Cinta Suci Untuk Rheina
Resepsi mewah di sebuah hotel berbintang lima, dengan konsep shabby chic adalah impian Rheina sejak dulu. Konsep yang mengusung romantisme dan feminisme yang kental membuat ia berasa sedang berada di negeri dongeng. Bunga-bunga cantik yang didominasi warna pink dan pastel benar-benar membuatnya bagai seorang putri. Lelaki ganteng memakai tuxedo berwarna pastel melengkapi sempurnanya mimpinya yang saat ini menjadi kenyataan.
Hari ini adalah hari pernikahannya dengan Adnan. Hari yang selama ini sangat ia tunggu-tunggu. Menikah dengan laki-laki pilihannya yang telah mengisi hari-harinya selama tiga tahun belakangan ini. Setelah menjalani pahit manisnya bersama, akhirnya cinta mereka berlabuh di pelaminan, seperti yang mereka impikan.
Setelah melaksanakan akad nikah tadi pagi, sekarang mereka sedang menjadi raja dan ratu sehari, di resepsi yang diadakan di sebuah hotel bintang lima di kota Bukittinggi ini.
"Selamat, Rheina. Tidak sia-sia perjuanganmu meyakinkan orang tuamu. Akhirnya bisa juga kamu dan Adnan bersanding di pelaminan ini," ujar Sovia. Sovia adalah sahabat Rheina yang sangat memahami lika liku perjalanan cinta mereka.
"Makasih, Via. Ini semua berkat kamu juga," ucap Rheina sambil memeluk sahabatnya itu. Sovia yang sudah dianggap seperti anak sendiri oleh keluarga Rheina, ikut mengambil peran dalam meyakinkan mama dan papa Rheina agar memberi restu dan mengizinkan mereka menikah.
Dulu, orang tua Rheina tidak begitu menyukai Adnan. Menurut mereka, Adnan adalah lelaki manja dan pemalas. Padahal, sebagai anak yang berasal dari keluarga yang berada, menurut Rheina, wajar ia sangat dimanja oleh orang tuanya. Ditambah lagi, ia adalah anak bungsu dan satu-satunya laki-laki dalam keluarga mereka.
Rheina terus berusaha untuk meyakinkan orang tuanya karena ia yakin saat mereka menikah, sifat manjanya akan hilang dan berganti dengan rasa tanggung jawab untuk keluarga.
"Rheina yakin, Ma! Setelah menikah nanti, Adnan pasti akan berubah menjadi seorang yang mandiri." Gadis tersebut berusaha meyakinkan Marni--mamanya.
"Seharusnya kita bisa lihat dari sekarang, Rheina. Sampai saat ini, ia tidak ada keinginan untuk bekerja sedikit pun. Padahal, ia bisa saja bekerja di salah satu toko milik keluarganya. Namun, seperti yang kita lihat, sampai sekarang dia masih nyaman menjadi pengangguran dan berfoya-foya menggunakan uang orang tuanya," ujar Marni. Wanita paruh baya tersebut terlihat khawatir.
"Adnan sudah janji ke Rheina, Ma. Saat kami menikah nanti, dia akan memegang salah satu toko keluarganya itu. Ada satu toko yang memang sudah disiapkan untuk dia," jelas Rheina.
Sebenarnya, gadis bertubuh mungil tersebut sangat paham pada ketakutan orang tuanya itu. Mereka tidak tidak ingin putri semata wayang, yang sangat mereka sayangi menderita setelah pernikahan nanti. Namun, Rheina terus meyakinkan mereka kalau semua itu tidak akan terjadi. Saat ini Adnan belum mau bekerja karena memang belum ada yang harus ia pertanggungjawabkan. Setelah menikah nanti, Rheina yakin semuanya pasti akan berubah.
Setelah melewati perjuangan yang sangat berat, pernikahan impian mereka bisa terlaksana, setelah melewati perjuangan yang luar biasa hebatnya. Rheina benar-benar bahagia karena akan sangat sia-sia hubungan yang mereka jalani selama tiga tahun, kalau tidak ada ujungnya.
Setelah menikah, mereka tinggal di rumah keluarga Rheina. Setiap hari Adnan berangkat ke toko keluarga yang dipercayakan kepadanya. Sedangkan Rheina, bekerja sebagai guru di sebuah SMA Swasta yang cukup terkenal di kota mereka. Semua ketakutan mama Rheina selama ini, jauh dari kenyataan. Sebagai seorang suami, Adnan sangat bertanggung jawab terhadap keluarganya.
