NovelToon NovelToon
One Day With You

One Day With You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Playboy / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: IamLovelyvi

Baron adalah mimpi buruk di mata Evelyn sejak pertama kali mereka bertemu. Berharap tidak bertemu lagi dengan Baron, namun takdir berkata tidak. Bagaimana mungkin Evelyn tidak trauma, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Baron bercinta dengan pacarnya. Lalu bagaimana jadinya Evelyn malah terikat dengan Baron seumur hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IamLovelyvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17

"Memang perubahan sikapku pasti membuatmu heran. Benar katamu, aku merubah pandangan kepadamu karena sebuah alasan. Awalnya aku tidak memberitahumu alasanku, akan tetapi kau sudah lebih dulu curiga." jawab Baron.

Pria itu berjalan bangkit dan berjalan menuju meja kerjanya. Ia lalu mengambil selembar kertas yang terlipat. Ia memberikan surat peninggalan Nenek Han kepada Evelyn.

"Bacalah."

Evelyn membuka lipatan kertas itu dan mulai membaca kata demi kata. Kening gadis itu berkerut ketika kata demi kata yang tertulis terekam di kepalanya. Setelah beberapa menit Evelyn selesai membaca surat itu, ia mengalihkan pandangan pada Baron.

"Jadi karena pesan Nenek Han Kakak merubah sikap terhadapku?" tanya Evelyn

"Awalnya iya, tetapi saat ini aku benar-benar memiliki keinginan untuk mendekatimu." Baron tidak malu mengakui hal itu.

Evelyn tidak termakan omongan Baron, dia malah teringat Laura yang dia tahu adalah kekasih Baron. Baru dua bulan yang lalu ia mendengar Baron mengantar Laura ke bandara, yang berarti mereka masih menjalin hubungan hingga saat itu. Bahkan beberapa hari yang lalu, Baron membentaknya hanya karena ia menyalakan musik yang mana menganggu pembicaraan mereka.

"Tapi bukankah Kak Baron punya pacar. Laura? Ya, Laura." balas Evelyn.

Ekspresi wajah Baron tidak senang mendengar nama pengkhianat itu. "Kami sudah tidak punya hubungan lagi. Lagi pula aku tidak sejahat itu, mendekatimu di saat aku masih memiliki hubungan dengan perempuan lain."

Baron menatapnya lekat, "Apakah aku boleh mendekatimu Evelyn Lauwrence? Kau tidak perlu melakukan apa pun. Biarkan aku yang meyakinkanmu bahwa aku baik untukmu. Kau hanya perlu membuka hatimu sedikit saja dan memberiku kesempatan."

Evelyn terkekeh pelan mendengar ungkapan Baron. Dia tidak menyangka pria yang selalu mengabaikan kehadirannya berkata manis kepadanya. Namun, Evelyn tidak akan semudah itu memberikan kesempatan. Sampai sekarang ia masih begitu asing dengan Baron. Lagi pula ia tidak yakin hubungannya dengan Laura telah selesai. Evelyn tidak mau menjadi duri dalam hubungan mereka jika suatu saat Laura muncul.

"Bagaimana kalau aku tidak mengizinkan?" Evelyn membalas dengan senyum khasnya.

Baron terkekeh dan mengagumi reaksi Evelyn, pertanda Evelyn sebenarnya mengatakan sebaliknya.

"Aku akan tetap berusaha sampai kau mau dan membuka hatimu." balas Baron.

"Aku serius dalam ucapanku Evelyn. Aku tidak pernah bercanda dalam setiap keputusan yang telah kuambil. Aku sudah memikirkan hal ini begitu lama dan aku akan berusaha sampai aku berhasil." wajah yang tadinya dilingkupi senyum manis kini berubah menjadi serius.

Begitu juga dengan Evelyn yang terkejut akan niat Baron yang ternyata tidak main-main. Bagaimana ia akan menghadapi Baron? Sebelumnya ia tidak pernah membayangkan memiliki hubungan yang lebih dengan Baron.

"Aku menghargai keputusanmu Kak Baron. Akan tetapi aku masih perlu waktu. Kita sama-sama tahu hubungan kita begitu dingin di masa lalu, kita bahkan hampir tidak pernah bicara, dan jujur aku masih terkejut dengan sikapmu saat ini." jawab Evelyn.

"Sudah kubilang kau tidak perlu melakukan apa pun selain tidak membatasi diri kepadaku. Biarkan aku menunjukkan bahwa aku pantas untukmu." Baron menegaskan membuat Evelyn paham.

"Baiklah. Aku mengerti." ucap Evelyn pada akhirnya.

"Terima kasih Evelyn."

Setelah selesai bicara dan juga karena hari sudah semakin siang, Evelyn kembali ke kamarnya. Begitu menutup pintu kamarnya, ia bersandar di pintu. Berulang kali helaan nafas terdengar dari mulutnya. Gadis itu memejamkan mata sambil mengingat percakapan mereka barusan. Selama pembicaraan itu Evelyn menahan nafasnya yang sesak. Jantungnya berlalu-talu setiap Baron mengutarakan tujuannya. Gadis itu begitu pintar menyembunyikan kegugupannya di depan Baron.

Baron terlalu tergesa-gesa sehingga membuatnya tidak karuan. Pria itu terlihat sangat bersungguh-sungguh akan keputusannya membuat Evelyn ragu. Sepenuhnya Evelyn tidak memakan ucapan Baron mentah-mentah. Hubungan mereka begitu pelik di masa lalu, serta hubungan Baron dengan Laura belum dipastikan telah benar-benar berakhir. Gadis itu tetap akan berhati-hati, siapa yang tahu Baron hanya ingin mempermainkan dirinya. Ia tidak akan mudah jatuh dalam pesona pria itu.

Baron melancarkan aksinya begitu mendapat lampu hijau dari Evelyn. Langkah awal yang dia lakukan adalah menjadi supir pribadi Evelyn. Setelah pembicaraan mereka pagi itu, keduanya sepakat Baron yang akan mengantar dan menjemput Evelyn dari kampus setiap hari.

Pagi ini sesuai dengan kesepakatan, keduanya berada dalam satu mobil. Evelyn terlihat cantik dengan setelan celana jeans longgar berpadu dengan kemeja lengan pendek berwarna pink yang membentuk lekuk tubuhnya. Seperti biasa gadis itu hanya memoles make up tipis membuat wajahnya yang sejak lahir sudah cantik semakin menawan.

Untuk pertama kali, Baron terpana melihat kecantikan alami milik Evelyn membuatnya betah memandanginya. Baron tidak pernah menyadari hal itu sebelumnya. Kemana dia selama ini sampai mengabaikan bidadari berparas cantik ini.

Evelyn tersipu karena tatapan Baron. Ia berdehem agar Baron berhenti menatapnya. "Ahh.. maaf. Aku sampai bengong karena kecantikanmu." Baron tidak malu mengungkapkan isi hatinya membuat wajah Evelyn panas dan merona.

Baron mulai melajukan mobilnya. "Melihat kecantikanmu yang tiada tara, aku ingin tahu siapa laki-laki yang pernah menikmati kecantikanmu itu." Baron menoleh ke samping sebentar, "Apakah kau pernah punya pacar sebelumnya?" tanya Baron meski sudah tahu jawabannya.

Evelyn menggeleng, "Aku tidak pernah punya pacar."

"Bagaimana mungkin? Tidak mungkin tidak ada laki-laki yang tertarik padamu. Kau sangat cantik, ramah dan baik. Bisa dibilang kau adalah wanita idaman banyak laki-laki."

Evelyn mengangkat bahunya, "Aku akan sangat munafik jika aku mengatakan tidak pernah tertarik dengan laki-laki lain. Hanya saja aku tidak tertarik menjalin hubungan dengan mereka karena akan sangat pelik jika sampai Mama Ellen tahu. Kau tahu sendiri bagaimana posesifnya Mama Ellen padaku." jelas Evelyn. "Dari dulu Mama Ellen hanya setuju jika aku berhubungan deganmu Kak Baron." gadis itu tidak menyangkal hal itu. Sama halnya dengan Nenek Han, Mama Ellen selalu membangga-banggakan Baron dan mendukung jika Baron menjadi menantunya.

Baron tersenyum menyeringai, jelas ia senang karena telah mendapat dukungan dari keluarga Evelyn. Hal itu akan membuat jalannya semakin mulus.

"Apakah itu artinya aku telah mendapat restu dari calon Mama mertua?"

Evelyn menghela nafas sambil memutar bola matanya, "Bisa dibilang begitu."

"Aku memang telah memenangkan hati Mama Ellen, tetapi anaknya belum. Aku merasa akan kesulitan menaklukkan hatimu." ucap Baron dengan senyum jenaka.

1
Km Manik
kak belum ada lanjutanya y
Km Manik
kak kok belum ada lanjutanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!