Bad Girl Transmigrasi

Seorang pemuda yang  sedang duduk  sendirian di  rooftop sekolah,beberapa kali pemuda itu membuang nafas kasarnya,dia tidak tahu kenapa dia memilih ke sana dan berusaha menghindar dari teman², bukannya  dia takut,tapi firasatnya mengatakan jika ada sesuatu yang akan terjadi dalam waktu dekat.apa lagi ia mencurigai seseorang di antara temanya itu ada yang sedang berhianat,dan juga menyimpan rapat identitasnya,berapa kali ia mencoba untuk mencari tahu siapa orang tersebut.tetapi dia selalu gagal dan hal hasil laptop yang jadi korban karena orang tersebut mengrim virus yang kuat,hingga ia kewalahan dan tidak bisa mengatasinya,menurutnya orang itu bukan orang yang sembarangan.

"Hufhh...kalo gue jujur sama si bos,takutnya dia ngga percaya sama gue" batin pemuda itu yang menghela nafas panjang.

"Sekarang si bos,udh nurut bangat sama  nenek lampir itu".  " Makin jijik gue lihatnya".

 Pemuda itu terus mengoceh dalam hati,serta sorot mata yang terlihat datar,biasanya dia tidak akan seperti itu,sekarang dia lebih banyak memilih sendiri daripada ikut gabung terus dgn para sahabatnya.

    "Huffhhh.....turun aja lah,nanti si bos nyariin gue lagi"gumamnya pelan sambil menghela nafas kasarnya,lalu bangkit setelahnya bergegas pergi dari sana.

Dimana setelah pemuda itu pergi,seorang gadis cantik langsung keluar dari tempat persembunyiannya,gadis itu menatap punggung pemuda itu yang sudah mulai menghilang. Lalu gadis itu pun merebahkan tubunya di sofa yang ukuran lumayan besar.gadis tersebut yang tidak lain adalah ica, dia memilih untuk melipir ke sana,dan meninggalkan kdua temnnya.

"Hufhhhhhhh.....".  Ica yang membuang nafas panjang,karena dia merasa pusing dngn kejadian yang menimpanya.

Dia memandang ke depan dngn tatapan datarnya,serta pikiran yang berputar,tentang ingatan yang di berikan si pemilik tubuh.menurutnya ingatan itu belum sepenuh karena dia mendapatkan salah satu bukti,tapi bukti tersebut tidak bisa meratakan si pembunuh.

"Bukan satu atau dua yang ngebunuh Lo ca, banyak yang akan keseret,termasuk bokap Lo sendri bersama nyokap dan saudara tirinya lo" batinnya. "Entah itu benar atau tidak, karena yang gue dapat adanya begitu,dan salah satu  dari mereka sangat mencurigakan"lanjutnya yang kembali membuang nafas panjang.

"Regan dan afan adalah orang yang berbeda, mencurigakan sekali. Apa mungkin ada yang menghilangkan jejak afan?".  "Tapi siapa?"  Sambungnya yang terus bertanya² dalam hatinya.

  Lagi dan lagi gadis itu selalu menarik nafas panjang,serta memejamkan kedua matanya,guna untuk menenangkan pikirannya.setiap pulang sekolah dia selalu menyempatkan dirinya ke halte,untuk mencari bukti yang bisa dia gunakan,dan Dia selalu bertanya pada warga yang dekat di daerah sana,tapi warga trsebut seakan menutup rapat kasus tersebut,dan beberapa kali dia sempat mendatangi kantor polosi,untuk membuka kasus tersebut,tetapi polisi tidak mendengarkan nya sama sekali.  Aneh sekali bukan? Sepertinya polisi tersebut sudah di suap oleh seseorang. Dan hal itu pun membuat dirinya semakin pusing dan frustasi.

***

"Dari mana Lo?" Ujar Doni menatap sengit pada satria,yang baru saja bergabung dngn mereka.

Satria pun menatap semuanya dngn tatapan yang terlihat jahil.  "Coba Lo tebak? Gue habis dari Mana?" Shutnya dngn kedua alis yang di naikk turunkan.

"CK! Tinggal jawab aja susah.pake tebak² segala! Lo pikir keren apa!" Sewot Kenzo sambil berdecak malas.

"Pasti dari rooftop kan?" Timpal varo melayakang tatapan malsnya.

"100 buat Lo" ujar satria bertepuk tangan kecil.

"Berisik!" Sambar bintang yang terdengar dingin,yang membuat semuanya langsung diam dan tidak berani mntap padanya. yah pemuda satu tidak suka dngn keributan mau sereceh apa pun itu,karena pemuda itu sngt suka dngn kedamaian dan dia lebih dingin dari pada ketuanya.

Semntra Regan hanya diam dan tidak menghiraukan para anggotanya,karena dia lebih memilih menyuapi sang kekasih,siapa lagi kalo bukan jessi.menurutnya gadis itu lebih enak di pandang dari pada para curut yang slalu adu bacot,yang membuat kepalanya merasakan pusing.

