NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Berandalan

Menikah Dengan Berandalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:21.3k
Nilai: 5
Nama Author: macarhd

Hidup Naura sudah berantakan, semakin berantakan lagi ketika ia diperkosa dan diharuskan menikah dengan brandalan bernama Regan Januar. Kejadian mengerikan itu terpaksa membuat Naura mengundurkan diri dari pekerjaannya, berhenti kuliah, dan berbohong kepada ibu dan sahabatnya. Tidak ada ekspektasi berlebih dengan pernikahan yang didasari dengan alasan menyedihkan seperti itu. Namun, apakah pernikahan mereka akan berjalan baik-baik saja? Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon macarhd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seniat Itu?

Akibat mimpi terjatuh, Naura terkejut dan langsung terbangun dari tidurnya. Ia membuka mata dengan napas yang terengah-engah. Melihat sekeliling kamar dan berakhir melihat pintu balkon yang terbuka. Sempat lupa bahwa sekarang ia tengah berada di sebuah hotel yang ada di Jogjakarta, Naura menyadari itu ketika melihat bayang-bayang Regan dari jendela. Laki-laki itu sudah bangun sepagi ini. Ah, atau ... ini sudah siang hari?

Diam sejenak. Naura beringsut, mengubah posisinya jadi duduk. Menyandarkan punggungnya di sandaran kasur, dengan tangan yang merapikan rambut kemudian mengikatnya. Satu hal lagi yang ia sadari, Naura berada di kasur, itu tandanya... mereka tidur di kasur yang sama. Atau... Regan tidur di sofa?

Naura tidak ingat apa saja yang sudah terjadi semalam, yang pasti, setelah mengatakan pertanyaan memalukan itu, Naura memilih menyembunyikan dirinya di kamar mandi. Diam dalam waktu yang cukup lama di tempat itu, hingga saat ia keluar, matanya sudah melihat Regan yang terlentang di sofa dengan mata yang tertutup. Cukup membuatnya tertegun karena dengan itu, secara tidak langsung Regan telah menjawab pertanyaan konyol yang keluar dari mulutnya. Regan yang tidur di sofa, itu berarti Naura yang tidur di kasur.

Sempat gelisah beberapa saat, akhirnya Naura mampu menyelami dunia mimpi. Tidur di kasur ujung kanan, paling ujung sampai ia bergerak sedikit saja, maka tubuhnya akan terjatuh. Tidak ada alasan lain kenapa Naura melakukan hal itu sebab, siapa tahu saat tengah malam Regan akan terbangun dan pindah ke kasur untuk melanjutkan tidurnya. Orang kaya seperti dia, tidak akan betah tidur di sofa semalaman. Tulangnya akan terasa remuk hanya karena itu.

Dan sampai sekarang, ketika ia tidak sengaja terbangun, Naura sudah tidak ingat apa-apa lagi. Mungkin semalam Regan tidur di kasur atau tetap di sofa sampai semalaman. Entahlah. Naura tidak lagi khawatir tentang itu. Bisa tidur dengan nyenyak tanpa ketakutan saja sudah cukup untuknya.

"Perjalanan ke rumah Om lo makan waktu hampir sejam, kita OTW setengah jam lagi. Siap-siap sana, perlengkapannya ada di meja."

Jantung Naura terasa seperti akan jatuh dari tempatnya ketika suara itu terdengar secara tiba-tiba. Ayolah, Naura baru bangun dari tidurnya, dan biasanya, orang ketika baru bangun itu akan bengong dengan pikiran entah ke mana, tapi Regan bersuara tanpa ngasih aba-aba. Tidakkah dia berpikir kalau Naura akan terkejut dengan hal itu?

Dengan tangan yang masih memegang dada, Naura menoleh menatap Regan yang berdiri di ambang pintu balkon dengan mata yang menatap aneh ke arahnya. Tunggu, kenapa tatapannya seperti orang yang tengah merasa kasihan seperti itu? Apakah tampang Naura setelah bangun tidur sangat berantakan?

Setelah mengangguk ragu, Naura mengalihkan pandangannya ke meja. Meja yang kalau tidak salah, semalam masih dipenuhi dengan sampah cemilan, tapi sekarang sudah bersih dan hanya menyisakan dua paperbag saja di sana. Entah apa, mungkin keperluan yang dimaksud oleh Regan dalam ucapannya.

Tidak mau membuang waktu, Naura beranjak turun dari kasur kemudian berjalan menuju meja itu. Meraih paperbag kemudian mengintip isinya. Benar saja, beberapa pakaian lengkap dengan keperluan tubuhnya. Merasa heran ini dapat dari mana, Naura kembali menoleh menatap Regan yang masih diam di posisinya.

"Ini... dari mana?" tanyanya. Termasuk ke dalam pertanyaan bodoh juga sebab, untuk orang sekaya Regan, mendapatkan keperluan seperti itu bisa langsung dapat dalam waktu yang cepat, tanpa bergerak pula. Artinya, ada orang suruhan untuk menyiapkan itu semua.

"Ada orang yang nganterin tadi," jawab Regan yang kini berjalan masuk ke dalam kamar.

Mendengar itu, Naura sudah tidak ingin bertanya lagi. Ia hanya mengangguk kemudian berjalan memasuki kamar mandi guna membersihkan dirinya di sana. Sedangkan Regan, dia baru saja menjatuhkan tubuhnya di kasur. Mungkin lelah, atau ingin meregangkan otot setelah semalaman terlentang di sofa.

***

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, akhirnya Naura dan Regan sampai tujuan dengan menggunakan mobil semalam. Naura tidak tahu apakah mobil itu semalaman berada di hotel atau ada yang kembali mengantarkannya tadi pagi. Yang pasti, saat turun ke bawah, mobil itu sudah terparkir di depan dan Regan yang langsung mengemudikannya.

"Jadi, kamu mau menikah?" tanya seorang laki-laki paruh baya yang tidak lain merupakan adik dari ayah Naura. Namanya Darmo, keluarga yang paling jarang Naura temui-ah, lebih tepatnya nyaris tidak pernah bertemu. Seumur hidupnya, bahkan Naura bisa menghitung berapa kali ia bertemu dengan laki-laki itu.

Mendengar itu, Naura menganggukkan kepalanya. Ia yakin, pertanyaan itu hanya untuk memastikan saja sebab, sebelum datang pun ia sudah memberitahu Darmo mengenai maksud kedatangannya.

"Dan mau saya jadi wali nikahnya?" ucap Darmo lagi.

"Karena cuma Om yang bisa, Naura nggak tahu selain Om harus siapa lagi."

"Kenapa nggak wali hakim saja?"

"Kalau keluarga Naura masih ada, kenapa harus pilih yang itu?"

Naura sudah pernah menjelaskan bahwa ia nyaris tak dianggap oleh keluarganya sendiri. Seperti inilah, dari ucapannya saja sudah menunjukan bahwa dia tidak ada niat untuk membantu, kan?

Ini bentuk bahwa Naura masih menganggap keluarganya meski mereka tidak memperlakukan hal yang sama. Kalau memang Darmo tetap tidak mau, maka Naura akan mengikuti sarannya untuk pakai wali hakim saja.

"Jadi gini, sebenarnya bukannya saya tidak mau. Tapi kamu tahu sendiri saya sibuk kerja di sini. Hari ini pun harusnya saya masih kerja, tapi terpaksa harus cuti karena dapat kabar kalau kamu akan datang ke sini." Darmo beralih menatap Regan yang duduk di samping kanan Naura. "Jadi, kamu calonnya?"

Mendapat pertanyaan seperti itu, Regan menganggukkan kepalanya. "Iya, Om."

"Memangnya kalian sudah selesai kuliah?"

Naura maupun Regan, keduanya kompak menggelengkan kepalanya.

"Dan sepakat untuk menikah secepat ini?"

Lagi, Naura dan Regan mengangguk secara bersamaan.

Berbeda dengan ibunya, Naura memang sengaja menyembunyikan alasan menikahnya kepada adik dari ayahnya itu. Ia hanya datang dan memberitahu beliau kalau dalam waktu dekat ia akan menikah, tanpa memberitahu alasan yang sebenarnya. Mungkin, lebih baik hal itu tetap dirahasiakan.

"Memangnya acaranya kapan?" tanya Darmo.

Kali ini Naura tidak bisa menjawab, ia hanya melirik Regan yang ternyata tengah melakukan hal yang sama. Semoga cowok itu paham kalau ia tidak tahu harus menjawab apa, dan semoga dia berinisiatif untuk menjawab pertanyaan pamannya.

"Untuk itu, nanti kami kabarin lagi, Om," jawab Regan.

Sempat hening beberapa saat, setelahnya Darmo berdeham sembari menatap Naura dan Regan secara bergantian. "Jadi gini, saya nggak bisa mastiin bisa atau tidaknya. Bukan cuma soal kerjaan, tapi kalian tau sendiri, kan, Jogja ke Jakarta itu nggak dekat, butuh biaya untuk ke sananya."

Hal seperti ini sudah Naura duga sebelumnya. Kecil kemungkinan kalau Darmo akan membantu dengan lapang dada sebagai keluarga. Kalau urusannya seperti itu, Naura tidak akan memaksa dan memilih wali hakim saja untuk menjadi wali nikahnya. Dan perjalanannya ke tempat ini hanya berujung sia-sia.

"Kalau soal itu Om nggak perlu khawatir, urusan biaya perjalanan dan biaya apa pun yang bersangkutan, akan saya tanggung, dan tentunya, Om nggak ngeluarin tenaga dan waktu secara percuma. Semuanya akan saya persiapkan."

Ucapan Regan membuat Naura seketika menoleh dengan kepala yang bertanya-tanya.

Seniat itu, kah, Regan? Sampai akan membiayai semuanya?

1
who i am ?
one
syisya
waaah ada masalah apa ini yg sudah lama tapi belum kelar
syisya
apa karna urusan cewek ?
syisya
menerkam tanpa aba" ?
beneran gak tuh aku udah lama lho thor menunggu apakah bakal ada adegan 🍍 nanasnya tp sejauh ini belum terlihat tanda" hihihi
Wagini
lanjut
syisya
udah sejauh ini tapi masih jauh aja🤔
syisya
mulai ada titik" nih
Heny Adinda
sweet bgt regann
syisya
lanjutkan
syisya
🤣🤣🤣🤣
who i am ?
lanjut thooor, semangatt💪
syisya
kikikikikik ya iyalah nauraaa masih ditanya lagi, gemes deh
syisya
mampus hhhhh
syisya
waooow crazy up 👏🏻👏🏻👏🏻 makasih kak triple upnya keren bingiiiitz
syisya
thanks thor selalu double up
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
syisya
udah ep 60an tapi belum ada kemajuan masih jalan ditempat masih itu" aja thor kapan dong mereka mulai ada rasa masing" trs kelanjutan hubungannya apa mesra"an gitu misalnya duuuh greget deh jadi gemes sama mereka kutunggu next up nya jangan lama" ya thor hihihihi semangat sehat selalu 💪🏻
syisya
seru jg tuh idenya 😅
Heny Adinda
di tunggu segera sayangnya regan sama naura
syisya
kram kali ya, semoga Naura baik" saja & kandungannya selamat & kuat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!