Cewek Tengil Itu Istriku

Saga turun dari palaminan dengan perasaan lebih lega ketimbang saat naik tadi. Melihat Hanafi yang tampak sangat mencintai Rania, sepertinya dia memang harus ikhlas melepas Rania. Apalagi saat ini, sudah ada Anna. Mau tidak mau, gadis itulah yang minggu depan akan bersanding dengannya dipelaminan. Rania hanya masalalu, saat ini, yang harus dia pikirkan adalah Anna, berusaha untuk legowo menerimanya dan berusaha menumbuhkan bibit bibit cinta dihati.

Tanpa Saga sadari, seseorang memperhatikannya sampai terbengong bengong. Siapa lagi kalau bukan Kai. Dia bahkan mengucek matanya berkali kali, takut salah lihat. Rasanya belum yakin jika Saga menggandeng gadis cantik, muda dan seksi, dipernikahan mantan terindah.

Melihat orang yang mirip Saga turun dari pelaminan, gegas dia menghampiri. Ingin memastikan apakah benar Saga atau hanya pria yang mirip Saga.

Saga dan Anna berjalan menuju tempat hidangan. Kedua orang tua Anna sudah tampak duduk disebuah meja bersama beberapa orang sambil menikmati hidangan.

Anna melepaskan lengan Saga begitu sampai didepan meja hidangan. Capek juga pura pura romantis, sampai sampai perutnya terasa lapar sekarang. Dia mengitari meja hidangan, mencari makanan yang mampu menggugah nafsu makannya. Sementara Saga, jujur dia tak berselera makan, tapi tak mungkin dia hanya bengong menemani Anna makan, terpaksa dia mengambil sepotong cake kedalam piring.

"Saga, lo beneran Saga kan?" Kai memegang bahu pria yang dia pikir mirip Saga itu sambil menatapnya dari atas kebawah.

"Gue kembarannya," sahut Saga sambil memutar kedua mata jengah. Pertanyaan macam apa itu, jelas jelas mereka berteman sejak SMA, mana mungkin Kai tak mengenalinya.

"Lo bilang gak mau kesini? Tau tau, lo malah ada disini sambil nggandeng cewek cakep." Mata Kai berkeliaran, mencari keberadaan cewek yang tadi bersama Saga.

"Siapa cewek itu?" Tanya Kai sambil menunjuk dagu kearah Anna yang sedang sibuk memilih makanan.

"Pembokat gue."

Bugh

"Sialan." Desis Saga saat Kai menoyor kepalanya.

"Gue nanya beneran, malah lo jawab becanda."

Saga mendengus pelan. Bingung juga menghadapi Kai. Dibilang calon istri, katanya halu, dibilang pembantu, katanya becanda, capek deh.

Mata Kai terus tertuju pada Anna. Dia benar benar kagum dengan kecantikan gadis itu.

"Dia temennya Lani ya? Lo pasti bayar tuh cewek buat pura pura jadi pacar lo didepan Rania."

Saga menghela nafas sambil geleng geleng. Sepertinya Kai terlalu sering baca novel online sehingga pikirannya langsung kesana.

Melihat Anna berjalan mendekati mereka, Kai langsung salah tingkah dan merapaikan penampilannya.

"Cari tempat duduk yuk." Ajak Anna sambil menatap Saga. Tak mempedulikan Kai sama sekali, bahkan pria itu seperti tak tampak dimata Anna.

"Hai, gue Kai, temennya Saga." Kai menyodorkan tangannya kearah Anna, mengajak cewek itu berkenalan.

Anna mengerutkan kening sambil menatap tangan Kai. Gadis itu tampak tak berminat untuk menjabat tangan Kai.

"Dia teman aku." Kalimat Saga barusan terdengar seperti perintah bagi Anna, gadis itu akhirnya menerima uluran tangan Kai sambil menyebutkan nama.

"Kamu apanya Saga? temen adiknya ya?"

Anna menatap Saga sebelum menjawab.

"Jadi bener kamu temannya Lani?" Kai kembali bertanya.

"Aku...," Anna menjeda kalimatnya. "Calon istrinya Kak Saga."

Kai seketika meleyot mendengarnya. Hampir saja piring yang dia pegang jatuh. Dia sampai berpegangan pada tepi meja karena kakinya terasa lemas. Rasanya masih belum bisa percaya jika Saga yang seorang bucin bisa mendapatkan ganti Rania secepat ini.

"Kalau mau pingsan jangan didepan gue, males gue nolongnya." Saga menarik tangan Anna, membawa wanita itu kesebuah meja yang tampak kosong.

Hanya ada sepotong cake dipiring Saga, beda dengan piring Anna yang isinya beraneka ragam. Sepertinya gadis itu memang sedang kelaparan.

Dari tempatnya duduk, Saga menatap kearah Rania. Dia tak menyangka jika diakhir kisahnya, dia menjadi tamu udangan sementara Rania adalah mempelai.

"Udah tahu menyakitkan, tapi masih dilihatin terus, dasar bucin," ledek Anna yang sejak tadi memperhatikan Saga.

Saga tak menanggapi ucapan Anna. Mungkin benar apa yang dikatakan orang orang disekelilinya, dia terlalu bucin. Hingga saat putus seperti ini, sakitnya sangat terasa.

"Gimana akting aku tadi, baguskan?" Anna tersenyum bangga. Setidaknya, dia yang tak pandai dalam bidang akademik, masih punya bakat lain dibidang akting. "Sekarang saatnya aku minta bayaran." Anna mengulurkan telapak tangannya kedepan Saga.

Saga mengerutkan kening menatap Anna. Perasaan tak ada perjanjian bayaran tadi. Kenapa ujung ujungnya kayak gini.

"Belikan aku ponsel, I phone 13." Anna sudah sangat gatal untuk membuka sosial media. Dia sungguh tersiksa beberapa hari ini karena tak pegang ponsel.

"Nanggung, kenapa gak sekalian minta lamborgini aja," cibir Saga.

"Aku gak minta gratis, tapi minta bayaran, minta balas budi karena udah bantu kamu menegakkan kepala didepan mantan. Kalau gak karena aku, kamu pasti udah oleng duluan tadi."

"Ck, bahasa kamu terlalu lebay."

Anna mendelik sebal sambil menarik kembali tangannya. Sepertinya, pria didepannya itu tak mungkin mau membelikannya ponsel.

"Ya udah pinjam ponsel kamu aja kalau gitu." Anna ingin menghubungi Evan. Memberi tahu cowok itu jika dia minggu depan dipaksa nikah. Dia tak mau Evan tahu dari orang lain dan berakhir salah paham.

Tanpa berfikir panjang, Saga mengambil ponsel disaku jas lalu memberikannya pada Anna.

"Aku ketoilet sebentar."

"Mau nangis ya???" ledek Anna sambil menahan tawa.

"Sotoy." Saga hendak pergi tapi Anna lebih dulu menahan pergelangan tangannya.

"Sandinya belum digantikan?"

Saga membuang nafas berat sambil melepaskan tangan Anna. "Coba aja dulu. Kalau gak bisa, coba masukin Anna jelek, pakai huruf kecil semua, kali aja bisa."

Saga pergi begitu saja, meninggalkan Anna yang masih bingung. Tak mau semakin bingung, dia segera memasukkan sandi yang hari itu dia ganti, nihil, ternyata salah. Walaupun jarinya terasa berat untuk mengetik, dia tetap mencoba menulis Anna jelek disana, dan ternyata.

"Saga sialan." Umpat Anna tertahan. Dia tak menyangka jika Saga benar benar menggunakan kata sandi itu.