NovelToon NovelToon
Aku Mencintainya Lebih Dulu

Aku Mencintainya Lebih Dulu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: muliyana setia reza

Laura dan Morgan telah menjalin hubungan sejak mereka duduk dibangku SMA. Bahkan, Morgan berjanji ketika dewasa kelak dirinya akan menikahi Laura. Namun nasib berkata lain, tiba-tiba saja Morgan dijodohkan oleh orang tuanya dengan wanita lain.

Bagaimana nasib Laura kedepannya? Yuk simak kisah mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semakin Ada Jarak

Laura memutuskan membuka tabungan yang sudah ia kumpulkan cukup lama untuk membeli ponsel baru. Terlebih lagi, untuk mempermudah dalam mengakses internet.

“Aku rasa uang ini cukup untukku membeli ponsel baru. Aku juga bisa melakukan video call dengan Morgan,” ujar Laura bermonolog.

Laura bergegas pergi menuju konter terdekat yang ternyata jaraknya memakan waktu kurang lebih 30 menit jika berjalan kaki.

“Selamat datang, mau cari apa kakak cantik?” tanya pelayan konter.

Laura meminta waktu untuk duduk sejenak seraya mengatur napasnya terengah-engah. Setelah dirasa cukup, Laura pun mengeluarkan uang senilai 2 juta dan memberitahu niatnya untuk membeli ponsel seharga dengan uang yang ia bawa.

Tak sampai 10 menit, Laura berhasil membawa pulang ponsel yang menurutnya sangat worth it.

Sesampainya di rumah, gadis cantik itu lebih dulu menghubungi Morgan dengan melakukan video call yang mana panggilan video itu langsung diterima oleh Morgan.

Mata Laura berkaca-kaca karena akhirnya ia bisa melihat wajah kekasihnya, meskipun hanya melalui video call.

“Morgan, apa kabar?” tanya Laura yang sangat antusias ketika melakukan video call bersama kekasih hatinya.

“Aku sangat merindukanmu, Morgan. Aku harap kamu baik-baik saja.” Laura nampak sangat antusias dan masih ingin berlama-lama memandangi wajah Morgan.

“Laura, apakah kamu baik-baik saja disana? Maaf, jadwal ku sangat sibuk disini dan membuatmu harus menunggu kabarku,” sahut Morgan.

Saat Laura hendak membalas ucapan Morgan, Morgan justru mematikan video call mereka secara sepihak.

Laura kembali menghubungi kekasihnya yang jauh disana, namun Morgan tak menerima panggilan dari Laura.

Gadis itu akhirnya berhenti menghubungi Morgan dan berpikiran kalau Morgan sedang sibuk disana.

“Mungkin nanti saja aku menghubunginya lagi,” ucap Laura bermonolog.

Sudah hampir 3 jam lamanya Laura menunggu kesempatan untuk kembali menghubungi kekasihnya, namun Morgan lagi-lagi tak menerima panggilan video dari Laura.

Terbesit dipikiran Laura kalau Morgan sengaja menghindar karena suatu hal.

“Apakah dia sungguh sibuk? Padahal aku masih ingin melihat wajahnya dan mengobrol dengannya. Morgan bahkan tak menanyakan mengapa aku bisa melakukan video call padanya,” gumam Laura.

Laura tak bisa berlama-lama merenungi kegalauan dihatinya dan memutuskan untuk membersihkan rumahnya. Entah sudah berapa kali Laura membersihkan rumah tersebut karena menurutnya dengan dirinya banyak bergerak, ia tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal yang membuatnya sedih.

Beberapa hari kemudian.

Selain berjualan gorengan, Laura perlahan memberanikan diri berjualan alat make up. Pertama yang ia lakukan adalah berjualan dari mulut ke mulut dan hanya mengambil keuntungan tidak lebih dari 5 ribu rupiah.

Laura akan melakukan apapun untuk kelangsungan hidupnya, selama itu masih halal dan barokah.

“Aku beli lipstik warna ini ya Laura, aku beli 2!”

Laura membungkus lipstik tersebut dan tak lupa ia bersyukur kepada Allah karena pagi itu sudah ada yang membeli dagangannya.

Hanif kagum dengan sosok Laura yang sama sekali tidak gengsi berjualan di kampus. Gadis yang sangat jarang ditemui oleh Hanif.

“Kamu sekarang jualan peralatan make up, Laura? Kalau begitu aku beli sunscreen, kamu ada tidak?” tanya Hanif yang berniat ingin membeli dagangan Laura.

“Maaf Hanif, kebetulan aku baru memiliki stok lipstik dan juga bedak padat. InsyaAllah besok kalau kamu mau sunscreen akan aku bawakan.”

