
"Kalian pergi bertiga saja ya, Kakak sudah mempunyai janji dengan teman," ucap Sean membuat Lexa tersenyum puas sebab ia sudah tau jika hari libur seperti ini kakaknya itu akan pergi jalan-jalan atau sekedar nongkrong bersama teman-temannya.
"Ya,,," ucap Monica memasang wajah badmood membuat Sean tertawa kecil.
"Besok deh kita jalan-jalan bareng lagi," ucap Sean menghibur Monica yang terlihat sedih di matanya. Monica hanya mengangguk pelan seakan seperti orang yang kehilangan tenaganya.
"Jangan sedih begitu, nggak pantas tau uda tua juga!" ucap Sean jahil seperti biasanya membuat Monica kesal padanya.
"Sean," ucapan penuh penekanan itu membuat Sean tertawa puas.
Elvin yang memperhatikan kedua iparnya itu tersenyum membuat Lexa langsung menajamkan matanya sebab tak suka Elvin tersenyum pada Monica. Karena kesal, Lexa pun menutup mata tajam Elvin dengan tangannya membuat Elvin bingung dan memegang tangan Lexa yang masih menutup matanya.
"Sayang ada apa?" Tanya Elvin bingung sembari melepaskan tangan Lexa dari matanya.
"Adek cemburu bang, abang lirik wanita lain," ucap Sean dengan penuh godaan membuat Lexa ikutan kesal padanya.
"Kakak,,," teriak Lexa dengan suara melengking nya membuat Elvin, Sean, dan Monica menutup telinganya.
"Ada apa sayang?" Tanya Hendrik yang baru saja datang ke ruang keluarga. Hendrik berdiri di belakang sopa yang di duduki Lexa. Dengan penuh kasih sayang Hendri pun mengelus kepala anak kesayangannya itu.
"Itu Pa, kak Sean godain Lexa dan kak Monica terus," aduh Lexa sengaja membawa nama musuh dalam diamnya agar kakaknya Sean di marahi Hendrik papanya.
"Sean," tegur Sean bukannya takut justru tersenyum sebab Papanya selalu seperti itu jika dia jahil dengan Lexa.
"Maaf Pa, habisnya mereka lucu sih," ucap Sean dengan apa adanya yang membuat Hendrik tersenyum.
"Pa, Elvin izin pergi ya sama Lexa," ucap Elvin terlihat sangat menghormati Hendrik membuat Papa mertuanya itu tersenyum senang padanya.
"Pergilah Nak. Tidak usah meminta izin. Papa percaya padamu," ucap Hendrik lalu menepuk bahu Elvin dengan pelan.
"Om Monica ikut Lexa ya," ucap Hendrik terlihat keberatan namun ia tetap menyetujuinya.
"Ia Nak, kalian hati-hati ya," ucap Hendrik yang di pahami semuanya.
"Iya Om," jawab Monica dengan senyum terbaiknya.
"Iya Pa," jawab Lexa dan Elvin secara bersamaan.
"Ya sudah, kalau begitu Papa ke taman belakang dulu ya menemani Mama berkebun." Semua orang langsung menganggukkan kepalanya lalu Hendrik pun pergi meninggalkan ruang keluarga menuju taman belakang rumah mewahnya.
"Kalau begitu Kakak siap-siap saja, Lexa dan Mas Elvin juga mau bersiap-siap," ucap Lexa dengan tangan yang merangkul Elvin.
"Iya Lexa, nanti kita bertemu di sini lagi ya," ucap Monica yang langsung mendapatkan anggukkan persetujuan dari Lexa.
"Iya Kak," Monica langsung pergi ke kamarnya setelah mendapatkan jawaban dari Lexa. Lexa tersenyum smirk melihat punggung Monica yang semakin menjauh. Elvin yang memperhatikan Lexa terlihat biasa saja.
"Ayo," ajak Elvin lalu melangkahkan kakinya dengan di ikuti Lexa. Tangan keduanya terlepas karena misi Lexa sudah selesai membuat Monica panas. Elvin hanya menghembuskan nafas sabarnya menghadapi tingkah Lexa yang masih belum dewasa.
Beberapa menit pun berlalu, kini Lexa, Elvin, maupun Monica sudah kembali ke ruang keluarga dengan penampilan terbaiknya. Lexa memperhatikan penampilan Monica dari atas hingga bawa. Ia tak percaya jika Monica menyamakan gaya pakaiannya di Amerika dengan di Indonesia. Monica terlihat sangat sexy membuat Lexa menatap tak suka padanya. Lexa merasa khawatir jika Elvin suaminya tergoda dengan calon Pelakor seperti Monica.
Hhhh, aku nggak akan membiarkanmu tenang Lexa. Lihatlah, cepat atau lambat Elvin akan jatuh ke pelukanku. Siapa sih yang tidak tergoda dengan wanita sesempurna aku. Cantik, sexy, kaya, lulusan luar negeri lagi, nggak seperti anak manja nakal sepertimu yang suka membuat onar di mana-mana. Batin Monica sangat percaya diri sehingga memuji dirinya sendiri.
"Sayang, ayo kita jalan," ucap Lexa langsung mengajak Elvin pergi tanpa mengatakan sesuatu pada Monica.
"Menyebalkan, awas ya!" Gumam Monica menatap kesal pada dua orang yang pergi terlebih dahulu tanpa mengajaknya. Karena tak ingin ketinggalan, Monica pun menyusul Elvin dan Lexa. Ia naik mobil yang sama dengan Lexa dan Elvin. Monica duduk di kursi penumpang dengan tampang datarnya. Karena semuanya sudah siap, Elvin pun menjalankan mobilnya.
Good Job thor🖤