Ilmu Warisan Leluhur

Ilmu Warisan Leluhur

Tidak Berbakat

"Hamdan!!!"

"Kan sudah aku cakap berkali-kali. Tendangan Ikan Terbang Menjulang Angkasa itu menggunakan ujung telapak kaki bukan punggung kaki!"

Wajah Kak Seto merah padam karena marah.

Setiap kali melatih silat di SMA Selat Panjang ini membuat darahnya bergerak cepat mencapai kepala.

Para anggota silat yang lain hanya melirik diam-diam ke arah Hamdan. Mereka ingin tertawa tapi takut Kak Seto tambah marah.

Hamdan adalah salah seorang siswa SMA Selat Panjang Kabupaten Kepulauan Meranti.

Dia duduk kelas dua.

Walau pun bukan termasuk siswa yang berprestasi di sekolahnya, paling tidak Hamdan masuk ke dalam sepuluh besar.

Semester kemaren dia rangking ke-10. Lumayan!

Hamdan sangat suka silat. Saat mengetahui bahwa ada kegiatan ekstrakurikuler berupa silat, Hamdan langsung mendaftar.

Ini adalah tahun kedua dia di sini tapi materi dasar belum juga dia kuasai.

Sedangkan kawan-kawan seangkatannya sudah mempelajari materi yang lebih tinggi.

Mereka sudah mempelajari jurus!

Hamdan bukan lah orang yang bebal, tapi jika berkaitan dengan silat, entah mengapa ot*knya seperti tidak mau bereaksi.

"Hamdan, kamu tak cocok latihan silat. Di sekolah kita kan ada kegiatan ekstra menari. Mengapa kamu tidak mencobanya. Aku rasa, hal itu lebih cocok untuk mu."

Tanto langsung melontarkan kata-kata tajam saat Kak Seto sedang ke WC.

Ucapan Tanto sontak disambut dengan gelak tawa anggota silat yang lain.

Hamdan mengelap keringat di dahi. Dia melirik Tanto tapi tidak berkomentar apa-apa.

"Mengapa? Tak senang? Berani tarung dengan aku? Ayo! Nanti pas sesi tarung, aku akan memilih kamu, Hamdan."

Tarung adalah istilah yang digunakan untuk latihan berlaga satu lawan satu atau satu lawan dua. Fighter.

"Ada apa ribut-ribut ini? Kembali ke barisan!"

Ternyata Kak Seto sudah kembali dari kamar kecil.

"Eh, anu, Kak. Si Hamdan nantang Tanto dalam sesi tarung nanti."

Tri lah yang bicara.

Dia adalah sahabat kental Tanto. Dia adalah tipe anak muda yang licik sedari awalnya.

"Benar begitu, Hamdan?"

Walau pun sering marah-marah, Kak Seto bukan lah orang yang picik.

"Tidak, Kak." Hamdan cepat-cepat menggeleng.

"Kalau takut bilang saja dari tadi, Hamdan. Tak perlu menggertak menantang Tanto untung bertarung."

"Pengecut!!" Tanto tersenyum sinis.

Telinga Hamdan berdenging!

Dia memang tidak berbakat dalam pencak silat tapi dia jelas bukan seorang pengecut.

Matanya berkilat menatap Tanto dan Triatmoko berganti-ganti.

"Kenapa? Kamu marah dibilang pengecut? Kalau memang dasarnya pengecut tetap pengecut.

Hamdan menenangkan dirinya. Dia mengalihkan pandanganya ke arah Kak Seto.

"Aku ingin bertarung dengan dia, Kak."

"Apa kamu yakin?"

Kak Seto memuji mental Hamdan yang tak kenal takut.

Tapi perbedaan dia dan Tanto sangat jauh. Tanto merupakan atlet laga pencak silat. Dia sudah pernah mewakili sekolah dalam O2SN.

"Iya, Kak." Hamdan mengangguk mantap.

"Oke. Semuanya, bentuk lingkaran!"

Tak lama kemudian seluruh anggota silat itu membentuk lingkaran besar dengan Hamdan dan Tanto di tengahnya.

"Pasang body protector!"

Dua orang maju membantu Hamdan dan Tanto untuk mengikat tali body protector di bagian punggung.

Kak Seto masuk ke dalam lingkaran.

Dia bertindak sebagai wasit dalam tarung ini.

"Bersedia!"

Hamdan dan Tanto bersiap-siap.

"Pasang!"

Keduanya mengambil sikap kuda-kuda sedangkan kedua tangan membentuk bunga silat.

"Mulai...!!!"

Saat Kak Seto berteriak mulai, baik Tanto mau pun Hamdan langsung bergerak mendekat dengan tetap membentuk pola langkah silat.

Gerakan Tanto sangat luwes karena dia sudah sangat terbiasa sedangan Hamdan masih kaku.

Tanto tersenyum meremehkan.

Baginya melawan Hamdan ibarat membuang sampah tak berguna di tepi jalan. Tak layak disebutkan.

Saat jarak keduanya sudah dekat.

Tanto melayangkan tendangan yang bernama Ikan Terbang Menjulang Angkasa.

"Buk!!" Tendangan masuk ke dada Hamdan.

Hamdan terjajar tiga langkah ke belakang. Jelas pandangan matanya tidak sanggup mengikuti kecepatan tendangan Tanto.

Hamdan kembali membentuk pola langkah. Dia harus membalas!

Hamdan mencoba menendang punggung Tanto.

Seharusnya dia menggunakan tendangan yang bernama Gurami Menerkam Mangsa menggunakan punggung kaki.

Tapi Hamdan malah menggunakan telapak kaki membentuk gerakan menampar.

Tanto tersenyum licik.

Kaki kirinya maju membentuk kuda-kuda rendah.

Tubuhnya jatuh dengan kedua tangan menumpu di tanah.

Sedangkan kaki kanannya berputar seperti ekor buaya, langsung menyapu satu-satunya kaki Hamdan yang masih bertumpu di tanah.

Tak ayal lagi tubuh Hamdan pun langsung jatuh ke tanah.

"Henti!"

"Jatuhan sah untuk sudut merah."

Kak Seto membentangkan kedua tanganya.

Tangan kiri mengarah ke arah Hamdan dengan posisi rendah sedangkan tangan kanan mengarah Tanto.

"Bersedia!"

"Pasang!"

"Mulai!"

"Henti...!!"

"Jatuhan sah untuk sudut merah."

"Bersedia..."

Siklus itu terus terjadi dalam waktu tiga menit terakhir.

Hamdan tak mampu melawan apa-apa.

Tulang lengannya terasa sakit dan memar saat mencoba menangkis tendangan Tanto.

Bahkan kedua jarinya juga terkilir.

"Cukup!"

"Latihan kita hari ini cukup sampai di sini. Kita akan lanjutkan lagi minggu depan."

"Tanto, skill dan teknik-teknik kamu sudah bagus. Pertahankan itu. Jangan sampai mengendur."

"Hamdan, kamu harus sering-sering latihan. Gerakan kamu masih sangat kaku."

"Tendangan dan pukulan kamu tidak maksimal karena kamu masih banyak berpikir sehingga gerakan kamu belum menjadi reflek."

"Jika terus seperti ini, hingga kapan pun kamu tak pernah bisa menjadi atlit bela diri."

Hamdan hanya mengangguk. Sedangkan para anggota yang lain juga tersenyum merendahkan terhadap sosok samp*h tak berguna itu.

"Sebelum kita tutup latihan ini, apakah ada pertanyaan?"

"Tidak, Kak." Jawab mereka serempak.

"Oke. Kalau begitu dalam hitungan delapan, bentuk barisan seperti semula. Kita akan berdoa dan menutup latihan hari ini."

"Satu...dua...tiga...!"

Hanya sampai hitungan kelima, mereka semua telah membentuk barisan yang sempurna.

Kak Seto berdiri di depan.

"Duduk!"

"Sebelum kita tutup latihan hari ini, mari lah sama-sama kita berdoa menurut keyakinan dan agama masing-masing.

"Berdoa, mulai!!"

Semuanya menundukkan kepala dan berdoa.

"Doa selesai."

...****************...

Hamdan mengolesi luka memar dengan balsem.

Dia tak tahu balsem itu manjur atau tidak.

Yang jelas rasa panas itu bisa mengurangi sedikit rasa nyeri di tubuhnya.

"Kamu kenapa, Hamdan?" Kak Yati, orang yang bertugas mengasuh anak-anak panti tiba-tiba memergoki Hamdan.

Yati adalah orang paling senior di panti ini.

Mereka semuanya ada 11 orang. Ini bukan lah panti asuhan yang resmi.

Panti ini dibuat atas inisiatif Haji Umar yang kasihan melihat anak-anak terlantar.

Semua biaya ini ditanggung oleh Haji Umar semuanya.

Dia tidak ada meminta bantuan dari Pemerintah.

Kecuali beberapa orang dari teman-temannya yang sesekali ingin ikut berbagi.

"Hanya memar sedikit akibat latihan, Kak."

"Ini apa?"

Kak Yati mengambil balsem dari tangan Hamdan.

"Mana bisa balsem digunakan untuk mengobati memar." Ujarnya.

Terpopuler

Comments

MasWan

MasWan

ini aku suka

2024-09-18

0

aim pacina

aim pacina

selat panjang lagi
jangan lupo ke pakning

2024-09-14

0

aim pacina

aim pacina

mantaaaaap

2024-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Tidak Berbakat
2 Penghinaan
3 Fitri
4 Kuota
5 Diusir dari Panti
6 Penjaga Gudang
7 Munculnya Harimau Putih
8 Undangan Dewi
9 Konspirasi
10 Binasa???
11 Hadiah Tersembunyi
12 Pertolongan
13 Cinta Ditolak
14 Bertemu Harimau Putih
15 Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16 Andaikan Kamu Punya Handphone
17 Merasa Bersalah
18 Kekuatan Cinta
19 Hukuman
20 Kecewa
21 Mengundurkan Diri
22 Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23 Perlunya Ilmu Kebatinan
24 Ingin Balas Dendam
25 Sudah Tiada?
26 Terbongkar
27 Masalah Bertubi-tubi
28 Daftar Nama Cabang Silat
29 Proses Pembukaan Mata Batin
30 Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31 Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32 Perasaan Dewi
33 Perjalanan Jiwa
34 Kalah dengan Sangat Cepat
35 Didiskualifikasi
36 Pertarungan
37 Berjuang Sendirian
38 Babak Final
39 Curang
40 Mulai Serius
41 Hukum Rimba
42 Latihan Rutin
43 Menghina
44 Tidak Terima
45 Istirahat Selama Tiga Tahun
46 Dendam Kesumat
47 Tawaran dari Pak Rico
48 Menolong Buk Sonia
49 Membujuk
50 Mengobati Karmila 1
51 Tanto Yang Malang
52 Sepupu Yang Menyebalkan
53 Kesembuhan Karmila
54 Penyergapan
55 Melaksanakan Misi Perdana
56 Membuat Kenangan
57 Hadiah
58 Perkelahian di Simpang Pusara
59 Cemburu?
60 Latihan dimulai
61 Tarung
62 Aturan
63 Tuduhan
64 Dikeluarkan dari Tim
65 Bos Jang
66 Diguna-guna?
67 Dipanggil Kembali
68 TTM
69 Keberangkatan
70 Di Dalam Perjalanan
71 Latihan Menjelang Pertandingan
72 Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73 Kesalahpahaman Yang Disengaja
74 Babak Penyisihan
75 Berakhirnya Babak Penyisihan
76 Semi Final Dimulai
77 Masuk Final
78 Tuk Megat
79 Pertandingan Final 1
80 Pertandingan Final 2
81 Pertandingan Final Selesai
82 Seni Regu
83 Keadaan Memburuk
84 Medali Emas Kedua
85 Bang Dino Yang Sekarat
86 Konflik di Rumah Sakit
87 Tiga Medali Emas
88 Malam Yang Menyeramkan
89 Pertolongan Yang Ditolak
90 Pulang
91 Amelia
92 Menginap di Tanjung Buton
93 Salah Paham
94 Tiba di Selat Panjang
95 Telaga Bening
96 Bermain Api
97 Ilmu Pelet
98 Usir Dia Sekarang
99 Pingsan
100 Misi Gagal
101 Pertarungan Yang Adil
102 Bos Aheng Merugi
103 Dilarang Bertindak
104 Musibah Dalam Perjalanan
105 Terlambat
106 Duel
107 Ada Udang Disebalik Bakwan
108 Penggerebekan
109 Rencana Curang
110 Pelatihan khusus
111 Menghasut
112 Menuju Bengkalis
113 Masalah Keluarga
114 Dua Orang Pengganti
115 Satu Lawan Dua
116 Evaluasi
117 Evaluasi Yang Tak Jadi
118 Hilang Ingatan
119 Serangan?
120 Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121 Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122 Perjalanan Ke Bandung
