NovelToon NovelToon
Ilmu Warisan Leluhur

Ilmu Warisan Leluhur

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / spiritual / Balas Dendam / matabatin / Ilmu Kanuragan
Popularitas:160.5k
Nilai: 5
Nama Author: Muhammad Ali

Hamdan seorang siswa SMA kelas dua. Sedari kecil sudah tinggal di Panti sehingga dia tidak pernah tahu akan keberadaan orang tuanya.
Hamdan sangat suka silat tapi dia tidak punya bakat.
Setiap kali latihan, dia hanya jadi bahan ledekan teman-temannya serta omelin Kakak pelatihnya.
Suatu hari Hamdan dijebak oleh Dewi, gadis pujaan hatinya sehingga nyawanya hampir melayang.
Tak disangka ternyata hal itu menjadi asbab berubahnya takdir Hamdan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perlunya Ilmu Kebatinan

Hamdan melangkah pulang dengan gembira. Semenjak dia latihan silat dengan Harimau Putih, baru hari ini lah dia benar-benar mempraktekkannya.

Ternyata hasilnya sangat luar biasa hingga Hamdan pun merasa seperti tidak nyata.

Tangan dan kakinya bergerak sendiri tanpa harus diperintah oleh ot*knya seolah-olah kedua tangan dan kakinya punya pemikiran sendiri.

Mungkin ini lah yang disebut dengan gerakan yang sudah mendarah daging.

Cukup berniat akan melakukan sesuatu maka tangan atau kakinya akan langsung menjalankannya tanpa berfikir.

Karena belum terlalu sore, Hamdan memutuskan untuk pergi ke toko.

"Ada kerja, Nya?"

"Ooo ternyata kamu orang. Hari sudah sore. Semua kerja sudah selesai."

"Tapi kalau kamu mau, bantu bawakan barang ini ke depan!Sebentar lagi yang punya barang mau jemput."

"Mana barangnya, Nya¹?"

"Itu yang di sudut. Beras tujuh kampit² punya. Gula dua kampit. Jangan sampai salah bawa."

"Oke siap, Nya."

Hamdan pun mulai bekerja mengangkut beras, gula dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya ke depan Toko.

Rupanya orang yang membeli barang-barang tersebut akan melakukan hajatan.

Saat mengangkat beras 25 kilo, Hamdan sedikitpun tidak merasa berat. Dia hanya menjinjingnya.

Rasanya beras itu ringan sekali. Sehingga Hamdan mampu membawa beberap kampit sekaligus.

Tanpa harus mengeluarkan keringat setetes pun.

Oleh karena itu hanya dalam waktu yang singkat, Hamdan sudah menyelesaikan pekerjaannya.

"Sudah selesai, Nya. Apakah ada pekerjaan lagi?"

"Oh sudah selesai ya! Bagus punya bagus punya. Kamu kerja rajin dan juga cepat."

"Ini upah kamu kerja hari ini." Nyonya itu menyodorkan uang dua puluh ribuan. Mungkin bagi orang lain itu jumlah yang sedikit tapi tidak bagi Hamdan. Dia mensyukuri apa yang telah dia terima.

"Oke, Nya. Terima kasih banyak."

Hamdan berjalan ke luar Toko.

Saat itu lah terdengar suara bising.

"Dor dor dor..."

"Nya! Mana pesanan kami?"

Beberapa remaja memasuki Toko sambil berteriak membuat gaduh.

Hamdan menghentikan langkahnya.

"Mana ada barang. Aku sudah bilang. Kami sudah tidak ada jual itu punya barang." Nyonya tua itu bergegas menghampiri seolah-olah takut kepada beberapa remaja itu.

"Kami tak mau tahu. Pokoknya kami minta dua kotak. tadi kenalan kami dapat dari toko ini juga. Nyonya jangan coba-coba membohongi kami!"

"Mana ada. Kami sudah tidak menjual itu punya barang."

Salah seorang remaja itu menggertak meja.

"Cepat, Nya. Kami tidak punya banyak waktu."

