NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Tuan Mafia

Istri Kontrak Tuan Mafia

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / Single Mom / Anak Genius / Tamat
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: medusa

lola adalah gadis cantik lugu yang dilamar untuk menjadi istri seorang ceo mafia yang terkenal tempramental dan kejam setelah ditinggal oleh sang kekasih....

bagaimana kisah lanjutan lola,yuk mampir dan baca🙏😇.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB~30²

...❣️❣️❣️...

...(Di mansion)...

...Setelah melihat mobil Mercedes hitam melesat masuk dalam perkarangan mansion yang luas, para pelayan langsung berhamburan, kalang kabut, seolah badai tak terduga baru saja menerjang. Mereka berlomba-lomba untuk berbaris rapi, menarik napas dalam, siap menyambut sosok angkuh Bastian....

...Namun, keterkejutan pahit segera melanda mereka; yang muncul dari balik pintu mobil, membiaskan cahaya senja, bukanlah Tuan Muda yang mereka kenal, melainkan sosok Lola dan putrinya, Joana....

"Selamat datang, Tu—" Suara-suara sambutan yang bersemangat itu tercekik di tenggorokan, luntur menjadi keheningan yang canggung.

...Mata mereka, yang tadinya penuh penghormatan, kini membelalak kaget, menatap tak percaya pada Lola yang tersenyum tipis dan Joana yang asyik bermain di gendongan Nyonya Amelia....

...Suasana hangat nan tak terduga menyelimuti lola dan nyonya Amelia yang tertawa ringan, kontras dengan para pelayan yang masih terpaku....

"Ah, kalian pasti sudah kenal dengan mantan menantuku ini, kan? Dan ini putrinya, Joana, cucu kesayanganku!" Ujar Nyonya Amelia dengan antusiasme meluap, seolah ingin menghapus jejak kecanggungan yang baru saja terjadi.

...Ia memperkenalkan Joana dengan bangga, dan dijawab dengan anggukan serempak, namun tetap ada gurat kebingungan di wajah para pelayan....

...Mereka pun berjalan masuk, Langkah Nyonya Amelia terasa ringan, seolah membawa suntikan kebahagiaan baru ke dalam mansion yang selama ini terasa dingin dan sunyi. Duduk sejenak di ruang tamu yang luas, sementara para pelayan yang lain segera bubar, bergegas menyiapkan makan malam dan kamar untuk Lola dan Joana. Setelah semua beres, seorang pelayan mendekat....

"Nyonya, permisi. Semuanya sudah siap," lapor pelayan itu dengan suara lembut, menundukkan kepala, seolah tak ingin mengganggu harmoni yang baru tercipta.

"Baik, terima kasih," sahut Nyonya Amelia, senyumnya tak lekang.

...Pelayan itu mengangguk, lalu berbalik dan pergi, meninggalkan ruang tamu yang kini terasa sedikit lebih hidup. Tak lama kemudian, Nyonya Amelia mengajak mereka makan, masih dengan Joana di gendongannya, melangkah menuju meja makan. Namun, Lola merasa tak enak hati, ia merasa beban rasa bersalah seolah menghimpit bahunya. Ia pun meminta agar diizinkan menggendong dan menyuapi Joana....

"Mama, biar aku saja yang beri makan Joana. Soalnya dia kadang suka rewel," bohong Lola, suaranya sedikit gugup, menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Wajahnya memerah, menahan malu atas kebohongannya.

"Mommy bohong! Joana tidak begitu, Joana selalu makan sendiri. Kata Kakek, anak pintar harus belajar makan sendiri!" Sela Joana dengan suara cadelnya, polos dan jujur, membuat suasana makin canggung sekaligus menggemaskan.

"Astaga... kenapa aku bisa melahirkan putri yang mulutnya tidak bisa dikontrol," batin Lola meracau, pipinya semakin memanas, ia ingin sekali bersembunyi.

"Pfftt... Maaf, sayang. Mama akan makan bersama cucu mama. Tidak apa-apa, lagian Mama juga pernah menjadi ibu," kekeh Nyonya Amelia, matanya berbinar geli melihat wajah Lola yang memerah. Kehangatan keibuan terasa jelas dalam suaranya.

...Lola menghela napas kasar, pasrah, lalu mulai makan. Joana tetap tak mau disuapi, ia memilih makan sendiri, mengikuti ajaran Tuan Frank. Melihat itu, Nyonya Amelia menjadi bangga sekaligus tak enak hati. Sebuah kesedihan samar menyelinap di benaknya....

"Maafkan kami, sayang. Gara-gara kami, kalian harus memaksa diri untuk menjadi dewasa di usia kalian yang masih begitu kecil," batin Nyonya Amelia, menatap lembut Joana yang sedang makan dengan lahap. Pandangannya dipenuhi penyesalan mendalam.

...Lola yang sudah menyelesaikan makan lebih dulu, pamit meninggalkan meja makan, seolah terburu-buru mencari pelarian. Ia menuju ke kamar, karena harus menelepon Matias untuk mencarikan apartemen untuk mereka tinggali sementara waktu....

...Setelah selesai, Lola pun melepaskan semua baju, langkahnya terasa ringan, ingin segera membuang semua beban, lalu berjalan masuk ke kamar mandi....

"Ahhh... leganya," desah Lola setelah masuk ke dalam bathup yang berisi air hangat dan essential oil. Uap hangat membelai kulitnya, seolah mencuci bersih segala kepenatan dan kecanggungan hari itu. Kedamaian sesaat menyelimuti.

*

*

*

...(Di sisi lain)...

