NovelToon NovelToon
Satu Milyar Untuk 30 Hari

Satu Milyar Untuk 30 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Tya

zea perempuan cantik yang harus menikah kontrak selama 30 hari dengan leon pengusaha kaya raya.
di dalam perjanjian pernikahan kontrak mereka tidak boleh saling jatuh cinta.
namun berjalannya waktu zea mulai ada rasa dengan Leon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Setelah puas berkeliling pasar, Zea dan bibik membawa berbagai belanjaan mereka. Tertawa dan bercanda, mereka berjalan menuju mobil yang sudah menunggu. Angin sepoi-sepoi menambah keceriaan suasana.

"Non, bibik mau ngomong tapi kok malu," ucap bibik dengan ragu.

"Yah, tinggal ngomong aja, Bik," Zea menyemangati bibik.

"Gini, Non. Bibik pengen beli mie ayam," ujar bibik dengan suara lirih dan pipinya memerah.

Zea tersenyum sumringah, "Ya udah, ayok, Bik. Kita beli mie ayam."

Mereka berdua segera masuk ke dalam mobil. Zea meminta Pak Sopir untuk mencari pedagang mie ayam yang enak di sekitar sana.

Pak Sopir mengangguk dan segera mengemudikan mobil, melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan ibu kota yang sibuk dan penuh hiruk pikuk.

Zea dan bibik tetap asyik bercanda, tak sabar menunggu nikmatnya mangkuk mie ayam yang akan segera mereka nikmati bersama.

Pak sopir berhenti di depan sebuah kedai mie yang ramai pengunjung. Zea dan Non turun dari mobil, mengikuti Pak sopir yang sudah lebih dulu melangkah menuju kedai tersebut.

Kedai mie ayam bakso ini terkenal akan kelezatan dan kenikmatannya, membuat banyak orang rela antri untuk menikmatinya.

Setelah menempati meja yang kosong, mereka duduk bersebelahan sambil menunggu pesanan datang.

Di sekitar mereka, terdengar suara cekikikan dan obrolan hangat dari para pengunjung yang sedang menikmati hidangan mie ayam bakso. Aroma yang menggoda dari mie ayam bakso membuat perut mereka semakin tidak sabar.

Sementara menunggu pesanan, Zea dan Non saling bercerita tentang kehidupan mereka, mengenang masa lalu yang indah dan tertawa bersama atas kenakalan yang pernah mereka lakukan.

Pak sopir yang duduk di sebelah mereka, sesekali ikut serta tertawa dan menambahkan cerita tentang pengalamannya sebagai sopir.

Tak lama kemudian, pelayan kedai membawa pesanan mereka, mie ayam bakso yang ditaburi potongan daging ayam dan bakso, serta kuah yang panas dan menggoda.

Mereka bersyukur karena akhirnya bisa menikmati hidangan ini setelah menunggu beberapa saat. Ketika mereka menyantap mie ayam bakso, suasana di kedai semakin ramai, namun kehangatan dan kebahagiaan yang mereka rasakan saat itu tidak tergantikan.

Zea melihat bibik dan pak sopir menikmati mie ayam yang baru saja dibelinya. "Non, makasih ya, ini sangat lezat," seru bibik dengan senyum lebar di wajahnya, sementara pak sopir mengangguk setuju.

"Apa bibik sama pak sopir sudah lama gak makan mie ayam?" tanya Zea penasaran.

"Hehehehe, iya, Non. Sudah cukup lama," jawab pak sopir sambil menggaruk kepalanya.

"Apa tuan juga pernah makan mie ayam?" tanyaku kepada bibik yang masih asyik menyantap mie ayamnya.

Bibik mengelengkan kepalanya perlahan. "Sejak saya bekerja sama Tuan Leon, saya belum pernah melihat beliau makan mie ayam, Non."

Mendengar itu, Zea jadi terfikir untuk membelikan mie ayam bakso untuk Leon. Dia yakin bahwa Leon pasti akan sangat menyukainya. Zea lantas beranjak mendekati pedagang mie ayam yang sedang sibuk mengambil pesanan.

"Pak, nambah satu bungkus ya," seru Zea kepada pedagangnya sambil menyodorkan uang.

Pedagang itu mengangguk dan segera menyiapkan satu bungkus mie ayam bakso untuk Zea. Dengan hati berdebar, Zea membawa bungkusan itu pulang, berharap Leon akan menyukai kejutan kecil yang telah ia persiapkan.

Zea berdiri di halaman rumahnya, matanya menatap tajam ke arah Pak Sopir yang sedang mempersiapkan mobil. "Pak, antar Zea ke kantor Leon ya," pintanya dengan nada yang tegas.

Pak Sopir menoleh ke arah Zea, wajahnya tampak ragu. "Tapi maaf, Non. Saya gak berani untuk mengantar Non ke kantor," jawabnya dengan suara yang pelan.

"Loh, kenapa, Pak?" tanya Zea dengan heran.

"Takut kalau saya dipecat," jawab Pak Sopir sambil menundukkan kepalanya.

"Pecat?" Zea semakin heran.

Pak Sopir hanya mengangguk, namun Zea tetap kekeh untuk pergi ke kantor Leon. Mau tidak mau, Pak Sopir akhirnya mengiyakan permintaan Zea.

Sebelum mereka menuju kantor Leon, Pak Sopir mengantarkan bibik dulu ke rumah. Bibik keluar dari mobil, sementara Zea menatapnya dari dalam mobil.

"Bik, simpan dulu belanjaan di kulkas ya," seru Zea kepada bibik.

"Oke, Non," jawab bibik sambil membawa belanjaan menuju pintu rumah.

Setelah itu, Zea dan Pak Sopir melanjutkan perjalanan menuju kantor Leon. Di dalam mobil, Zea merenung, mencoba mencari tahu alasan di balik ketakutan Pak Sopir untuk mengantarnya ke kantor Leon. Sementara itu, Pak Sopir tetap berkonsentrasi mengemudi, meskipun hatinya masih merasa cemas.

Begitu sampai di kantor Leon, Zea langsung melangkah masuk dengan langkah gugup. Ia menekan tombol lift, menunggu dengan jantung berdebar-debar.

Begitu pintu lift terbuka, Zea menghela napas lega dan segera masuk ke dalamnya.Sesampainya di lantai atas, pintu lift terbuka dan Zea tersenyum riang sambil menenteng bungkusan mie ayam goreng kesukaan suaminya.

Langkahnya ringan dan penuh semangat.Zea langsung membuka pintu ruang kerja Leon tanpa mengetuk terlebih dahulu, berpikir bahwa sebagai istrinya, ia memiliki hak untuk melakukannya.

Namun, senyumnya segera memudar saat melihat pemandangan yang tak pernah ia duga sebelumnya.Di depannya, Leon sedang berpelukan mesra dengan seorang wanita berpakaian seksi yang asing di mata Zea.

Keduanya tampak terkejut saat menyadari kehadiran Zea."Zea... ini bukan seperti yang kamu pikirkan," ucap Leon dengan panik, mencoba melepaskan pelukan mereka.

Namun, Zea tak mampu berkata apa-apa. Air mata mulai menggenang di matanya, dan wajahnya memerah karena perasaan takut tadi kini berganti menjadi amarah dan kecewa. 

Ia menatap tajam ke arah Leon dan wanita itu, lalu perlahan menjatuhkan bungkusan mie ayam goreng yang ia bawa.Zea berbalik dan berlari keluar ruangan, meninggalkan Leon yang masih terdiam kaku, bingung harus berbuat apa untuk menjelaskan situasi ini kepada istrinya.

Saat Leon mau mengejar zea perempuan itu memegang lengan Leon sambil berbisik.."apa dia istri kontrak kamu?" Lirih perempuan itu 

Leon terdiam seketika ia teringat kalo dirinya dan zea itu hanya nikah kontrak tidak ada rasa cinta di dalam hatinya.

Perempuan yang bersama Leon tidak lain adalah korban Leon juga ia bernama viona, meskipun dia gak sisi buruk Leon tapi viona tetap ingin memiliki Leon.

Bagi Viona rasa cinta dari Leon itu tidak perlu yang penting dia bisa memiliki Leon laki laki tampan dan kaya raya.

"Kenapa kamu terdiam Leon? Apa kamu mencintai perempuan tadi?" Sinis viona 

"Diam kamu" pekik Leon sambil duduk di kursi kerjanya 

Viona tersenyum licik, dia tau kalo Leon sebenarnya ada rasa dengan zea, jadi dia ingin membujuki Leon ajar rasa itu hilang.

"Leon, aku lihat kamu menyukai perempuan tadi?" 

"Tidak" 

"Masa si, aku tidak percaya" ledek viona 

Leon langsung menggebrak meja kerjanya sangat keras sekali, sehingga membuat Viona sangat takut. 

***

1
Dewi
👍
Rike
cwok gk besyukur🤦
Dewi
ceritanya sangat bagus
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa
Ivana Make Up
awal yg bagus😍aku suka baca novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!