NovelToon NovelToon
Hati Seluas Samudera

Hati Seluas Samudera

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: nurilmi

Perjalanan hidup yang berliku-liku harus diterima dengan penuh keikhlasan. Sebagai seorang single parents yang memiliki seorang anak laki-laki itu tak mudah. Setelah kehilangan pekerjaan di salah satu perusahaan di ibukota.
Akankah berakhir dengan bahagia di perjalanan hidupku ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurilmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 17

Setelah beberapa menit aku dan Azzam selesai makan siang. Ku lirik Azzam sedang serius dengan ponselnya, sepertinya urusan kantor atau entah apa.

Drrrt drrrt drrrt

Vibrasi dari ponselku bergetar saat kulihat nama mbok Darmi yang menelepon ku,

"Hallo assalamu'alaikum, ada apa mbok Darmi", ucapku saat mendengar suara mbok Darmi menangis.

" Walaikumsalam mbak,Den Fahri kecelakaan mbak Sarah di dekat sekolah", ujar mbok Darmi masih terdengar tangisannya.

"Astagfirullah, coba mbok Darmi tenangkan diri dulu ya jangan menangis, sekarang Fahri di bawa ke rumah sakit mana aku akan ke sana sekarang", ucapku berusaha untuk tenang walaupun itu anakku sendiri,

Setelah menyebutkan nama rumah sakit di mana Fahri di bawa oleh si penabrak, aku langsung ingin bergegas pergi.

" Siapa yang kecelakaan Sarah?"tanya Azzam menatapku lekat.

"Anakku Fahri kecelakaan ditabrak pengendara motor,maaf aku harus segera pergi ke rumah sakit", ucapku tergesa-gesa tapi ditahan oleh Azzam.

" Aku akan mengantarmu ke rumah sakit, usahakan tenang jangan panik seperti itu", ujarnya menenangkan diriku.

Gimana mau enggak panik dan tenang sementara anakku terbaring di rumah sakit hanya di temani mbok Darmi yang di beritahu oleh temannya Fahri saat sama-sama pulang sekolah.

Satu jam kemudian aku telah sampai di rumah sakit yang di maksud mbok Darmi,aku jalan dengan tergesa menuju ke IGD diikuti oleh Azzam. Saat kulihat mbok Darmi duduk di ruang tunggu IGD ku langkahkan kakiku ke arah mbok Darmi.

"Mbok Darmi, bagaimana keadaan Fahri apa dokter yang menangani sudah selesai dengan tindakannya?" tanyaku mencari tahu kebenaran di matanya yang sembab setelah menangis.

"Den Fahri belum selesai di periksa oleh dokter mbak Sarah", kata mbok Darmi.

Aku terduduk diam menatap lantai rumah sakit. Azzam yang duduk di sampingku pun terdiam. Tiba-tiba ada seorang laki-laki berlutut di hadapanku.

" Bu maafkan saya yang telah tidak sengaja menabrak putra dari ibu, tolong jangan saya di bawa ke kantor polisi saya masih punya anak balita yang sedang sakit tadi terburu-buru pulang ingin membawa anak saya ke dokter terdekat", ujar seorang laki-laki yang berlutut di hadapanku.

Aku terkejut saat mendengar suara seorang balita yang sedang menangis di gendong oleh seorang wanita dan aku menengok ke arah sebelah mbok Darmi yang duduk tak jauh dari mbok Darmi dan aku duduk. Tanpa mengindahkan perkataan laki-laki yang berlutut di hadapanku, langsung aku berdiri dan mendekati wanita itu yang menggendong anaknya. Kupegang bagian dahinya suhunya panas sekali.

"Apa ini anak mbak dan mas-mas yang tadi berlutut di depan saya mbak", tanyaku kepada wanita tersebut.

" Iy-ya bu", ujarnya takut-takut,

"Serahkan balita ini pada saya mbak, saya akan membawa masuk ke ruang IGD untuk cepat ditangani", ucapku lembut.

Lalu wanita itu melihat ke arah suaminya untuk meminta persetujuan dari suaminya,

" Ta-tapi kami tidak punya uang untuk biaya rumah sakit bu", ujarnya kembali yang terdengar miris.

"Tenang saja soal biaya yang terpenting balita ini ditangani oleh dokter terlebih dahulu, ijinkan balita ini saya gendong bawa masuk ke dalam ruang IGD", ucapku seraya tersenyum tulus.

Balita tersebut aku gendong diikuti oleh ibu dari balita tersebut menuju ke ruangan IGD. Sementara Azzam mempersilahkan mas-mas yang tadi berlutut di hadapanku untuk duduk di kursi ruang tunggu.

Beberapa waktu balita tersebut sudah di tangani oleh dokter dan aku langsung menemui anakku Fahri yang ternyata hanya luka memar lecet juga ada sedikit mendapatkan jahitan di pelipis kepala. Alhamdulillah anakku Fahri tidak perlu di rawat di rumah sakit dan di perbolehkan pulang, hanya beberapa hari kemudian di cek untuk luka jahitannya. Akan tetapi balita yang aku gendong harus dirawat di rumah sakit dan aku yang menanggung biaya rawat inap rumah sakitnya. Sampai-sampai suami istri tersebut berlutut mengucapkan terimakasih dan meminta maaf atas kejadian ketidaksengajaan kecelakaan yang dialami oleh Fahri.

Kami bertiga pun pulang ke rumah diantar oleh Azzam yang ternyata dia menunggui kami semua sampai selesai. Aku jadi tak enak hati merepotkan seorang CEO yang pastinya akan selalu sibuk.

"Maaf ya mas Azzam,aku merepotkan waktu kerja mas Azzam yang pastinya banyak schedule dan masih menyempatkan waktu untuk mengantar kami bertiga pulang", ucapku lirih saat aku duduk di sampingnya yang sedang mengemudikan mobil.

" Tidak apa-apa Sarah", ucapnya datar.

Mbok Darmi yang duduk di bangku penumpang belakang hanya terdiam dan Fahri tertidur pulas yang kepalanya berada di pangkuan mbok Darmi.

Setengah jam kami sampai di rumah mama Galuh. Mbok Darmi turun dari mobil dan Fahri di gendong oleh Azzam menuju ke dalam kamarnya diikuti olehku.

"Aku langsung ke kantor lagi tidak bisa lama-lama disini", ujarnya kepadaku.

" Iya hati-hati di jalan", ucapku kepada Azzam seraya mengantarkan sampai pintu pagar rumah.

"Aku suka saat kamu memanggilku mas dan kata aku kamu", ucapnya berbisik pelan tersenyum saat sebelum dia menuju ke mobilnya.

Blus rona merah di kedua pipiku saat aku mendengar ucapannya juga senyumannya. Ada apa dengan diriku apa aku pantas untuk seorang Azzam yang notabenenya orang yang berkelas.

" Masuklah ke dalam rumah aku harus memastikan kamu masuk rumah terlebih dahulu sebelum aku pergi", ucapnya saat kaca mobilnya dibuka olehnya.

"Iya", ucapku mengangguk dan tersenyum.

Akupun menutup pintu pagar dan menggembok pintu pagar. Mengapa aku serasa jatuh cinta saat melihatnya tersenyum.

...****************...

Malam pun tiba aku dan anakku Fahri serta mbok Darmi sedang menonton televisi seraya aku menyuapi makan malam Fahri. Jika Fahri sakit pasti manjanya tidak mau jauh dariku.

" Fahri besok-besok kalau sudah masuk sekolah kamu nanti akan ibu atau mbok Darmi antar ya ke sekolah walaupun sekolah mu dekat dari rumah ya nak", ucapku pada Fahri.

"Aku sudah besar ibu tidak perlu diantar sekolahnya kan malu, sekolahan dekat dari rumah",ujarnya merajuk padaku.

Mbok Darmi tersenyum melihat Fahri dan aku menghela nafas saat Fahri berkata seperti itu.

" iya den Fahri diantar sekolah saja oleh mbok Darmi, mau ya den",ucap mbok Darmi seraya membujuknya.

"No no no mbok Darmi di rumah temani ibu membantu ibu saja membuat kue", ucap Fahri pada mbok Darmi.

" Ok tapi hati-hati saat menyeberang jalan ya nak, jangan ceroboh ", ujarku mengingatkan.

" Baik ibuku sayang, lagian kan yang salah om Farhan yang membawa motor ngebut gitu enggak hati-hati membawa tante Anii yang sedang memangku fitri", ucap Fahri membela diri.

Yang tidak sengaja menabrak Fahri nama suami istri tersebut adalah Farhan dan Ani istrinya.

"Oya besok ibu ke rumah sakit dulu ya untuk memberi persediaan susu untuk Fitri anak tante Ani dan om Farhan selama di rumah sakit", ucapku pada Fahri.

" Ok siap bu, di rumah kan ada mbok Darmi ", seru Fahri padaku.

Beberapa jam berlalu akupun menuju ke kamarku setelah memastikan kue yang besok aku titipkan ke toko langgananku. Rasanya lelah seharian ini dan akhirnya aku pun tertidur.

...****************...

Di sisi lain Azzam sulit tidur karena pertemuan yang membuat nya terkesan oleh seorang wanita bernama Sarah. Yang tak lain pernah bertemu saat di parkiran mall dan saat makan bubur ayam setelah ke CFD.

Ternyata hatinya sangat mulia sekali, anaknya yang kecelakaan ketabrak motor tapi justru Sarah yang banyak membantu si penabrak biaya pengobatan anak si penabrak tanpa meminta ganti rugi atas yang menimpa anaknya sendiri si Fahri.

Tok tok tok

" Azzam buka pintunya nak", suara mama Dewi lembut.

Azzam beranjak dari ranjang tidurnya menuju ke arah pintu saat mendengar ketukan pintu dan suara dari mamanya,

"Iya ma", ucap Azzam seraya membuka pintu kamar.

" Kamu belum tidur zam?"tanya mamanya

"Belum ma, pasti mama menemuiku ada sesuatu yang ingin di bicarakan", ucap Fahri menatap mamanya.

" Besok mama dan papa mau berangkat ke bandung pagi-pagi menengok adikmu katanya anaknya sedang sakit, pulang kerja jangan malam-malam ya zam", ucap mama Dewi.

"Baik ma", jawab Azzam

" Kapan kamu akan menikah zam, ingat usia kamu sudah 35 tahun", ujar mama Dewi

"Hilalnya belum terlihat ma", ujar Azzam sekenanya.

" Kamu sama mama bercanda terus,yang serius Azzam AL Fatih", ucap mama Dewi seraya menepuk bahu Azzam.

"Ini sudah serus ma", ujar Azzam tak mau kalah.

" Ya sudah kamu tidurlah sudah malam, besok kamu ke kantor mama dan papa tidak bisa menemanimu untuk sarapan pagi", ucap mama Dewi dan berlalu keluar kamar Azzam.

Selepas mama Dewi pergi, lantas Azzam mengunci pintu kamarnya dan beranjak untuk tidur.

1
Nụ cười nhạt nhòa
Update secepatnya thor! Kami sudah tidak sabar ingin tahu kelanjutannya!
ISIMPFORMITSUKI
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
Isabel Hernandez
Jangan berhenti menulis thor, karyamu bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!