“Boleh deh, aku pesan 2 ya dan ini uangnya!”

“Uangnya kamu bawa dulu saja, Nif. Kalau sudah ada barangnya saja ya.”

“Terserah kamu saja deh. Oya, aku beli gorengan kamu dong. Ini uangnya, campur ya!” Hanif memberikan uang kepada Laura sebesar 30 ribu.

Setelah Laura memberikan goreng kepada Hanif, pria itu pun pergi karena harus masuk kelas lebih awal.

Zoey datang menghampiri Laura dengan mengenakan masker medis. Saat itu Zoey menjelaskan bahwa dirinya terserang flu berat dan kedua orang tuanya sebenarnya melarangnya untuk masuk. Akan tetapi, Zoey tetap bersikukuh masuk kelas karena menurutnya dirumah seharian membuat sakitnya semakin parah.

“Kamu yakin tidak apa-apa, Zoey? Seharusnya kamu tetap dirumah dan mendengarkan apa yang orang tuamu katakan,” balas Laura yang ikut mengkhawatirkan kondisi Zoey.

“Aku baik-baik saja, Laura. Kalau aku tetap dirumah, yang ada sakitku semakin parah. Oya, itu kamu bawa apa?” tanya Zoey penasaran melihat Laura menenteng kantong plastik berwarna merah muda.

“Aku sedang memulai usaha kecil-kecilan, Zoey. Selain berjualan gorengan, aku juga berjualan ini!”

Laura memperlihatkan beberapa lipstik dan bedak padat kepada Zoey.

Zoey yang kebetulan belum sempat membeli bedak padat, saat itu juga membeli bedak padat tersebut kepada Laura.

“Ya ampun, Laura!!! Bedak ini salah satu favoritku loh, ternyata aku tidak perlu jauh-jauh beli di store. Ternyata kamu juga punya, aku beli 3 sekaligus ya nomor 2 yaaa!!”

“Aku hanya punya 1 Zoey, ini juga harganya cukup mahal,” pungkas Laura.

“200 ribu bagimu mahal ya?”

Pertanyaan polos macam apa itu yang Zoey lontarkan kepada Laura.

“Tentu saja, Zoey. Bedak ku saja seharga 50 ribu dan bagiku itu sudah lebih dari cukup,” jawab Laura apa adanya.

Zoey menutup mulutnya rapat-rapat seraya tersenyum manis ke arah Laura.

****

Sepulang kuliah, Laura bergegas mandi dan memutuskan untuk berangkat kerja lebih awal karena jaraknya yang bisa dikatakan cukup memakan waktu.

Sebelum berangkat kerja, Laura terlebih dulu mengisi perutnya dengan tempe goreng sisa dari ia berjualan. Meski sibuk dalam mencari uang, Laura tetap harus menjaga kesehatannya karena kesehatan adalah nomor satu.

“Semuanya sudah beres, waktunya aku berangkat,” ucap Laura bermonolog.

Laura memesan jasa ojek online dan sambil menunggu, Laura mencoba mengirim pesan kepada Morgan dan berharap Morgan bisa segera membalas pesan tersebut.

Apa hanya pikiranku saja ya, bahwa sekarang Morgan sudah banyak berubah. Seperti ada jarak antara aku dan dia. Dia bahkan tidak pernah menanyakan kabar ku lagi. (Batin Laura)

Laura melamun, sampai ia tidak sadar kalau ojek online yang ia pesan sudah datang tepat didepannya.

“Mbak!! Mbak!!!”

Laura terkejut dan hampir saja ia terjungkal, untungnya ia masih bisa menyeimbangkan tubuhnya itu.

“Mbak sakit ya? Dari tadi saya panggil Mbak diam saja.”

“Saya baik-baik saja, Pak. Maaf, tadi saya sedikit melamun,” jawab Laura yang sungkan karena dirinya malah melamun.

“Hati-hati Mbak, jangan suka melamun. Apalagi Mbak ini masih muda, nanti seperti tetangga saya akibat suka melamun, dia akhirnya menjadi stres,” ungkap pengemudi ojek online tersebut.

“Bapak ini bisa saja, lagipula saya masih waras Pak!” seru Laura sambil menahan tawanya mendengar ojek online itu bercerita mengenai tetangganya yang suka melamun dan akhirnya menjadi stres.

1
Agustin Indah Setiyaningsih
jijik ya sama kelakuan mu Rani..sdh tahu ndk cinta,masih ajj nemplok kaya parasit.
Levita Sari
lanjuttt kk😁
ISTRI SIRI TUAN RIZAL: Siap Kk 😍
total 1 replies
Bai ye
tokoh inspiratif untuk para wanita. Laura hebat bisa ngadepin semuanya dg jiwa raga yg super cool
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!