"Mas,minta uang boleh gak tiga ratus ribu,untuk beli kebutuhan dapur dan sabun sudah pada habis! " ucap ku lembut
" Uang aja kamu nih,gak mikir apa yang cari susah,kamu kan tau sekarang nih sulit cari uang taunya minta aja, mana banyak lagi." omel mas Riyan sambil membanting gelas di hadapannya.
" Tapi ini tanggung jawab mu mas,mama juga jarang minta minta uang segitu kalo gak bener-bener habis semua mas." jelasku, agar mas Riyan berfikir kebutuhan habis semua.
Ranita putri dulu adalah seorang janda mempunyai anak satu laki-laki bernama Anwar, ranita putri mengenal Riyan ketika ranita merantau kekota dan menikah.niat hati merubah nasip namun naasnya kehidupannya sangat jauh ketika dirinya masih sendiri apakah ranita mampu melewati semua dan meraih kebahagiannya kelak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Drama mba yanti
"Lah aku cuma adanya telur yang bisa ku masak mba." jelasku,walau percuma menjelaskan.
" Daffa sudah ya, daffa kenapa nangis." tanya mba Yanti saat sudah berada di samping Daffa.
" Mau ayam goreng tapi tante nita gak mau belikan,malah nyuruh makan telur aja." jawab Daffa dengan sisa tangisnya.
" Astaga nit cuma perkara ayam goreng kamu gak mau usahakan keterlaluan kamu nit,jadi anakku belum makan dari tadi?dan kamu diam aja gak memperhatikan daffa keterlaluan kamu nit membiarkan anaku kelaparan sampai siang begini,ku laporkan riyan biar kamu di marahi sudah nyepelekan kami." bentak mba Yanti dengan emosi tak lupa suaranya yang meninggi hingga menimbul kan kehebohan di luar rumah,
" Terlalu kamu mba nit, ini daffa gak kamu kasih makan jangan jangan ratih juga gak kamu urus,di kasih kepercayaan gak bisa amanah." omel Reni.
" Lah kaya apa aku mau belikan ayam mba uangku kan di pangkas sama kalian untuk shoping kalian amnesia kah kalian tadi pagi hah, uang untuk membayar sewa rumah kalian pangkas termasuk uang belanja kebutuhan dapurku masih amnesia kalian hah, kalian shoping ninggalin anak tapi gak mikir yang di titipkan anak." bentak ku karena emosiku sudah tak bisa ku bendung lagi.
" Ya,,itu kan uang dari riyan ya wajar lah kami pangkas jatah mu mu itu cuma lima belas ribu sehari gak lebih ingat kamu itu cuma babu,cuma bikin beban riyan nambah nyusahin riyan aja apa lagi anak sialan mu itu,pasti riyan juga kan yang menghidupi." suara bentakan dan hinaan dari mba yanti untukku yang gak terimadi salahkan.
" Ya uang mas riyan tapi itu tanggung jawabnya dia sebagai kepala keluarga sebagai suami bukan sebagian pajangan, dan tolong kalian ganti itu tv ku karena ulah anakmu mba tv ku rusak." omel ku panjang lebar ke mba Yanti.
"Ogah, kan yang salah kamu karena kamu biarkan anakku kelaparan itu akibatnya kalo di titipin gak bisa amanah." tolak mba Yanti sambil mengandeng Daffa keluar rumah.
" Mba, itu tv ku harus kamu ganti ingat gara-gara kalian juga kan yang potong uang bayar sewa rumahku jadi tolong jangan salahkan orang lain atas kesalahan sendiri makanya tinggalin kebutuhan anakmu jangan malah pangkas uangku rumah ku.keterlaluan kalian." teriakku dan omelanku ku keluarkan rasa dongkol yang sedari tadi ku tahan.
" Ogah." terik mba yanti di susul ratih dan reni menaiki motor NMAX itu dan berlalu pergi.
Aku pun hanya mampu melihat kepergian motor mba Yanti yang sudah hilang di tikungan dan aku baru tersadar dan benar saja pas aku melihat sekelilingku sudah ada beberapa tetangga yang ramai di dekat rumah hampir semua tetangga dekat rumahku emang sudah tau watak keluarga mas riyan klo kerumah ku.
" Yang sabar ya mba,itu ipar kok tega gitu ya apa tadi kami gak salah denger mba, kalo jatah mba beneran cuma segitu dari suami." tanya salah satu tetanggaku yang emang tadi mendengar ucapan mba yanti saat marah marah dan cukup keras suaranya karena emosi.
" Yang menangis tantrum tadi yang mana mba cewek apa yang anak cowok tadi?" tanyanya lagi sambil mengelus lembut bahuku agar emosiku mereda.
"Maaf ya mba, dan ibu-ibu semua karena keributan tadi jadi terganggu" ucap ku malu, ya aku malu karena setiap mba Yanti atau ibu mertua selalu meninggikan suara mereka saat marah jadi aku pun kadang gak bisa mengontrol emosi ku juga.
" Ya mba gak apa kami udah gak heran sama ipar sampean." ucap salah satu tetanggaku
Aku pun memilih masuk dan berpamitan ke tetangga ku dan meninggalkan mereka yang sebagian sudah membubarkan diri.
Sesampainya di dalam rumah ku tutup pintu rumah dan duduk di depan tv yang sudah tak bisa menyala,kulihat seluruh ruangan berantakan karena ulah anak mba Yanti yang mengamuk.
" Huff,ya Allah bisa juga kah ku sabar melihat perilaku keluarga suamiku begini,ya Allah berikan aku Setok sabar," ucapku ke diri sendiri,sambil ku beresin semua yang berantakan setelah selesai ku masuk ke kamar ternyata anakku ada di dalam kamar, entah sejak kapan dia masuk dan sudah setia di atas kasur ku.
"Kakak, kapan masuk kamar?" tanyaku ke anwar.
" dari tadi saat ada tante yanti sama tante reni datang kakak takut ma sama tante yanti takut di cubit lagi klo daffa nangis." ucap anwar sambil menundukkan kepalanya ku lihat ada ketakutan di wajah anwar.
Ku peluk tubuh anakku rasa tak tega melihatnya ketakutan begini.
********
"Hallo ya," ucap mba yanti ketika sampai kerumah ibu ratmi, langsung menelpon riyan mengadukan kelak uan nita pastinya.
" Ya mba,kenapa?" jawab riyan untung saat ini pas lagi santai.
"Kamu kasih tau dita itu,kalo di titipin daffa jangan gak di kasih makan,kasihan anak ku gak di kasih makan sampai siang." omel mba Yanti.
"Emang kenapa koq nita gak ngasih makan daffa setauku nita selalu masak gak mungkin gak masak apa lagi gak ngasih makan anak-anak." bela riyan.
"Pokonya mba gak mau tau kamu marahin itu si nita bilang klo gak aku adukan ke ibu kamu sama nita " ancam mba Yanti,dan langsung mematikan sambungan telpon sepihak.
" Apa lagi yang di perbuat nita sampai mba yanti ngomel-ngomel begini,haduh pusing kepalaku kalo begini." riyan ngomong ke diri sendiri sambil memijit kepalanya yang terasa pusing.
******
" Masa sih daffa gak di kasih makan sama Nita kok tega banget tuh anak,kasihanya cucuku kelaparan.lain kali kalian jangan lagi lagi titipkan anak-anak kesana bisa mati kelaparan cucuku." omel ibu ratmi sambil mengelus kepala Daffa yang sedang asik memakan ayam goreng.
" Ya mau gimana lagi Bu tadi aku buru-buru mau cari baju seragaman sama mas Toni untuk acara perusahannya nanti,y terpaksa deh aku titipkan ke nita soalnya kan dia gak sibuk apa -apa cuma nyantai aja di rumah." bela mba yanti,sudah jelas mba yanti gak mau di salahkan.
Ibu ratmi pun terdiam gak tau harus gimana lagi karena percuma menasehati kedua anak perempuannya semua bisa menjawab,dan akhirnya ibu ratmi diam dan asik dengan pikirannya sendiri.
Sedangkan reni setah sampai rumah langsung masuk kamar dan mencoba aneka baju yang tadi dia beli.
******
"Kaya apa mel nita mau kah menjual ladangnya itu kepemerintah,soalnya emak denger-denger di ganti perhektarnya 7,5 miliyar kalo 2 hektarkan bisa 15 miliyaran, soalnya ladang nya nita terkena ukur semuanya apa lagi masih ada ladang yang siap panen!" ucap panjang lebar emak Iyem kepada anak dan pak Bambang dan suami meli Yogi yang kebetulan saat itu sedang berkumpul di ruang keluarga.
" Ya mak nanti meli jelaskan lagi ke ranita, tapi masalahnya ratinta sedang hamil apa boleh wanita hamil nyebrang laut?" Tanya meli ke ibunya.
" Boleh Mel, asal setau emak harus ada surat izin dari dokter bayinya kuat gak,soalnyakan sayang kalo ranita nolak tetap hilang ladangnya,kalo di bayar kan nita punya bakat ya biar dari hasil jual ladang biar di pakai buka usaha dia,nita kan masakannya enak dan kalo bikin kue juga enak,dulu waktu masih sekolah emak pernah tanya keinginan dia, katanya mau buka toko kue atau warung makan gitu kalo ada rezekinya,nah kebetulan ini rezekinya itu bocah udah datang." jelas mak iyem.
jangan lupa saling dukunggg