NovelToon NovelToon
THE HAUNTED VOW

THE HAUNTED VOW

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cinta Terlarang / Kutukan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:18.9k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Cassandra Dumont, seorang penulis muda yang mencari inspirasi untuk novelnya, tiba di desa terpencil Valea Umbrelor, Romania. Dikelilingi oleh hutan lebat dan danau yang selalu diselimuti kabut, desa ini memancarkan aura misterius yang segera memikat Cassandra. Di sana, dia mendengar tentang legenda Lacul Negru, tempat roh-roh terkutuk mengikat janji abadi—sebuah pernikahan yang hanya membawa kematian.

Ketika Cassandra mulai menyelidiki lebih dalam, dia bertemu dengan Lucas Văduva, roh dari abad ke-19 yang terjebak oleh cinta tragis dan dendam. Tertarik oleh pesona kelamnya, Cassandra mendapati dirinya terjerat dalam ikatan supranatural yang tidak bisa dia hindari. Bersama Adrian, seorang pria lokal yang mengetahui sejarah kelam desa itu, dan Madame Elara, cenayang tua yang menyimpan rahasia tentang kutukan Lucas, Cassandra berjuang untuk memutuskan ikatan yang mengancam jiwanya. Mampukah Cassandra mematahkan kutukan ini ataukah dia akan tersesat selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sofie

Satul Pietratu adalah sebuah desa dengan hanya sekitar 20 Inhabitans. Jarak antar rumah sekitar 2- 3 km , sehingga perkiraan luas wilayah desa itu adalah 125 Km persegi. Jumlah penduduk yang terbatas, jarak yang lumayan jauh antar rumah tinggal, membuat penduduk di Satul Pietratu tidak lah begitu akrab satu dengan lainnya. Sehingga dapat dikatakan Desa atau kampung ini lumayan tertutup. Mata pencaharian utama mereka adalah mengelola kebun atau ladang milik keluarga yang diwariskan secara turun temurun. Lahan mereka banyak ditanami kentang, gandum, barley dan riye. Ada juga perkebunan anggur utamanya di lereng yang lebih rendah.

Rumah Sofie terletak di sebuah lokasi yang hampir mendekati hutan lindung. Hanya berjarak beberapa meter, nampak nuansa hutan dengan pepohonan Oak yang tinggi terlihat jelas. Aroma kayu dan tanah basah dapat tercium jelas dari halaman rumah itu. Di sisi lain rumah Sofie sangat kontras dengan warna hijau gelap di belakangnya. Rumah ber cat Krem itu tertata rapi dengan banyak sekali pot bunga aneka warna. Persis seperti yang dijelaskan oleh Petugas di kantor desa.

Cassandra dan Adrian memasuki pekarangan rumah itu, tepat sekitar pukul 10.00 pagi. Meskipun suasana pagi masih terasa, namun di kejauhan, nampak awan hitam samar menggantung seolah memberi peringatan, bisa jadi agak siang nanti akan turun hujan. Adrian memberanikan diri mengetuk pintu rumah Sofie. Tak berapa lama keluralah seorang perempuan muda dengan pakain khas desa rumania, tersenyum dan membuka pintu.

“ Apakah ada yang bisa kami bantu? “ wanita muda itu bertanya

“Selamat pagi nona _” Adrian mengucapkan salam sambil basa basi bertanya dengan siapa dia bicara.

“Panggil saja aku Evelyn, Apa yang bisa saya bantu tuan?”

“Kami ingin bertemu dengan Nyonya Sofie, apakah beliau ada dirumah?” Adrian berharap cemas

“Kalau boleh tau siapa kalian, dari mana dan ada perlu apa? “ Tanya Evelyn lagi

“Kami dari Desa Valea Umbrelor, perkenalkan saya Cassandra dan ini teman saya Adrian. Saya seorang Penulis, dan saya ingin bertanya pada Nyonya Sofie terkait Valea Umbrelor, sebagai inspirasi novel saya. Setahu saya beliau adalah tetua desa disana?” kali ini Cassandra mengambil alih pembicaraan sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

“ Hemm, saya tidak tau apakah nenek mau menerima kalian, ijinkan saya bertanya dulu padanya,” jawab Evelyn sambil menjabat tangan Cassandra

Kembali pintu tertutup dan Evelyn segera masuk ke dalam rumah. Terdengar pembicaraan antara Evelyn dan seseorang yang berada di dalam rumah. Adrian dan Cassandra tampak saling pandang dan berharap usaha mereka sejauh ini tidak sia sia. Tak berapa lama Evelyn keluar lagi dan berkata, “ Kalian beruntung, Nenek mau menemui kalian. Perkenalkan saya adalah cucu keponakan beliau. Silahkan masuk dan tunggu di ruang tamu. Saya akan mempersiapkan nenek untuk menerima kalian."

Ruang Tamu rumah Sofie sangat nyaman dan khas pedesaan di lereng gunung Munti Alunis. Sebagian besar interiornya terbuat dari kayu dan ada tempat perapian cukup besar dengan cerobong Asap diatasnya. Begitu masuk dalam ruang tamu suasana nyaman dan hangat mendominasi. Sangat jauh berbeda dengan nuansa dingin diluar meski matahari bersinar hangat.

Setelah memberikan dua cangkir teh hebal hangat dan hidangan kue ala kadarnya, Evelyn masuk ke dalam Kamar Sofie dan tampak membicarakan sesuatu. Tak berapa lama dia keluar dan mempersilahkan Adrian dan Cassandra masuk dalam kamar.

Kamar Sofie memiliki nuansa dan interior yang jauh berbeda dengan di ruang tamu. Kamar itu nampak sedikit gelap, redup dan berkesan suram. Ruangan terlihat lebih gelap dikarenakan jendela ruangan dilengkapi dengan Tirai yang tebal dan berwarna hijau gelap yang meskipun di tali ke samping, namun masih menghalangi sinar matahari masuk. Tempat tidur Sofie juga dilengkapi tirai tebal yang sudah di sibak kesamping kiri dan kanan. Tempat tidur terbuat dari kayu oak yang kuat dan kokoh dengan warna hitam kecoklatan. Sementara Sofie duduk di kursi dekat jendela yang berseberangan dengan pintu masuk.

Sofie adalah wanita tua dengan usia diperkirakan hampir 100 tahun. Rambutnya putih terurai dengan wajah penuh keriput selayaknya wanita tua berusia ratusan tahun. Tidak terdapat senyum di bibirnya. Tetapi pendengaran Sofie masih sangat baik. Dan suaranya meskipun terdengar serak dan tua tapi cukup tegas dan lantang.

“Masuklah kalian. Apa keperluan kalian datang dari Valea Umbrelor untuk menemui ku? “ Sofie bertanya dari seberang ruang.

“ Perkenalkan saya Cassandra dan ini temanku Adrian. Kami ingin bertanya tentang peristiwa yang menimpa Caroline dan danau Lacul Negru, “ jawab Cassandra dengan nada sedikit ragu.

“Buat apa kau tanyakan itu. Itu Bukan urusanmu, Keluarga Lonescu bahkan sudah tidak ada lagi di Valea Umbrelor. Ayah dan ibu Caroline meninggal tak lama setelah anaknya dinyatakan hilang, dan Adiknya pun sudah pindah ke Jerman. Lalu apa urusnmu Nona? “ Jawab Sofie

“Aku tinggal di penginapan Elena, beberapa kali aku mengalami kejadian aneh terkait Caroline dan beberapa hari lalu ada seseorang yang meletakkan buku harian Caroline di depan penginapan Elena. Aku rasa ini ada sebuah pesan yang ingin seseorang sampaikan padaku. Aku juga mengalami hal hal aneh di danau Lacul Negru_” belum sempat Cassandra menuntaskan ceritanya, tiba tiba Sofie berkata setengah berteriak.

“Jauhi Danau terkutuk itu Nona, lupakan semuanya dan kembalilah ke tempat asalmu. Tidak ada manfaatnya mengungkit masa lalu yang menyakitkan, “ ujar Sofie penuh Emosi.

“Tidak, itu tidak mungkin, setelah semua yang terjadi aku tidak akan pergi begitu saja. Aku butuh penjelasan. Aku dengar putri anda juga hilang di danau itu, nyonya Sofie. Tidakkah anda ingin semua kejadian terungkap?” desak Cassandra.

“Berani sekali kau berbicara macam itu nona Cassandra,” saut Sofie dengan penuh emosi.

“ Eh, mungkin Cassandra tidak bermaksud lancang Nyonya Sofie. Tetapi dia ingin mengungkap hal mistis yang terjadi di Valea Umbrelor sehingga bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi disana. Jika saja memang danau itu berbahaya tentu hal ini bisa menjadi pertimbangan desa untuk menutup wilayah itu dan memasang rambu larangan, “Adrian mencoba menengahi.

Sejurus kemudia, semunya terdiam. Sofie dengan gaun hitamnya dan rambut putihnya yang kontras tampak menerawang dan berpikir keras.

“Semua ini ulah Stregoi, mahluk abadi yang dulunya manusia. Namun karena ambisinya yang salah, dia membuat dirinya sendiri menjadi mahluk setengah Siluman yang berbahaya. Dia akan selalu mencari korban setiap saat sesuai kebutuhan dari mahluk yang mengendalikannya, “ Sofie menjelaskan.

“ Jadi anda ingin mengatakan ini adalah ulah Mahluk Ghaib? Bagaimana caranya mahluk Ghaib bisa menyakiti dan mencelakai mansuia?” tanya Cassandra antusias.

“ Melalui sebuah ritual pemujaan khusus dengan korban wanita muda, stregoi membuat perjanjian dengan Iblis Azazel, untuk mendapat apa yang dia inginkan,” Sofie kembali menjelaskan.