...Ana jadi frustrasi. Waktu terasa melambat, menyiksa saat ia terus mengoceh, memuntahkan segala kerinduan dan amarahnya, namun tak sedikit pun ditanggapi oleh Bastian. Hawa dingin dan kebisuan mansion itu seolah menyerap seluruh energinya, membuatnya lelah sendiri. Akhirnya ia duduk terdiam, dikuasai rasa hampa....

...Padahal, ia sudah sangat merindukan sentuhan dan kehangatan Bastian, sentuhan yang sudah beberapa tahun tak ia dapatkan, kekosongan itu menganga lebar di hatinya....

"Huffff... aku mau keluar sebentar untuk meringankan pikiran. Aku bisa gila lama-lama di mansion dingin ini," gumam Ana, menghela napas panjang, suaranya bergetar menahan gejolak. Ia berdiri, membuka walk-in closet, dan bersiap, tekad untuk melarikan diri terpancar dari matanya.

...Setelah selesai, Ana menitipkan putranya, Fabian Rodrigues, kepada pelayan. Tanpa banyak bicara, ia langsung masuk ke dalam mobil, melesat pergi meninggalkan mansion yang terasa seperti penjara emas, menuju ke sebuah klub malam....

"Selamat datang, Nyonya," sambut security, membuka pintu klub malam yang gemerlap dan berisik, kontras dengan kesunyian mansion.

...Setelah pintu dibuka, Ana berjalan masuk, langkahnya pasti, lalu duduk di kursi bartender dan memesan minuman. Tak lama, Ana dihampiri seorang pria bertubuh kekar dan tinggi. Aroma maskulin dan aura berbahaya terpancar darinya, langsung berbisik di telinga Ana....

"Malam, sayang." Bisikan itu, disertai gigitan gemas di daun telinga Ana, menjalar seperti sengatan listrik, membangkitkan sensasi yang sudah lama ia rindukan.

...Ana yang sudah mengenal sosok pria itu, David, pun menutup mata, menikmati sentuhan yang memabukkan itu. Pria itu tersenyum smirk, senyum penuh janji dan bahaya, lalu merangkul pinggang langsing Ana dengan posesif, seolah menandai miliknya....

"Permisi, Nona, ini minuman Anda," ujar bartender, menyajikan segelas koktail. Suaranya terdengar samar di tengah hiruk pikuk musik dan tawa.

"Terima kasih," ucap Ana, mulai meneguk segelas koktail itu, cairan dingin membakar tenggorokannya, seolah membakar habis sisa keraguan.

"Ayo kita cari tempat, sayang," bisik pria itu lagi, suaranya serak dan menggoda.

...Ana berbalik dan menatap lekat wajah pria itu, matanya berbinar penuh hasrat. Lalu, ia mendekatkan tubuhnya ke arah pria itu, menatapnya dengan tatapan nakal yang menjanjikan. Tanpa basa-basi, tangan Ana langsung meremas celana depan pria itu, membuat pria itu meringis kesakitan sekaligus kenikmatan yang tak tertahankan....

"Tuan David, sepertinya sudah lama merindukanku?" Tanya Ana, menatap David dengan tatapan menggoda yang membakar.

"Tentu saja, sayang. Aku tahu kamu sedang membutuhkan kehangatan, dan malam ini aku akan memenuhi semuanya," jawab David, tangannya membelai paha mulus Ana, sentuhannya membangkitkan gelombang gairah.

"Sssss... kau sangat nakal, sayang, tapi aku suka," desis Ana, mendongak ke atas, menutup mata, membiarkan dirinya larut dalam belaian lembut dari David, gelombang kenikmatan menerpanya.

"Kau tahu, aku sangat merindukanmu, sayang. Tapi aku sedikit kecewa karena setelah aku membiarkanmu menikahi Bastian, kamu jadi melupakan aku," protes David, nada suaranya terselip kekecewaan, namun matanya masih penuh hasrat, meremas kuat salah satu "buah melon" Ana.

"Maaf, tapi semua itu kan rencanamu, sayang," jawab Ana, mengedipkan mata, senyumnya penuh kemenangan dan godaan, seolah mengakhiri percakapan itu dengan janji tak terucapkan.

JEDER.

(Bersambung)

1
Ibelmizzel
gapa seperti ini kecewa bacanya dak ada perjuangan Bastian utk Lola tiba2 Lola maafkn danembuka lembar baru dgn bastian
Ibelmizzel
heran deh ana yg berkelakuan kasar tak pernah disiksa sama Bastian dulunya mantan istrinya disiksany terus klu sempat lola kembali udh dak tau aku
Ibelmizzel
jualkan rumahny dan gunakan uangnya utk pergi jauh dan hidup damai dgn kedua anak kembarmu😭😡♥️
Ibelmizzel
lola JD perempuan terlalu lemah
budak jambi
knp harus balik kermh.pergi jauh lola jd wanita yg kuat jgn lemah gitu
Cheng Nyo
Luar biasa
Michelle Ardina
visuals gk nyangkut tor kirain bule knp jd korea
Michelle Ardina
saking asiknya baca mau maraton sampe lupa like
Denni Siahaan
seru ceritanya puas puas rasanya yang jahat dapat karmanya 🌹🌹🌹
Denni Siahaan
visual nya 👍
Denni Siahaan
rasain
Denni Siahaan
seharusnya pelayan yang merasa bos di pecat aja
Denni Siahaan
sabar Lola harus kuat jangan ada airmata sudah cukup sakit yang kamu rasakan
Denni Siahaan
dasar orang tua gak ngotak maen tampar aja
Nur Cahyani
Luar biasa
Nur Cahyani
prg aja lola aripada disiksa trs
Nur Cahyani
kemana kepala pelayan kok tiap disuruh krj g prn ada
simta dila
😭😭😭
simta dila
lah malah mikirin wanita lain
simta dila
seraaaam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!