123 Permintaan
124 Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125 Pertandingan dimulai
126 Perkuat Markas atau Pindah
127 Mimpi Aneh
128 Meditasi Mendalam
129 Tragis
130 Kecewa
131 Diskualifikasi
132 Melawan Serangan Tenaga Dalam
133 Final Seni Tunggal
134 Menuju Impian
135 Pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Tidak Berbakat
2
Penghinaan
3
Fitri
4
Kuota
5
Diusir dari Panti
6
Penjaga Gudang
7
Munculnya Harimau Putih
8
Undangan Dewi
9
Konspirasi
10
Binasa???
11
Hadiah Tersembunyi
12
Pertolongan
13
Cinta Ditolak
14
Bertemu Harimau Putih
15
Sakit Hati Karena Dimanfaatkan
16
Andaikan Kamu Punya Handphone
17
Merasa Bersalah
18
Kekuatan Cinta
19
Hukuman
20
Kecewa
21
Mengundurkan Diri
22
Memberi Pelajaran Kepada Fadil dan Kawan-kawan
23
Perlunya Ilmu Kebatinan
24
Ingin Balas Dendam
25
Sudah Tiada?
26
Terbongkar
27
Masalah Bertubi-tubi
28
Daftar Nama Cabang Silat
29
Proses Pembukaan Mata Batin
30
Memberi Peringatan dan Menghajar Rangga
31
Daftar Nama Berubah di Saat-saat Terakhir
32
Perasaan Dewi
33
Perjalanan Jiwa
34
Kalah dengan Sangat Cepat
35
Didiskualifikasi
36
Pertarungan
37
Berjuang Sendirian
38
Babak Final
39
Curang
40
Mulai Serius
41
Hukum Rimba
42
Latihan Rutin
43
Menghina
44
Tidak Terima
45
Istirahat Selama Tiga Tahun
46
Dendam Kesumat
47
Tawaran dari Pak Rico
48
Menolong Buk Sonia
49
Membujuk
50
Mengobati Karmila 1
51
Tanto Yang Malang
52
Sepupu Yang Menyebalkan
53
Kesembuhan Karmila
54
Penyergapan
55
Melaksanakan Misi Perdana
56
Membuat Kenangan
57
Hadiah
58
Perkelahian di Simpang Pusara
59
Cemburu?
60
Latihan dimulai
61
Tarung
62
Aturan
63
Tuduhan
64
Dikeluarkan dari Tim
65
Bos Jang
66
Diguna-guna?
67
Dipanggil Kembali
68
TTM
69
Keberangkatan
70
Di Dalam Perjalanan
71
Latihan Menjelang Pertandingan
72
Apa Yang Kalian Berdua Lakukan?
73
Kesalahpahaman Yang Disengaja
74
Babak Penyisihan
75
Berakhirnya Babak Penyisihan
76
Semi Final Dimulai
77
Masuk Final
78
Tuk Megat
79
Pertandingan Final 1
80
Pertandingan Final 2
81
Pertandingan Final Selesai
82
Seni Regu
83
Keadaan Memburuk
84
Medali Emas Kedua
85
Bang Dino Yang Sekarat
86
Konflik di Rumah Sakit
87
Tiga Medali Emas
88
Malam Yang Menyeramkan
89
Pertolongan Yang Ditolak
90
Pulang
91
Amelia
92
Menginap di Tanjung Buton
93
Salah Paham
94
Tiba di Selat Panjang
95
Telaga Bening
96
Bermain Api
97
Ilmu Pelet
98
Usir Dia Sekarang
99
Pingsan
100
Misi Gagal
101
Pertarungan Yang Adil
102
Bos Aheng Merugi
103
Dilarang Bertindak
104
Musibah Dalam Perjalanan
105
Terlambat
106
Duel
107
Ada Udang Disebalik Bakwan
108
Penggerebekan
109
Rencana Curang
110
Pelatihan khusus
111
Menghasut
112
Menuju Bengkalis
113
Masalah Keluarga
114
Dua Orang Pengganti
115
Satu Lawan Dua
116
Evaluasi
117
Evaluasi Yang Tak Jadi
118
Hilang Ingatan
119
Serangan?
120
Tunggu Saja Kamu, Hamdan!
121
Ilmunya Tidak Bisa Dihentikan.
122
Perjalanan Ke Bandung
123
Permintaan
124
Aturan Pertandingan Yang Tidak Menguntungkan
125
Pertandingan dimulai
126
Perkuat Markas atau Pindah
127
Mimpi Aneh
128
Meditasi Mendalam
129
Tragis
130
Kecewa
131
Diskualifikasi
132
Melawan Serangan Tenaga Dalam
133
Final Seni Tunggal
134
Menuju Impian
135
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!