“Jangan meremehkan seorang wanita, karena marahnya seorang wanita akan membawa kehancuran untukmu!”
~Alatha Senora Dominic~
🍁
Wanita yang kehadirannya tak diinginkan. Ia diabaikan, dikhianati bahkan hidupnya seolah tengah dipermainkan.
Satu persatu kenyataan terbuka seiring berjalanya waktu.
“Aku diam bukan berarti lemah! Berpuas dirilah kalian sebelum giliran aku yang membuat kalian diam.”
Kisah rumit keluarga dengan banyak konflik dan intrik yang mewarnai.
Simak kisah hidup seorang Alatha Senora Dominic di sini 💚
*
Mature Content.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20 Bersiap
Atha sudah pulih, tubuhnya sudah kembali bugar.
Kini wanita cantik itu sudah meninggalkan rumah sakit menuju tempat tinggal sang Kakek selama berada di kota ini.
Selama berhari-hari di dalam rumah sakit, Fudo mengajari Atha banyak hal.
Dengan IQ tingkat tinggi yang di miliki Atha, apa yang di katakan Fudo tentu saja langsung di simpan di dalam kepalanya.
Awalnya Atha terkejut dengan apa yang di katakan lelaki tua itu. Bahkan Atha sempat menolak untuk percaya. Namun melihat bahwa ia bisa melakukannya, mau tidak mau akhirnya Atha percaya.
Benar-benar luar biasa!
Selama beberapa waktu itu juga Fudo mengajari bagaimana cara mengendalikan keistimewaan itu dan mengendalikan diri.
Dalam waktu sekejap Atha sudah menguasai semuanya.
Fudo bahkan tidak percaya bahwa Atha lebih cerdas dari putrinya. Dulu Ayumi butuh waktu berminggu-minggu untuk bisa mengendalikan keistimewaan itu. Namun Atha cucunya bahkan hanya butuh waktu kurang dari seminggu.
Atha melihat ponsel baru yang telah di berikan sang Kakek.
Tangannya bergulir membaca artikel tentang keluarga Dominic.
Kakeknya mengabulkan permintaannya untuk membebaskan Axton Dominic.
Entah bagaimana caranya hanya Fudo Hamasaki dan bawahannya yang tahu.
Membayangkan jika sang Kakek dengan mudah membebaskan Axton, membuat Atha termenung.
Seberapa hebat kekayaan dan kekuasaan yang di miliki klan Hamasaki hingga di luar negara sekalipun dengan mudah melakukan banyak hal.
“Apa yang kau pikirkan Ala?” ucapan Fudo membuyarkan lamunan Atha.
Bukannya menjawab pertanyaan, Atha malah tersenyum.
“Sebenarnya seberapa hebatnya klan Hamasaki itu Kakek?!”
Lelaki tua itu menoleh. “Klan Hamasaki adalah salah satu keturunan bangsawan Jepang nomor satu yang kekuasaannya setara dengan Kaisar.”
Mulut Atha terbuka. “Wow!” hanya itu yang keluar dari mulut Atha.
Entahlah, masih banyak hal yang belum ia ketahui tentang keluarga Ibunya.
Tak lama mobil berhenti tepat di depan bangunan mansion mewah.
Fudo langsung menyuruh Atha keluar, awalnya Atha ragu namun akhirnya tetap saja ia menurut.
Atha terpaku melihat bangunan mewah ini, mirip seperti apa yang di inginkan selama ini.
Gaya arsitektur eropa dengan pilar-pilar tinggi dan pada eksterior khususnya fasad. Menggunakan batu bata dan dilapisi cat, biasanya memiliki ukiran cantik di sekitar jendela dengan warna yang mengkilap seperti emas. Saat terkena sinar matahari, tentu akan terlihat sangat cantik.
Atha berdecak kagum. “Mansion Kakek luar biasa.”
“Ayo masuklah!”
Di pintu utama mereka telah di sambut semua pelayan yang telah menunggu.
“Selamat datang Tuan besar, Nona muda.”
Semua pelayan menunduk hormat yang hanya di balas anggukan kepala oleh Fudo. Sedangkan Atha tersenyum tulus membalas sapaan.
Fudo segera mengajak Atha masuk. Sepanjang langkah kakinya masih banyak pelayan yang menunduk. Walaupun selama ini Atha hidup di keluarga kaya, itu tidak membuatnya gila hormat.
Atha lebih terkesan santai dengan semua pekerja termasuk para pelayan.
Bahkan karena kebaikannya, semua pelayan di mansion Renner sangat menyukainya.
“Antarkan Nona ke kamar untuk istirahat.” perintah Fudo pada salah satu pelayan yang langsung maju dan membimbing Atha untuk mengikutinya.
Mata Atha tak lepas memandang kagum seisi mansion ini.
Tak lama mereka tiba di lantai tiga. Pelayan itu mempersilakan Atha untuk segera masuk.
“Selamat istirahat Nona. Jika ada yang di perlukan anda bisa menekan tombol di samping ranjang.”
“Baik, terimakasih.”
Atha langsung merebahkan tubuhnya di ranjang setelah pelayan tersebut keluar dari kamar.
Senyum tulus menghiasi bibirnya.
“Aku tidak menyangka hidupku akan berubah hanya dengan waktu yang singkat.”
*
Seminggu sudah berlalu Atha berada di mansion Kakeknya.
Banyak hal yang di ajarkan Fudo padanya selama di tempat ini.
Pembentukan karakter, cara bersikap, bahkan Fudo selalu menegaskan untuk jangan menundukkan kepala.
Angkat kepalamu tinggi-tinggi agar orang tahu siapa dirimu.
Atha hanya mengikutinya tanpa banyak bertanya.
Dan selama satu minggu ini sosok Atha yang lemah lembut berubah menjadi sosok yang sangat dingin dan tegas.
Sangat berbeda jauh dengan dirinya yang selama ini.
Bukan hanya tentang cara bersikap, Fudo selalu menegaskan bahwa dirinya adalah keturunan Hamasaki yang tidak mudah ditindas. Jangan lemah dan jangan cengeng. Berulang kali itu yang di ucapkan Kakeknya.
“Sudah Kek, cukup. Aku sudah mengerti.”
Lelaki tua itu tersenyum. “Hebat!”
“Terapkan itu padamu. Ingat, jangan mau ditindas. Lawanlah jika perlu. Jangan gunakan kekerasan, gunakan otakmu untuk mengobrak abrik mereka semua.”
“Aku mengerti Kakek.”
“Jadi sudah siap kembali Nona muda?” goda lelaki tua itu kepada Atha.
Mengangguk yakin. Tidak ada lagi senyuman di bibirnya. Wajahnya terlihat datar dan tegas.
Fudo tersenyum dalam hatinya. Ternyata mengajari Atha tak sesusah mengajari Ayumi yang pembangkang.
“Tentu saja. Aku sudah siap kembali dengan banyak rencana di kepalaku. Akan aku permainkan mereka dengan cara yang sama. Dan aku pastikan mereka akan menerima akibat dari sikapnya selama ini padaku.”
“Bagus Ala.”
“Jadi kapan Kakek akan mengirimku kembali ke mansion?!”
“Kau ingin kapan?”
“Besok.” jawab Atha singkat.
“Sesuai keinginan Nona muda.” Fudo menggoda Atha dengan membungkukkan badannya.
Namun respon wanita muda itu hanya memutar bola mata malas.
Kini Atha mengikuti Fudo ke ruang kerjanya. Ada banyak hal yang ingin lelaki tua itu katakan pada cucunya.
Di dalam ruangan wajah kedua orang tersebut terlihat serius.
Entah apa yang sedang di bicarakan sepertinya itu benar-benar penting.
Atha mengangguk. “Aku mengerti Kakek!”
🍁
Bersambung...