Hellena adalah gadis cantik yang hidup dalam belenggu masalalu, Ia berusaha bangkit dan melupakan kekasih yang sangat ia cintai itu. Kemudian Hellena bertemu dengan Daniel yang diam diam menyukainya dan berusaha membuat Hellena jatuh cinta padanya dan mencintainya bukan sebagai bayangan dari masalalu melainkan sebagai sepasang kekasih yang pantas untuk mencintai dan dicintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ivanyou, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undangan pesta
Siang hari yang begitu cerah, matahari yang terik menyapa dengan senang hati. Daniel dan Hellena sedang bersama dengan teman-teman Daniel di kantin fakultas, entah apa yang mereka lakukan di kampus hingga semuanya hadir tanpa absen hanya untuk sekedar menyapa kampus yang sudah jarang mereka kunjungi semenjak sibuk menjadi mahasiswa semester akhir. "Minggu depan kan kalian tanding nih, berarti entar sibuk latihan dong?" tanya Niko, sambil menatap para pemain inti yang ada di depannya, Daniel dan Julian.
"Iya, seharusnya gitu. Tiga hari sebelum pertandingan, pagi atau sorenya latihan, kenapa emangnya?"
"Gue kan ulang tahun tuh, si bocah malah mau ngadain pesta padahal guenya ga mau." jawabnya, menanggapi pertanyaan Daniel.
Semua orang hanya menyimak obrolan, termasuk Hellena yang diam membisu. Niko terlahir kembar identik namun berbeda jenis kelamin. Saudari perempuannya menempuh kuliah di universitas berbeda dengannya, sehingga banyak yang tidak tahu bahwa ia memiliki saudara lain.
"Lagian kan pestanya juga malem, ga mungkin juga bentrok. Santai aja, ga ada salahnya juga ngadain pesta selagi lu bukan penjahat." sambung Julian, sambil menepuk pundak Niko.
Bukan tanpa alasan, dari dulu Niko memang bukan orang yang ribet dan tidak suka sesuatu yang berbau dengan pesta, terutama pesta ulang tahun karena menurut dirinya hal itu tidak cocok untuk seusia mereka sekarang yang sudah melebihi umur tujuh belas tahun.
"Oh ya, Len. Kabarin juga Yosea, gue udah chat dia sih cuman gue mau lu juga bantu kabarin ke dia kalo gue ngundang dia ke pesta gue."
"Oke, Bang. Entar Hellena kabarin sama Yosea." jawab Hellena, sambil mengacungkan kedua jempolnya.
Sedikit tersenyum, melihat Niko yang berusaha terlihat keren padahal Hellena sudah mendengar banyak cerita dari Yosea bahwa Niko sedang berusaha untuk mendekatinya. Ia juga tidak tahu persis sejak kapan hubungan mereka jadi sedekat itu, mungkin semenjak pertemuan pertama mereka di hari seminar Daniel beberapa minggu yang lalu.
Mereka semua berbincang, membicarakan banyak hal termasuk hal random yang tidak penting. Hellena hanya mendengarkan walau tidak mengerti arah pembicaraan karena semuanya membahas hal yang tidak dia mengerti. Daniel menyenggol lengannya pelan, membuat Hellena sedikit kaget.
"Kenapa?" tanya Hellena, sedikit memelankan suara.
"Haha, enggak. Kamu ga bosen kan disini? Ga ngerti juga kan mereka bahas apa?"
Hellena mengangguk pelan, sedikit terkekeh karena Daniel menyadari bahwa diamnya sejak tadi memang dikarenakan tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan."Iya, aku ga ngerti tapi aku ga bosen soalnya rame gini ga bikin ngantuk." jawab Hellena kemudian.
Daniel mengacak lembut rambut Hellena, membuat gadis itu sedikit kesal karena ia sudah menata rambutnya dengan susah payah tapi Daniel mengacaukannya, "Balikin lagi ga?" ancam Hellena dengan bibir yang manyun.
"Dunia serasa milik berdua, kita disini cuman numpang doang." ejek Ravelo, membuat Hellena malu dan tidak jadi merajuk.
Diego yang sejak tadi diam pun, terkekeh melihat tingkah semua orang termasuk ejekan Ravelo yang membuat Hellena salah tingkah. Semua orang tertawa asal, menjadikan semua hal sebagai bahan candaan untuk mengurangi rasa jenuh di bawah teriknya sinar matahari.
Tidak terasa jam istirahat sudah habis, beberapa diantara mereka juga sudah pergi entah kemana. Hanya menyisakan Daniel, Hellena dan juga Diego. Hellena mengemasi semua barangnya, bersiap menuju kelas terakhirnya di hari selasa ini. "Kamu langsung pulang sekarang?"
"Iya, tapi mau anter Diego pulang dulu." jawab Daniel dengan nada yang lembut.
"Oh, ya udah. Kalian hati-hati ya, aku mau ke kelas sekarang." pamit Hellena, meninggalkan keduanya yang masih memperhatikan dirinya dari kejauhan.
"Lo tega nyakitin dia?"
"Maksudnya?" Tanya Daniel, mengernyitkan dahi tidak mengerti apa yang sedang Diego tanyakan pada dirinya sekarang.
"Masalah yang lo hadepin sekarang udah nyakitin Hellena secara ga langsung, ingat masalah itu belum selesai."
"Ah, ya. Minggu ini selesai kok, aman." jawab Daniel percaya diri, dia juga tidak mau semakin berlarut di dalam situasi yang semakin menjebak dirinya.
Diego menepuk pundaknya, memberikan sedikit semangat kepada Daniel. Mereka pergi dari kantin menuju parkiran, tujuan mereka ke kampus hanya untuk bersantai di kantin. Mahasiswa senior yang sedang tidak memiliki kegiatan untuk menjernihkan pikiran, mereka hanya mencoba agar diri mereka tetap waras terkendali.
Hellena memasuki kelasnya yang sudah mulai ramai oleh mahasiswa, ia melambaikan tangan pada Intan dan Andre yang tersenyum kepadanya. Mereka akan menghadapi kelas fisika di cuaca yang panas ini selama dua jam penuh, tentu saja yang mereka harapkan materi yang disampaikan bisa masuk ke dalam otak dengan baik walaupun sulit.
Beberapa saat kemudian, dosen memasuki kelas membuat suasana yang sebelumnya riuh menjadi sunyi senyap seketika. Hellena mencatat beberapa poin penting serta rumus yang disertai dengan penjelasan sehingga tidak menyulitkan dirinya saat belajar untuk menghadapi ujian nanti. Waktu yang berjalan terasa begitu lama, mungkin dikarenakan mereka yang mempelajari materi dengan rumus sehingga membuat otak mereka terkuras begitu cepat.
"Hel, nanti aku pinjam catatan kamu boleh ga? Aku banyak kurangnya." ucap Intan sedikit berbisik dari bangku sebelah.
"Oke, ingetin aku aja ya takutnya lupa." jawabnya, Intan mengangguk mengerti. Mereka kembali fokus mendengarkan pejelasan dosen yang ada di depan.
Layar ponsel Hellena yang ada di atas meja memperlihatkan notifikasi pesan baru dari Daniel, ia memeriksanya.
"Aku baru nyampe rumah Daniel, ini mau langsung pulang. Nanti aku kabarin lagi ya, Sayang."
Hellena tersenyum tipis setelah membaca isi pesan singkat dari Daniel. Dirinya tidak pernah menyuruh Daniel untuk selalu mengabarinya setiap saat tetapi semenjak beberapa waktu lalu Hellena sempat khawatir karena Daniel yang tidak memberitahu dirinya tentang keberadaan dan kegiatan yang sedang lelaki itu dilakukan. Sekarang, Daniel selalu memberikan kabar tanpa Hellena pinta. Ia meletakkan kembali ponselnya ke atas meja, kembali menulis poin-poin penting dari apa yang sedang dosennya jelaskan sekarang.