--
Sore itu, Rheina membantu mamanya mengurus tanaman di halaman depan rumah mereka. Marni-mamanya sangat hobi berkebun. Berbagai macam bunga tertata rapi di sana. Setiap orang yang melihat pasti akan kagum melihat tatanan taman yang diurus sendiri oleh Marni. Saat mereka sedang asyik bekerja, sebuah mobil Pajero Sport berwarna putih memasuki halaman rumah mereka.
Rheina segera berdiri dan mencuci tangan karena mobil tersebut adalah milik Adnan. Mereka berjalan beriringan ke kamar karena seperti biasanya, Adnan akan bersih-bersih terlebih dahulu sebelum ikut bergabung bersama mertuanya di ruang tengah.
"Sayang, aku ada sebuah kejutan untuk kamu," ujar Adnan yang tengah duduk di pinggir tempat tidur.
"Kejutan apa?" tanya Rheina penasaran. Gadis tersebut duduk di sebelah suaminya dan menghentikan kegiatannya menyiapkan baju ganti untuk Adnan.
Adnan memperihatkan sebuah gambar rumah minimalis yang sangat indah dari ponselnya. "Rumah ini akan menjadi saksi cinta kita selanjutnya, Sayang," ucapnya sambil tersenyum.
"Maksudnya?" Rheina masih belum mengerti arah pembicaraan suaminya itu.
"Rumah ini, hadiah pernikahan dari mami dan papi aku. Aku harap kamu tidak keberatan kalau kita pindah ke sini." Adnan menjelaskan maksud dari ucapanya tadi.
Rheina terlihat sangat bingung karena ia tidak pernah membayangkan akan hidup terpisah dari orang tuanya. Namun, sebagai istri yang baik, ia harus mengikuti apa kata suami. Walaupun, ini pertama kalinya ia harus jauh dari orang tua.
Setelah minta izin pada papa dan mama Rheina, mereka pun pindah setelah enam bulan menikah. Walau dengan berat hati, orang tua Rheina terpaksa harus melepas anak semata wayangnya untuk pergi dari rumah tempat ia dibesarkan. Sejak kepindahan Rheina ke rumah barunya, mereka hanya tinggal berdua di rumah ini.
"Adnan harus jaga Rheina dengan baik, ya," pinta Marni saat mereka akan pindah.
"Pastinya, Ma! Rumah kami, kan, tidak begitu jauh dari sini. Mama kalau kangen, bisa datang kapan aja, kok. Nanti di sana, Adnan akan sediakan satu kamar khusus untuk Mama." Adnan meyakinkan mertuanya.
Sebulan pertama, setiap pulang kerja, Rheina selalu mampir ke rumah orang tuanya. Kebetulan, arah sekolah tempat Rheina mengajar tidak jauh dari sana. Ia membantu ibunya memasak dan membawa pulang makanan yang mereka masak tadi di dalam rantang. Makanan yang dibawa Rheina tersebut cukup untuk makan malam mereka berdua.
Pagi hari, Rheina dan Adnan hanya butuh segelas susu dan Roti untuk mengisi perut mereka. Untuk makan siang, Adnan selalu makan di toko, ia terkadang memesan melalui aplikasi online atau menyuruh anggotanya untuk membeli makanan di rumah makan terdekat. Sedangkan, Rheina sudah mendapatkan katering dari sekolah tempat ia mengajar.
Setiap hari Sabtu dan Minggu, Rheina memasak makanan di rumah. Hanya pada akhir pekan itulah, sepasang suami istri yang sama-sama bekerja tersebut, menghabiskan waktu bersama tanpa mau diganggu oleh siapa pun juga. Pada malam minggunya, mereka akan mengunjungi orang tua Rheina dan malam Seninnya, giliran orang tua Adnan yang mendapat kunjungan dari mereka.
Hidup yang mereka jalani saat ini, benar-benar sangat indah seperti impian mereka dulu. Rheina bersyukur telah memilih Adnan menjadi pendamping hidupnya. Ia sangat bahagia karena bisa membuktikan kepada kedua orang tuanya, kalau ia tidak salah dalam memilih suami. Setelah menikah Adnan sangat bertanggung jawab dan perhatian kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments