Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1
Alisya, gadis cantik yang berumur 20th dengan pakaian pelayan nya nampak begitu semangat melakukan pekerjaan nya.
Dia hidup sebatang kara semenjak kedua orang tuanya meninggal karena sebuah kecelakaan
Setelah pulang dari kampusnya dia akan langsung bekerja paruh waktu di sebuah cafe untuk memenuhi biaya hidupnya sehari-hari.
Gadis cantik dengan rambut yang di kucir kuda itu berniat akan mengantarkan pesananya di ruang VIP yang ada di cafe tersebut.
Namun belum sempat mengetuk pintu dia samar samar mendengar suara seseorang yang begitu familiar di telinganya.
"Kau memang benar-benar bajingan sejati Rik, dengan teganya kau menjebak gadis miskin itu demi memenangkan taruhan yang kita buat ucap Irfan.
"Sungguh gadis itu begitu menggairahkan Fan, padahal aku memberikan dosis kecil obat perangsang pada minuman nya. Tapi permainannya begitu liar" ucap Erick sambil tertawa memenuhi ruangan itu.
"Kau begitu kejam Rik, aku jadi kasihan pada gadis miskin itu" sahut Andra. dia ikut dalam permainan itu, namun dia merasa bersalah sama gadis miskin itu.
"Cih, apa kau takut membayar kesalahanmu itu Ndra" cibir Erick.
"Bahkan aku tidak peduli jika harus kehilangan mobil sport ku, namun aku hanya kasihan dengan gadis miskin itu, bahkan dia tidak tahu apa-apa tapi kita jadikan korban " ucap Andra dengan tatapan sendu.
"Namun aku tidak menyesalinya Ndra, tubuhnya sungguh membuatku candu" sahut Erick degan muka santainya. Sambil tertawa kembali
"Berhenti Rik, taruhan kita hanya sekali, bukan malah terus dia kau jadikan budak s*x mu" ucap Irfan memperingati
"Lagian kalau misal gadis miskin itu hamil emang kau mau tanggung jawab Rik" tanya Andra menatap tajam Erick.
"Cih aku tidak sudi memiliki keturunan dari gadis miskin seperti dia, bahkan dalam mimpi pun aku tidak akan mau" jawab Erik mencemooh
"Kau sungguh tega Rik, hanya demi sebuah mobil kau berani merusak seorang gadis, padahal kau lebih dari kata mampu untuk membeli benda itu" ucap Andra. dia menyesal sudah ikut dalam permainan ini.
"Apa kau tidak tau Rik, bahwa dia hanya gadis yatim piatu yang hidup sebatang kara di dunia ini, apa kau tak kasihan dengannya" timpal Irfan.
"Aku tidak peduli dengan kehidupan dia, kalaupun hamil tinggal aku suruh aborsi atau tinggal aku kasih uang aja beres kan, dia cuma gadis miskin tidak akan bisa melawan kita" cibir Erik begitu merendahkan. Irfan sama Andra cuma bisa mendengus kesal sambil menggeleng gelengkan kepalanya dengan sikap temannya itu.
"Kita harap suatu saat nanti kau tidak akan menyesalinya Rik" ucap Andra dengan penuh peringatan.
Mereka terus berbincang tanpa menyadari ada sorang gadis rapuh yang mendengarkan obrolan nya.
Alisya balik ke belakang tidak jadi mengantarkan pesanan mereka.
"Mbak tolong ya gantikan aku untuk mengantarkan makanan ini ke ruang VIP" pinta Alisya dengan tatapan memohon.
"Kamu tak apa Sya" tanya rekan kerjanya yang bernama Dewi.
"Aku lagi tidak enak badan mbk, aku mau ijin pulang terlebih dahulu" jawab Alisya, dia tidak mau menceritakan aibnya ke orang lain, bagi dia akan memalukan jika orang lain tau aib kita.
"Ya sudah hati-hati di jalan" ucap Dewi sambil menepuk bahu Alisya. Dewi selalu baik dengan Alisya, dia selalu menjadi tempat keluh kesah Alisya.
"Makasih mbak" sahut Alisya, berlalu keluar meninggalkan cafe.
"Semoga kau baik-baik saja Sya" ucap Dewi dalam hati.
Alisya mengayuh sepedanya menuju kontrakannya yang tak jauh dari Cafe.
Sepanjang jalan dia menangis, hingga orang-orang bingung memandang Alisya.
"Maafkan Alisya Ma, sudah mengecewakan Mama sama Papa" ucap Alisya dalam hati. sambil terus mengayuh sepedanya.
Alisya tidak tahu harus cerita ke siapa, sedangkan dia tidak punya sanak saudara yang peduli dengannya.
Alisya butuh bahu buat bersandar dan sekedar untuk meringankan bebannya selama ini.
Sesampainya di Kontrakan Alisya langsung masuk, dan tubuhnya luruh sambil bersandar di pintu, Alisya nangis tersedu sedu, kenapa begitu banyak orang membencinya hanya karena dia miskin.
Apa salahnya dengan hidup miskin, toh dia tidak meminta dan merugikan orang lain.
Begitu tegakah seseorang merusaknya cuma alasan dia miskin.
"Alisya capek Tuhan" ucap Alisya sesenggukan, dia masih memeluk kedua lututnya dengan menangis tersedu sedu.
"Jemput Alisya Ma Pa, Alisya mau ikut kalian saja, di dunia ini banyak orang jahat sama Alisya" ucap Alisya.
Alisya membaringkan tubuhnya di kasur tipis yang berada di kamarnya.
Dia meringkuk dan masih terus menangis hingga sesenggukan.
Hingga akhirnya dia lelah dan kemudian dia terlelap.
Dalam tidur Alisya ada seorang perempuan paruh baya yang sedang duduk di sebelah pria paruh baya, sedangkan wanita paruh baya itu mengelus puncak kepala Alisya yang ada di pangkuannya.
"Anak mama kuat, Mama yakin suatu hari nanti kamu akan menemukan kebahagiaanmu Sayang, jangan menyerah Nak, Mama sama Papa akan terus di hati kamu, Mama akan selalu menemanimu, jadi Alisya tidak perlu takut Sayang" ucap wanita paruh baya itu.
Alisya yang merasakan usapan di kepalanya pun terbangun.
"Mama di sini, bawa Alisya ya Ma, Alisya takut mengahadapi semua ini sendirian" ucap Alisya menangis.
Pria paruh baya itu pun langsung memeluk putrinya.
"Anak papa tidak perlu takut, jadilah anak yang kuat, tidak boleh cengeng, biarin orang-orang menemukanmu, yang penting kamu tidak merugikan mereka, dan suatu hari nanti kamu harus buktikan ke mereka bahwa kamu bisa sukses tanpa mereka, selalu berdoa dan dekatkan dirimu ke Tuhan. Jika Alisya merindukan kami, lihatlah bintang- bintang di atas langit, Papa dan mama ada di antara bintang-bintang itu" ucap pria paruh baya itu sambil mengeratkan pelukannya pada anak semata wayangnya. Sang mama terus mengusap punggung putrinya.
Akhirnya mereka mengobrol, becanda dan bermain di sebuah taman, hingga waktunya tiba mereka untuk berpisah.
"Pulanglah nak, belum waktunya kau ikut dengan kami" ucap Mama. Mencoba melepaskan genggaman tangannya dengan Alisya.
"Tapi Alisya mau ikut Ma" rengek Alisya memohon dan tidak mau lepas dengan Mamanya.
Mama
Mama
Mama
Tak lama akhirnya Alisya terbangun dari tidurnya.
"Astagfirullah" ucap Alisya sambil mengusap mukanya dengan kedua tangannya.
Bersambung.
Cerita ini udah sempet Author Up tapi Author hapus, ini Author up lagi tapi ada revisi judul, dan beberapa alur cerita.
Happy reading guys🙏
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana