NovelToon NovelToon
REKHA

REKHA

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Menyembunyikan Identitas / trauma masa lalu
Popularitas:14.4k
Nilai: 5
Nama Author: Xzava

Sepasang suami istri menitipkan anak perempuannya yang berusia 5 tahun di panti asuhan, karena tidak ingin repot-repot merawatnya setelah sang istri melahirkan bayi laki-laki, mereka beranggapan bahwa anak perempuan tidak dapat diandalkan.

Anak perempuan itu tumbuh menjadi anak yang pintar dan juga sangat keras kepala, tidak ada yang bisa menebak apa isi kepala anak perempuan ini, yang jelas hanya prinsipnya yaitu menghormati orang yang menghormati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Hari-hari ku berjalan seperti biasanya, rasanya sangat bosan karena hanya di kamar. Aku memutuskan untuk tidak part time lagi, walaupun waktu ku sebelum berangkat masih lama namun banyak hal yang harus aku persiapkan.

Seminggu setelah acara perpisahan, aku dan Haikal mulai mempersiapkan berkas yang nantinya akan kami kumpulkan di kampus, kami juga mengurus surat keterangan lulus karena memang ijazah kami belum keluar.

Hari ini aku akan ke sekolah untuk mengambil SKL sesuai dengan arah guru, saat sampai di sekolah, aku melihat beberapa anak seangkatanku yang sedang duduk di depan ruangan guru.

Setelah aku tanya ternyata mereka juga sedang mengurus surat keterangan lulus, karena aku sudah memintanya kemarin jadi hari ini aku hanya datang untuk mengambil punyaku.

Sambil menunggu Haikal, aku memutuskan ke kantin untuk makan, karena aku merindukan masakan ibu kantin. Aku makan banyak hari ini karena tidak tau kapan lagi aku bisa memakannya, tepat selesai aku makan Haikal menelponku untuk mengajak pulang.

Aku segera membayar makananku, dan bergegas ke parkiran.

Saat sampai di panti, ayah memanggil kami untuk membicarakan sesuatu.

"Ada apa yah?" tanya Haikal saat sudah masuk ke dalam ruangan kerja ayah.

"Duduk dulu, ayah mau bicara soal rumah." ucap ayah, kami pun duduk di depan meja ayah.

Ayah memperlihatkan layar komputernya, saat aku melihat ternyata itu adalah foto rumah.

"Ini rumah tunggal, kamarnya ada tiga perbulan 900 ratus ribu." ucap ayah sambil memperlihatkan rumah berwarna putih.

"Kemahalan yah." ucapku.

"Iya, tapi jaraknya dekat sama kampus kalian bisa jalan kaki." ucap ayah.

"Kalau ini, di perumahan sewanya 600 ribu perbulan, tapi agak jauh dari kampus kalian." jelas ayah sambil memperlihatkan beberapa foto terkait rumah itu.

"Seberapa jauh yah?" tanya Haikal.

"Setelah ayah cek sekitar 30 menit." ucap ayah.

"Jauh juga." ucap Haikal, "Ada lagi gak yah?"

"Ada, rumahnya tidak terlalu luas kamarnya cuma satu, perbulan 600 jaraknya lumayan dekat dengan kampus kalian." aku hanya manggut-manggut mendengar ucapan ayah sambil melihat foto-foto rumah di komputer ayah.

"Kalau ini berapa yah?" tanyaku saat melihat rumah yang tampak biasa saja dan belum memiliki kanopi.

"Ini mahal Rek, 700 padahal satu kawasan juga sama yang 600 tadi tapi memang disediakan kasur sama lemari." ucap ayah.

"Yang 600 gak ada disediakan yah?" tanyaku.

"Tidak ada, kosongan jadi kalian harus beli semuanya sendiri."

Aku menatap Haikal, karena aku bingung akan memilih yang mana.

"Aku tertarik sama 600 itu yang di perumahan, kalau dilihat-lihat dari foto semuanya sudah di bangun, dapur bagus sama bagian depannya sudah di perbaiki, ada taman kecilnya juga di belakang." ucapku ke Haikal.

"Itu juga bagus sih, untuk perabotan pelan-pelan aja belinya. Tapi jaraknya terlalu jauh, kita gak punya kendaraan. Kalau yang dekat kampus itu yah ada disediain apa?" tanya Haikal.

"Paling dekat sama kampus mu itu, yang 900 ribu dapatnya juga kosongan." jawab ayah.

"Jangan itu lah Kal, mahal banget terus kosongan juga mending yang di perumahan itu." ucapku ke Haikal.

"Aku juga tertarik sama yang di perumahan itu, ayah boleh minta nomor teleponnya, biar Haikal yang hubungin." ucap Haikal.

"Ini nomornya." ucap ayah sambil menyodorkan ponselnya.

"Coba tanya-tanya dulu Kal." ucap ayah.

"Ini listrik sama airnya beda lagi yah bayarannya?" tanyaku pada ayah.

"Iya itu beda lagi bayarnya, tanya-tanya aja dulu kalau cocok bisa bayar DP jangan di lunasi dulu ya perbulannya." ucap ayah.

"Iya yah, terima kasih ya sudah bantu carikan rumah." ayah mengangguk mendengar ucapan Haikal.

Setelah mengobrol sebentar, kami pun pamit karena ayah kedatangan tamu.

Aku dan Haikal ke gazebo yang ada di taman belakang, untuk membicarakan rumah yang akan kami sewa.

"Aku hubungin pemilih rumah ini sekarang?" aku pun menganggukkan kepalaku.

"Hubungin dah, aku ke dapur dulu mau ambil minuman." aku pun langsung berjalan ke dapur.

Awalnya aku hanya berniat untuk mengambil minuman, tapi karena lemari snack penuh aku pun mengambil satu bungkus.

Saat aku berjalan ke dekat Haikal, aku melihat ia sedang menelpon dengan seseorang.

"Siapa?" tanyaku tanpa mengeluarkan suara.

Ia hanya melihat ke arahku, dan tetap melanjutkan berbicara dengan ponselnya.

Setelah mendengar Haikal berbicara, disitulah aku tau bahwa ia sedang berbicara dengan pemilih rumah karena Haikal membicarakan soal sewa rumah.

Cukup lama Haikal berbicara, memastikan terkait sewa rumah, akhirnya Haikal sepakat dengan harga 600 ribu perbulan seperti harga awalnya namun akan disediakan 2 buah kasur dan lemari.

"Bagaimana?" tanyaku penasaran.

"600 perbulan, tapi nanti disediakan kasur Sam lemari, lumayan kan?" tanya Haikal.

"Woh bisa juga kamu nawar, bagus-bagus jadi pas sampe bisa istirahat dengan nyenyak." ucapku, Haikal pun mengangguk.

"Tapi kita harus bayar langsung 600." ucap Haikal.

"Gak apa-apa lah, transfer aja." ucapku, ia pun mengangguk dan segera mentransfer ke nomor rekening yang sudah di kirimkan oleh pemilik rumah.

"Nanti aku transfer 300."

"Oke, ini perbulan kita sediakan berapa?" tanya Haikal.

"Gak tau, aku belum bisa mastikan soalnya aku gak tau harga-harga disana berapa." ucapku.

"Kamu catat aja ya, aku gak ngerti kebutuhan dapur, kemungkinan kita bakalan gunakan uang pribadi dulu." ucap Haikal.

"Iya, pastinya kita pake uang pribadi dulu, uang bulanan dapatnya pas udah aktif kuliah."

"Eh tadi kamu ngomong kan kalau kita berdua yang tinggal di situ, ntar masalah lagi nanti." tanyaku ke Haikal.

"Sudah, mereka gak masalah soalnya udah aku jelaskan." aku pun mengangguk mendengar ucapan Haikal.

"Sudah kan, mau istirahat."

"Iya, aku juga mau istirahat." ucap Haikal, kami pun kembali ke kamar masing-masing.

Baru saja merebahkan badanku ke kasur, pintu kamarku di ketuk.

"Siapa?" tanyaku tanpa bangun dari kasur.

"Nia kak." ucap Nia dari luar.

"Masuk aja Ni, pintu gak di kunci." pintu kamarku terbuka dan Nia masuk bersama dengan Nita.

"Oh kalian kenapa?" tanyaku sambil bangun.

"Duduk sini." ucapku sambil menepuk-nepuk kasur.

"Begini kak?" ucap Nia sedikit ragu.

"Kenapa Nia? aku mau istirahat jadi cepat katakan."

"Nia takut kak kalau sendiri setiap malam, gak terbiasa soalnya jadi mau ajak Nita buat temani jadi keamanan." ucap Nia.

"Nita kamu kelas berapa? Aku lupa."

"Kelas 3 SMP kak." jawabnya.

"Berarti bentar lagi masuk SMA ya? Sudah ujian kan?"

"Sudah kan, tinggal tunggu perpisahan."

Aku pun mengangguk, "Oke boleh, tapi penanggung jawabnya tetap ke kamu ya Nia."

"Iya kak, terima kasih ya kak." ucapnya, mereka pun pamit keluar kamar setelah mendapatkan persetujuan dariku.

1
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
up lg Thor
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
sedih banget anak 5th dibegitukan 🥲
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
up Thor
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
Bagus
Yuyun Rohimah
lanjut thor
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!