Nyonya tua itu mulai ketakutan.

"Apa yang mereka mau, Nya?"

"Abang jangan masuk campur, Bang! Urus saja urusan Abang sendiri."

Salah seorang remaja itu melotot ke arah Hamdan.

Hamdan tidak menggubrisnya, dia menatap ke arah Nyonya tua itu.

Setelah melirik ke arah para remaja itu sejenak, Nyonya tua itu berkata.

"Mereka minta disediakan itu punya komix sachet³. Kita mana ada jual lagi itu barang tapi mereka tidak percaya."

Remaja itu tampak marah. Beberapa di antara mereka mulai menghancurkan barang-barang di Toko.

"Hei apa yang kamu orang lakukan?"

"Berhenti! Berhenti! Jangan di rusak aku punya barang."

"Jangan dipedulikan dan jangan berhenti sampai dia mau menyerahkan barang yang kita minta!"

Jelas para remaja ini tidak bisa berpikiran dengan jernih.

Mereka sedang galau karena sudah kecanduan dengan barang tersebut.

Orang seperti ini tidak bisa dinasehati dengan kata-kata belaka.

Oleh karena itu Hamdan maju dua tindak.

"Plak!!"

"Buk..!!"

"Buk...!!!"

"Plak...!!!"

Beberapa remaja itu meringis sembari memegang pipinya yang terasa sakit.

Yang lain terjajar ke belakang menimpa barang-barang dan ada juga yang menggoyang-goyangkan kepalanya karena pusing akibat pukulan dan tamparan yang dilayangkan oleh Hamdan.

"Kalian masih kecil sudah berani membuat onar. Apa kah mau dipukul lagi?"

Walau pun tak senang, mereka terpaksa menyerah.

Ternyata pemuda yang di hadapan mereka sangat hebat, mereka tak berkutik untuk melawannya.

"Ampun, Bang. Ampun, Bang. Kami minta maaf. Kami janji tidak buat lagi."

Hamdan menoleh ke arah Nyonya tua itu.

"Bagai mana, Nya?"

"Lepas kan saja mereka. Kamu sudah bikin mereka pelajaran. Aku rasa mereka sudah menyesal."

"Pergi kalian! Jangan pernah membuat onar di sini lagi."

Hamdan tentu saja tidak percaya jika para remaja itu langsung tobat hanya karena diberi pelajaran satu kali.

Tapi karena Nyonya tua sudah berkata seperti itu, maka tentu saja Hamdan hanya bisa melepaskan mereka.

Remaja itu pun pergi dengan tergesa-gesa.

Saat tiba di luar, salah seorang di antara mereka memandang Hamdan dengan penuh kebencian.

"Mari kita pergi. Aku tidak terima ini. Akan akan laporkan kepada abangku. Biar orang itu tahu rasa."

Para remaja itu pun segera menghilang dari pandangan.

Benar seperti dugaan Hamdan, mereka tidak menyesal tapi malah ingin mencari bala bantuan.

...****************...

"Cucuku, segala ilmu silat dan secuil ilmu pengobatan telah aku turunkan kepadamu. Gunakan lah kedua macam ilmu itu untuk kebaikan."

"Menolong yang lemah dan memberantas kebatilan."

"Aku tidak menyuruh kamu untuk menjadi pahlawan, karena di dunia ini bukan lah kamu satu-satunya orang yang berilmu, oleh karena itu, kamu hanya perlu berbuat semampu mu saja wahai cucuku."

"Di dunia ini tak ada yang namanya ilmu yang sempurna. Kamu harus ingat wahai cucuku, di atas langit masih ada langit."

"Ilmu silat dan pengobatan yang merupakan warisan leluhur ini bukan lah merupakan ilmu sundul langit⁴. Oleh karena itu jangan lah kamu menjadi takabur karenanya."

"Walau pun ilmu silat dan ilmu pengobatan ini sudah selesai kamu pelajari, tapi harus kamu tahu wahai cucuku, baik ilmu silat mau pun ilmu pengobatan itu hanyalah ilmu kasar saja. Ilmu kewadakan belaka yang hanya bersifat fisik atau raga."

"Agar kamu bisa menghadapi berbagai tantangan dalam mengarungi kehidupan ini wahai cucuku, ilmu silat dan ilmu pengobatan yang bersifat kewadakan harus dipasangkan dengan ilmu kebatinan."

Hamdan dengan takzim dan penuh kekhusukan mendengarkan semua wejangan yang disampaikan oleh Datuk Harimau Putih.

Ini entah yang keberapa kali Hamdan belajar segala macam ilmu dengan Datuk Harimau Putih. Hamdan akan belajar dengan sangat tekun.

Ini lah kesempatan baginya. Tidak sembarang orang yang mempunyai kesempatan seperti dirinya.

Oleh karena itu dia harus bisa memaksimalkan segala kesempatan yang ada.

"Menolong seseorang bukan berarti tanpa resiko. Menolong seseorang sama halnya dengan kita memindahkan penyakit orang itu kepada diri kita."

"Menolong seseorang itu sama saja memindahkan tanggung jawab dan dendam yang ditujukan kepada orang itu kepada diri kita."

"Jika kamu tidak mampu membentengi dan melindungi dirimu sendiri, bagai mana bisa kamu menolong orang lain wahai cucuku."

"Serangan secara fisik bisa kamu antisipasi dengan ilmu silat dan pengobatan, tapi serangan yang tak kasat mata, bagai mana kamu bisa menghadapinya tanpa ilmu kebatinan?"

"Zaman sekarang ini ada beberapa anak manusia yang memperoleh berbagai macam ilmu karena mereka bersekutu dengan makhluk lelembut, makhluk tak kasat mata dan ilmu yang mereka peroleh itu lalu mereka gunakan untuk tujuan yang buruk, untuk menyakiti anak manusia lainnya."

"Jika kamu tidak dibekali dengan ilmu kebatinan maka bisa saja kamu akan mendapat cela*a wahai cucuku."

"Oleh karena itu kamu perlu membuka mata batin sesegera mungkin, cucuku."

"Namun sebelum itu ada hal-hal yang perlu kamu lakukan terlebih dahulu."

...----------------------------------------------------------...

¹. Nya\= Nyonya. Panggilan untuk

       wanita tua suku China.

². Kampit\=Goni/karung.

³. Komix Sachet\=Obat batuk tapi di

                              salahgunakan untuk bermabukan.

⁴. Ilmu Sundul Langit\=Ungkapan yang menggambarkan tingkat keahlian, pengetahuan, atau keterampilan yang sangat tinggi.

1
AbhiAgam Al Kautsar
baca lagi.. dan ini mantap
icih maricih
saingan fitri bertambah thor...
BankToso
sehat selalu Thor, semangat update trus thor 👍🏼🙏🏼
Andri Andri
tolong tambah lagi upnya thor
Andri Andri
tolong tambah lagi upnya thor
Zoelf 212 🛡⚡🔱
bagus alurnya.... lambat tp mengena 👍
Zoelf 212 🛡⚡🔱
smoga bisa ikut lomba.... 👍
... Silent Readers
🐾🐾🐾🐾🐾
Nik Asan
baik. teruskan berkarya
Ady Aja
nambah fans si hamdan
AbhiAgam Al Kautsar
syukur lah...
y@y@
👍🏼⭐👍🏻⭐👍🏼
Uswatun Hasanah
lanjut
Kholis Majid
wah.. luar biasa hamdan bs mengendalikan dirinya
isnaini naini
fitri
krmila
dewi
siapa slnjutnya bang ali
Laizajiloh
semangat kk author, dtunggu update berikutnya.
💮Nofa💮
kalau bisa ikut tampil tingkat propinsi semakin keren pasti👍
akuitu sapar
Firstt minn up lgi 1 chapter
jevfa sptra
khodam e metu
jevfa sptra
khodam nya keluar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!