“Anda tidak bercanda bukan? Mana mungkin di jaman sekarang ini masih terdapat mahluk seperti Stregoi apa lagi dengan Azazel, sang Iblis. Apakah anda serius Nyonya? “ Cassandra kembali menimpali.

Belum sempat Sofie menjawab, tiba tiba terdengar suara petir yang berdentum keras, langit berubah gelap dan hujan rintik pun turun tak lama setelahnya.

“Hati hati dengan ucapanmu Nona. Jika kau tidak pernah melihat Stregoi maupun Azazel, tidak berati mereka hanyalah tokoh fiktif seperti dalam novelmu. Lihat aku lihat! Sofie mendekati Cassandra dengan wajahnya yang suram dan mata yang tajam. Kamu pikir kehilangan anak di sungai itu adalah lelucon? Kau pikir melihat dengan mata kepalaku sendiri saat Andrea diseret oleh stregoi terkutuk itu masuk ke dalam pusaran ditengah danau adalah sebuah halusinasi? “ suara Sofie bersahutan dengan bunyi petir dan kilat yang menyambar.

“Maafkan kelancangan teman saya Nyonya Sofie, kami percaya apa yang anda katakan. Saya kira kami sudah menggangu waktu istirahat anda Nyonya. Maafkan kami, kami mohon diri,” suara Adrian bergetar sambil berusaha menyeret Cassandra keluar dari Kamar Sofie.

Cassandra berusaha menolak, dan baru saja dia membuka mulutnya untuk biacara, Adrian sudah menyeretnya mendekati pintu kamar dan berbisik, “Cukup Cassandra, cukup. Kita harus segera pergi dari sini,” ujar Adrian kembali

“ Hati- hati Nona Cassandra Dumont. Nanti kau akan bertemu dengan Stregoi itu dan pada saat itu terjadi, kau akan paham, apa makna menjadi tumbal persembahan untuk Azazel. Yang aku katakan ini bukan senda gurau saja seperti yang kau pikirkan. Dan soal buku harian Caroline, tanyakan pada Elena, bagaimana buku harian itu sampai ke penginapannya.” Sofie berteriak dengan mata yang menghujam tajam ke arah Cassandra. Lalu melambaikan tangannya menyuruh Adrian dan Cassandra keluar dari Kamarnya.

Bergegas mereka berdua keluar dari rumah itu. Diluar mereka disambut dengan angin dingin menusuk tulang, dan hujan deras yang diselingi petir menyambar bersahutan. Cuaca di Satul Pietratu, mendadak berubah muram. Semuram kisah pilu Sofie dan masa lalunya.

***

1
I Fa
selalu menakjubkan dan tidak pernah kecewa
Leona Night: terimakasih /Heart/
total 1 replies
Eko Arifin
Ini nih, yang bikin gedek. Alurnya pelan, gantung tapi bikin penasaran.

Semangat kakak 🔥
Di tunggu update ya. /Good/
Leona Night: terimaksih.../Drool/
total 1 replies
nadya Cookies
lanjuut
Leona Night: siaap
total 1 replies
Nadeya Anastasiya
masih prnasaran
Leona Night
You Will see/Heart/
Nadeya Anastasiya
apakah casandraa sangat mencintai lucas ? sampai" ia rela berbohong dan masih membela
Nadeya Anastasiya
thor lanjut
nadya Cookies
lanjut
Nadeya Anastasiya
andrian tulus bgt tapiiii apakah lucas akan membiarkannya begitu saja
Nadeya Anastasiya
tapi aku penasaran sama lucas
Nadeya Anastasiya: oke thor ditunggu semangat ya
Leona Night: nanti ada episode khusus lucas
total 2 replies
Neng Aas
makan tuh cowok tampan 🤣 gemes gw sama Cassandra Thor
Leona Night: /Drool//Drool/
total 1 replies
Eko Arifin
Azazel? Apa kakak ingin membawa topik 72 Iblis dari Ars Goetia?
Leona Night: Pembahsan Fokus pada Azazel saja. Kebetulan saya sedikit paham dengan Pseudomonarchia Daemonum (ars goetia)
total 1 replies
Nadeya Anastasiya
selalu dibuat penasaran sama authornya
Nadeya Anastasiya
thor kata-katanya selalu menghanyutkan dan menenggelamkanku dalam imajinasiku
Nadeya Anastasiya
this is so beautiful
Nadeya Anastasiya
selalu indah
Neng Aas
karakter Cassandra terlalu keras kepala dan kecentilan liat pria tampan 😌
Leona Night: hahahaha....iya kayaknya /Facepalm/
total 1 replies
Nadeya Anastasiya
ayo thor lanjut
penasaran bangettttttt/Sob//Sob//Sob/
Leona Night
Terimakasih. Tunggu Updatenya setiap hari /Heart/
Nadeya Anastasiya
ceritanya bagus banget kakkkk.
ayo dong ksk lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!