Antara Cinta Dan Cita-cita

" oke apa informasi yang kalian dapatkan tentang kegiatan ayah tiri Dila?"

"oh ya bos hampir lupa setiap hari jam 02.00 siang ayah tiri nona Dila bersama selingkuhannya sering nginap di hotel xxx di kawasan Padang bulan"

"oh ya apa kalian berani melakukan sesuatu di daerah Padang bulan?"

"tenang aja bos nama kita sekarang sudah cukup disegani di kota Medan kita juga punya jaringan di Padang bulan aku punya kawan yang bisa bantu kita di sana"

dengan bangganya Babar menjelaskan kepada Agung tentang keberhasilannya saat ini sebagai orang nomor satu di kawasan Gatot Subroto.

"Oke besok aku minta kalian kerjain itu ayah tirinya Dila kalian harus memalaknya dengan alasan apa terserah yang penting buat alasan seakan-akan ayah Dila menyinggung kalian dan minta uang 200 juta kalau dia nggak sanggup pukul sampai babak belur asal jangan sampai mati , kalian berani kan?"

"hahaha maaf bos di kota Medan yang ditakuti Babar and the gang hanya si bos yang lainnya kami nggak akan takut dijamin beres bos kalau dia bersedia membayar gimana bos?"

"kalau dia mau bayar berarti kalian dapat rezeki nomplok, ambil aja dan bagi-bagi tapi besoknya atau kapan saja kalian tahu dia jalan lagi sama selingkuhannya palak lagi namun jangan kalian yang memalaknya, cari orang lain"

Dila dan Babar serta Andi yang mendengar rencana gila yang disampaikan Agung merasa merinding, karena dengan rencana ini mungkin ayah tiri Dila tidak akan bisa hidup tenang lagi di kota Medan.

"Oke bos tapi serius uangnya untuk kami?"

"jadi untuk siapa lagi kalau bukan untuk kalian?"

"bagaimana kalau kita bagi dua saja bos, untuk kami 100 dan untuk bos 100"

"gila lu uang kayak gitu mau dikasi sama aku, sudah ambil aja semua nggak usah kasih sama aku, yang penting harus kalian kerjakan seperti yang aku bilang, anggap aja uangnya itu sebagai upahnya"

Agung merinding mendengar dia akan diberi uang dari hasil memalak ayah tiri Dila, meskipun Agung adalah orang yang gila cari uang dan punya cita-cita jadi orang kaya namun Agung tentunya tidak akan mau menerima uang seperti itu.

"oke bos thanks, bos bisa lihat dari jauh besok bagaimana kami ngerjain ayah tiri nona Dila tapi nona Dila nggak keberatan kan?"

tanya Babar pada Dila, dia masih sedikit ragu takutnya Dila akan keberatan dengan rencana mereka.

"kok keberatan? malah aku senang, bahkan kalau bisa habisi aja sekalian, benalu kayak gitu, nggak ada gunanya dikasih kesempatan hidup"

Agung yang mendengar jawaban Dila hanya tersenyum tentunya Dia sangat mengenal karakter Dila, Dila hampir sama dengannya yaitu orang yang bisa membedakan antara budi dan dendam.

tentunya Dila sangat marah dan tidak akan pernah memaafkan ayah tirinya yang begitu tega menyuruh orang untuk menganiaya Dila, mungkin kalau Dira dikasih kesempatan bisa-bisa Dila akan menghabisi ayah tirinya.

setelah berbincang satu jam, akhirnya mereka bubar dan Agung mengantarkan Dila pulang ke rumahnya dan berjanji besok akan menjemputnya untuk melihat aksi Babar dan anggotanya yang akan mengerjai ayah tiri Dila.

keesokan harinya jam 1 kurang seperempat Agung menjemput Dila dan mereka berangkat ke daerah Padang bulan tempat yang Babar dan anggotanya berencana akan melakukan aksi memeras ayah tiri Dila,

saat Agung dan Dila sampai ditempat yang dituju Agung dan Dila melihat Babar dan anggotanya serta beberapa orang yang tidak dikenal oleh Agung berdiri di pinggir jalan di dekat hotel xx x yang biasa dikunjungi oleh ayah tiri Dila.

tidak lama kemudian seperti yang diperkirakan oleh Babar dan Andi sebuah mobil Toyota terlihat berjalan akan memasuki gerbang hotel xxx.

namun mobil tersebut mendadak menginjak rem, karena Andi tiba-tiba nyelonong berjalan tepat di depan mobil yang akan masuk ke hotel xxx itu.

Andi terjatuh dan sepertinya pingsan tidak sadarkan diri setelah terbentur bumper depan mobil.

sekelompok orang yang berdiri di pinggir jalan langsung berlari ke arah mobil yang menabrak Andi.

"hei turun lu apa lu nggak punya mata lihat itu lu sudah nabrak orang"

Babar membentak sopir yang menabrak Andi yang ternyata adalah ayah tiri Dila

Agung yang melihat modus yang mereka pergunakan hanya menggelengkan kepalanya dia tahu ayah tiri Dila pasti sudah habis di tangan para preman ini.

ayah tiri Dila yang melihat para preman marah-marah padanya terlihat ketakutan dan tidak berani keluar dari dalam mobil.

"eh keluar lu gua bakar ini mobil kalau kamu nggak keluar"

salah seorang anggota Babar berteriak kencang sambil memukuli kaca mobil pintu sopir.

"aku hitung sampai 3 kalau lu nggak mau keluar, aku bakar ini mobil lu harus tanggung jawab nabrak orang kok malah diam"

dengan nada yang penuh emosi Babar berteriak sekencang-kencangnya sambil terus memukuli kaca pintu sopir.

melihat mancis yang dihidupkan oleh Babar ayah tiri Dila dan selingkuhannya langsung turun dari dalam mobil tentunya mereka takut babar benar-benar akan membakar mobil yang mereka tumpangi.

melihat wanita selingkuhan ayah tirinya yang turun dari mobil Dila menarik nafas panjang Karena dia mengenal wanita tersebut.

cewek itu adalah anak tetangganya yang bernama Santi seorang cewek matre yang terkenal suka menggoda om-om.

"apa kau kenal cewek itu?"tanya Agung

"ya dia adalah anak tetangga sebelah hanya nya berjarak 5 rumah dari rumah kami.

Agung mengirim pesan kepada salah seorang anggota Babar yang berada sedikit jauh tempat kejadian.

" foto mereka saat bermesraan sebanyak-banyaknya setelah itu share di media sosial bagikan semua orang yang kalian kenal, dan suruh yang lain untuk merekamnya dan share juga di medsos"

"siap bos"

terdengar notifikasi dan isinya seperti yang diharapkan oleh Agung

Babar masih terus melakukan intimidasi kepada ayah tiri Dila.

"kami nggak mau tahu pokoknya kawan kami ketabrak dan pingsan dan kami juga bukan nyuruh lu untuk bawa ke rumah sakit dan juga bisa membawanya tapi kau harus bayar 200 juta kalau nggak siap-siap aja kalian berdua kami pukuli sampai babak belur.

mendengar bar orang-orang yang ada di sana akan memukuli mereka, Santi sangat tepat bukan sehingga dia terus memeluk ayah tiri Dila,

"bang Santi takut kasih aja uangnya daripada kita nanti kena pukulin sampai babak belur nanti nggak mau muka Santi yang cantik hancur"

ketika Santi memeluk ayah tiri Dila anak buah Babar langsung mengambil foto dan ada juga yang merekam video

ayah tiri Dila pucat pasi karena dia tidak punya uang sebanyak itu dan dia tahu dia tidak akan mungkin bisa memperoleh uang sebanyak itu dalam waktu singkat.

"maaf bang aku nggak punya uang sebanyak itu aku hanya punya uang 50 juta gimana bang 50 juta aja biar aku transfer"

dengan nada ketakutan, ayah tiri Dila memohon pada Babar.

"enak aja lu kau pikir nyawa kawan kami semula itu ayo pukul"

8 orang anak buah Babar dan teman Babar yang dari Padang bulan langsung melayangkan pukulan ke arah ayah tiri Dila dan menampar Santi.

"duukk... duukkk..."

"plaaak.... plaaak ..

pukulan dan tamparan berkali-kali terus mengenai ayah tiri Dila dan Santi, ayah tiri Dila sudah mulai babak belur akibat pukulan yang diterimanya sedangkan Santi wajahnya telah bengkak setelah ditampar beberapa kali oleh anak buah Babar.

"ampun bang ya aku cariin tunggu sebentar"

"aduh sakit cepat kau cari bang kalau tidak kita putus sekarang"

ucap Santi mengancam ayah tiri Dila mendengar, mendengar Santi yang sangat dicintainya akan memutuskan hubungan mereka jika dia tidak membayar 200 juta kepada Babar ayah Santi kelihatan kalut.

tidak ingin dipukuli dan diputuskan Santi akhirnya ayah tiri Babar menelpon seseorang

"bos aku pinjam 150 juta sekarang tolong ditransfer aku butuh kali nanti aku antar mobilku ke tempat bos sebagai jaminannya"

terdengar suara balasan dari seberang telepon

"oke aku transfer sekarang tapi ingat bunganya 20% sebulan dan paling lama 1 jam kau harus mengantarkan mobilnya kemari"

"ok bos aku langsung antarkan mobilnya jangan takut bos tolong transfer sekarang ya bos"

2 menit kemudian terdengar notifikasi dari m-banking ayah tiri Dila yang memberitahukan ada uang masuk 150 juta.

"Oke bang minta nomor rekeningnya biar aku transfer"

Babar memberikan nomor rekening salah satu anak buahnya dan tidak lama kemudian terdengar pemberitahuan uang sudah masuk.

"Oke karena uangnya sudah masuk kalian boleh pergi cepat kami mau bawa teman kami ke rumah sakit"

"baik bang kami akan pergi"

ayah tiri Dila dan Santi masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan tempat kejadian tentunya mereka tidak ingin berlama-lama di sini takutnya Babar meminta uang tambahan atau memukuli Mereka lagi.

.