Semntra di meja seberang sana yang tidak jauh dari geng demon,alim dan Wulan yang sendang asik dngn ponsel masing- masing,tapi alim sesekali melirik melalui ekor matanya ke arah Regan dkk,dan mencocokannya dngn foto yang ada di ponselnya.tidak ada yang berbeda dngn foto itu,semuanya sama persis,ia pun bepikr jika afan dan Regan adalah saudara kembar,tapi putra mengatakan jika mereka bukanlah saudar kembar tetapi adik Kaka yang seperti kembar identik,bagi siapa yang tidak mengenalnya maka mereka akan tertipu dan akan mengatakan jika kedua kedua pemuda itu adalah saudara kembar bagai pinang di belah dua.

"Anjing! Benar² sama,seperti kembar identik" batinya yang mengumpat.

  Pikiran nya pun berputar,jika yang ada disana adalah Regan,terus afan ada dimana. karena ia merasa curiga jika salah satu dari antara mereka yang membunuh sahabat cupunya yang sempat mempertaruhkan nyawa.

"Apa jangan² afan melarikan diri,dan si Regan brengsek yang menggntikan posisinya,agar dia tidak tertangkap! Agar seolah² bukan dia pelakunya, benar- benar licik Lo dan!"lanjtnya dalam hati,yang diam² mengepal kedua tangnnya.

Ica yang baru saja turun dari rooftop,tetapi langkah terhnti karena ada seorang pemuda yang menghalangi jalannya.dia pun hanya menampilkan wajah datarnya serta tatapan dingin yang di tujukan pada pemuda itu.

"Udah lama ngga ketemu" ujar pemuda itu tersenyum hangat.

Ica mengerditkan keningnya mencoba untuk mengingat siapa pemuda itu.  "Lo siapa?".

"Lo ngga kenal gue?".

"Ngga".

"Ternyata benar,apa yang di bilang bokap"btin pemuda itu dngn perasaan sedih.

"Seprtinya dia benar²ngga ingat gue sama sekali" lanjtnya yang menatap dalam pada manik mata gadis di depannya itu.

Ica menaikan sebelah alisnya,karena merasa aneh dngn tatapan dari pemuda itu. "Siapa lagi ini anak"batinya.

"Karena Lo ngga ingat gue siapa, kita kenalan lagi bisa ngga?" Sahut pemuda itu dngn lembut,dan dibalas anggukan kepala oleh Ica,menurutnya pemuda itu tidak berbahaya.

"Kenalin,gue althair demorai"ujarnya yang mengulurkan tangannya.

Beda dngn Ica yang hanya menganggukkan kepalanya, "Ica elmira Bintara" jawbanya terdengar dingin,ia pun tidak membals sambutan tangan dari pemuda itu.

Althair yang meresa malu, perlahan ia menarik tangannya, dan mencoba  tersenyum hangat,agar gadis itu tidak tahu jika dirinya tengah menahan rasa malu,tapi sialnya Ica lebih dulu merasakan itu.

"Kenapa wajahnya mirip sama seseorang ya? Tapi siapa?" Batin Ica.  "Ahk bodoh amatlah! Mirip monyet ke,gue ngga peduli!"

 "Minggir!" Ujarnya,karena dia tidak mau merasa pusing memikirkan siapa pemuda itu,lebih baik dirinya pergi dari sana.

Beda dngn althair yang terus memandang punggung gadis itu sampai benar² menghilang."kenapa gue merasa,Lo itu bukan orang yang sama,tapi orang yang berbeda" gumamnya,yang perlahan menarik nafas berat.

Jika kain bertnya² siapa pemuda tersebut,dia adalah ketua OSIS SMA DHARMA,pemuda itu tidak menampakkan dirinya selama 2 bulan lebih,karena dia perwakilan dari sekolah untuk mengikuti club basket dan juga club volly.dan pmuda itu pun tahu jika gadis cupu yang pernah menolong nya, mengalami kecelakaan.

Selama ini pemuda itu diam² memperhatikan apa yang di lakukan oleh gadis itu.menurutnyan gadis itu sangatlh lucu dan unik,walupun selalu berpakian nerd.

****

Ica yang yang baru saja sampai di kelas,tetapi keadaan di sana sangat sunyi,tidak ada satupun siswa selain dirinya. Sebentar ia melirik ke arah pintu dan Kembali mengamati raungan,dirinya pun memincingkan kedua matanya guna memperhatikan jika ada cctv tepat di sudut ruangan tersebut.diam² dirinya tersenyum miring tetapi terlihat sangat mengerikan.

"Hmmm...ada bagusnya gue retas itu cctv"gumamnya.lalu mengambil ponselnya dari dalam saku jaket,setelah ia mengerim pesan pada seseorang yang dia percayai untuk meretas cctv tersebut,karena dia merasa curiga jika di dalam ruangan tersebut ada seseorang yang menginginkan dirinya mati,tapi dia tidak tahu siapa orang tersebut.

"Dan gue akan mulai mencari bukti dari sini" batinnya menyeringai bak iblis,siapa saja yang melihatnya pasti akan merinding dan takut padanya.

"Bersenang- bersenanglah dulu, lalu perlahan² lo semua akan hancur seperti bom sekali tekan!" Gumamnya penuh penekanan serta sorot mata yang lebih tajam dan dingin.