NovelToon NovelToon
Cinta Suci Untuk Rheina

Cinta Suci Untuk Rheina

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Slice of Life
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nofi Hayati

Tidak ada pernikahan yang sulit selama suami berada di pihakmu. Namun, Rheina tidak merasakan kemudahan itu. Adnan yang diperjuangkannya mati-matian agar mendapat restu dari kedua orang tuanya justru menghancurkan semua. Setelah pernikahan sikap Adnan berubah total. Ia bahkan tidak mampu membela Rheina di depan mamanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nofi Hayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyesalan Adnan

Adnan duduk sendirian di sudut kamar, merenung dalam keheningan yang hanya terganggu oleh suara gemerisik pohon di luar jendela. Dia merenungkan hidupnya yang telah berubah drastis sejak perpisahannya dengan Rheina. Desti berjalan masuk dengan ekspresi wajah yang serius.

"Adnan, sudah malam begini masih belum tidur juga?" tanya Desti dengan nada agak kesal.

Adnan menoleh dengan mata kosong. "Adnan tidak bisa tidur, Mi. Terus terang, Adnan merindukan Rheina dan Zahid."

Desti menghela nafas. "Adnan, ini sudah jelas bukan pilihan terbaik untukmu. Perceraian itu terjadi karena sebab yang baik. Kamu perlu melupakan Rheina dan fokus pada kehidupanmu yang baru."

Adnan menggeleng. "Maaf, tapi Adnan tidak bisa seenaknya melupakan mereka. Rheina dan Zahid adalah bagian besar dari hidup Adnan."

Desti mendekati Adnan, duduk di sampingnya. "Adnan, mami tahu kamu sedih. Tapi kamu harus mengerti, ini adalah yang terbaik untukmu. Mami hanya ingin yang terbaik untukmu."

Adnan menatap ibunya dengan rasa frustrasi. "Mi, apakah mami tidak mengerti bahwa Adnan merindukan mereka? Mengapa mami begitu keras pada Adnan?"

Desti menatap tajam. "Karena mami tidak ingin melihatmu terjerumus lagi ke dalam kesedihan dan kekacauan seperti dulu. Kamu harus bangkit, Adnan."

--

Beberapa hari kemudian, Adnan masih merasa kehilangan. Dia mencoba menjalani hari-harinya dengan bekerja di kantor dan mencari hiburan di dunia maya, tetapi perasaannya terhadap Rheina tidak bisa dipungkiri. Setiap kali melihat foto mereka bersama, atau mendengar lagu-lagu yang mereka dengarkan bersama, hatinya terasa berat.

Desti memang mengizinkan Adnan tinggal bersamanya, tetapi suasana di rumah menjadi tegang. Desti sering mengatur segala aktivitas Adnan dengan aturan yang ketat, kadang-kadang sampai membuat Adnan merasa seperti seorang anak kecil.

Suatu sore, saat mereka duduk di ruang keluarga, Adnan mencoba memulai percakapan. "Mi, bolehkah Adnan setidaknya menghubungi Rheina? Adnan ingin mengetahui bagaimana keadaannya."

Desti langsung menolak. "Tidak, Adnan. Itu tidak akan membawa apa-apa kecuali memperburuk keadaan. Kamu harus melupakan Rheina."

Adnan menarik nafas dalam-dalam. "Mi, Adnan mencoba memahami. Tapi Adnan merindukannya, dan ingin tahu apakah dia baik-baik saja."

Desti menggeleng dengan tegas. "Kamu tidak akan mendapat apa-apa dengan terus mengingat masa lalu itu. Fokuslah pada masa depanmu."

Adnan bangkit dari duduknya dengan wajah penuh kekecewaan. "Mi, Adnan mencoba. Tapi rasanya sulit untuk menghilangkan perasaan ini."

Desti memandang anaknya dengan ekspresi campuran antara kesedihan dan ketegasan. "Adnan, kamu harus kuat. Mami tidak ingin melihatmu hancur lagi."

--

Malam itu, Adnan duduk sendiri di kamarnya, menatap layar ponselnya yang masih menampilkan foto Rheina dan Zahid. Dia merasa tidak adil bahwa kebahagiannya harus terputus begitu saja. Rasa sakit itu semakin dalam karena perbedaan pendapatnya dengan Desti yang tampaknya tidak pernah bisa diatasi.

Suara langkah kaki di lorong membuatnya menoleh. Desti masuk ke dalam kamar dengan sebuah kotak kecil di tangannya. "Ini adalah barang-barang Rheina dan Zahid yang masih tersisa di rumah ini," ucap Desti dengan suara lembut.

Adnan mengambil kotak tersebut dengan perasaan campur aduk. Dia membuka isinya dan menemukan mainan kecil Zahid, sebuah foto keluarga, dan beberapa foto Rheina.

Desti duduk di sampingnya. "Adnan, mami tahu kamu merindukan mereka. Mami juga merasa berat hati, tetapi mami ingin kamu mengerti bahwa ini adalah langkah yang harus kita ambil."

Adnan menatap barang-barang itu dengan mata berkaca-kaca. "Mi, Adnan tidak tahu harus bagaimana lagi."

Desti meraih tangannya. "Kamu harus menemukan cara untuk melanjutkan hidupmu, Adnan. Mami di sini untukmu, tapi kamu juga harus belajar untuk melepaskan masa lalu."

Beberapa minggu berlalu, Adnan mencoba menyesuaikan diri dengan hidup barunya. Dia mencoba kembali menata hidupnya. Pelan-pelan ia mencoba melepaskan diri dari jeratan judi online yang menjadi penyebab utama perceraiannya, tetapi perasaannya masih terombang-ambing antara masa lalu dan masa depan. Desti, meskipun kadang-kadang keras, mencoba memberinya dukungan sebanyak yang dia bisa.

--

Di dalam ruangan kecil yang dihiasi oleh cahaya temaram dari lampu meja, Adnan duduk termenung di tepi tempat tidur. Bayangan maminya yang keras dan dominan telah mengikatnya dalam belenggu yang tak terlihat, tetapi sangat kuat. Meskipun ia sudah dewasa, Adnan merasa seperti anak kecil yang tidak bisa melawan keinginan ibunya.

Di sudut ruangan, Adnan menantap foto putranya yang tersenyum ceria. Adnan merenunginya dengan penuh kerinduan. Sudah enam bulan lamanya ia tidak mendengar kabar darinya. Putranya adalah sinar terang dalam hidupnya, satu-satunya alasan yang membuat Adnan masih bertahan meskipun segalanya terasa begitu sulit.

Adnan menyesali keputusannya untuk menuruti kemauan maminya yang keras itu. Dipaksa menjauh dari putra dan mantan istrinya, Adnan merasa seperti kehidupannya tak lagi memiliki arti. Namun, ia tahu melawan takkan mengubah apapun selain memperburuk keadaan. Ia masih mencintai Rheina, tetapi hubungan mereka tidak mungkin dilanjutkan dengan beban yang terlalu berat ini.

Dalam keheningan malam, Adnan teringat wajah putranya saat mereka terakhir kali bertemu. "Zahid sayang papa," ucapnya dengan suara cadel yang masih terdengar jelas di telinga Adnan. Kata-kata itu menusuk hatinya setiap hari, mengingatkannya akan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah.

Matanya terpaku pada gambar-gambar lama di meja, selain foto Zahid sebuah potret masa lalu bersama Rheina membuat hatinya semakin terluka. Cahaya remang-remang dari lampu meja menyoroti ruangan, menciptakan atmosfer yang melankolis.

"Rheina ...." Adnan tak mampu mengucapkan kalimat lain selain nama mantan istrinya itu. Rasa rindu dan penyesalan memenuhi hatinya.

Suasana sepi terasa semakin berat baginya. Dia teringat saat-saat indah bersama Rheina, tapi juga terbayang bagaimana pernikahan mereka hancur berantakan karena campur tangan maminya. Adnan merasa bersalah. Dia merasa sebagai seorang suami dan ayah yang gagal karena tidak bisa melindungi Rheina dan putranya dari pengaruh negatif maminya.

"Aku tidak berguna. Aku tidak bisa memberikan kehidupan yang tenang untuk Rheina dan anak kita." Adnan mengutuki dirinya.

Pandangannya kemudian kembali tertuju pada foto putranya yang tersenyum ceria. Meskipun rindu yang mendalam menyelimuti hatinya, Adnan menyadari bahwa kehidupan Rheina saat ini mungkin lebih baik tanpa kehadirannya. Tanpa tekanan dari maminya yang keras, Rheina bisa hidup dengan damai dan bebas membesarkan putra mereka.

"Aku harap aku bisa memberikan lebih banyak. Tapi sekarang, mungkin ini yang terbaik untuk mereka." ujarnya penuh penyesalan.

Dia menutup mata sejenak, membiarkan kenangan-kenangan pahit dan manis mereka mengalir dalam pikirannya. Meskipun perasaan menyesal tetap menghantuinya, Adnan tahu bahwa dia harus menerima kenyataan dan melangkah maju.

"Aku harus menjalani hidup ini dengan cara yang lebih baik. Aku harus menemukan jalan untuk memperbaiki diriku sendiri, bahkan jika itu berarti aku harus melakukannya sendiri," ujarnya yakin.

Dalam keheningan yang menyelimuti ruangan, langkah-langkah pertama menuju keputusan yang lebih baik mulai terbentuk di pikiran Adnan. Dia akan menemukan cara untuk menjadi lebih baik, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk Rheina dan putranya yang dicintainya dengan begitu dalam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!